11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Negara Hukum
2.1.1 Pengertian Negara Hukum
Pengertian negara dari beberapa pendapat para ahli hukum berbeda, namun demikian tidak mengurangi makna keseluruhan arti Negara tersebut.
Pendapat tersebut antara lain : a. Georg Jellineg : Negara adalah organisasi kekuasan dri sekelompok manusia
yang berkediaman di wilayah tertentu. b. Georg Wilhlem Friedrich Hegel : Negara adalah organisasi kesusilan yang
muncul sebagai sintesis dari kemerdekaan individual dan kemerdekaan universal.
c. Aristoteles : Negara adalah perpaduan beberapa keluarga mencakupi beberapa desa, hingga akhirnya dapat berdiri sendiri sepenuhnya, dengan tujuan
kesenangan dan kehormatan bersama.
14
Sebelum istilah negara hukum dijelaskan, terlebih dahulu perlu dipahami keterkaitan antara konsep negara hukum dan sistem ketatanegaraan. Pemahaman
mengenai hal ini penting, karena konsepsi negara hukum dan sistem ketatanegaraan suatu negara sangat berkaitan erat, bahkan saling mempengaruhi.
Dalam membicarakan konsepsi negara hukum jelas tidak lepas dari konstitusi atau sistem ketatanegaraan Indonesia, dengan alasan yaitu : Pertama, isi substansi
negara hukum adalah negara itu memiliki konstitusi UUD dan berdasarkan konstitusi UUD ; dimana konstitusi UUD negara itu memuat sistem
ketatanegaraan negara tersebut. Kedua, bila suatu negara memiliki dan berdasarkan konstitusi yang berisi sistem ketatanegaraan negera itu, negara itu
digolongkan sebagai negara hukum. Ketiga, sistem ketatanegaraan suatu negara yang tertuang dalam konstitusi UUD, membentuk suatu sistem hukum yang
tersusun dari sub-subsistem hukum yang meliputi :
14
http:ajeng-rizki.blogspot.com201112pengertian-negara-hukum-menurut-para.html diakses
pada tanggal 9 Februari 2016
12 1. Substansi hukum materi hukum yang mengatur kedudukan dan
fungsi tugas dan wewenang hubungan antar lembaga kekuasaan negara dan hubungan lembaga kekuasaan negara dengan warga
negaranya ;
2. Struktur hukum, mengenai lembaga-lembaga negara, sarana dan prasarana hukum, serta
3. Budaya hukum yang menyangkut prilaku aparat penegak hukum dan masyarakat di negara hukum itu sendiri
15
Sejalan dengan hal tersebut, sistem ketatanegaraan suatu negara pada umumnya dapat dilihat dalam konstitusi atau Undang Undang Dasarnya.
Konstitusi merupakan gambaran keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara, yaitu berupa kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur dan memerintah
negara. Disamping itu, di banyak negara, sistem ketatanegaraan yang ada yang terdapat dalam hukum tata negaranya merupakan campuran antara hukum atau
ketentuan tertulis dan yang tidak tertulis.\ Dengan demikian, istilah konstitusi dalam perkembangannya
memiliki dua pengertian yaitu pengertian yang sempit dan luas. Dalam pengertian sempit, konstitusi tidak menggambarkan
keseluruhan kumpulan baik tertulis maupun tidak tertulis, sedangkan dalam pengertian luasnya, konstitusi dituangkan dalam satu
dokumen tertentu sebagaimana dianut oleh kebnyakan negara. Istilah negara hukum tidak ditemukan dalam batang tubuh UUD 1945
sebelum amandemen. Meskipun demikian, dalam penjelasan UUD
1945 terdapat istilah ―negara berdasarkan atas hukum rechtstaat‖. Kemudian setelah dilakukan perubahan ketiga amandemen UUD
1945, dalam pasal 1 ayat 3 secara tegas menyebutkan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum.
16
Kepustakaan Indonesia selain memakai istilah rechtstaat juga lazim menggunakan istilah the rule of law
untuk mengartikan ―negara hukum‖. Muhammad Yamin menggunakan kata negara hukum sebagai padanan kata
rechtstaat atau government of law. Demikian juga halnya dengan Notohamidjojo menggunakan istilah negara hukum atau rechtstaat.
17
Berkenaan dengan hal tersebut, dalam kepustakaan Indonesia istilah negara hukum sudah tidak asing lagi
sebagai terjemahan dari istilah bahasa Belanda rechtstaat. Istilah rechtstaat
15
O. Notohamidjojo, Makna Negara Hukum, Jakarta, Badan Penerbit Kristen, 1970, hlm.18
16
Jimly Assiddiqie, Format Kelembagaan Negara Dan Pergeseran Kekuasaan Dalam UUD 1945, Fakultas Hukum UII Press, Yogyakarta, 2004, hal.27
17
Ibid, hlm.36
13 tersebut juga dipergunakan dalam penjelasan UUD 1945. Di negara-negara eropa
kontinental, istilah ini dipergunakan dengan cara berbeda antara satu negara dan negara lainnya.
Istilah rechtstaat negara hukum merupakan istilah baru, baik jika dibandingkan dengan istilah demokrasi, konstitusi maupun kedaulatan rakyat.
Para ahli telah memberikan pengertian bahwa negara hukum, seperti M. Tahir Azhary yang menyebutkan bahwa :
Negara hukum adalah negara yang tunduk pada hukum, peraturan- peraturan hukum berlaku pula bagi segala badan dan alat-alat
perlengkapan negara. Negara hukum juga akan menjamin tertib hukum dalam masyarakat yang artinya memberikan perlindungan
hukum, antara hukum dan kekuasaan ada hubungan timbal balik
18
Konsepsi negara hukum merupakan gagasan yang muncul untuk menentang konsep absolutisme yang telah melahirkan negara kekuasaan. Pada
pokoknya kekuasaan dari penguasa raja harus dibatasi agar jangan memperlakukan rakyat dengan sewenang-wenang. Pembatasan tersebut dilakukan
dengan jalan adanya supremasi hukum, yaitu bahwa segala tindakan penguasa tidak boleh sekehendak hatinya, tetapi harus berdasarkan dan berakar pada
hukum, menurut ketentuan hukum dan Undang Undang yang berlaku dan untuk itu juga harus ada pembagian kekuasaan negara, khususnya kekuasaan yudikatif
harus dipisahkan dari penguasa. Konsep the rule of law sumbernya sama dengan konsep rechtstaat sebagaimana diuraikan oleh A.V. Dicey dalam Sirajuddin dan
Zulkarnain mencakup : 1. Supremasi aturan-aturan hukum. Tidak adanya kekuasaan sewenang-
wenang dalam arti bahwa seseorang boleh dihukum jika melanggar hukum
2. Kedudukan yang sma dihadapan hukum. Dalil ini berlaku, baik bagi mereka rakyat kebanyakan, maupun pejabat
3. Terjaminnya hak-hak azasi manusia oleh Undang-Undang serta keputusan-keputusan Pengadilan.
19
18
M. Tahir Azhary, Negara Hukum : Suatu Studi tentang Prinsip Prinsipnya Dilihat dari Segi Hukum Islam, Jakarta, Prenada Kencana Media, 2003, hlm.36
19
Sirajuddin Zulkarnain, Komisi Yudisial dan Eksaminasi Publik : Menuju Peradilan Yang Bersih dan Berwibawa, Bandung, Citra Aditya Bhakti, 2006, hlm.16
14 Konsep the rule of law tidak membutuhkan peradilan administrasi negara
karena peradilan umum dianggap berlaku, baik bagi semua orang warga biasa maupun pejabat pemerintah. Jika dilihat dari fungsi dan tujuan negara, tipe negara
hukum dapat dibedakan menjadi negara hukum formil klasik dan negara hukum materiil welfare state. Negara hukum formil adalah negara yang tugasnya hanya
menjaga agar jangan sampai ada pelanggaran terhadap ketentraman dan ketertiban umum. Sedangkan negara hukum materiil welfare state adalah negara yang
tugasnya tidak hanya menjaga keamanan dan ketentraman, tetapi juga mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya.
Selanjutnya menurut M. Tahir Azhary mengemukakan bahwa setidaknya ada lima konsep negara hukum, yaitu :
a Negara hukum nomokrasi Islam yang diterapkan di negara-negara Islam ;
b Negara hukum menurut konsep eropa Kontinental yang dinamakan rechsstaat ;
c Negara hukum rule of law yang diterapkan di negara-negara Anglo Saxon ;
d Negara hukum socialist yang diterapkan di negara-negara komunis e Negara hukum Pancasila.
20
Menurut Djokosutomo, Negara Hukum menurut UUD 1945 adalah berdasarkan pada kedaulatan hukum. Hukumlah yang berdaulat. Negara adalah
merupakan subjek hukum, dalam arti rechtstaat badan hukum republik. Karena negara itu dipandang sebagai subjek hukum, maka jika ia bersalah dapat dituntut
didepan pengadilan karena perbuatan melanggar hukum. Sedangkan menurut F.R.Bothlingk negara hukum adalah : De staat, waarin de wilsvrijheid van
gezagsdragers is beperkt door grenzen van recht ‖ negara, dimana kebebasan
kehendak pemegang kekuasaan dibatasi oleh ketentuan hukum. Menurut Aristoteles negara hukum adalah negara yang berdiri di atas hukum yang
menjamin keadilan kepada warga negaranya. Disamping itu juga, seharusnya Negara Hukum rechtsstaat dan setiap tindakan Negara harus didasarkan pada
hukum atau harus dapat dipertanggungjawabkan pada hukum.
21
20
M. Tahir Azhary, Op.Cit, hlm.83-84
21
http:ajeng-rizki.blogspot.com201112pengertian-negara-hukum-menurut-para.html diakses
pada tanggal 9 Oktober 2014
15 Pengertian negara hukum secara sederhana adalah negara yang
penyelenggaraan kekuasaan pemerintahannya didasarkan atas hukum. Dalam negara hukum, kekuasaan menjalankan pemerintahan berdasarkan kedaulatan
hukum supremasi hukum dan bertujuan untuk menjalankan ketertiban hukum, Ada pendapat lain yang menyebutkan bahwa dalam negara hukum, hukum
sebagai dasar diwujudkan dalam peraturan perundang-undangan yang berpuncak pada konstitusi atau hukum dasar negara. Konstitusi negara juga harus berisi
gagasan atau ide tentang konstitusionalisme, yaitu adanya pembatasan atas kekuasaan dan jaminan hak dasar warga negara.
Dengan demikian dalam negara hukum, kekuasaan negara berdasar atas hukum, bukan kekuasaan belaka serta pemerintahan negara berdasar pada
konstitusi yang berpaham konstitusionalisme, tanpa hal tersebut sulit disebut sebagai negara hukum. Supremasi hukum harus mencakup tiga ide dasar hukum,
yakni keadilan, kemanfaatan, dan kepastian. Oleh karena itu di negara hukum, hukum harus tidak boleh mengabaikan ―rasa keadilan masyarakat‖. Negara-negara
komunis atau negara otoriter memiliki konstitusi tetapi menolak gagasan tentang konstitusionalisme sehingga tidak dapat dikatakan sebagai negara hukum dalam
arti sesungguhnya. Sri Soemantri, menyatakan pendapatnya bahwa : Negara hukum adalah unik, sebab negara hendak dipahami sebagai
suatu konsep hukum. Dikatakan sebagai konsep yang unik karena tidak ada konsep lain. Dalam negara hukum nantinya akan terdapat
satu kesatuan sistem hukum yang berpuncak pada konstitusi atau undang-undang dasar.
22
Dengan adanya hal tersebut, penyelenggaraan negara dan rakyat dapat bersatu di bawah dan tunduk pada sistem yang berlaku. Sehingga konstitusi
negara merupakan sarana pemersatu bangsa. Dalam perkembangannya, negara hukum yang pertama terbentuk adalah negara hukum formil, yang merupakan
negara hukum dalam arti sempit yaitu negara hukum yang membatasi ruang geraknya dan bersifat pasif terhadap kepentingan rakyat negara. Negara tidak
campur tangan secara banyak terhadap urusan dan kepentingan warga negara. Namun seiring perkembangan zaman, negara hukum formil berkembang menjadi
22
Sri Soemantri. Bunga Rampai Hukum Tata Negara Indonesia. 2002, Bandung, Alumni, hlm.90
16 negara hukum materiil yang berarti negara yang pemerintahannya memiliki
keleluasaan untuk turut campur tangan dalam urusan warga dengan dasar bahwa pemerintah ikut bertanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyat. Negara bersifat
aktif dan mandiri dalam upaya membangun kesejahteraan rakyat.
23
Adanya pengakuan terhadap harkat dan martabat manusia dalam negara hukum Indonesia secara instrinsik melekat pada Pancasila dan bersumber pada
Pancasila. Dalam pasal 1 ayat 3 UUD 1945 disebutkan bahwa : Negara Indonesia adalah negara hukum. Istilah negara hukum, rechsstaat, the rule of law,
dan istilah yang tertera dalam penjelasan UUD 1945 : Negara berdasarkan atas hukum rechsstaat sering dipergunakan dalam kepustakaan Indonesia. Usaha
untuk menunjukkan kekhasan Indonesia dilakukan dengan menambahkan atribut Pancasila di depan negara hukum sehingga menjadi negara hukum Pancasila. Hal
ini mengandung pengertian bahwa Pancasila sebagai the rule of law bukan semata-mata sebagai peraturan yang diberlakukan bagi masyarakat Indonesia. Hal
yang demikian berarti menempatkan sistem dalam idealisme tertentu yang bersifat final, dinamis, dan selalu mencari tujuan-tujuan ideal berlandaskan ideologi
Pancasila. Paham negara hukum Indonesia berangkat dari prinsip dasar bahwa ciri
khas suatu negara hukum adalah bahwa negara memberikan perlindungan kepada warganya dengan cara berbeda. Negara hukum adalah suatu pengertian yang
berkembang, yang terwujud dari reaksi masa lampau. Oleh karena itu, unsur negara hukum berakar pada sejarah dan perkembangan suatu bangsa. Setiapo
bangsa atau negara memiliki sejarah yang berbeda, oleh karena itu pengertian dan isi negara hukum dari berbagai negara berbeda pula. Terminologi negara hukum
disebutkan secara tegas dalam Konstitusi RIS 1949 baik dalam Mukadimah alinea ke 4 maupun di dalam batang tubuh pasal 1 ayat 1. Demikian pula halnya dalam
UUDS 1950 istilah negara hukum secara jelas dicantumkan dalam alinea ke 4 Mukadimah dan Bab I bagian I, Pasal 1 ayat 1 UUDS Tahun 1950. Dalam UUD
1945 sebelum amandemen, baik dalam pembukaan maupun batang tubuh atau pasal-pasalnya tidak ditemukan rumusan atau istilah negara hukum. Namun
23
http:prince-mienu.blogspot.com201001negara-hukum.html diakses pada tanggal 11 Oktober
2014
17 demikian, dalam penjelasan umumnya disebutkan bahwa sistem pemerintahan
negara Indonesia adalah negara berdasarkan atas hukum rechsstaat. Berdasarkan uraian tersebut di atas, kata rechsstaat lazimnya diartikan
sebagai negara hukum. Negara Indonesia adalah negara hukum rechsstaat, bukan negara kekuasaan machtstaat. Di dalamnya terkandung pengertian adanya
pengakuan terhadap prinsip supremasi hukum dan konstitusi, dianutnya prinsip pemisahan dan pembatasan kekuasaan menurut sistem konstitusional yang diatur
dalam Undang Undang Dasar, dengan adanya jaminan-jaminan Hak Azasi Manusia dalam Undang Undang Dasar, adanya prinsip peradilan yang bebas dan
tidak memihak yang menjamin persamaan setiap warga negara dalam hukum, serta menjamin keadilan bagi setiap orang termasuk terhadap penyalahgunaan
wewenang oleh pihak yang berkuasa. Dalam paham negara hukum seperti itu, pada hakikatnya hukum itu sendiri
yang menjadi penentu segalanya sesuai prinsip nomokrasi dan doktrin the rule of law. Dalam kerangka the rule of law itu, diyakini adanya pengakuan bahwa
hukum itu mempunyai kedudukan tertinggi Supremacy of Law, dan berlakunya azas legalitas dalam segala bentuknya dalam kenyataan praktek. Dalam suatu
negara hukum, pemerintah harus menjamin adanya penegakan hukum dan tercapainya tujuan hukum. Dalam penegakan hukum ada tiga unsur yang harus
selalu mendapatkan perhatian, yaitu keadilan, kemanfaatan, atau hasil guna dan kepastian hukum. Tujuan pokok dari hukum adalah ketertiban, dimana kepatuhan
terhadap ketertiban adalah syarat pokok untuk masyarakat yang teratur. Kenyataan yang tak terbantahkan adalah bahwa istilah negara hukum atau
dalam penjelasan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disebut sebagai negara berdasarkan atas hukum rechsstaat dan paham the rule of
law. Namun, untuk lebih mencerminkan ciri khas Indonesia nasionalisme, Indonesia memakai istilah negara hukum ini dengan tambahan atribut Pancasila
sehingga menjadi negara hukum pancasila. Terlepas dari istilah negara hukum Pancasila, yang pasti dalam UUD 1945 setelah perubahan atau amandemen
menegaskan bahwa pemakaian istilah negara hukum tanpa atribut Pancasila sebagaimana tercantum dalam pasal 1 ayat 3 bahwa : Negara Indonesia adalah
negara hukum.
18
2.1.2 Unsur-Unsur Negara Hukum