Pemanfaatan hasil samping dan limbah

Jurnal Teknik SI M ET RI K A Vol. 4 No. 1 – April 2005: 287 – 293 2. Proses biokimia melalui fermentase produk pertanian seperti singkong atau tebu, ethanol ini dikenal dengan nama bioethanol. Secara praktis hanya sekitar 95 glukosa yang dirubah menjadi alkohol sedang sisanya 5 terdiri dari beberapa unsur: Proses biokimia ini terdiri atas 4 langkah yaitu:

1. Persiapan bahan baku untuk fermentase

Hal ini bergantung pada bahan baku. Untuk molasses tebu persiapannya lebih sederhana yaitu penambahan air sesuai dengan yang diinginkan. Untuk singkong lebih kompleks lagi di mana singkong terlebih dahulu harus dirubah ke bentuk gula dengan menggunakan asam atau enzim sehingga diperoleh kondisi yang cocok untuk proses fermentasi. Proses pengubahan singkong ke bentuk gulamonosakarida glukosa dengan menggunakan enzim α amilase pada fasa liquefaction dan Glukoamilase atau β amilase untuk fasa saccarification. Acetaldehid 0,0 ~ 0,03 Acetic acid 0,05 ~ 0,25 Glycerine 2,4 ~ 3,6 Lactic acid 0,0 ~ 0,2 Succinic acid 0,5 ~ 0,77 Fusel oil 0,25 ~ 0,5 Furfural sangat kecil

3. Pemisahan dan pemurnian ethanol

Pada tahap ini ethanol yang berkadar 8~12 volume dipisahkan dari larutan fermentasi dengan pencucian, atau partial transformation di mana kemurnian ethanol yang diperoleh mencapai 95,6. Sedang untuk bahan bakar kemurniannya harus mencapai 99,5 dan proses pemurnian selanjutnya adalah extractive transformation.

2. Persiapan agen fermentase dan fermentase

Persiapan agen fermentase: tahap ini disebut juga inoculum yaitu untuk memperoleh jumlah mikroba yang cukup sesuai dengan kemampuan mikrobanya dan harus bebas dari mikroba yang tidak diinginkan. Pada saat ini dilakukan penyesuaian untuk mengontrol kondisi fermentase seperti laju aerasi, laju agitasi, nilai pH dan temperatur. Untuk fermentasi singkong dibutuhkan ragi saccharomyces cerevisiae.

4. Pemanfaatan hasil samping dan limbah

pabrik ethanol - Air pencucian dapat dikonversi menjadi pupuk biologis, makanan ternak, dan biogas. - Karbon dioksida dapat dimurnikan dan ditransformasi untuk pendingin soft drink, soda, es kering, dan industri pemadam kebakaran, insektisida, dan herbisida. Fermentasi: bahan baku yang sudah siap dituangkan ke dalam fermentor. Fermentasi adalah proses biokimia di mana ragi mengubah glukosa gula menjadi alkohol pada lingkungan yang bersifat anaerobik murni. Proses ini membutuhkan waktu 2 -3 hari dengan yield alkohol yang diperoleh adalah 8 – 12 volume. Secara teoritis ragi dapat mengkonversi sampai 51,1 alkohol dan 48,9 karbon dioksida dan ini merupakan suatu reaksi yang bersifat eksotermis. Spesifikasi Ethanol: Rumus kimia CH 3 -CH 2 -OH Berat molekul 46 Persen massa oksigen 34,8 Titik didih 78,3 Bilangan setana 8 Bilangan oktana 108 291 Gambar 6: Skema proses pembuatan bioethanol Biogas dari Kotoran Ternak Biogas merupakan merupakan hasil fermentasi dari bahan organik dalam kondisi anaerob, karena diproses secara alami, gas ini merupakan campuran beberapa gas yang tergolong sebagai bahan bakar di mana gas yang dominan adalah CH 4 dan yang lain yang jauh lebih kecil adalah CO 2 , NO 2 , SO 2, dan lain-lain. Biogas ini memiliki nilai kalor yang cukup tinggi yaitu pada kisaran 4800~6700 kkalm 3 , sedang gas methana murni nilai kalornya 8900 kkalm 3 . Bahan-bahan yang dapat menghasilkan biogas diantaranya adalah: kotoran hewan, kotoran manusia, dan limbah pertanian. Untuk kotoran sapi misalnya memiliki kandungan seperti tabel di bawah. Tabel 1: Komposisi gas dari kotoran sapi Sedang potensi energi yang berasal dari kotoran mahluk hidup di Indonesia yang dapat menghasilkan biogas dapat dilihat seperti tabel di bawah. Tabel 2: Potensi energi yang berasal dari kotoran hewan di Indonesia Jenis hewan Populasi juta Tinja Energi 10 6 kcal sehari Biogas m 3 kg BK TBK sehari Sapi 13,233 68,80 0,25 86,018 Kerbau Kuda 0,675 2,43 0,25 3,038 Kambing Domba 16,431 4,93 0,25 6,146 Babi 6,484 4,53 0,44 9,971 Itik, 117,654 4,11 0,60 12,330 Ayam Manusia 185,000 112,44 0,40 24,880 Total 339,387 142,389 Faktor–faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan biogas: 1. Bahan baku Biogas akan terbentuk bila bahan baku berupa padatan berbentuk bubur halus atau butiran kecil Jenis Gas Methana CH 4 54 - 70 Karbondioksida CO 2 27 - 45 2. Derajat keasaman pH Bakteri anaerob akan giat bekerja pada pH 6,8 – 8 bila pH terlalu asam dapat ditambahkan bahan yang bersifat basa seperti kapur dan sebaliknya Nitrogen N 2 0,5 – 3,0 Karbonmonoksida CO 0,1 Oksigen O 2 0,1 Hidrogen Sulfida H 2 S Sangat sedikit 3. Temperatur Suhu pembentukan biogas yang baik adalah sekitar 30–55 o C sesuai dengan lingkungan yang cocok untuk bakteri. 4. Pengenceran bahan baku Bahan baku perlu diencerkan dengan air dengan perbandingan 1:1 Beberapa Energi Alternatif yang Terbarukan… Melvin Emil Simajuntak 292 Metode Pembuatan Biogas Siapkan kotoran sapi dan air dalam jumlah yang sama di mana volumenya hampir sama dengan digester. 1. Kedua bahan tersebut dicampur dalam wadah terpisah agar cepat tercampur rata dapat dilakukan dengan pengaduk 2. Bila campuran masih tampak agak kental dapat ditambahkan sedikit lagi air. 3. Masukkan bahan kotoran ke dalam tangki pencerna dan biarkan selama 1 – 2 minggu. Gas yang diperoleh pada minggu pertama ini harus dibuang karena masih bercampur dengan udara. Gambar 7: Instalasi biogas Keterangan gambar: 1. Saluran masuk kotoran 2. Digester tangki pemroses biogas 3. Saluran masuk biogas satu arah 4. Tangki penampung biogas 5. Sal uran keluar biogas satu arah 6. Katup distribusi gas. 7. Tangki air pemberi tekanan ke tangki 4 8. Saluran air 9. Saluran keluar kotoran

5. Biogas dari Sampah Kota