tersebut menggambarkan bahwa tingkat produksi suatu barang tergantung pada jumlah modal dan tenaga kerja. Apabila salah satu masukan ditambah satu unit
tambahan dan masukan lainnya dianggap tetap maka akan menyebabkan tambahan keluaran yang dapat diproduksi. Dengan kata lain apabila jumlah tenaga kerja
ditambah sedangkan faktor produksi lain konstan, maka pada awalnya akan menunjukkan peningkatan output, namun pada suatu tingkat tertentu akan
memperlihatkan penurunan output serta setelah mencapai tingkat keluaran maksimum setiap penambahan tenaga kerja akan mengurangi keluaran.
Jumlah angkatan kerja yang lebih besar berarti akan menambah jumlah tenaga produktif, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti meningkatkan
ukuran pasar domestiknya. Dengan kata lain, semakin banyak angkatan kerja yang digunakan dalam proses produksi maka output hasil produksi akan mengalami
peningkatan sampai batas tertentu. Faktor penghambat peningkatan kesejahteraan adalah tingkat pertumbuhan kesempatan kerja lebih kecil dibandingkan pertumbuhan
Angkatan kerja.
2.1.6.1 Hubungan antara Angkatan Kerja dan Ketimpangan Spasial
Angkatan kerja merupakan salah satu faktor pendukung terciptanya peningkatan pertumbuhan ekonomi. Angkatan kerja adalah bagian penting dalam
ketenagakerjaan yang harus memperoleh perhatian yang lebih. Mengatasi permasalahan angkatan kerja yang mengalami peningkatan harus disikapi dengan
penciptaan lapangan kerja yang luas dan mampu menampung kelebihan angkatan kerja. Ketidakmampuan suatu daerah dalam menciptakan lapangan pekerjaan akan
menyebabkan angkatan kerja yang berpotensial akan lebih memilih untuk pindah ke daerah yang memiliki banyak lapangan pekerjaan dan mengindikasikan adanya
ketimpangan apabila hal tersebut tidak dapat tercapai.
2.2 Penelitian Terdahulu
Pada bagian ini akan dibahas penelitian empiris yang telah dilakukan diberbagai daerah Indonesia mengenai ketimpangan spasial.
Dalam penelitian Kusmantoro, Disparitas dan Spesialisasi Industri Manufaktur Kabupaten Kota di Jawa Tengah. Penelitian ini mencoba mengamati
adanya heterogenitas dan keberagaman karakteristik suatu wilayah yang menyebabkan kecendrungan terjadinya ketimpangan antar daerah dan antar sektor
ekonomi. Hal ini terjadi dikarenakan perbedaan sumber daya yang dimiliki antar daerah. Peningkatan pembangunan ekonomi suatu daerah dapat dijalankan dengan
berspesialisasi pada produk yang memiliki permintaan yang tinggi. Penelitian ini menggunakan Indeks ketimpangan regional indeks Theil, indeks spesialisasi
regional. Hasil penelitian ini menyebutkan Disparitas industri manufaktur besar dan sedang pada kabupaten atau kota di Jawa Tengah menunjukkan ketidakmerataan baik
dilihat grafis maupun dalam indeks Theil. Hasil identifikasi spesialisasi industri pada kabupaten dan kota di Propinsi Jawa Tengah menunjukkan bahwa aktivitas industri
yang menonjol adalah industri makanan, minuman, industri tekstil, industri kayu, barang-barang dari kayu dan anyaman serta industri kimia dan barang-barang dari
bahan kimia.