Tahap Perancangan Pembelajaran
a) Nama program studi
tercantum dalam ijin pembukaan/pendirian/operasional program studi yang dikeluarkan oleh Kementerian.
b) Nama dan kode, semester, sks mata kuliah/modul
Harus sesuai dengan rancangan kurikulum yang dijalankan.
c) Nama dosen pengampu
Dapat diisi lebih dari satu orang bila pembelajaran dilakukan oleh suatu tim pengampu (Team teaching), atau kelas parallel.
d) Capaian pembelajaran lulusan yang dibebankan pada mata kuliah
CPL yang tertulis dalam RPS merupakan sejumlah capaian pembelajaran lulusan yang dibebankan pada mata kuliah ini, yang bisa terdiri dari unsur sikap, ketrampilan umum, ketrampilan khusus, dan pengetahuan. Rumusan capaian pembelajaran lulusan yang telah dirumuskan dalam dokumen kurikulum dapat dibebankan kepada beberapa mata kuliah, sehingga CPLyang dibebankan kepada suatu mata kuliah merupakan bagian dari usaha untuk memberi kemampuan yang mengarah pada pemenuhan CPL.
e) Kemampuan akhir yang direncanakan di setiap tahapan pembelajaran
Merupakan kemampuan tiap tahap pembelajaran yang diharapkan mampu berkontribusi pada pemenuhan CPLyang dibebankan, atau merupakan jabaran dari CP yang dirancang untuk pemenuhan sebagian dari CP lulusan.
f) Materi Pembelajaran
Adalah materi pembelajaran yang terkait dengan kemampuan akhir yang hendak dicapai. Deskripsi materi pembelajaran dapat disajikan secara lebih lengkap dalam sebuah buku ajar atau modul atau buku teks yang dapat Adalah materi pembelajaran yang terkait dengan kemampuan akhir yang hendak dicapai. Deskripsi materi pembelajaran dapat disajikan secara lebih lengkap dalam sebuah buku ajar atau modul atau buku teks yang dapat
g) Metode pembelajaran
Penetapan metode pembelajaran didasarkan pada keniscayaan bahwa kemampuan yang diharapkan telah ditetapkan dalam suatu tahap pembelajaran akan tercapai dengan metode/model pembelajaran yang dipilih. Metode / model pembelajaran bisa berupa: diskusi kelompok, simulasi, studi kasus, pembelajaran kolaboratif, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis masalah, atau metode pembelajaran lain yang dapat secara efektif memfasilitasi pemenuhan capaian pembelajaran lulusan. Setiap mata kuliah dapat menggunakan satu atau gabungan dari beberapa metode pembelajaran.
h) Waktu
Waktu merupakan takaran waktu sesuai dengan beban belajar mahasiswa dan menunjukan kapan suatu kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Waktu dalam satu semester yakni mulai minggu ke 1 sampai ke 16 (bisa 1/2/3/4 mingguan) dan waktu yang disediakan untuk mencapai kemampuan pada tiap tahap kegiatan pembelajaran. Penetapan lama waktu di setiap tahap pembelajaran didasarkan pada perkiraan bahwa dalam jangka waktu yang disediakan rata- rata mahasiswa dapat mencapai kemampuan yang telah ditetapkan melalui pengalaman belajar yang dirancang pada tahap pembelajaran tersebut.
i) Pengalaman belajar mahasiswa
Pengalaman belajar mahasiswa yang diwujudkan dalam deskripsi tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa selama satu semester, adalah bentuk kegiatan belajar mahasiswa yang dipilih agar mahasiswa mampu mencapai kemampuan yang diharapkan di setiap tahapan pembelajaran. Proses ini termasuk di dalamnya kegiatan asesmen proses dan hasil belajar mahasiswa.
j) Kriteria, indikator, dan bobot penilaian
Penilaian mencakup prinsip edukatif, otentik, objektif, akuntabel, dan transparan yang dilakukan secara terintegrasi. Kriteria menunjuk pada standar keberhasilan mahasiswa dalam sebuah tahapan pembelajaran, sedangkan indikator merupakan unsur-unsur yang menunjukkan kualitas kinerja mahasiswa. Bobot penilaian merupakan ukuran dalam prosen (%) yang menunjukkan prosentase keberhasilan satu tahap penilaianterhadap nilai keberhasilan keseluruhan dalam mata kuliah. RPS dapat disusun dalam bentuk tabel seperti contoh pada 8.
k) Daftar referensi
Berisi buku atau bentuk lain nya yang dapat digunakan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran mata kuliah.
Sedangkan format RPS dalam bentuk tabulasi, pada dasarnya dapat dikembangkan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perguruan tinggi masing-masing.
c) Contoh RPS
Berikut adalah contoh RPS mata kuliah Pembangkit Listrik Tenaga Alternatif (PLT Alt) dengan bobot 3 sks. Contoh tersebut lengkap untuk kegiatan belajar 2 minggu. Pada prinsip nya masing-masing perguruan tinggi dapat mengembangkan RPS nya dalam bentuk tabulasi yang berbeda, namun yang perlu diperhatikan adalah RPS tersebut harus mengandung minimal item-item sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi pasal 12 yang dijelaskan pada bagian b) di atas.
RPS (Rencana Pembelajaran Semester) Nama Mata Kuliah : Pembangkit Listrik Tenaga Alternatif (PLT Alt)
Kode MK
: Teknik Konversi Energi
Prodi
: D-III Konversi
Dosen Pengampu : S Paryanto
Capaian Pembelajaran Lulusan yang dibebankan :
1. Dapat menggunakan matematika terapan maupun pengetahuan yang sesuai dan prinsip rekayasa dalam membuat rancangan sederhana sistem pembangkit listrik menggunakan sumber energi alternative atau terbarukan.
2. Bertanggung jawab dan dapat melaksanakan kode etik profesi sebagai konsekwensi dari kemampuan menghasilkan rancangan dan pembuatan PLT Alternatif;
3. Mampu menggunakan perangkat dan peralatan maupun komponen power elektronik, peralatan konversi energi primer, sistem prime mover, control dan manajemen daya dan juga peralatan pendukung untuk membuat dan mengoperasikan PLT Alternatif.
Pendidikan Tinggi Vokasi | 27
4. Menguasai prinsip dan teknik perancangan rekayasa meliputi sumber-sumber energi terbarukan dan alternative, sifat dan karakteristik energi altenatif, parameter dan variabel keenergian, optimalisasi dan efesiensi sistem, pemilihan komponen sistem konversi energi, manajemen energi, dan dilengkapi dengan pemahaman aspek sosio ekonomi maupun lingkungan;
5. Menguasai prinsip survey ,pengujian, dokumentasi dan perhitungan, juga dapat melakukan simulasi menggunakan perangkat lunak ataupun tool bantu uji yang umum maupun yang terbaru dan menyajikannya dalam laporan atau dokumentasi yang konvergen (terbaca, padat informasi dan data, sekaligus bermakna);
Hasil Belajar Mata Kuliah Yang Diharapkan :
Mahasiswa memiliki kemampuan mengidentifikasi potensi energi terbarukan/ alternatif yang berpeluang untuk dikonversikan ke energi listrik dengan meninjau kemampuan produksi dan pengaruh terhadap lingkungan. Dalam melakukan perencanaan dan perancangan sistem konversi energi primer ke energi listrik, mahasiswa mampu memilih teknik/cara yang paling efesien dengan membuat perbandingan terhadap sistem setera yang telah ada. Mahasiswa juga dapat memilih komponen konversi yang paling sesuai/tepat berdasarkan perhitungan matematik yang didukung oleh rumus konversi energi yang telah terbukti. Mahasiswa juga mampu menjelaskan konsep teoritis dari PLT alternative secara umum maupun secara spesifik untuk setiap jenis sumber energi yang dipelajari. Penjelasan tersebut dapat disampaikan secara lisan dan juga tertulis dalam dokumen yang sistematis sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah.
Tabel RPS Kemampu
Bahan
Kriteria Penilaian dan
Mi Referen an Akhir
Kajian
Pengalaman
Indikator Kelulusan
ng
Bobo si Yang
t Diharapka Pembelaja
1 2 3 4 6 7 8 9 10 Memahami Potensi
Tatap muka dalam
3 x 50’ Menginternalisasi
Keaktifan
Kuantitatif 5% 1,2,3
1 sifat dan
energi
kelas:
menit pengetahuan
dalam kelas :
karakteristi alternatif
tentang sifat dan
khususnya
Pendidikan Tinggi Vokasi | 28 Pendidikan Tinggi Vokasi | 28
terbarukan berdiskusi
sumber energi
menyampai- bahasan
alternatif/t
x 60’ berdasarkan
3 pendapat
jawaban
dan dapat
pengetahuan awal
dengan informasi
potensi, sifat potensi,
sifat dan
serta
ilustrasi / contoh
karakteristik karakteristi
mengetahu
kasus, merangkum
3 x 60’ Menyempaikan
energi
k energi
i cara
poin penting dalam
mengoploit
peta
informasi, menit
alternatif.
alternatif
pendapat dan
yang dapat
memberikan
(C2,P3,A3)
diskusi;
disebutkan
jawaban relevan
secara
dalam diskusi.
Peran dan
secara aktif dalam
dalam
Variasi dan
Mencari informasi
diskusi kelompok
diskusi
keluasan
dari referensi yang
serta menghargai
mencakup
dari
berkaitan dengan
ragam pendapat
presentasi
referensi
bahan kajian untuk
lain dn
pengetahuan dalam
dalam kebenaran
pertanyaan.
an
mencapai hasil
ilmiah.
belajar(Tugas 1)
Kualitatif :
Pendidikan Tinggi Vokasi | 29
Mendapatkan cara
Relevansi
Kejelasan
efektif dalam
dan
dalam
mencari referensi
kebaruan
menyampa ikan
berkaitan dengan
dari
pendapat,
potensi energi
referensi/ba
bertanya,
alternatif baik local han yang
dan
atau nasional dan
diperoleh/di menjawab.
menjadi bahan
sebagai
kooperatif
diskusi yang
rujukan
dalam diskusi.
konvergen.
diskusi
Dan kebaruan
maupun Instrumen : relevansi
dipergunak an.
Kuantitatif karakteristi ik dan
2 Memahami Karaktersit Tatap muka dalam
3 x 50’ Menginternalisasi
Keaktifan
kelas:
menit pengetahuan
dalam kelas :
karakterisitik dan
method konversi
menyampai- dan
energi
terbarukan energi alternatif/
3 x 60’ terbarukan melalui
kan
jawaban
alternatif/t
erbarukan
Penugasan
menit model ataupun
pendapat
tentang
dan dapat
terstruktur:
contoh yang telah
ada maupun trend
Pendidikan Tinggi Vokasi | 30 Pendidikan Tinggi Vokasi | 30
diskusi kelompok
masa depan sesuai method
teknik dan
diagram
contoh kasus pada
informasi actual.
teknik dan
karakteristik k energi
yang telah ada saat Menyempaikan energi
pendapat dan
jawaban relevan
keuntungan n dan
(C2,P3,A3)
maupun untung dan
dalam diskusi.
a yang
secara aktif dalam
Mandiri :
disebutkan
diskusi kelompok
secara
serta menghargai
Peran dan
Memperoleh
ragam pendapat
keterlibatan tepat.
referensi untuk
lain dn
dalam
mendapat kan
meletakkannya
diskusi
informasi terbaru
dalam kebenaran
mencakup
Variasi dan
maupun yang telah
proven dari dasar
dan
dari
sistem energi
menjawab
referensi
alternatif/terbaruk
pertanyaan. yang
an (Tugas 1)
Mendapatkan cara
dipergunak
efektif dalam
an mencari referensi
berkaitan dengan
Relevansi
method, teknik dan dan
Pendidikan Tinggi Vokasi | 31 Pendidikan Tinggi Vokasi | 31
dari
Kejelasan
alternatif baik local referensi/ba dalam atau nasional dan
han yang
menyampa ikan
merangkum
diperoleh/di
pendapat,
menjadi bahan
ergunakan
bertanya,
diskusi yang
Interaksi kooperatif dalam diskusi.
Instrumen : Dan kebaruan
relevansi referensi yang dipergunak an.
Potensi
Hanya contoh…….
Hanya contoh……. Hanya
dan
contoh…….
ragam/jeni s konversi
Pendidikan Tinggi Vokasi | 32
2. Proses pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Ilustrasi skematik pembelajaran ditunjukan pada gambar II-2. Prinsip pembelajaran berpusat pada mahasiswa dengan karakteristik proses pembelajaran: interaktif, holistik, integratif, saintifik, kontekstual, tematik, efektif, dan berpusat pada mahasiswa.
Tabel 2. Karakteristik Proses Pembelajaran
No Karakteristik Pengertian nya
1 Interaktif capaian pembelajaran lulusan diraih dengan mengutamakan proses interaksi dua arah antara mahasiswa dan dosen.
2 Holistic proses pembelajaran mendorong terbentuknya pola pikir yang komprehensif dan luas dengan menginternalisasi keunggulan dan kearifan lokal maupun nasional.
3 Integrative capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang terintegrasi untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan secara keseluruhan dalam satu kesatuan program melalui pendekatan antardisiplin dan multidisiplin.
4 Saintifik capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang mengutamakan pendekatan ilmiah sehingga tercipta lingkungan akademik yang berdasarkan sistem nilai, norma, dan kaidah ilmu pengetahuan serta menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan kebangsaan.
5 Kontekstual capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang disesuaikan dengan tuntutan kemampuan menyelesaikan masalah dalam ranah keahliannya.
6 Tematik capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik keilmuan program studi dan dikaitkan dengan permasalahan nyata melalui pendekatan transdisiplin.
7 Efektif capaian pembelajaran lulusan diraih secara berhasil guna dengan mementingkan internalisasi materi 7 Efektif capaian pembelajaran lulusan diraih secara berhasil guna dengan mementingkan internalisasi materi
8 Kolaboratif capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran bersama yang melibatkan interaksi antar individu pembelajar untuk menghasilkan kapitalisasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
9 Berpusat pada capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses mahasiswa
pembelajaran yang mengutamakan pengembangan kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan.
Gambar II-2. Skematik Pengertian Pembelajaran Mahasiswa
Proses pembelajaran mahasiswa wajib menggunakan metode pembelajaran yang efektif, oleh sebab itu pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan capaian pembelajaran yang telah ditetapkan dan karakteristik masing-masing mata kuliah. Beberapa metode pembelajaran yang dapat dipilih adalah: diskusi kelompok, simulasi, studi kasus, pembelajaran kolaboratif, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis masalah, atau metode pembelajaran lain. Proses pembelajaran pada tiap mata kuliah dapat menggunakan satu atau lebih metode pembelajaran yang sesuai secara efektif dapat memfasilitasi pemenuhan capaian pembelajaran lulusan, sedangkan bentuk pembelajaran dapat berupa: kuliah, responsi dan tutorial, seminar, dan praktikum, praktik studio, praktik bengkel, atau praktik lapangan. Pada program pendidikan diploma empat, Proses pembelajaran mahasiswa wajib menggunakan metode pembelajaran yang efektif, oleh sebab itu pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan capaian pembelajaran yang telah ditetapkan dan karakteristik masing-masing mata kuliah. Beberapa metode pembelajaran yang dapat dipilih adalah: diskusi kelompok, simulasi, studi kasus, pembelajaran kolaboratif, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis masalah, atau metode pembelajaran lain. Proses pembelajaran pada tiap mata kuliah dapat menggunakan satu atau lebih metode pembelajaran yang sesuai secara efektif dapat memfasilitasi pemenuhan capaian pembelajaran lulusan, sedangkan bentuk pembelajaran dapat berupa: kuliah, responsi dan tutorial, seminar, dan praktikum, praktik studio, praktik bengkel, atau praktik lapangan. Pada program pendidikan diploma empat,
Ketentuan dalam pelaksanaan pembelajaran, diantaranya:
1) Beban belajar mahasiswa dinyatakan dalam besaran sks.
2) Semester merupakan satuan waktu proses pembelajaran efektif selama paling sedikit 16 (enam belas) minggu, termasuk ujian tengah semester dan ujian akhir semester.
3) Satu tahun akademik terdiri atas 2 (dua) semester dan perguruan tinggi dapat menyelenggarakan semester antara.
4) Semester antara sebagaimana dimaksud diselenggarakan: • selama paling sedikit 8 (delapan) minggu;
• beban belajar mahasiswa paling banyak 9 (sembilan) sks; • sesuai beban belajar mahasiswa untuk memenuhi capaian pembelajaran
yang telah ditetapkan.
5) Apabila semester antara diselenggarakan dalam bentuk perkuliahan, tatap muka paling sedikit 16 (enam belas) kali termasuk ujian tengah semester antara dan ujian akhir semester antara.
Dimulai dari sini
3. Ragam pembelajaran pada pendidikan tinggi vokasi
Paradigma pembelajaran telah bergeser dari pembelajaran berpusat pada dosen ke pembelajaran berpusat pada peserta didik. Pergeseran tersebut menyentuh semua aspek pembelajaran, yang mencakup beberapa segi berikut: pengetahuan, peserta didik, tujuan pendidik, hubungan, konteks, asumsi tentang pembelajaran, cara mendapatkan pengetahuan, epistemologi, dan iklim. Dalam paradigma lama, pengetahuan ditransfer dari dosen ke peserta didik, yang diperlakukan sebagai tabung kosong yang perlu diisi pengetahuan tersebut. Pendidik mengisi tabung tersebut dengan menuangkan pengetahuan yang dimilikinya. Jadi, peserta didik sangat tergantung pada pendidiknya. Kemudian, dari hasil transfer pengetahuan tersebut, pendidik manggolongkan dan memilah peserta didik.
Dalam pembelajaran pendidik membangun hubungan formal atau nirpribadi dengan peserta didik dan juga mendorong peserta didik untuk membangun hubungan nirpribadi di antara mereka dalam konteks yang kompetitif dan individualistik. Pembelajaran sendiri diasumsikan dapat dilakukan oleh setiap ahli. Artinya, siapapun bisa mengajar asal memiliki keahlian meski tanpa pendidikan dan pelatihan kedosenan. Kemudian, pengetahuan diperoleh melalui penerapan logika- ilmiah dengan postur reduksionis dari segi epistomologi , terbatas pada hal-hal yang dapat ditangkap oleh indra kita sehingga terukur , dan pengetahuan tersebut dipelajari lewat hafalan. Iklim pembelajaran dibangun dengan menekankan ketaatan dan keseragaman budaya. Semua ini bergeser menjadi paradigma di mana peserta didik menjadi tumpuan perhatian. Pengetahuan tidak lagi ditransfer ke otak Dalam pembelajaran pendidik membangun hubungan formal atau nirpribadi dengan peserta didik dan juga mendorong peserta didik untuk membangun hubungan nirpribadi di antara mereka dalam konteks yang kompetitif dan individualistik. Pembelajaran sendiri diasumsikan dapat dilakukan oleh setiap ahli. Artinya, siapapun bisa mengajar asal memiliki keahlian meski tanpa pendidikan dan pelatihan kedosenan. Kemudian, pengetahuan diperoleh melalui penerapan logika- ilmiah dengan postur reduksionis dari segi epistomologi , terbatas pada hal-hal yang dapat ditangkap oleh indra kita sehingga terukur , dan pengetahuan tersebut dipelajari lewat hafalan. Iklim pembelajaran dibangun dengan menekankan ketaatan dan keseragaman budaya. Semua ini bergeser menjadi paradigma di mana peserta didik menjadi tumpuan perhatian. Pengetahuan tidak lagi ditransfer ke otak
Strategi belajar dianggap lebih penting daripada strategi mengajar dan peserta didik dilatih menggunakan strategi belajar agar dapat mandiri dalam meningkatkan keberhasilan belajarnya. Pendidik mengembangkan kompetensi dan bakat peserta didik yang berbeda-beda. Ini semua dilakukan dalam hubungan transaksional pribadi antara pendidik dan peserta didik. Hubungan tersebut memungkinkan terjadinya negosiasi antara pendidik/dosen dan peserta didik/pembelajar dalam hal-hal penting yang menyangkut pembelajarannya. Selaras dengan semua ini konteksyang tumbuh subur adalah konteks pembelajaran kooperatif dan kolaboratif dan pembelajaran tim kooperatif dan kolaboratif baik di antara peserta didik maunpun di antara para pendidik dan administrator. Dengan kepedulian pada kemandirian peserta didik dalam mengembangkan kemampuan dan bakatnya yang berbeda-beda, pembelajaran dipandang sebagai pekerjaan yang kompleks dan oleh sebab itu untuk menjadi pendidik, seseorang memerlukan pendidikan dan pelatihan kependidikan/kedosenan yang memadai. Pengetahuan diperoleh melalui naratif dengan epistemologi kostruktivis, yaitu peserta didik secara aktif mengonstruksi atau membangun pengetahuan dengan mengaitkan berbagai femomena yang diamati dan dialami dalam konteks keberagaman, penghargaan pribadi, kemajemukan budaya dan kebersamaan (Johnson & Smith, 1991).
Paradigma lama dilandasi asumsi John Locke bahwa pikiran peserta didik yang belum terlatih sama dengan kertas kosong yang menunggu dosen untuk menulisinya. Belajar termasuk memanfaatkan teknologi yang tersedia, baik berfungsi sebagai sumber informasi pembelajaran maupun sebagai alat untuk memberdayakan mahasiswa dalam mencapai keterampilan utuh (intelektual, emosional, dan psikomotor) yang dibutuhkan.SCL diperlukan dengan alasan sebagai berikut:
Karena konsekuensi penerapan Kurikulum Pendidikan Tinggi yang mengikuti standar nasional pendidikan tinggi dan KKNI.
Untuk mengantisipasi dan mengakomodasi perubahan dalam bidang sosial, politik, ekonomi, teknologi dan lingkungan, yang menyebabkan informasi dalam buku teks lebih cepat kadaluarsa.
Di masa mendatang, dunia kerja membutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan berkemampuan tinggi, yang mampu bekerja sama dalam tim, memiliki
kemampuan memecahkan masalah secara efektif, mampu memproses dan memanfaatkan informasi, serta mampu memanfaatkan teknologi secara efektif dalam pasar global, dalam rangka meningkatkan produktivitas. Oleh sebab itu, proses pembelajaran harus difokuskan pada pemberdayaan dan peningkatan kemampuan mahasiswa dalam berbagai aspek ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Mahasiswa sebagai subyek pembelajaran, yang perlu diarahkan untuk belajar secara aktif membangun pengetahuan dan keterampilannya dengan cara bekerjasama dan berkolaborasi dengan berbagai pihak terkait.
Hal-hal yang mendukung : rumusan SCL jelas, mengikuti matrik dimensi pengetahuan dan dimensi proses
pembelajaran sehinga mudah dimengerti dan asses hasilnya; pembelajaran responsif terhadap cara belajar, minat, dan motivasi mahasiswa; penumbuhan sifat sosial dan berkehidupan masyarakat;
pembelajaran bersifat kontekstual pembelajaran yang menyenangkan pemberian umpan balik yang bermakna dan tepat waktu bagi mahasiswa.
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan agar pembelajaran menjadi aktif, kreatif, dinamis, dialogis dan efektif pada model pembelajaran SCL adalah: Memahami tujuan dan fungsi belajar di mana seorang dosen perlu memahami
konsep-konsep mendasar dan cara belajar sesuai dengan pengalaman mahasiswa serta memusatkan pembelajaran pada mahasiswa.
Mengenal mahasiswa sebagai individu beserta perbedaan kemampuannya, untuk menentukan berbagai metode dan strategi untuk mendorong kreativitas. Menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang serta memanfaatkan organisasi kelas agar mahasiswa dapat saling membantu dalam melakukan
tugas belajar tertentu. Mengembangkan kreativitas dan kemampuan berfikir kritis dan pemecahan
masalah Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar serta memberikan muatan
nilai, etika, estetika, dan logika. Memberikan umpan balik yang baik untuk mendorong kegiatan belajar. Menyediakan pengalaman belajar yang beragam.
Perbedaan-perbedaan antara pembelajaran berpusat pada dosen (TCL) dan pembelajaran berpusat pada pembelajar (SCL) dapat dilihat pada tabel di bawah.
TCL (Teacher Centered Learning) SCL (Student Centered Learning)
A Pengetahuan ditransfer dari dosen Mahasiswa secara aktif ke mahasiswa
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajarinya
B Mahasiswa menerima pengetahuan Mahasiswa secara aktif terlibat di secara pasif
dalam mengelola pengetahuan
C Lebih menekankan pada Tidak hanya menekankan pada penguasaan materi
penguasaan materi tetapi juga dalam mengembangkan karakter mahasiswa (life-long learning)
D Biasanya memanfaatkan media Memanfaatkan banyak media tunggal
(multimedia)
E Fungsi dosen atau dosen sebagai Fungsi dosen sebagai fasilitator dan pemberi informasi utama dan
evaluasi dilakukan bersama dengan evaluator
mahasiswa.
F Proses pembelajaran dan penilaian Proses pembelajaran dan penilaian dilakukan secara terpisah
dilakukan saling berkesinambungan dan terintegrasi
G Menekankan pada jawaban yang Penekanan pada proses benar saja
pengembangan pengetahuan. Kesalahan dinilai dapat menjadi salah satu sumber belajar.
H Sesuai untuk mengembangkan ilmu Sesuai untuk pengembangan ilmu dalam satu disiplin saja
dengan cara pendekatan interdisipliner
I Iklim belajar lebih individualis dan Iklim yang dikembangkan lebih kompetitif
bersifat kolaboratif, suportif dan kooperatif
J Hanya mahasiswa yang dianggap Mahasiswa dan dosen belajar melakukan proses pembelajaran
bersama di dalam mengembangkan pengetahuan, konsep dan keterampilan.
K Perkuliahan merupakan bagain Mahasiswa dapat belajar tidak terbesar dalam proses
hanya dari perkuliahan saja tetapi pembelajaran
dapat menggunakan berbagai cara dan kegiatan
L Penekanan pada tuntasnya materi Penekanan pada pencapaian pembelajaran
kompetensi peserta didik dan bukan tuntasnya materi.
M Penekanan pada bagaimana cara Penekanan pada bagaimana cara dosen melakukan pembelajaran
mahasiswa dapat belajar dengan menggunakan berbagai bahan pelajaran, metode interdisipliner, penekanan pada problem based learning dan skill competency.
Terdapat beragam metode pembelajaran untuk SCL, di antaranya adalah:
i. Small Group Discussion i. Small Group Discussion
iii. Case Study iv. Discovery Learning (DL)
v. Self-Directed Learning (SDL) vi. Cooperative Learning (CL) vii. Collaborative Learning (CbL) viii. Contextual Instruction (CI) ix. Project Based Learning (PjBL) x. Problem Based Learning and Inquiry (PBL)
Karakteristik Pendidikan Tinggi Vokasi Keterangan
Pendidikan Vokasi
Profil lulusan Profil berorientasi pada profesi dan dunia kerja
Capaian Pembelajaran Sikap
Profesional Terstandar
Pengetahuan
Praktis
Keterampilan Khusus Lebih ditekankan pada kebutuhan dunia kerja
Keterampilan Umum Tanggungjawab terhadap lingkup kerja dan mengikuti 39tandard an prosedur yang baku
Struktur Kurikulum Serial (didasarkan pada bahan kajian prasyarat dan urutan pencapaian kemampuan)
Metode Pembelajaran
1. Small Group Discussion
1. Relevan
2. Role-Play & Simulation
2. Sangat Relevan
3. Case Study
3. Sangat Relevan
4. Discovery Learning (DL)
4. Relevan
5. Self-Directed Learning
5. Relevan
6. Cooperative Learning (CL)
6. Sangat Relevan
7. Collaborative Learning
7. Sangat Relevan
8. Contextual Instruction (CI)
8. Sangat Relevan
9. Project Based Learning
9. Sangat Relevan
10. Problem Based Learning and Inquiry
10. Sangat Relevan
Media Pembelajaran Memerlukan alat peraga yang dapat mensimulasikan kondisi riil kerja
SDM (Dosen & Tenaga Kependidikan) Memiliki keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan industriserta profesi
Penelitian Terapan dan Inovasi Sarana-prasarana
Dibutuhkan lab/bengkel/studio yang menunjang pencapaian kompetensi kerja
Contoh ragam pembelajaran lebih mendalam diuraikan dan dikaji dalam Buku Pedoman Teknologi Pembelajaran Pendidikan Vokasi.
4. Penilaian dan Evaluasi pembelajaran
Proses pembelajaran dan hasil belajar mahasiswa perlu dilakukan penilaian dan evaluasi dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan. Penilaian dan evaluasi dalam pembelajaran harus memiliki prinsip edukatif, otentik, objektif, akuntabel, dan transparan yang dilakukan secara terintegrasi.
Penilaian atau asesmen adalah proses mengindentifikasi, mengumpulkan, dan mempersiapkan data dan informasi yang bertujuan untuk mengevaluasi capaian hasil belajar mahasiswa dan pencapaian tujuan program pendidikan.
Evaluasi pembelajaran adalah proses menginterpretasi atau menafsirkan data beserta bukti-bukti nya dari hasil proses penilaian. Evaluasi pembelajaran digunakan untuk mengetahui sejauh mana mahasiswa telah mencapai capaian pembelajaran nya. Hasil evaluasi digunakan untuk memutuskan tidak lanjut dari capaian pembelajaran mahasiswa.
Beberapa perbedaan penting antara penilaian dan evaluasi dapat digambarkan pada table sebagai berikut:
Tabel 3. Perbedaan antara Penilaian dan Evaluasi
Evaluasi Waktu
Dimensi
Penilaian
Dalam proses
Akhir proses
Fokus pengukuran
Berorientasi pada proses
Berorientasi pada hasil
Standar pengukuran
Absolut (individu)
Membandingkan
Temuan & kegunaan
diagnostik
memustukan
Modifiability kreteria,
Fleksibel
tetap
langkah-langkah Hubungan antara penilai
Reflektif
menentukan
dan yg dinilai
a) Pengertian Penilaian Pembelajaran
Penilaian atau asesmen adalah proses mengindentifikasi, mengumpulkan, dan mempersiapkan data dan informasi yang bertujuan untuk mengevaluasi capaian hasil belajar mahasiswa dan pencapaian tujuan program pendidikan (Arends, 2008; ABET Board of Directors, 20015). Bentuk penilaian secara formal dapat berupa tugas, tes tulis, tes lisan, kuis, ujian tengah semester, ujian kahir semester, laporan kegiatan praktek, dan bentuk tes lainnya yang dapat menghasilkan informasi yang menggambarkan pencapaian kinerja belajar mahasiswa.
Penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa mencakup prinsip penilaian; teknik dan instrumen penilaian; mekanisme dan prosedur penilaian; pelaksanaan penilaian; pelaporan penilaian; dan kelulusan mahasiswa.
1) Prinsip Penilaian
Tabel 4. Prinsip Penilaian Prinsip
No Pengertian
Penilaian
1 Edukatif
merupakan penilaian yang memotivasi mahasiswa agar mampu:
a. memperbaiki perencanaan dan cara
belajar; dan
b. meraih capaian pembelajaran lulusan.
2 Otentik
merupakan penilaian yang berorientasi pada proses belajar yang berkesinambungan dan hasil belajar yang mencerminkan kemampuan mahasiswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
3 Objektif
merupakan penilaian yang didasarkan pada stándar yang disepakati antara dosen dan mahasiswa serta bebas dari pengaruh subjektivitas penilai dan yang dinilai.
4 Akuntabel
merupakan penilaian yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan kriteria yang jelas, disepakati pada awal kuliah, dan dipahami oleh mahasiswa.
Prinsip
No Pengertian
Penilaian
5 Transparan
merupakan penilaian yang prosedur dan hasil penilaiannya dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan.
2) Teknik dan Instrumen Penilaian
a) Teknik Penilaian Tabel 5. Teknik dan Instrumen Penilaian
Instrumen Sikap
1. Rubrik untuk
Ketrampilan
penilaian proses
Umum
observasi,
dan / atau
2. Portofolio atau karya desain untuk
Ketrampilan
partisipasi, unjuk
Khusus
kerja, tes tertulis, tes
penilaian hasil
Penguasaan
lisan, dan angket
Pengetahuan
Hasil akhir penilaian merupakan integrasi antara berbagai teknik dan instrumen penilaian yang digunakan.
Penilaian capaian pembelajaran dilakukan pada ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan secara rinci dijelaskan sebagai berikut:
Penilaian ranah sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian antar mahasiswa (mahasiswa menilai kinerja rekannya dalam satu bidang atau kelompok), dan penilaian aspek pribadi yang
menekankan pada aspek beriman, berakhlak mulia, percaya diri, disiplin dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan peradabannya.
Penilaian ranah pengetahuan melalui berbagai bentuk tes tulis dan tes lisan yang secara teknis dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung maksudnya dalah dosen
dan mahasiswa bertemu secara tatap muka saat penilaian, misalnya saat seminar, ujian skripsi, tesis dan disertasi. Sedangkan secara tidak langsung, misalnya menggunakan lembar-lembar soal ujian tulis.
Penilaian ranah keterampilan melalui penilaian kinerja yang dapat diselenggarakan melalui praktikum, praktek, simulasi, praktek lapangan, dll. yang memungkinkan mahasiswa untuk dapat meningkatkan kemampuan ketrampilannya.
b) Instrumen Penilaian
b.1. Rubrik
Rubrik merupakan panduan penilaian yang menggambarkan kriteria yang diinginkan dalam menilai atau memberi tingkatan dari hasil kinerja belajar mahasiswa. Rubrik terdiri dari dimensi yang dinilai dan kreteria kemampuan hasil belajar mahasiswa ataupun indikator capaian belajar mahasiswa. Pada buku panduan ini dijelaskan tentang rubrik deskriptif, rubrik holistik dan rubrik sekala presepsi.
Tujuan penilaian menggunakan rubrik adalah memperjelas dimensi dan tingkatan penilaian dari capaian pembelajaran mahasiswa. Selain itu rubrik diharapkan dapat menjadi pendorong atau motivator bagi mahasiswa untuk mencapai capaian pembelajarannya.
Rubrik dapat bersifat menyeluruh atau berlaku umum dan dapat juga bersifat khusus atau hanya berlaku untuk suatu topik tertentu. Rubrik yang bersifat menyeluruh dapat disajikan dalam bentuk holistic rubric.
Ada 3 macam rubrik yang disajikan sebagai contoh pada buku ini, yakni: (1). Rubrik holistik adalah pedoman untuk menilai berdasarkan kesan
keseluruhan atau kombinasi semua kriteria. (2). Rubrik deskriptif memiliki tingkatan kriteria penilaian yang dideskripsikan dan diberikan skala penilaian atau skor penilaian. (3). Rubrik skala persepsi memiliki tingkatan kreteria penilian yang tidak dideskripsikan namun tetap diberikan skala penilaian atau skor penilaian.
Tabel 6. Contoh Rubrik Holistik
GRADE
SKOR
INDIKATOR KINERJA
Sangat Rancangan yang disajikan tidak teratur dan
kurang tidak menyelesaikan permasalahan Rancangan yang disajikan teratur namun
Kurang
kurang menyelesaikan permasalahan Rancangan yang disajikan tersistematis,
Cukup
41 – 60 menyelesaikan masalah, namun kurang dapat
diimplementasikan Rancangan yang disajikan sistematis,
Baik
61- 80 menyelesaikan masalah, dapat diimplementasikan, kurang inovatif
Rancangan yang disajikan sistematis, Sangat
menyelesaikan masalah, dapat Baik diimplementasikan dan inovatif
Tabel 7. Contoh Rubrik Deskriptif untuk Penilaian Presentasi
Makalah SKALA
Sangat Sangat DEMENSI
Kurang Baik
terorganisa terorganisa Presentasi
Tidak ada si dengan
Cukup
organisasi menyajikan
si dengan
mempunyai fokus,
yang jelas. fakta yang
baik dan
fokus dan
namun
Fakta tidak didukung
fakta yang
oleh contoh meyakinkan bukti yang mencukupi untuk yang telah
mendukung dianalisis
untuk
mendukung untuk
mendukung kesimpulan- digunakan pernyataan. sesuai
kesimpulan- kesimpulan. dalam
konsep kesimpulan. menarik kesimpulan
Isi mampu
Isinya tidak menggugah
Isi akurat
Isi secara
Isinya
akurat atau pendengar
terlalu untuk
lengkap.
akurat, tetapi akurat,
umum. mengamban pendengar
lengkap. Para tidak ada Pendengar gkan
data faktual, tidak belajar pikiran.
apapun atau
baru
mempelajari menambah kadang
tentang
beberapa
pemahaman menyesatkan
Isi
topik
fakta yang
pendengar .
tersebut.
tersirat, tetapi mereka tidak menambah wawasan baru tentang topik tersebut.
Berbicara
Pembicara
Secara umum Berpatokan Pembicara
Gaya
cemas dan semangat,
dengan
tenang dan
pembicara
pada
menggunak tenang, tetapi catatan, tidak
Presentasi
menularkan an intonasi dengan nada tidak ada nyaman, dan semangat
yang tepat,
yang datar
ide yang membaca
SKALA
Sangat Sangat DEMENSI
Kurang Baik
dikembangk berbagai antusiasme
berbicara
dan cukup
an di luar catatan pada
tanpa
sering
catatan, daripada pendengar
pada catatan. suara
berbicara.
catatan, dan Kadang-
monoton Pendengar
berinteraksi kadang
sering
secara
kontak mata
Tidak terjadi
dengan
pendengar
kontak mata
lebih banyak
kontak
melihat ke
mata
papan tulis
dengan
atau layar.
pendengar.
Tabel 8. Contoh Skala Persepsi
Sangat Nilai DEMENSI
Sangat
Baik
Cukup Kurang
Baik
Kurang tiap dimensi
Skor
61-80 41-60 21-40
Kemampuan
Komunikasi Penguasaan Materi Kemampuan
menghadapi Pertanyaan
Penggunaan alat
peraga presentasi Ketepatan
menyelesaikan masalah
NILAI TOTAL
Beberapa manfaat penilaian menggunakan rubrik adalah sebagai berikut:
Rubrik dapat menjadi pedoman penilaian yang objektif dan konsisten dengan kriteria yang jelas; Rubrik dapat memberikan informasi bobot penilaian pada tiap tingkatan kemampuan mahasiswa; Rubrik dapat memotivasi mahasiswa untuk belajar lebih aktif; Mahasiswa dapat menggunakan rubrik untuk mengukur capaian
kemampuannya sendiri atau kelompok belajarnya; Mahasiswa mendapatkan umpan balik yang cepat dan akurat; Rubrik dapat digunakan sebagai intrumen untuk refleksi yang efektif
tentang proses pembelajaran yang telah berlangsung; Sebagai pedoman dalam proses belajar maupun penilaian hasil belajar mahasiswa.
b.2. Penilaian portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan capaian belajar mahasiswa dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya mahasiswa dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik atau karya mahasiswa yang menunjukkan perkembangan kemampuannya untuk mencapai capaian pembelajaran.
Macam penilaian portofolio adalah sebagai berikut: Portofolio perkembangan, berisi koleksi artefak karya mahasiswa
yang menunjukkan kemajuan pencapaian kemampuannya sesuai dengan tahapan belajar yang telah dijalani.
Portofolio pamer/showcase berisi artefak karya mahasiswa yang menunjukkan hasil kinerja belajar terbaiknya.
Portofolio koprehensif, berisi artefak seluruh hasil karya mahasiswa selama proses pembelajaran.
Contoh penilaian portofolio kemampuan mahasiswa memilih dan meringkas artikel jurnal ilmiah. Capaian pembelajaran yang diukur:
Kemampuan memilih artikel jurnal berreputasi dan mutakhir sesuai dengan tema dampak polusi industri;
Kemampuan meringkas artikel jurnal dengan tepat dan benar. Instrumen penilaian portofolio nya seperti pada table-7.
Tabel 9. Contoh Penilaian Portofolio
Artikel-3 No
Aspek Penilaian
Artikel-1
Artikel-2
Skor Tinggi Rendah Tinggi Rendah Tinggi Rendah (6-10)
(6-10) (1-5)
1 Artikel berasal dari journal terindek dalam kurun
waktu 3 tahun tarakhir.
2 Artikel berkaitan dengan tema
dampak polusi industri
3 Jumlah artikel sekurang- kurangnya membahas
dampak polusi industri pada manusia dan lingkungan
4 Ketepatan meringkas isi bagian-bagian
penting dari abstrak artikel
5 Ketepatan meringkas konsep
pemikiran penting dalam artikel
6 Ketepatan meringkas metodologi yang
digunakan dalam artikel
7 Ketepatan meringkas hasil
penelitian dalam artikel
8 Ketepatan meringkas
pembahasan hasil
Artikel-3 No
Aspek Penilaian
Artikel-1
Artikel-2
Skor Tinggi Rendah Tinggi Rendah Tinggi Rendah (6-10)
(6-10) (1-5)
penelitian dalam artikel
9 Ketepatan meringkas simpulan hasil
penelitian dalam artikel
10 Ketepatan memberikan komentar pada
artikel journal yang dipilih
Jumlah skor tiap
ringkasan artikel Rata-rata skor yang
diperoleh
3) Mekanisme dan Prosedur Penilaian
c.1. Mekanisme
Mekanisme penilaian terkait dengan tahapan penilaian, teknik penilaian, instrumen penilaian, kriteria penilaian, indikator penilaian dan bobot penilaian dilakukan dengan alur sebagai berikut:
Memberi umpan balik
Mendokumentasikan
Gambar II-3. Mekanisme Penilaian
c.2. Prosedur
Prosedur penilaian sebagaimana mencakup tahap:
1. Perencanaan (dapat dilakukan melalui penilaian bertahap dan/atau penilaian ulang),
2. kegiatan pemberian tugas atau soal,
3. observasi kinerja,
4. pengembalian hasil observasi, dan
5. pemberian nilai akhir.
4) Pelaksanaan Penilaian
Pelaksanan penilaian dilakukan sesuai dengan rencana pembelajaran dan dapat dilakukan oleh:
1. dosen pengampu atau tim dosen pengampu;
2. dosen pengampu atau tim dosen pengampu dengan mengikutsertakan mahasiswa; dan/atau
3. dosen pengampu atau tim dosen pengampu dengan mengikutsertakan pemangku kepentingan yang relevan. Sedangkan pelaksanaan penilaian untuk program spesialis dua, program doktor, dan program doktor terapan wajib menyertakan tim penilai eksternal dari perguruan tinggi yang berbeda.
5) Pelaporan Penilaian
Berikut adalah mekanisme pelaporan penilaian:
1. Pelaporan penilaian berupa kualifikasi keberhasilan mahasiswa dalam menempuh suatu mata kuliah yang dinyatakan dalam kisaran seperti pada table berikut.
Tabel 10. Kategori Penilaian Huruf
Angka
Katagori
A 4 Sangat baik
B 3 Baik
C 2 Cukup
D 1 Kurang
E 0 Sangat kurang
2. Penilaian dapat menggunakan huruf antara dan angka antara untuk nilai pada kisaran 0 (nol) sampai 4 (empat).
3. Hasil penilaian capaian pembelajaran lulusan di tiap semester dinyatakan dengan indeks prestasi semester (IPS):
∑ (𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 X 𝐵𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑠𝑘𝑠 𝑀𝐾) 𝑛 IPS = 𝑖=1
4. Hasil penilaian capaian pembelajaran lulusan pada akhir program studi dinyatakan dengan indeks prestasi kumulatif (IPK):
∑ (𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 X 𝐵𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑠𝑘𝑠 𝑀𝐾) 𝑛 IPK = 𝑖=1
Mahasiswa berprestasi akademik tinggi adalah mahasiswa yang mempunyai indeks prestasi semester (IPS) lebih besar dari 3,50 (tiga koma lima nol) dan memenuhi etika akademik .
6) Kelulusan Mahasiswa
Standar kelulusan mahasiswa program diploma, sarjana, profesi, spesialis, magister dan doctor, dapat dibaca pada table-9.
Tabel 11. Predikat Kelulusan
Program
Predikat Lulusan Diploma dan Sarjana
IPK
Mahasiswa program diploma dan program sarjana dinyatakan lulus apabila telah menempuh seluruh beban belajar yang ditetapkan dan memiliki capaian Mahasiswa program diploma dan program sarjana dinyatakan lulus apabila telah menempuh seluruh beban belajar yang ditetapkan dan memiliki capaian
Sangat Memuaskan
Pujian
Profesi, spesialis, magister, magister terapan, doktor, doktor terapan
Mahasiswa program profesi, program spesialis, program magister, program magister terapan, program doktor, dan program doktor terapan dinyatakan lulus apabila telah menempuh seluruh beban belajar yang ditetapkan dan memiliki capaian pembelajaran lulusan yang ditargetkan oleh program studi dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) lebih besar atau sama dengan 3,00 (tiga koma nol).
Sangat Memuaskan
Pujian
Mahasiswa yang dinyatakan lulus berhak memperoleh ijazah, gelar atau sebutan, dan surat keterangan pendamping ijazah sesuai dengan peraturan perundangan.
b) Pengertian Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran adalah proses menginterpretasi atau menafsirkan data beserta bukti-bukti nya dari hasil proses penilaian. Evaluasi pembelajaran digunakan untuk mengetahui sejauh mana mahasiswa telah mencapai capaian pembelajaran nya. Hasil evaluasi digunakan untuk memutuskan tidak lanjut dari capaian pembelajaran mahasiswa. Hasil evaluasi juga dapat digunakan untuk tindakan perbaikan proses pembelajaran ataupun program rancangan pembelajaran (Arends, 2008; ABET Board of Directors, 20015).
Para ahli evaluasi pada umumnya membedakan evaluasi menjadi dua, yakni evaluasi formatif dan evaluasi sumatif berdasarkan penggunaan nya (Arends, 2008). Evaluasi formatif digunakan untuk perbaikan (improvement), misalnya perbaikan metoda belajar, perbaikan kelompok belajar, perbaikan meteri pembelajaran, perbaikan cara penilaian, dll. Sedangkan evaluasi sumatif digunakan untuk pengambilan keputusan (judgment), misalnya menetapkan nilai keseluruhan dari hasil belajar mahasiswa, mengetahui dan menetapkan kinerja hasil capaian pembelajaran mahasiswa, memutuskan apakah mahasiswa lulus ataukah tidak lulus dari sebuah matakuliah yang diikutinya, dll.
Tabel 12. Evaluasi Formatif dan Evaluasi Sumatif Tipe
Data, informasi dan Penggunaan nya Evaluasi
Waktu
Pelaksanaan
bukti-bukti yang
dan Terkait kemapuan
untuk melakukan
selama
proses sebelum dan sesudah
tindakan
pembelajaran
belajar, proses
perbaikan
pembelajaran
terhadap proses
berdasarkan
pembelajaran
rancangan pembelajaran
Sumatif
Setelah proses
terkait kinerja hasil
untuk
pembelajaran
belajar mahasiswa,
pengambilan dan.atau kinerja dosen keputusan penilaian akhir, hasil pencapaian belajar mahasiswa dan pencapaian kinerja dosen dalam proses pembelajaran