Tanggap Fisiologis Tanaman Kopi terhadap Kandungan Air Media Tanam

8 pucuk tanaman berlebihan akibat laju transpirasi yang melebihi laju absorbsi air. Oleh sebab itu, serapan air oleh akar tanaman sangat dipengaruhi oleh laju transpirasi, sistem perakaran, dan ketersediaan air tanah. Berdasarkan hasil penelitian David 2008, bobot kering bibit kakao menunjukkan perbedaan tidak nyata pada kondisi kadar lengas 75 kapasitas lapang dibandingkan kontrol 100 kapasitas lapang karena laju penurunan bobot kering bibit sangat kecil sekitar 3. Akan tetapi, bobot kering bibit pada kadar lengas 50 kapasitas lapang berbeda sangat nyata dengan kontrol. Maka dari itu, pada kadar lengas 50 terjadi penurunan pertumbuhan yang sangat signifikan.

2.4 Tanggap Fisiologis Tanaman Kopi terhadap Kandungan Air Media Tanam

Air merupakan bahan yang penting bagi metabolisme tanaman. Menurut Pugnaire and Pardos 1999, air berpengaruh terhadap semua proses metabolisme dalam tanaman, sehingga defisit air yang akan mengakibatkan pertumbuhan terganggu. Gardner et al. 1991 menambahkan bahwa air seringkali membatasi pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang ditunjukkan pada perubahan aktivitas metabolismenya. Tingkat kapasitas lapang media tanam menentukan jumlah air yang terkandung di dalam media tanam tersebut, sehingga berpengaruh langsung terhadap jumlah air yang dapat diserap tanaman. Semakin rendah tingkat kapasitas lapang media tanam, semakin sulit tanaman menyerap air karena meningkatnya gaya adhesi. Gaya adhesi yang besar mengakibatkan tanaman mengalami kekurangan air. Kekurangan air terjadi akibat ketersediaan air dalam media tanam kurang dan transpirasi yang berlebihan. Di lapangan, tanaman dapat mengalami kekurangan air yang disebabkan kecepatan absorpsi tidak dapat mengimbangi laju transpirasi Islami dan Utomo, 1995. Jumin 1992 juga menyatakan bahwa kekurangan air mempengaruhi pertumbuhan vegetatif tanaman yang disebabkan oleh hilangnya turgiditas. Turgiditas rendah akan menghentikan pertumbuhan sel, baik penggandaan maupun pembesaran sel. 9 Kehilangan air yang disebabkan penguapan secara terus-menerus akan mengakibatkan tanaman mengalami kekurangan air. Tanaman akan melakukan dua macam respon guna memperbaiki status air di dalam tubuhnya ketika mengalami defisit air. Respon tersebut yakni pengubahan asimilat lebih banyak untuk mendukung pertumbuhan akar dengan mengorbankan pucuk atau pengaturan bukaan stomata untuk menekan kehilangan air yang berlebihan Mansfiled and Akinson, 1990. Kekurangan air berpengaruh terhadap semua metabolisme di dalam tubuh tanaman, terutama laju fotosintesis. Menurut Campostrini and Maestri 1998, berkaitan dengan sifat fisiologis tanaman khususnya fotosintesis, klon kopi yang berbeda mempunyai kandungan klorofil yang juga berbeda, sehingga berpengaruh terhadap aktivitas fotosintesis dan produksi akhir. Berdasarkan hasil penelitian Munandar dkk. 2010, kopi robusta klon BP 358 memiliki aktivitas fotosintesis yang lebih baik dibandingkan klon BP 409, sehingga memungkinkan hasil fotosintesis lebih tinggi. Kekurangan air juga mengakibatkan menurunnya konduktivitas stomata. Konduktivitas stomata pada daun secara tidak langsung berpengaruh terhadap fotosintesis tanaman karena berhubungan dengan keluar masuknya CO 2 dan O 2 yang merupakan bahan utama dan produk yang dihasilkan selama proses fotosintesis Salisburry dan Ross, 1995. Hasil akhir proses fotosintesis yang diakumulasi di daun tanaman adalah sukrosa. Sukrosa adalah hasil akhir dari proses fotosintesis yang ditranslokasikan dari daun source ke organ-organ tanaman yang membutuhkan sink, seperti akar, batang, bunga, buah, dan jaringan meristem Ward, 2000.

2.5 Hipotesis