Uji t Pengujian Hipotesis

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .348 a .121 .017 13.914 1.432 a. Predictors: Constant, Kompleksitas_operasi_perusahaan, Log_Ukuran_perusahaan, Jenis_opini_audit, Jumlah_komite_audit, Kualitas_auditor b. Dependent Variable: Audit_delay Sumber : Diolah dengan SPSS 2015 Berdasarkan Tabel 4.4 diatas, hasil uji autokorelasi maka dapat dibuat keputusan dengan persamaan : du d 4-du 1,3167 1,432 2,6833 Dari angka persamaan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat adanya autokorelasi positif atau negatif.

4.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis secara statistic dilakukan dengan menggunakan analisis uji parsial t-test dan uji simultan Ftest.

4.4.1 Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara parsial. Tabel 4.5 Hasil Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 117.859 28.128 4.190 .000 Kualitas_auditor -8.021 4.077 -.263 -1.967 .056 Jenis_opini_audit -6.724 3.957 -.220 -1.699 .097 Log_ukuran_perusahaan 2.199 .863 .361 2.548 .015 Jumlah_komite_audit 7.152 7.043 .142 1.015 .316 Kompleksitas_operasi_p erusahaan 11.991 3.873 .400 3.096 .003 a. Dependent Variable: Audit_delay Sumber : Diolah dengan SPSS 2015 Hasil uji secara parsial t, Berdasarkan Tabel 4.5 dapat disimpulkan mengenai uji hipotesis secara parsial, Ukuran perusahaan X 1 terhadap Audit Delay Y H 1 : Kualitas auditor X 1 tidak berpengaruh terhadap Audit Delay Y pada perusahaan manufaktur Food and Beverage yang terdaftar di BEI Nilai t hitung Kualitas auditor X 1 diperoleh sebesar -1,967 dan nilai signifikansi sebesar 0,056. Data t tabel df = jumlah sampel – jumlah variabel yaitu 48-6 maka df = 42 pada tingkat signifikansi 5, maka nilai t tabel adalah 1,68195. Nilai t hitung nilai t tabel yang telah ditetapkan atau -1,9671,68195 dan nilai signifikan untuk uji t yang diperoleh 0,056 dari tingkat signifikan alpha yang telah ditetapkan 5 0,05. Sehingga H1 ditolak dengan pengertian bahwa kualitas auditor X 1 tidak berpengaruh terhadap Audit Delay Y. Jenis opini auditor X 2 terhadap Audit Delay Y H2 : Jenis opini auditor X 2 tidak berpengaruh terhadap Audit Delay Y pada perusahaan manufaktur Food and Beverage yang terdaftar di BEI. Nilai t hitung Jenis opini auditor X 2 diperoleh sebesar -1,699 dan nilai signifikansi sebesar 0,097. Sehingga diperoleh t hitung t tabel atau - 1,6991,68195 dan nilai signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,097 dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5 0,05. Sehingga H 2 ditolak dengan pengertian bahwa Jenis opini auditor X 2 tidak berpengaruh terhadap Audit Delay Y. Ukuran perusahaan X 3 terhadap Audit Delay Y H 3 : Ukuran perusahaan X 3 berpengaruh terhadap Audit Delay Y pada perusahaan manufaktur Food and Beverage yang terdaftar di BEI. Nilai t hitung Ukuran perusahaan X 3 diperoleh sebesar 2,548 dan nilai signifikansi sebesar 0,015. Sehingga diperoleh t hitung nilai t tabel yang telah ditetapkan atau 2,5481,68195 dan nilai signifikansi untuk uji t yang diperoleh 0,015 dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5 0,05. Sehingga H 3 diterima dengan pengertian bahwa ukuran perusahaan X 3 berpengaruh terhadap Audit Delay Y. Jumlah komite audit X 4 terhadap Audit Delay Y H 4 : Jumlah komite audit X 4 tidak berpengaruh terhadap Audit Delay Y pada perusahan manufaktur Food and Beverage yang terdaftar di BEI Nilai t hitung Jumlah komite audit X 4 diperoleh sebesar 1,015 dan nilai signifikansi sebesar 0,316. Sehingga diperoleh t hitung t tabel atau 1,0151,68195 dan nilai signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,316 dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5 0,05. Sehingga H 4 ditolak dengan pengertian bahwa Jumlah komite audit X 4 tidak berpengaruh terhadap Audit Delay Y. Kompleksitas operasi perusahaan X 5 terhadap Audit Delay Y H5 : Kompleksitas operasi perusahaan X 5 berpengaruh terhadap Audit Delay Y pada perusahaan manufaktur Food and Beverage yang terdaftar di BEI Nilai t hitung Kompleksitas operasi perusahaan X 5 diperoleh sebesar 3,096 dan nilai signifikansi sebesar 0,003. Sehingga diperoleh t hitung t tabel atau 3,0961,68195 dan nilai signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,003 dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5 0,05. Sehingga H 5 diterima dengan pengertian bahwa Kompleksitas operasi perusahan X 4 berpengaruh terhadap Audit Delay Y. Model regresi yang terbentuk adalah sebagai berikut : Y = 117.859 - 8,021X 1 - 6,724X 2 + 2,199X 3 + 7,152X 4 + 11,991X 5 + e Dimana : X 1 : Kualitas auditor X 2 : Jenis opini auditor X 3 : Ukuran perusahaan X 4 : Jumlah komite audit X 5 : Kompleksitas operasi perusahaan α : Konstanta e : Error tingkat kesalahan Berdasarkan hasil persamaan regresi berganda tersebut masing-masing variabel menjelaskan bahwa : 1. Konstanta sebesar 117,859 menyatakan bahwa apabila tidak ada variabel bebas maka nilai Audit Delay Y adalah sebesar 117,859, 2. Kualitas auditor X 1 memiliki arah hubungan yang negatif sejauh 8,021 terhadap Audit Delay Y. Dengan asumsi setiap kenaikan pada kualitas auditor X 1 sebesar 1 akan menyebabkan penurunan pada Audit Delay Y sebesar 8,021, dan sebaliknya penurunan pada kualitas audit X 1 sebesar 1 akan menyebabkan pula kenaikan pada Audit Delay Y sebesar 8,021, 3. Jenis opini auditor X 2 memiliki arah hubungan yang negatif sejauh 6,724 terhadap Audit Delay Y. Dengan asumsi setiap kenaikam pada Jenis opini auditor X 2 sebesar 1 akan menyebabkan penurunan sebesar 8,021, sebaliknya penurunan Jenis opini auditor X 2 sebesar 1 akan menyebabkan kenaikan Audit Delay Y sebesar 8,021, 4. Ukuran perusahaan X 3 memiliki arah hubungan yang positif sejauh 2,199 terhadap Audit Delay Y. Dengan asumsi setiap kenaikan Ukuran perusahaan X 3 sebesar 1 akan menyebabkan kenaikan pada Audit Delay Y sebesar 2,199, dan sebaliknya penurunan pada ukuran perusahaan X 3 sebesar 1 akan menyebabkan pula penurunan pada Audit Delay Y sebesar 2,199, 5. Jumlah komite audit X 4 memiliki arah hubungan yang positif sejauh 7,152 terhadap Audit Delay Y. dengan asumsi setiap kenaikan Jumlah komite audit X 4 sebesar 1 akan menyebabkan kenaikan pada Audit Delay Y sebesar 7,152 dan sebaliknya penurunan pada jumlah komite audit X4 sebesar 1 akan menyebabkan pula penurunan pada Audit Delay Y sebesar 7,152, 6. Kompleksitas operasi perusahaan X 5 memiliki arah hubungan yang positif sejauh 11,991 terhadap Audit Delay Y. Dengan asumsi setiap kenaikan Kompleksitas operasi perusahaan X 5 sebesar 1 akan menyebabkan kenaikan pada Audit Delay Y sebesar 11,991, dan sebaliknya penurunan pada kompleksitas operasi perusahaan X 5 sebesar 1 akan menyebabkan pula penurunan pada Audit Delay Y sebesar 11,991.

4.4.2 Uji F