seharusnya membebaskan manusia dari kekurangan tidak dapat terwujud karena kompensasi ini dibutuhkan oleh masyarakat untuk menunjang kehidupan mereka.
4.3 Upaya Pemerintah Jepang dan TEPCO Mengatasi Dampak Keamanan
Lingkungan dan Ekonomi
Kecelakaan PTN Fukushima Daiichi menyebabkan ancaman terhadap keamanan lingkungan dan ekonomi. Berbagai permasalahan muncul setelah
kecelakaan terjadi sehingga mengancam kedua kategori keamanan manusia tersebut. Permasalahan yang terjadi mendorong pemerintah untuk melakukan
upaya mengatasi dampak-dampak yang ditimbulkan. Dalam jangka waktu tahun 2011 sampai dengan tahun 2014, Jepang mengalami pergantian Perdana Menteri
PM sehingga masing-masing pemerintahan memiliki upaya tersendiri untuk mengatasi permasalahan. Berikut tabel mengenai ketiga masa pemerintahan dalam
upaya untuk mengatasi dampak kecelakaan PTN Fukushima Daiichi terhadap keamanan manusia terutama keamanan lingkungan dan ekonomi.
Tabel 4.2 Upaya Pemerintah dan TEPCO mengatasi Dampak Kecelakaan PTN
Fukushima Daiichi Terhadap Keamanan Lingkungan dan Ekonomi No. Masa Pemerintahan
Upaya Pemerintah dan TEPCO
1. Naoto Kan
a. Evakuasi Korban Kecelakaan
PTN Fukushima Daiichi b.
Penonaktifan Selutuh PTN di Jepang
2. Yoshihiko Noda
a. Upaya Dekontaminasi
3. Shinzo Abe
a. Dekontaminasi.
b. Pengangkutan berbagai hal yang
terkontaminasi ke dalam kantong hitam.
Sumber: diolah dari berbagai sumber.
4.3.1 Masa Pemerintahan Naoto Kan Juni 2010-September 2011
Kecelakaan Pembangkit Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi yang terjadi pada 11 Maret 2011 menimbulkan ancaman terhadap keamanan manusia.
Ancaman tersebut terutama pada kategori keamanan lingkungan dan keamanan
ekonomi. Kecelakaan ini tak lepas dari upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut baik dari pemerintah Jepang maupun pihak TEPCO.
Setelah kecelakaan PTN Fukushima Daiichi, upaya pertama yang dilakukan oleh pemerintah Jepang yaitu melakukan evakuasi terhadap warga yang
berada di sekitar reaktor. Evakuasi dilakukan secara bertahap yaitu pada tahap pertama masyarakat harus melakukan evakuasi jika berada dalam wilayah 3 km
dari PTN. Kemudian evakuasi ini semakin meluas dengan mengevakuasi warga yang berada di wilayah 20-30 km dari PTN.
192
Langkah selanjutnya adalah dengan membagi wilayah sekitar PTN menjadi tiga area utama. Perintah evakuasi
telah dijalankan baik masyarakat yang harus berpindah tempat maupun masyarakat secara sukarela berpindah ke tempat yang lebih aman.
Upaya untuk menanggulangi ancaman terhadap keamanan manusia juga dilakukan oleh PM Naoto Kan dengan menonaktifkan seluruh reaktor di ke-16
PTN yang tersebar di Jepang. Hal ini dikarenakan operasi PTN yang dijalankan berarti membutuhkan bahan bakar nuklir sehingga dibutuhkan pula sejumlah besar
uang dan waktu untuk berurusan dengan limbah nuklir. Jika PTN terus dikembangkan maka permasalahan limbah nuklir akan terus berlanjut hingga ke
generasi berikutnya. Maka dari itu, untuk menanggulangi permasalahan limbah nuklir, jalan keluarnya adalah dengan mematikan PTN dan tidak menggunakan
tenaga nuklir sama sekali. PM Naoto Kan mengatakan bahwa dengan tidak menggunakan tenaga nuklir dapat memenuhi kebutuhan energi dalam negeri
karena manusia dapat menggunakan energi alam seperti matahari dan angin. PM Naoto Kan percaya bahwa jika manusia berupaya dengan serius dengan
mengembangkan teknologi maka kebutuhan energi manusia dapat dipenuhi dengan memanfaatkan energi alam. Demi umat manusia dan planet bumi, maka
sebaiknya menghilangkan ketergantungan terhadap energi nuklir.
193
192
METI. www.meti.go.jpenglishearthquakenuclearroadmappdf20120723_01.pdf diakses 02 Februari 2015
193
The Huffington Post. 2013. Encountering the Fukushima Daiichi Accident . [serial online]. http:www.huffingtonpost.comnaoto-kanjapan-nuclear-energy_b_4171073.html. diakses 20 Juli
2015
4.3.2 Masa Pemerintahan Yoshihiko Noda September 2011-Agustus 2012