Menurut hasil penelitian Ginting 2009, OSB yang berbahan baku bambu menunjukkan sifat fisis dan mekanis yang memenuhi standar JIS A 5908-2003
kecuali nilai MOE untuk OSB bambu betung sehingga diperlukan pengujian lanjutan OSB bambu dengan jenis yang berbeda. Sedangkan menurut
Adrin et al. 2013, OSB dari bambu dipengaruhi oleh perlakuan dan kombinasi perekat yang digunakan. Berdasarkan uraian tersebut akan dicoba pengoptimalan
pemanfaatan bambu dalam rangka meningkatkan kualitas OSB yang dihasilkan.
1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk: Menganalisis pengaruh kombinasi jenis bambu berdasarkan terhadap kualitas
OSB yang dihasilkan..
1.3. Hipotesis Jenis bambu akan berpengaruh terhadap kualitas OSB yang dihasilkan .
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Bambu
Bambu adalah tanaman yang hidup merumpun, kadang-kadang ditemui berbaris membentuk suatu garis pembatas dari suatu wilayah desa yang identik
dengan batas desa di Jawa. Pada umumnya yang sering digunakan oleh masyarakat di Indonesia adalah bambu tali, bambu petung, bambu andong dan
bambu hitam. Bambu dalam bentuk bulat dipakai untuk berbagai macam konstruksi seperti rumah, gudang, jembatan, tangga, pipa saluran air, tempat air,
serta alat-alat rumah tangga. Dalam bentuk belahan dapat dibuat bilik, dinding atau lantai, reng, pagar, kerajinan dan sebagainya. Beberapa jenis bambu akhir-
akhir ini mulai banyak digunakan sebagai bahan penghara industri sumpit, alat ibadah, serta barang kerajinan, peralatan dapur, topi, tas, kap lampu, alat musik,
tirai dan lain-lain Krisdianto et al.2007.
Bambu memiliki 3 arah sumbu dengan sifat yang berbeda yaitu longitudinal, radial, dan tangensial atau istilah lainnya ortotrofik. Bambu juga merupakan bahan yang
bersifat biologis yang memiliki sifat yang berbeda. Perbedaan sifat tersebut disebabkan beberapa factor seperti jenis bambu, umur bambu, keadaan tanah, keadaan lingkungan,
dan bagian batang bambu Mustafa, 2011.
2.1.1. Bambu Tali Gigantochloa apus
Kingdom : Plantae Tumbuhan
Subkingdom : Tracheobionta Tumbuhan berpembuluh
Super Divisi : Spermatophyta Menghasilkan biji
Divisi : Magnoliophyta Tumbuhan berbunga
Kelas : Liliopsida berkeping satu monokotil
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae suku rumput-rumputan
Genus : Gigantochloa
Spesies : Gigantochloa apus Kurz Plantamor, 2014.
Bambu tali diduga berasal dari Burma, dan sekarang tersebar diseluruh kepulauan Indonesia. Bambu tali umumnya tumbuh didataran rendah hingga ketinggian 1000 mdpl.
Bambu tali berbatang kuat, liat dan lurus sehingga cocok dijadikan bahan baku kerajinan Berlian dan Rahayu, 1995.
2.1.2. Bambu betungDendrocalamus asper
Kingdom : Plantae Tumbuhan
Subkingdom : Tracheobionta Tumbuhan berpembuluh
Super Divisi : Spermatophyta Menghasilkan biji
Divisi : Magnoliophyta Tumbuhan berbunga
Kelas : Liliopsida berkeping satu monokotil
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae suku rumput-rumputan
Genus : Dendrocalamus
Spesies : Dendrocalamus asper Backer Plantamor, 2014
Bambu betung memiliki rumpun yang agak sedikit rapat. Warna batang hijau kekuning-kuningan. Ukurannya lebih besar dan lebih tinggi daripada bambu lain. Tinggi
batang dapat mencapai 20 meter dan diameter 20 cm dengan ketebalan dindingnya sekitar 1-1,5 cm. Pelepah batang panjangnya 20-55 cm dengan pelepah buluh sempit dan
kebawah. Jenis bambu ini dapat ditemui didataran rendah sampai ketinggian 2000 mdpl. Sifat bambu betung keras dan baik untuk bahan bangunan seratnya besar dan ruasnya
panjang. Bambu juga dapat digunakan untuk saluran air, penampung aren, dinding rumah, dan bahan kerajinan Berlian dan Rahayu, 1995.
Menurut Prawirohatmojo 1979 dalam Ibrahim 2013 bambu betung adalah bahan bangunan yang murah dan kuat, tetapi dalam penggunaannya bambu sangat
popular dengan jenis bubuk. Isi bubuk ini berkaitan erat dengan kandungan zat pati di bambu betung. Untuk mengurangi kadar pati yang ada harus ada perlakuan yang efektif
sebelum bambu digunakan sebagai bahan bangunan.
2.2. Oriented Strand Board
Oriented Strand Board OSB adalah panel struktur yang cocok untuk penggunaan yang luas dalam bidang konstruksi dan industri. Panel berbentuk lembaran
ini dibuat dari strand yang dipotong tipis dari pohon berdiameter kecil dan cepat tumbuh dan disatukan dengan perekat
dan dikempa panas Structural Boards Association, 2005.
Untuk membuat strand pertama kali bambu dipotong setiap ruasnya kemudian dipotong menurut ukuran yang diinginkan serta dikupas kulitnya agar menghasilkan
strand dengan daya rekat yang baik. Untuk pembuatan strand ukuran geometrinya memiliki lebar 2,5 cm dengan panjang 7 cm. Strand kemudian dikeringkan dengan
menggunakan oven untuk mendapatkan nilai kadar air sesuai dengan perekat yang
digunakan. Proses pembuatan OSB pada dasarnya hampir sama dengan tahap pada pembuatan papan partikel, namun pada bagian sisi tengahnya dibuat bersilangan dengan
bagian permukaan dan jumlah lapisanmengikuti bilangan ganjil. Hal ini bertujuan untuk memperoleh kekuatan dan kekuan panel yang dihasilkan APA,2000. Pengovenan selain
berguna untuk mengurangi kadar air juga dapat memperbaiki kualitas strand dan papan OSB yang dihasilkan. Pengeringan strand direkomendasikan hingga 10 . Strand yang
sudah dipersiapkan kemudian disusun membentuk lembaran dengan arah yang berlainan setiap lapisan dengan rasio face, core dan back 1:2:1. Diketahui bahwa penyusunan
dengan cara ini menghasilkan papan yang memiliki stabilitas yang tinggi dan cocok untuk digunakan sebagai bahan konstruksi Ginting, 2009.
2.3. OSB Bambu
Saat ini bambu telah banyak dijadikan sebagai bahan baku komposit, salah satunya dijadikan sebagai OSB. Dari hasil penelitian Ginting 2009 menyimpulkan
bahwa pembuatan OSB dari tiga jenis bambu yang berbeda dan perekat yang sama tidak berpengaruh nyata terhadap sifat fisis dan mekanis OSB, dimana perekat yang
digunakan adalah Urea Formaldehid UF. Namun untuk OSB yang dihasilkan memenuhi standar JIS 5908-2003 untuk standar kerapatan. Pada penelitian Adrin et al.
2013, menyimpulkan bahwa Sifat fisis DSA dan PT dan sifat mekanis MOR dan MOE baik sejajar maupun tegak lurus serat serta IB OSB yang dibuat dari strand bambu
betung yang diberi perlakuan steam sangat dipengaruhi oleh perekat yang digunakan, dimana perekat yang digunakan adalah perekat Isosianat dengan konsentrasi 5 dan
perekat UF dengan konsentrasi 7 OSB yang direkat dengan perekat ISO dan kombinasi ISO:PF:ISO menghasilkan OSB dengan nilai DSA, PT MOR dan MOE baik sejajar
maupun tegak lurus serat serta IB lebih baik dibandingkan dengan OSB yang direkat dengan kombinasi perekat PF:ISO:PF dan perekat PF. Hampir semua parameter OSB
yang diuji memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam standar CSA 0437.0 Grade 0-2, kecuali nilai MOE tegak lurus serat OSB yang direkat dengan perekat PF.Menurut Saad
2008 bahwa rasio face-core 50:50 dengan tingkat perekat isosianat 6 dari bambu Betung merupakan OSB bambu dengan kualitas terbaik standar JIS A 5908-2003. Rasio
face-core yang lebih besar akan meningkatkan kekuatan MOE dan MOR panjang pengujian paralel OSB akan mengurangi daya jika pengujian paralel OSB lebar.
Menurut Japanese industrial Standards 2003 spesifikasi sifat fisis mekanis papan OSB adalah sebagai berikut :
No Parameter sifat fisis dan mekanis Standar
1.
Kerapatan gcm³ 0,4 – 0,9
2.
Kadar air
5 – 13 3.
Daya serap air
- 4.
Pengembangan tebal
Maks 25 5.
Modulus of Rupture MOR kgcm²
Min 244 6.
Modulus of Elasticity MOE kgcm²
Min 40790 7.
Internal Bond kgcm²
Min 3.05
2.4. Perekat Isosianat