13
BAB II STATUS ANAK LUAR NIKAH DALAM HUKUM KELUARGA
A. Perkawinan dan Tata Caranya
Perkawinan adalah pertalian yang sah antara seorang laki-laki dan seorang perempuan untuk waktu yang lama. undang-undang memandang
perkawinan hanya dari hubungan keperdataan, demikian pasal 26 Burgerlick Wetboek. Menurut pasal 26 BW bahwa suatu perkawinan yang sah, hanyalah
perkawinan yang memenuhi syarat-syarat yang di tetapkan dalam kitab undang-undang hukum perdata.
1
Anak adalah salah satu tujuan dari adanya suatu pernikahan atau perkawinan, yang dikatakan dengan anak adalah seseorang yang dilahirkan
dari rahim seorang wanita, bila hanya dikaitkan dengan ibu. bila dikaitkan dengan kedua orangtua, ibu dan bapak maka anak adalah seseorang yang
dilahirkan setelah adanya pernikahan yang sah antara kedua orangtuanya. Anak merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada hambanya, tidak
semua insan di dunia diberi kepercayaan untuk memiliki dan mengasuh anak. oleh karena itu kehadiran anak dalam rumah tangga adalah suatu kenikmatan
yang tiada tara, oleh karena itu harus dan wajib disyukuri dan tidak disangsikan lagi bahwa putra dan putri merupakan cinderamata yang tidak
diragukan lagi, karena merupakan belahan jiwa setiap jiwa. Mereka adalah sumber kebahagiaan dan kesejukan yang mampu membuat setiap insan
menjadi lebih bahagia. karena mereka jugalah rezeki dicari dan lantarannya pula cita-cita dan harapan di gapai.
1
Subekti, Pokok-Pokok hukum Perdata Jakarta : PT Intermasa, 2001, h.23.
14
Sudah menjadi Sunnahtullah, sejak dilahirkan manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya dalam suatu pergaulan hidup, hidup
bersama manusia adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat jasmani maupun rohani. Pada umumnya, pada suatu masa tertentu
bagi seorang pria maupun seorang wanita timbul kebutuhan untuk hidup bersama. Hidup bersama antara seorang pria dan seorang wanita tersebut
mempunyai akibat yang sangat penting dalam masyarakat baik terhadap kedua pihak maupun terhadap keturunannya serta masyarakat lainnya. Oleh
karena itu dibutuhkan suatu peraturan yang mengatur tentang hidup bersama ini. Seperti syarat-syarat untuk peresmiannya, pelaksanaannya, kelanjutannya
dan berakhirnya hidup bersama itu. Hidup bersama antara seorang pria dan seorang wanita yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu disebut
perkawinan. Untuk mendapatkan pengertian yang mendalam tentang perkawinan tersebut, maka akan dikemukakan beberapa pengertian
perkawinan menurut para ahli dan para sarjana seperti dikutip dibawah ini
:
1. Hilman Hadikusuma, mengemukakan, “Menurut hukum adat pada
umumnya di Indonesia perkawinan itu bukan saja berarti sebagai perikatan perdata tetapi juga merupakan perikatan adat dan sekaligus
merupakan perikatan kekerabatan dan ketetanggaan, sedangkan menurut hukum agama perkawinan adalah perbuatan suci sakramen, samskara
yaitu suatu perikatan antara dua pihak dalam memenuhi perintah dan anjuran Tuhan Yang Maha Esa, agar kehidupan berkeluarga dan berumah