Yenny Chandra : Gambaran Pengetahuan Wanita Tentang Sadari Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Di Kelurahan Petisah Tengah Tahun 2009, 2009.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kanker Payudara 2.1.1. Definisi Kanker Payudara
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal,
cepat dan tidak terkendali. Peningkatan jumlah sel tak normal ini umumnya
membentuk benjolan yang disebut tumor atau kanker Tjahjadi, 2008.
Kanker payudara Carcinoma mammae adalah keganasan yang menyerang kelenjar air susu, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara
Scribd, 2008. Kanker payudara memperlihatkan proliferasi keganasan sel epitel yang membatasi duktus atau lobus payudara Price, 2005. Pencegahan dan
penatalaksanaan kanker payudara telah mengalami perkembangan pesat, akan tetapi walaupun demikian angka kematian mortality rate dan angka kejadian
incidence rate kanker payudara masih tetap tinggi Supit, 2003. Sebagian besar tumor payudara, baik kelainan jinak maupun ganas dapat ditemukan oleh
penderita sendiri, maka SADARI pemeriksaan payudara sendiri menjadi sangat penting Dalimartha, 2004.
2.1.2. Etiologi Kanker Payudara
Penyebab pasti kanker payudara sampai saat ini belum diketahui. Namun, kanker disebabkan oleh adanya genom abnormal yang terjadi karena ada
kerusakan gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel. Ada beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker payudara.
Beberapa diantaranya, adalah: a.
Usia, risiko kanker payudara semakin meningkat dengan bertambahnya umur. b.
Riwayat keluarga, wanita yang ibu atau saudara perempuan menderita kanker, memiliki risiko 3 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara.
c. Faktor hormon, hormon merupakan faktor yang banyak berpengaruh pada
kanker payudara, seperti mendapat haid pertama sebelum umur 12 tahun,
Yenny Chandra : Gambaran Pengetahuan Wanita Tentang Sadari Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Di Kelurahan Petisah Tengah Tahun 2009, 2009.
menopause setelah umur 55 tahun, tidak menikah atau tidak pernah melahirkan anak, melahirkan anak pertama setelah umur 35 tahun, serta
pengguna pil kb atau terapi hormon esterogen. d.
Faktor genetik, terdapat 2 varian gen BRCA1 dan BRCA2 yang merupakan suatu gen suseptibilitas kanker payudara. Jika seorang wanita memiliki salah
satu dari gen tersebut maka kemungkinan menderita kanker payudara sangatlah besar.
e. Pernah menggunakan obat hormonal yang lama, seperti terapi sulih hormon
atau hormonal replacement therapy HRT, dan pengobatan kemandulan infertilitas.
f. Pemakaian kontrasepsi oral pada pederita tumor payudara jinak seperti
kelainan fibrokistik. g.
Pemaparan terhadap penyinaran radiasi terutama pada bagian dada Moningkey dan Kodim, 1998.
h. Wanita yang obesitas kegemukan pasca menopause, mengkonsumsi lemak,
dan konsumsi alkohol berlebih. Jonathan dan Neville, 2004.
2.1.3. Patofisiologi Kanker Payudara
Transformasi sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi, promosi,
dan progresi. Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi maligna. Perubahan dalam bahan genetik sel ini
disebabkan oleh suatu gen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi penyinaran atau sinar matahari. Tetapi, tidak semua sel
memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Karsinogen harus merupakan mutagen yang dapat menimbulakan mutasi pada gen Sukardja, 2000.
Apabila ditemukan suatu kesalahan, maka basa-basa DNA yang terlibat akan dipotong dan diperbaiki. Namun, kadang terjadi transkirpsi dan tidak terdeteksi
oleh enzim-enzim pengoreksi. Pada keadaan tersebut, akan timbul satu atau lebih protein regulator yang akan mengenali kesalahan tersebut dan menghentikan sel di
titik tersebut dari proses pembelahan. Pada titik ini, kesalahan DNA dapat
Yenny Chandra : Gambaran Pengetahuan Wanita Tentang Sadari Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Di Kelurahan Petisah Tengah Tahun 2009, 2009.
diperbaiki, atau sel tersebut akan diprogram untuk melakukan bunuh diri yang secara efektif menghambat pewarisan kesalahan ke sel-sel keturunan. Jika sel
tersebut kembali lolos, maka kesalahan tersebut menjadi mutasi permanen dan akan bertahan di semua sel keturunan dan masuk ke tahap irreversibel Corwin,
2000. Pada tahap promosi, kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang
disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk
mengalami suatu keganasan. Promotor adalah zat non-mutagen tetapi dapat menaikkan reaksi karsinogen dan tidak menimbulkan amplifikasi gen dan
produksi copy multipel gen Sukardja, 2000. Suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi maligna. Sel yang belum melewati tahap inisiasi
tidak akan terpengaruh oleh promosi. Oleh karena itu, diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen.
Pada tahap progresi, terjadi aktivasi, mutasi, atau hilangnya gen. Pada progresi ini timbul perubahan benigna menjadi pra-maligna dan maligna.
Stadium-stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya,
sudah sejauh manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat jauh. Stadium hanya dikenal pada
tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan
penunjang lainnya, yaitu: histopatologi atau PA, rontgen , USG, dan bila memungkinkan dengan CT-Scan dan scintigrafi Sukardja, 2000.
2.1.4. Klasifikasi Kanker Payudara