KERANGKA ACUAN KERJA KAK BANTUAN SARANA LIGHT TRAP UNTUK PENGAMATAN ORGANISME
PENGGANGGU TUMBUHAN OPT TANAMAN PADI
Kementerian NegaraLembaga : KEMENTERIAN PERTANIAN
Unit Eselon I : DITJEN TANAMAN PANGAN
Program : Program Peningkatan Produksi, Produktivitas
dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan
Hasil : Perluasan
Penerapan Budidaya
Tanaman Pangan yang Tepat yang Didukung Oleh Sistem
Pengamanan Pasca Panen dan Penyediaan Benih Serta Pengamanan Produksi yang Efisien
Untuk Mewujudkan Produksi Tanaman Pangan yang Cukup dan Berkelanjutan
Unit EselonIISatker : Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Indikator Kinerja Kegiatan : Tersedianya sarana pengamatan bagi petugas
lapang dalam
upaya deteksi
dini dan
pengendalian dini serangan OPT. Satuan Ukur dan Jenis Keluaran
: Unit Sarana Light Trap Volume
: 7.000 unit
A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum Tugas FungsiKebijakan
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang sistem budidaya tanaman. Bab III tentang Penyelenggaraan Budidaya Tanaman, Bagian
Keenam Perlindungan tanaman. Peraturan Pemerintah No 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman.
Peraturan Menteri Pertanian R.I No 299KptsOT.1402001725 Juli 2005
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian. Peraturan Menteri Pertanian R.I No 341KptsOT.14092005 tentang
Kelengkapan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian.
Peraturan Menteri Pertanian No 21PermentanOT.14072006 tentang rincian tugas pekerjaan unit kerja Eselon IV Lingkup Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan, Bab VI poin B. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 449KptsOT.16072006 12 Juli
2006, tentang Komisi Perlindungan Tanaman KPT. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Nasional.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional.
2. Gambaran Umum
Perkembangan iklim akhir-akhir ini sangat berpengaruh terhadap kelangsungan proses produksi pertanian tanaman pangan. Perkembangan
tersebut, berkaitan erat dengan luas serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan OPT maupun Dampak Perubahan Iklim DPI berupa banjir,
kekeringan, longsor dan lain-lain, yang merupakan bentuk bencana alam karena dapat mengakibatkan terjadinya penurunan produksi pertanian.
Dalam Program kerja Kementerian Pertanian Tahun 2010 – 2014 ditargetkan
untuk beras dan jagung tercapai swasembada berkelanjutan, bahkan diupayakan untuk pemanfaatan peluang ekspor, sedangkan kedelai dapat
tercapai swasembada pada tahun 2014. Dalam rangka pengamanan target produksi padi dan memenuhi konsumsi 237 juta jiwa penduduk Indonesia,
produksi beraspadi Tahun 2012 ditingkatkan menjadi 68 juta ton GKG padi. Swasembada beras yang berkelanjutan harus terus dipertahankan untuk
memenuhi kebutuhan pangan rakyat Indonesia.
Strategi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan untuk mencapai sasaran tersebut adalah 1. Peningkatan produktivitas, 2. Perluasan areal tanam,
3. Pengamanan produksi, dan 4. Penguatan kelembagaan dan Pembiayaan. Upaya pengamanan produksi dari serangan OPT dan DPI
sangat penting dan strategis dalam mempertahankan tingkat produksi dan produktivitas taraf tinggi. Kehilangan hasil akibat serangan OPT dan DPI
harus diminimalkan.
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman yang dijabarkan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman, dan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 887KptsOT.21091997 tentang
Pedoman Pengendalian OPT, operasional perlindungan tanaman pangan di lapangan dilaksanakan sesuai dengan sistem Pengendalian Hama Terpadu
PHT dan menjadi tanggung jawab masyarakat bersama pemerintah. Sistem PHT sebagaimana di maksud, dilaksanakan melalui kegiatan pemantauan
dan pengamatan, pengambilan keputusan, dan tindakan pengendalian dengan memperhatikan keamanan bagi manusia serta lingkungan hidup
secara berkesinambungan.
Kegiatan pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari pemantauan dan pengamatan. Kegiatan pemantauan
dan pengamatan dilakukan terhadap perkembangan OPT dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Sampai saat ini, OPT merupakan
kendala dan risiko yang harus diperhitungkan dalam setiap usaha budidaya tanaman, karena mengakibatkan kehilangan hasil yang cukup tinggi.
Pada tanaman padi, OPT utama yang sering menyerang pertanaman adalah wereng batang coklat, penggerek batang padi, tikus, bakteri hawar
daunkresek, blas dan tungro. Kerugian yang diakibatkan oleh OPT utama masih memungkinkan untuk diminimalisasi. Untuk mengamankan produksi
dari serangan OPT perlu dilakukan upaya pengendalian dan penanganan yang terencana dengan baik, terutama di daerah-daerah sentra produksi dan
daerah kronis endemis serangan OPT.
Optimalisasi pengelolaan OPT pada tanaman padi di lapangan sangat erat kaitannya kegiatan pengambilan keputusan berdasarkan analisis data hasil
pengamatan. Oleh karena itu untuk menjamin ketersediaan data dan informasi OPT dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangannya di
lapangan yang tepat dan akurat diperlukan sarana pendukung pengamatan salah satunya berupa perangkap lampu light trap.
3. Tujuan