F. Metode Pengumpulan Data Praktik Kerja Lapangan Mandiri
1. Daftar wawancara
Dalam metode ini penulis mengajukan pertanyaan – pertanyaan langsung kepada pegawai yang dianggap mampu memberikan masukan data dan
informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan laporan.
2. Daftar Observasi
Dalam metode ini penulis melakukan pengamatan langsung ke lapangan untuk melakukan peninjauan dengan cara mengamati, mendengar serta
mencatat mengenai hal – hal yang berhubungan dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian. Pengumpulan data dalam tahap ini penulis
mengumpulkan data melalui dua cara yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari pihak – pihak yang
memahami dan menguasai objek kajian dalam praktik kerja lapangan mandiri. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari referensi yang mendukung
laporan penyajian praktik kerja lapangan mandiri. 3.
Daftar Dokumentasi Dalam tahap ini penulis berusaha mengumpulkan dokumen – dokumen
atau data – data pendukung mengenai tata cara pengurangan pembayaran angsuran pajak penghasilan pasal 25.
Universitas Sumatera Utara
G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan praktik kerja lapangan mandiri adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menjelaskan mengenai Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Tujuan dan Manfaaat Praktik Kerja
Lapangan Mandiri, Uraian teoritis mengenai Pajak Penghasilan Pasal 25, Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Metode Praktik
Kerja Lapangan Mandiri, Metode Pengumpulan Data Praktik Kerja Lapangan Mandiri, dan Sistematiaka Penulisan Laporan Praktik Kerja
Lapangan Mandiri.
BAB II
GAMBARAN UMUM OBJEKLOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
Dalam bab ini penulis menguraikan sejarah singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam, Uraian Tugas dan Fungsi, Struktur
Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam.
BAB III GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
Dalam bab ini menguraikan tentang data – data yang berhubungan dengan Tata Cara Pengurangan Pembayaran Angsuran Pajak
Universitas Sumatera Utara
Penghasilan Pasal 25 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam.
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI
Pada bab ini penulis akan membahas Tata Cara Proses Penyelesaian Pengurangan Pembayaran Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam dan mengevaluasi permasalahan – permasalahan yang dihadapi oleh para pegawai.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang kesimpulan dan saran selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Sumatera Utara
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEKLOKASI PRAKTIK KERJA
LAPANGAN MANDIRI
A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Pada tahun 1983 Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor Inspeksi Pajak. Pada saat itu ada 2 kantor inspeksi pajak yaitu Kantor Inspeksi Pajak Medan
Selatan dan Kantor Inspeksi Pajak Kisaran. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi penduduk yang semakin cepat, maka pemerintah merasa perlu adanya tambahan
kantor inspeksi pajak yang gunanya untuk menambah penerimaan Negara dari sektor pajak.
Dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di dalam pelayanan pembayaran pajak, maka berdasarkan keputusan menteri keuangan republik
Indonesia nomor 257KMK.011989 diadakanlah perubahan secara menyeluruh pada Direktorat Jenderal Pajak yang mencakup reorganisasi Kantor Inspeksi Pajak yang
diganti nama manjadi Kantor Pelayanan Pajak sekaligus di bentuk Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan.
Kemdian pada tanggal 3 Agustus 1993 dikeluarkanlah keputusan Menteri Keuangan Indonesia Nomor 758KMK.011993 Kantor Pelayanan Pajak Medan
Selatan berubah menjadi 4 wilayah kerja, yaitu : 1.
Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur
Universitas Sumatera Utara
2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat
3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara
4. Kantor Pelayanan Pajak Binjai
Untuk mengimplementasikan konsep administrasi perpajakan modern yang berorientasi pada pelayanan dan pengawasan, maka struktur organisasa Direktorat
Jenderal Pajak perlu diubah, baik di level kantor pusat sebagai pelaksana implementasi kebijakan. Sebagai langkah pertama untuk memudahkan Wajib Pajak,
ketiga jenis Kantor Pelayanan Pajak yang ada, yaitu : Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan, dan Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak
dilebur menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama. Kantor Pelayanan Pajak Pratama yaitu instansi vertikal Direktorat Jenderal
Pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada kepala kantor wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumut I. Kantor Pelayanan Pajak Pratama akan
melayani Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, selain itu Kantor Pelayanan Pajak
Pratama juga melakukan Pemeriksaan tetapi bukan sebagai lembaga yang memutuskan keberatan, struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama
berdasarkan fungsi pajak bukan jenis pajak. Sesuai dengan keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor 95PJ2008 tangal
27 mei 2008 tentang saat mulai operasi SMO Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan
Universitas Sumatera Utara
Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Sumut I, maka Kantor Pelayanan Pajak Pratama ditetapkan mulai beroperasi tangal 27 mei 2008.
B.
Struktur Organisasi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam terdiri dari 8 seksi, 1 kelompok jabatan Fungsional I dan II, Sub Bagian Umum, yaitu :
1. Sub Bagian Umum
2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
3. Seksi Pelayanan
4. Seksi Penagihan
5. Seksi Pemeriksaan
6. Seksi Ekstensifikasi
7. Seksi Pengawasan dan konsultasi I
8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II
9. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III
10. Kelompok Jabatan Fungsional I dan II
C. Uraian Tugas dan Fungsi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama