ANALISIS PENGARUH KUALITAS AUDIT DAN MOTIVASI MANAJEMEN TERHADAP MANAJEMEN LABA (STUDI PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO DI INDONESIA)
ABSTRACT
ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF THE QUALITY OF AUDIT AND MANAGEMENT MOTIVATION TOWARDS PROFIT MANAGEMENT
(STUDIES ON COMPANIES THAT ARE DOING AN IPO IN INDONESIA)
By
NAHAR ANNISA
This research aims to obtain empirical evidence on the influence of audit quality management and motivation towards the management of profits at a time when companies do IPO in Indonesia. Quality audits in the proxy's with the size of the auditor (auditor of the big ten) and auditor industry specialists. Motivation management in the proxy’s with bonus plan and leverage while management proxy profit using a modification of the model of Jones for calculating the discretionary accrual.
The population in this study is a company IPO in Indonesia 2008-2013. Based on the purposive sampling method, during the six years of observation of the sample obtained as many as 57 companies. The hypothesis in this study were tested using multiple regression analysis to examine the effect of independent variables on the dependent variable.
The results showed that the size of the auditors and bonus plans affect the earnings management practices in companies doing IPOs. While the industry specialist auditors and leverage no effect on earnings management practices in companies doing IPOs.
Keywords: audit quality , earnings management , motivational management , auditors big ten , auditor industry specialist
(2)
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH KUALITAS AUDIT DAN MOTIVASI MANAJEMEN TERHADAP MANAJEMEN LABA (STUDI PADA
PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO DI INDONESIA)
Oleh
NAHAR ANNISA
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh kualitas audit dan motivasi manajemen terhadap manajemen laba pada saat perusahaan melakukan IPO di Indonesia. Kualitas audit diproksikan dengan ukuran KAP (auditorbig ten) dan auditor spesialis industri. Motivasi manajemen diproksikan dengan rencana bonus danleveragesedangkan proksi manajemen laba menggunakan modifijasi model Jones untuk menghitungdiscretionary accrual.
Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia tahun 2008-2013. Berdasarkan metode purposive sampling, selama enam tahun pengamatan sampel yang diperoleh sebanyak 57 perusahaan. Hipotesis dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis regresi bergandauntuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran KAP dan rencana bonus berpengaruh terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO. Sedangkan auditor spesialis industri dan leverage tidak berpengaruh terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO.
Kata kunci : kualitas audit, manajemen laba, motivasi manajemen, auditor big ten, auditor spesialis industri
(3)
ANALISIS PENGARUH KUALITAS AUDIT DAN MOTIVASI MANAJEMEN TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA
(Studi Pada Perusahaan Yang Melakukan IPO di Indonesia)
Oleh
Nahar Annisa
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2015
(4)
ANALISIS PENGARUH KUALITAS AUDIT DAN MOTIVASI MANAJEMEN TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA (Studi Pada Perusahaan Yang Melakukan IPO di Indonesia)
(Skripsi)
Oleh
NAHAR ANNISA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2015
(5)
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
BAB II LANDASAN TEORI ... 9
2.1 Teori Pensinyalan ... 9
2.2 Pengertian Manajemen Laba ... 10
2.2.1 Motivasi Manajemen ………... 11
2.2.2 BentukManajemen Laba ………. 13
2.3 Discretionary Accrual ... 15
2.4 Penelitian Terdahulu ... 16
2.5 Kerangka Pemikiran ……… 18
2.6 Perumusan Hipotesis... 19
2.6.1 Hipoteis Kualitas Audit... 20
2.6.1.1 Ukuran KAP... 21
2.6.1.2 Auditor Spesialis Industri... 22
2.6.2 Hipotesis Manajemen Laba... 23
2.6.2.1 Rencana Bonus... 23
2.6.2.2 Perjanjian Hutang... 24
BAB III METODE PENELITIAN ... 26
3.1 Desain Penelitian ... 26
3.2 Populasi dan Sampel ... 26
(6)
3.4 Teknik Analisis Data... 31
3.4.1 Uji Asumsi Klasik ... 31
3.4.1.1 Uji Normalitas ... 31
3.4.1.2 Uji Multikolinieritas ... 31
3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 31
3.5.2.4 Uji Otokorelasi ... 32
3.5 Pengujian Hipotesis ... 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36
4.1 Analisis Data ... 36
4.2 Statistik Deskriptif ... 36
4.3 Hasil Pengujian Asumsi Klasik... 38
4.3.1 Uji Normalitas... 38
4.3.2 Uji Heteroskedastisitas ... 39
4.3.3 Uji Multikolinearitas ... 40
4.3.4 Uji Otokorelasi ... 41
4.4 Pengujian Hipotesis ... 42
4.4.1 Hasil Uji Regresi Berganda ... 42
4.4.2 Hasil Uji Statistik F... 43
4.4.3 Hasil Uji t ... 44
4.4.4 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 45
4.5 Pembahasan... 46
4.5.1 Pengaruh Ukuran KAP terhadap praktik manajemen laba ………... 46
4.5.2 Pengaruh Auditor Spesialis Industri terhadap praktik manajemen laba ………... 46
4.5.3 Pengaruh Rencana Bonus terhadap praktik manajemen laba………... 47
(7)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……… 49
5.1 Kesimpulan……... 49
5.2 Keterbatasan Penelitian... 50
5.3 Saran... 50
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(8)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ………. 16
Tabel 4.1 Kriteria Penerimaan Sampel……….. 36
Tabel 4.2 StatistikDeskriptif ……… 36
Tabel 4.3 Uji Heteroskedastisitas………. 39
Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas ……… 40
Tabel 4.5 Uji Otokorelasi ………. 41
Tabel 4.6 Uji Regresi Berganda ……… 42
(9)
(10)
(11)
MOTO
“
The more you give, the more you will get
”
“
It is hard to fail, but it is worse never to have
tried to succeed
”
“Don’t put till tommorow what you can do
(12)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini, sebagai salah satu tanda bakti kepada
Papa FuadBahrudin S.E dan Mama Ruqaiyah,serta untu kkakakku
Ahmad Fauzi S.T.
Terima kasih atas segala doa, kepercayaan yang kalian titipkan dan
dukungan yang tak henti-hentinya tercurahkan sebagai bentuk kasih
sayang yang tiada tara.
Karena tanpa papa,mama dan kakak, aku tak akan pernah sedekat ini
dengan mimpi-mimpiku.
(13)
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Nahar Annisa, dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 03 April 1991 sebagai anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Fuad Bahrudin S.E dan Ibu Ruqaiyah.
Jenjang pendidikan yang telah ditempuh oleh penulis yaitu menyelesaikan
pendidikan dasar di SD Bhakti Ibu pada tahun 2003, lalu melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 19 Bandar Lampung hingga tahun 2006, kemudian menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Gajah Mada jurusan IPA hingga tahun 2009.
Pada tahun 2009, atas rahmat Allah SWT dan doa orangtua, penulis melanjutkan pendidikan di jurusan D3 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, kemudian pada tahun 2012 melanjutkan ke jenjang S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
(14)
SANWACANA
Bismillahirahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas limpahan kasih sayang-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul“Analisis Pengaruh Kualitas Audit danMotivasi Manajemen terhadap Praktik Manajemen Laba (Studi pada Perusahaan yang Melakukan IPO di
Indonesia)”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S. E., M. Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Fajar Gustiawaty Dewi, S. E., M. Si., Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
5. Ibu Dr. Fajar Gustiawaty Dewi, S. E., M. Si., Akt., selaku Pembimbing utama yang telah meluangkan waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran, masukan dan semangat untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Basuki Wibowo, S.E.,M.S.Ak,Akt. selaku pembimbing pendamping yang telah meluangkan waktu dan fikirannya serta memberikan kritik,saran, masukan dan semangat untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
(15)
7. Bapak Yuliansyah,S.E.,M.S.A.,Ph.D.,Akt.selaku selaku Pembahas yang telah memberikan kritik, saran dan masukan yang membangun terhadap skripsi ini. 8. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si.,Aktselaku Pembimbing Akademik atas
segala saran dan dukungan yang diberikan selama masa perkuliahan. 9. Seluruh Dosen beserta seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung.Khususnya untuk staf karyawan di jurusan Akuntansi Pak Sobari, Mbak Leni, Mpok, Mas Yana, Mas Yogi, Mas Leman, yang telah banyak membantu selama proses pengerjaan skripsi.
10. Kedua orangtua ku tercinta terkasih tersayang tersegalanya, Papa
FuadBahrudin S.E dan Mama Ruqaiyah yang telah menjadi orang tua yang luar biasa bagi anak-anaknya. Terima kasih yang tak terhingga atas kasih sayang, doa restu, motivasi dan dukungan yang tiada henti untuk selalu memberikan yang terbaik untuk Anis. Ini semua kupersembahkan hanya untuk Papa dan Mama.
11. Kedua kakak kandungku tersayang, Ahmad Fauzi S.T yang selalu memberi doa, kebersamaan,semangat untuk kesuksesan adik. Terimakasih untuk semuanya yang telah diberikan kepada adik dengan sangat tulus.
12. Keluarga besarku, mbah, bude, pakde, uwak,om, bulek dan semua sepupuku, yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih atas doa, harapan, dan motivasinya
13. Thanks to Regiza Palmi who always besides me no matter what and give me your support. Thank you so much teem.
14. Sahabat dan saudaraku tercinta Sari Khairunnisa, Nova Purnamasari, Zenna Dwi Amalia, Ruby Perkasa, Putri Angelina, Ria Zantika, Regiza Palmi, Robi Dwi Cahyo, Saddam Chaled, Rwanda Sutedira, Roy Chandra S, Oki Yanto terimakasih atas semuanya yang telah kalian berikan kepadaku selama ini, kalian Luar biasaaa!! Semoga kita selalu menjadi sahabat untuk selamanya. 15. The Green Cafe Squad : Lely Marce Margareta, AzvarezaTiarani S.E, Bang
(16)
Jarwo, Yara, Eko, Yoga, Bang Engga, Nicho dll terimakasih sudah
menemani,menjadi penghibur hati,memberi bantuan, motivasi,nasehat,dan doa. Kalian teman-teman seperjuangan terbaik yang pernah ada.
16. Keluarga besar jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis 17. Almamater tercinta, Universitas Lampung.
Akhir kata, manusia yang baik adalah yang menuai manfaat bagi sesamanya, semoga skripsi ini bermanfaat dikemudian hari. Amin.
Bandar Lampung, November 2015 Penulis
(17)
(18)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perusahaan membutuhkan dana yang besar dalam menjalankan aktivitasnya, baik dalam segi mengembangkan pangsa pasar dan bagi kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Selain dari pihak internal (pemilik modal), perusahaan juga bisa mendapatkan dana dari pihak eksternal (di luar perusahaan). Salah satu cara mendapatkan dana dari pihak eksternal yaitu dengan melakukan penawaran saham perdana perusahaan kepada masyarakat atau yang lebih dikenal sebagaiInitial Public Offering (IPO) atau istilah yang cukup populer di Indonesia adalahgo public. Dengan malakukan IPO ke masyarakat maka perusahaan dapat menghimpun dana dari masyarakat yang relatif besar untuk keperluan kegiatan pembelanjaan atau operasi perusahaan, juga memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk pengelolaan dan pengembangan perusahaan. Perusahaan untuk melakukan IPO perlu menjelaskan secara menyeluruh kondisi perusahaan. Hal ini dilakukan dengan menerbitkan prokspektus perusahaan.
Salah satu hal paling penting dalam prospektus adalah kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena hal ini menjadi hal penting yang diperhatikan maka manajemen menggunakan suatu kebijakan akuntansi tertentu dalam
(19)
2
pelaporan keuangan untuk mengubah laporan keuangan guna mempengaruhi persepsi atau pandangan investor mengenai kinerja perusahaan. Sehingga kinerja perusahaan terlihat baik dan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Tindakan ini biasa dikenal dengan
manajemen laba. Manajemen laba merupakan perilaku oportunistik manajer untuk memaksimumkan utlitas mereka.
Manajer malakukan manajemen laba dengan cara memilih metode atau kebijakan akuntansi tertentu untuk menaikan laba atau menurunkan laba. Manajer dapat menggeser laba periode yang akan datang ke periode sekarang untuk menaikan laba dan menggeser laba periode sekarang ke periode yang akan datang untuk menurunkan laba.
Dalam Watts dan Zimmerman (1986) terdapat 3 faktor yang membuat manajemen perusahaan melakukan manajemen laba. Tiga faktor ini disebut dengan tiga hipotesis teori akuntansi positif yaitu: hipotesis rencana bonus, hipotesis perjanjian hutang, hipotesis biaya politik. Pertama, hipotesis rencana bonus hal ini tentang pemilihan metode akuntansi dengan rencana bonus yang akan diperoleh manajer. Manajer akan memilih menggunakan prosedur akuntansi yang dapat menggantikan laporan laba untuk periode yang akan datang ke periode sekarang. Hal ini dilakukan manajer jika besarnya bonus yang diperoleh berdasarkan besarnya laba yang dihasilkan. Sehingga manajer akan memilih metode yang dapat meningkatkan laba agar bonus yang diterima juga meningkat.
(20)
3
Kedua, hipotesis perjanjian hutang yakni persyaratan perjanjian hutang yang harus dipenuhi perusahaan dalam kesediaan debitur mempertahankan rasio-rasio akuntansi dan batasan lain yang berkaitan dengan data akuntansi perusahaan. Jika terjadi pelanggaran dengan persyaratan maka perusahaan dikenakan sanksi. Laba yang tinggi dianggap dapat menghindari terjadinya pelanggaran tersebut. Ketiga, hipotesis biaya politik ini berkaitan dengan semakin tingginya laba perusahaan, maka pemerintah akan semakin menyoroti perusahaan tersebut. Dalam kondisi seperti ini manajer
cenderung akan menurunkan laba agar biaya politik rendah, sehingga dapat menghindari peraturan yang berlaku atau pengenaan tarif pajak yang tinggi.
Audit sebagai jasa pelayanan yang digunakan untuk meningkatkan keterpercayaan dan kesesuaian informasi yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan diharapkan dapat mengurangi praktek manajemen laba. Akan tetapi untuk dapat mendeteksi manajemen laba tergantung pada kualitas audit tersebut. Audit dengan kualitas yang tinggi diharapkan akan mengurangi manajemen laba pada saat perusahaan IPO. Kualitas ini dapat dikendalikan dengan memastikan bahwa Kantor Akuntan Publik (KAP) telah memenuhi tanggung jawab profesionalnya kepada klien maupun pihak lain. Kualitas audit sendiri dihubungkan dengan ukuran dari KAP besar (Big four) dan KAP kecil (Non Big four). KAP besar dianggap memiliki kualitas audit lebih tinggi dibandingkan KAP kecil. KAP besar dianggap dapat mengurangi praktik akuntansi yang meragukan dan melaporkan kesalahan yang dilakukan manajemen dalam Khrisnan (2003).
(21)
4
Selain diproksikan dengan ukuran KAP, kualitas audit dalam Zhou dan Elder (2004) membuktikan bahwa berhubungan positif dengan auditor spesialis industri. Auditor yang melakukan spesialis industri untuk
meluaskan pangsa pasar mereka terhadap klien, lebih menguasai informasi tentang industri tersebut dibandingkan dengan auditor non-spesialis. Penelitian mengenai pengaruh motivasi manajer terhadap manajemen laba dilakukan oleh Achmad, Subekti, dan Atmini (2007). Penelitian ini menguji pengaruh motivasi dan strategi terhadap praktik manajemen laba.
Hasil pengujian mengindikasikan bahwa peningkatan motivasidebt covenantdan motivasi biaya politik akan meningkatkan praktik manajemen laba. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wimboweni (2007) menunjukkan bahwa rencana bonus, biaya politik, dan leverage tidak terbukti berpengaruh positif terhadap praktik manajemen laba. Sedangkan variabel kualitas audit terbukti berpengaruh negatif terhadap praktik manajemen laba. Hasil penelitian Luhgianto (2008) menunjukan kualitas audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba pada saat IPO. Hasil penelitian lainnya yang dilakukan Inten Meutia (2004) yang menyatakan Kualitas audit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen laba.
Penelitian selanjutnya mengenai pengaruh antara motivasi dan strategi terhadap praktik manajemen laba di industri perbankan Indonesia dilakukan oleh Supono (2009). Motivasi manajemen laba diproksikan oleh rencana bonus, debt covenant, dan biaya politik. Hasil penelitiannya kembali
(22)
5
politik berpengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba. Manajer yang mendapat kompensasi bonus yang tinggi,debt covenantyang rendah, dan biaya politik yang tinggi akan termotivasi untuk melakukan praktik manajemen laba. Hasil penelitian Supono (2009) tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Devi (2012) dengan hasil bahwa
peningkatan motivasidebt covenantberpengaruh dan akan meningkatkan praktik manajemen laba.
Namun hasil penelitian terbaru oleh Nugrohohadi (2013) kembali mendukung hasil penelitian dari Wimboweni (2007) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara variabel motivasi manajer, yaitu rencana bonus (Salary), variabel perjanjian hutang, dan variabel biaya politik terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO dan kualitas audit yang diproksikan oleh ukuran auditor, dan auditor spesialisasi industri berpengaruh terhadap praktik manajemen laba. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang masih berbeda-beda maka peneliti tertarik untuk meneliti kembali pengaruh kualitas audit dan motivasi manajemen terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO.
Penelitian ini merupakan penelitian replikasi yang mengacu pada penelitian sebelumnya dilakukan oleh Nugrohohadi (2013) yang meneliti Pengaruh Kualitas Audit dan Motivasi Manajemen Laba terhadap Praktik Manajemen Laba padaInitial Public Offering.Variabel penelitian terdiri dari kualitas audit dan motiasi manajemen. Alasan mengapa mereplikasi
(23)
6
karena peneliti ingin menguji kembali apakah hasil yang didapatkan akan sama pada perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia jika teori yang diterapkan sama dengan penelitian terdahulu sehingga hasil penelitian ini dapat memperkuat atau memperlemah teori yang ada. Pemilihan variabel independen dalam penelitian ini berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nugrohohadi (2013). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Nugrohohadi (2013), dalam penelitian ini kualitas audit menggunakan proksi ukuran KAP dan auditor spesialis industri, dimana ukuran KAP menggunakan KAP yang berafiliasi dengan Big 10. Pemilihan ukuran KAP menggunakanBig 10karena KAP yang berafiliasi denganbig 10 juga memiliki auditor yang berpengalaman dan berkualitas sehingga memungkinkan mereka dapat memberikan pendapat atau opininya sesuai dengan keadaan real sama dengan KAP yang
berafiliasi denganBig 4. Karena di KAPBig 10termasuk jugaBig 4
didalamnya.Motivasi manajemen laba terdiri dari rencana bonus, perjanjian hutang dan biaya politik. Dalam penelitian ini variabel motivasi manajemen diproksikan oleh rencana bonus dan perjanjian hutang. Biaya politik tidak dijadikan variabel karena tidak semua harga jual saham pada perusahaan melakukan IPO dipengaruhi pemerintah. Selanjutnya periode yang diteliti yakni 2008 hingga 2013.
Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel denganpurposive samplingpada perusahaan yang melakukan IPO yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) karena karena perusahaan-perusahaan tersebut
(24)
7
diwajibkan melaporkan laporan keuangan yang berkualitas kepada publik. Pada saat ini perusahaan cenderung akan melakukan manajemen laba guna menunjukan performa baik perusahannya kepada masyarakat dan untuk meningkatkan nilai harga saham perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah kualitas audit berpengaruh terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO?
2. Apakah motivasi manajemen berpengaruh terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini:
1. Menganalisis apakah kualitas audit yang terdiri dari ukuran KAP dan auditor spesialis industri berpengaruh terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO.
2. Menganalisis apakah motivasi manajemen laba yang terdiri dari rencana bonus dan perjanjian hutang berpengaruh terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis
(25)
8
Dengan penelitian ini diharapkan mengahasilkan bukti empiris tentang pengaruh kualitas audit dan motivasi manajemen terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO
1.4.2 Manfaat Praktis
Dengan penelitian ini diharapkan memberikan informasi kepada para investor maupun calon investor dalam pengambilan keputusan. Penelitian bermanfaat praktis bagi auditor dan calon auditor dalam memberikan penilaian terhadap perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia. Serta bagi perusahaan dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan dengan adanya auditor dengan kualitas tinggi khususnya bagi perusahaan yang akan melakukan IPO.
(26)
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Sinyal (Signaling Theory)
Teori pensinyalan (signaling theory) mengasumsikan bahwa terdapat asimetri informasi antara manajer dengan investor atau calon investor. Manajer
dipandang memiliki informasi tentang perusahaan yang tidak dimilki oleh investor maupun calon investor. Teori pensinyalan menjelaskan alasan pentingnya perusahaan menyajikan informasi kepada publik (Wolk et al., 2006). Informasi tersebut bisa berupa laporan keuangan, informasi kebijakan perusahaan maupun informasi lain yang diungkapkan secara sukarela oleh manajemen perusahaan.
Dalam proses IPO, seringkali perusahaan melakukan manajemen laba dan menggunakan jasa pihak ketiga yang berkualitas tinggi, seperti auditor. Upaya ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan sinyal kepada investor dan calon investor untuk mengurangi adanya masalah asimetri informasi, sehingga kemudian investor atau calon investor percaya bahwa perusahaan memilki kualitas yang tinggi.Signaling theoryrelevan digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini karena sinyal-sinyal dan informasi yang beredar dapat
(27)
10
Kualitas keputusan investor dipengaruhi oleh kualitas informasi yang diungkapkan perusahaan dalam laporan keuangan. Kualitas informasi tersebut bertujuan untuk mengurangi asimetri informasi yang timbul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa mendatang dibanding pihak eksternal perusahaan. Informasi yang berupa pemberian peringkat obligasi perusahaan yang dipublikasikan diharapkan dapat menjadi sinyal kondisi keuangan perusahaan tertentu dan
menggambarkan kemungkinan yang terjadi terkait dengan utang yang dimiliki (Maria Immaculatta,2006)
2.2 Pengertian Manajemen Laba
Manajemen laba adalah upaya manajemen dalam proses pelaporan keuangan perusahaan melalui pemilihan kebijakan-kebijakan akuntansi untuk mengatur jumlah laba yang dilaporkan dengan tujuan untuk membentuk kesan mengenai kinerja perusahaan untuk menaikkan nilai perusahan serta untuk mempengaruhi hasil kontrak yang didasarkan pada angka-angka akuntansi yang dilaporkan untuk memperoleh keuntungan bagi privat manajemen.
Manajemen laba bisa jadi baik dan bisa jadi tidak baik (Scott, 2003:368). Dalam batasan tertentu, manajemen laba baik untuk perusahaan. Manajemen laba bisa digunakan untuk melindungi perusahaan dari
konsekuensi-konsekuensi yang tidak menguntungkan sebagai akibat pelanggaran kontrak perusahaan. Manajer juga bisa mempengaruhi nilai pasar saham melalui manajemen laba. Namun, tidak tertutup pula kemungkinan penyalahgunaan manajemen laba oleh manajer yaitu bila manajer menggunakan manajemen laba untuk menguntungkan dirinya sendiri, misalkan dalam kontrak bonus
(28)
11
manajemen. Manajemen laba dapat memberikan gambaran akan perilaku manajer dalam melaporkan kegiatan usahannya pada suatu periode tertentu, yaitu adannya kemungkinan munculnya motivasi tertentu yang mendorong mereka untuk mengatur data keuangan yang dilaporkan. Manajemen laba tidak harus dikaitkan dengan upaya untuk memanipulasi data atau informasi
akuntansi, tetapi lebih condong dikaitkan dengan pemilihan metode akuntansi untuk mengatur keuangan yang dapat dilakukan karena memang diperkenankan menurut peraturan akuntansi (Gumanti,2000).
Cara pemahaman atas manajemen laba dapat dibagi menjadi dua cara. Pertama, melihatnya sebagai perilaku opportunisticmanajer untuk
memaksimumkan utilitasnnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak hutang, danpolitical costs(opportunistic Earning Management). Kedua, memandang manajemen laba dari prespektifefficient contracting(Efficient Earning Management), dimana manajemen laba memberikan kepada manajer suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak.
Dalam konteks IPO sering kali manajemen laba dilakukan dengan tujuan oportunis, yaitu melaporkan laba yang tinggi untuk menyesatkan investor dalam melakukan penilaian tentang prospek perusahaan.
2.2.1 Motivasi Manajemen
Ada beberapa teori mengenai motivasi manajemen laba. Watts dan Zimmerman (1986) mengemukakan 3 faktor yang terkait dengan perilaku manajer dalam
(29)
12
pemilihan kebijakan akuntansi. Tiga faktor ini disebut dengan tiga hipotesis teori akuntansi positif.
1. Hipotesis Rencana Bonus (bonus plan hypothesis)
Hipotesis ini membicarakan tentang hubungan pemilihan metode
akuntansi dengan rencana bonus manajer. Jika besar bonus yang akan didapat manajer didasarkan pada besarnya laba yang dihasilkan, manajer diprediksi akan memilih metode akuntansi yang dapat menaikkan laba sehingga meningkat pula bonus yang diperoleh. Jika perjanjian bonus bagi manajer memiliki batas atas untuk jumlah yang dapat diterima, maka laba suatu periode yang lebih tinggi dari batas atas target laba untuk mendapatkan bonus akan memberi inisiatif bagi manajer untuk mengurangi laba yang dilaporkan dalam periode tersebut dan mentransfer laba pada periode berikutnya.
Kompensasi manajemen meliputi berbagai insentif yang berkaitan dengan kinerja. Sasarannya adalah untuk menciptakan kesesuaian kinerja, sehingga manajer akan menunjukan kerja yang terbaik bagi perusahaan. Kompensasi keuangan meliputi gaji dan bonus. Kompensasi yang didasarkan pada laba dapat menciptakan perilaku difungsional, Scott (2000) dalam Novrianto (2008). 2. Hipotesis Perjanjian Hutang (debt covenant hypothesys)
Perjanjian hutang memiliki syarat yang harus dipenuhi yang mencakup kesediaan debitur untuk mempertahankan rasio-rasio akuntansi sepertidebt to equity ratio, rasio modal kerja minimum, serta batasan-batasan lain yang umumnya dikaitkan dengan data akuntansi perusahaan. Jika dilanggar akan dikenakan sanksi pembatasan atas pembayaran deviden atau pembatasan penambahan hutang. Laba yang tinggi diharapkan dapat mengurangi
(30)
13
kemungkinan terjadinya pelanggaran syarat perjanjian hutang. Manajer diprediksi akan cenderung untuk memilih kebijakan akuntansi yang meningkatkan laba.
Perusahaan dengan rasiodebt to equityyang tinggi akan mengalami kesulitan dana tambahan dari pihak kreditor bahkan perusahaan terancam melanggar perjanjian hutang, Watts dan Zimmerman (1990).
3. Hipotesis Biaya politik (political cost hypothesis)
Hipotesis ini menyatakan bahwa perusahaan yang berhadapan dengan biaya politis cenderung untuk menurunkan laba dengan tujuan untuk
meminimalkan biaya politik yang harus mereka tenggung (Scott, 1997:303). Biaya politik menyangkut semua biaya (transfer kekayaan) yang harus
ditanggung perusahaan terkait dengan tindakan politis sepertianti trust, subsidi pemerintah, pajak dan tarif, persaingan dengan perusahaan asing, serta
regulasi-regulasi lain (Watts dan Zimmerman, 1978). Selain itu manajemen laba bisa digunakan untuk mengatasi persaingan dengan perusahaan asing. Untuk memperoleh proteksi tersebut, perusahaan akan memilih kebijakan akuntansi yang menurunkan laba sehingga laba mereka tampak turun sebagai akibat persaingan dengan perusahaan asing tersebut.
2.2.2 Bentuk Manajemen Laba
Ada empat bentuk manajemen laba yang dikemukakan oleh Scott (2003:383-384), yaitu:
1. Taking a Bath(tindakan kepalang basah)
Pada manajemen yang mengalami periode buruk, bentuk manajemen laba ini biasa digunakan. Misalnya saja pada saat resesi, pergantian manajer,
(31)
14
mergerdan restrukturisasi. Biasanya, perusahaan yang merugi akan
melaporkan rugi dengan jumlah yang lebih tinggi dari yang sebenarnya dengan cara meningkatkan jumlah beban dan mentransfer laba pada periode
berikutnya.
2. Income Minimization
Manajemen laba ini dilakukan pada saat perusahaan memperoleh laba yang tinggi. Sehingga jika laba pada periode mendatang diperkirakan turun drastis dapat diatasi dengan mengambil laba periode sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi perhatian secara politis terhadap perusahaaan dan untuk mengurangi pajak yang harus dibayar.Income minimizationjuga
dilakukan pada saat perusahaan mengalami persaingan dengan perusahaan asing.
3. Income Maximitation
Manajemen laba bentuk ini dilakukan agar manajer mendapat bonus yang lebih besar. Bentk ini dilakukan oleh perusahaan yang melakukan
pelanggaran perjanjian hutang. 4. Income Smoothing(perataan laba)
Bentuk ini adalah bentuk manajemen laba yang paling populer. Melalui perataan laba, manajer akan menaikkan atau menurunkan laba untuk
mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan. Ketika laba yang dihasilkan lebih tinggi daripada ramalan manajemen, maka manajer akan melaporkannya lebih rendah dan sebaliknya. Dengan perataan laba, kinerja perusahaan akan terlihat lebih stabil sehingga penanaman modal oleh investor dianggap tidak beresiko.
(32)
15
Perataan laba juga dilakukan untuk mengurangi kemungkinan dilanggarnya kontrak hutang yaitu dengan mengatur laba diantara batas bawah dan batas atas target. Karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil.
2.3Discreationary Accrual
Deteksi atas kemungkinan dilakukannya manajemen laba dalam laporaan keuangan secara umum diteliti melalui penggunaan akrual. Pengukuran
berdasarkan akrual juga secara teoritis lebih menarik karena akrual merupakan kumpulan sejumlah dampak bersih atas kebijakan akuntansi yang mencakup portofolio penentu pendapatan. Akrual juga dapat mengatasi masalah waktu dan ketidaksepadanan. Beneish (2001), dalam Veronica dan Bachtiar (2003), menyatakan bahwa berkembangnya manajemen laba yang dilakukan melalui basis akrrual disebabkan oleh tiga hal. Pertama, akrual merupakan pokok utama dari prinsip akuntansi yang diterima umum, dan manajemen laba lebih mudah terjadi pada laporan yang berbasis akrual disbanding dengan laporan berbasis kas. Kedua, dengan mempelajari akrual akan mengurangi masalah yang timbul dalam mengukur dampak dari berbagai pilihan metode akuntansi terhadap laba. Ketiga, jika indikasi manajemen laba tidak dapat diamati dari akrual maka investor tidak akan dapat menjelaskan dampak dari manajemen laba pada pengahasilan yang dilaporkan perusahaan. Accrualsyang digunakan untuk mendeteksi apakah pihak manjemen melakukan manajemn laba dalam laporan keuangannya adalahtotal accruals.Total accrualstediri daridiscretionary accruals(DA) dannondiscreationary accruals(NDA).Nondiscretionary
(33)
16
accrualsditentukan oleh faktor-faktor luar seperti kondisi ekonomi atau permintaan terhadap penjualan serta faktor-faktor lain yang tidak dapat dikontrol oleh pihak manajer. Selisih antaratotal accrualsdengan
nondiscretionary accrualsakan menggambarkandiscreationary accrualsatau akrual yang sengaja diterapkan manajemen untuk tujuan tertentu. Dalam hal ini discreationary accrualsdapat dianggap sebagai manajemen laba (Veronica dan Bachtiar, 2003).
Total accrualsdigunakan sebagai indikator, sebabdiscreationary accruals (DA) sulit untuk diamati, karena ditentukan oleh kebijakan masing-masing manajer dan pengukuran dengandiscreationary accrualssaat ini telah dipakai secara luas untuk menguji hipotesis manajemen laba. Pendekatan total accruals berasumsi bahwa komponennondiscreationary accrualscenderung stabil sepanjang waktu, sehingga yang layak untuk dipertimbangkan adalah komponendiscreationary accruals.
2.4 Penelitian terdahulu
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
NO Nama, Tahun, Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
1 Luhgiatno (2008)
Analisis Pengaruh Kualitas Audit terhadap manajemen Laba Studi pada Perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia Variabel dependen: manajemen laba Variabel independen: auditor spesialis industri dan ukuran KAP
Kualitas audit tidak berpengaruh terhadap
(34)
17
2 Pradipto Tri Nugrohohadi (2013) Pengaruh Kualitas Audit dan Motivasi Manajemen Laba terhadap Praktik Manajemen Laba padaInitial Public Offering
Variabel dependen: manajemen laba Variabael independen: kualitas audit dan motivasi
manajemen laba
Perjanjian hutang, ukuran auditor, dan auditor spesialisasi industri
berpengaruh terhadap praktik manajemen laba. rencana bonus dan hipotesis biaya politik tidak berpengaruh terhadap praktik manajemen laba. 3 Nurina Rahmadika (2011)
Pengaruh Kualitas Auditor terhadap Manajemen Laba. Studi Empiris pada Perusahaan manufaktur di Indonesia Variabel dependen: manajemen laba Variabel independen: auditor spesialis
industri dan auditor Big four
Kualitas audit tidak berpengaruh terhadap
manajemen
4 Ananta Dimaz Novrianto (2008) Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance dan Motivasi Manajemen Laba terhadap Pratik Manajemen Laba Variabel dependen: Praktik Manajemen Laba Variabel independen: Good Corporate Governance dan Motivasi Manajemen Laba Perjanjian Utang, dewan komisaris independen, biaya politis berpengaruh secara signifikan terhadap praktik manajemen laba. Kepemilikan manajerial, kepemilikan intitusional, komite audit independen dan rencana bonus tidak berpengaruh terhadap praktik manajemen laba. 5 Inten Meutia (2004)
Pengaruh Independensi Auditor terhadap Manajemen Laba antara KAPBig four danNon-Big four
Big 5 Variabel dependen: manajemen laba Variabel independen: kualitas audit Kualitas audit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen laba
6 Agnes Utari Widyaningdyah (2001) Variabel dependen: earnings management Variabel independen: reputasi auditor, Hanya faktor leverage yang berpengaruh signifikan terhadap earnings management
(35)
18 jumlah dewan direksi, leverage, dan presentase saham yang ditawarkan kepada public saat IPO
berkaitan dengan sumber dana eksternal khususnya utang yang digunakan untuk membiayai kelangsungan perusahaan. 7 Rei Adrianto dan Idrianita Anis
(2014)
Pengaruh StrukturCorporate
Governancedan Kontrak Utang
terhadap Praktik Manajemen laba pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Variabel dependen: Manajemen Laba Variabel independen: Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Direksi, Komite Audit, Kontrak Hutang Kepemilikan intitusional, kepemilikan manajerial, komite audit memiliki pengaruh signifikan terhadap manajemen laba Kontrak hutang dan dewan direksi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap manajaemen laba
2.5 Kerangka Pemikiran
Dalam setiap perusahaan laba menjadi salah satu ukuran kinerja manajemen yang akan berdampak pada proses pengambilan keputusan. Hal ini pun terjadi bagi perusahaan yang akan melakukan IPO. Kegiatan pihak manajemen dalam membuat laporan keuangan secara akrual seharusnya sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laba menjadi elemen penting yang harus disampaikan dengan baik oleh manajer guna menarik investor saat perusahaan melakukan IPO. Dalam hal ini kualitas Audit dan Motivasi Manajemen memiliki pengaruh terhaadap kualitas dari laporan keuangan khususnya yang berkaitan dengan manajemen laba. Kualitas audit dinilai dalam ukuran auditor dan auditor spesialis industri. Motivasi manajemen dinilai dalam bonus plan, biaya politik, perjanjian hutang (tingkatleverage).
(36)
19
Variabel motivasi manajemen dalam penelitian ini tidak menggunakan proksi biaya politik, karena tidak semua perusahaan harga jual sahamnya dipengaruhi pemerintah. Oleh karena itu terbentuk kerangka konseptual dari penelitian ini:
2.6 Perumusan Hipotesis
Mengacu pada Healy dan Wahlen (1999) yang mengartikan manajemen laba sebagai tindakan yang terjadi ketika manajer menggunakan pertimbangan dalam pelaporan keuangan dan dalam menyusun transaksi-transaksi untuk mengubah laporan keuangan yang menyesakan terhadapstakeholdersatas dasar kinerja ekonomi organisasi atau untuk mempengaruhi hasil sesuai dengan kontrak yang tergantung pada angka-angka akuntansi yang dilaporkan, di pasar IPO potensi terjadinya manajemen relatif tinggi (Teoh dkk., 1998). Belum banyaknya informasi tentang perusahaan sebelum pelaksanaan IPO dan harapan agar ada penilaian yang lebih baik di mata investor dapat mendorong manajemen melakukan manajemen laba.
Gumanti dan Niagara (2007) menyatakan bahwa salah satu hal yang mendorong manajemen untuk melakukan manajemen laba pada suatu IPO
Ukuran KAP
Auditor Spesialis Industri
Rencana Bonus
Perjanjian Hutang
(37)
20
adalah adanya ketakutan bahwa saham yang akan ditawarkan tidak direspon dengan baik oleh pasar jika laba yang dicatatkan perusahaan tidak menarik. Selain itu, manajemen juga termotivasi oleh kenyataan bahwa sebelumgo public, informasi yang berkaitan dengan perusahaan belum banyak diketahui oleh calon investor, baik informasi yang terkait dengan kinerja operasi maupun kinerja keuangan. Hal ini mendorong manajer untuk memanfaatkan kesempatan dari ketidakseimbangan penguasaan informasi tentang perusahaan untuk mempengaruhi keputusan calon investor dengan manajer tingkat laba perusahaan, yang dikenal dengan sebutan perilaku oportunis (opportunistic behavior).
2.6.1 Hipotesis Kualitas Audit
Laporan keuangan menggunakan persepsi bahwa kualitas audit adalah suatu fungsi untuk menggambarkan independensi auditor dan keahlian auditor tersebut. Menurut Zhou dan Elder (2004), kualitas audit dapat diukur dari ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) dan spesialisasi industri oleh auditor. Kualitas audit tidak dapat diobservasi secara langsung. Persepsi mengenai kualitas audit biasanya berkaitan dengan nama auditor, termasuk disini adalah pengalaman industri dan kemampuan untuk mengungkap kesalahan yang dilakukan manajemen (Zhou dan Elder, 2004). Dalam penelitian ini penulis menggunakan proksi ukuran auditor dan auditor spesialisasi industri untuk mengukur kualitas sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Zhou dan Elder (2004).
(38)
21
2.6.1.1 Ukuran KAP
Berdasarkansignaling theoryseringkali perusahaan pada saat IPO
menggunakan jasa pihak ketiga yang memiliki reputasi yang tinggi dengan tujuan untuk memberikan sinyal kepada investor maupun calon investor sehingga percaya bahwa perusahaan memiliki kualitas yang tinggi. Kualitas audit sering dihubungkan dengan ukuran auditor atau KAP, yaitu KAP besar atau KAP kecil. KAP yang berafiliasi dengan big 10mempunyai auditor yang berpengalaman dan berkualitas sehingga memungkinkan mereka bekerja lebih baik. Teori ini didukung dengan penelitian Becker (1998) dalam Zhou dan Elder (2004) yang menyebutkan bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP non-Big4 melaporkan kenaikan laba yang signifikan dibandingkan dengan perusahaan yang menggunakan KAPBig4. Becker juga menemukan bahwa manajer menyiapkan strategi manajemen laba sebagai respon terhadap kontrak hutang dan insentif bagi manajemen. Francies (1999) pada Fernando, Elder dan Meguid (2006) menyatakan bahwa perusahaan dengan akrual yang tinggi mempunyai keuntungan untuk menyewa auditorBig4 untuk menjamin bahwa laba dilaporkan secara kredibel dengan melaporkandiscretionary accruals yang rendah.
Penelitian yang dilakukan oleh Rusmin (2010) menunjukkan bahwa discretionary accrualsyang merupakan proksi manajemen laba perusahaan yang diaudit oleh auditorbig fourlebih rendah dibandingkan yang diaudit oleh auditornon-big four. Penelitian serupa dilakukan Gerayli dkk., (2011) yang membuktikan bahwa perusahaan yang diaudit oleh auditorbig four
(39)
22
menunjukkan bahwa auditorBig fourmemiliki kemampuan untuk mendeteksi adanya praktek manajemen laba di dalam suatu perusahaan.
Auditor yang berkualitas tinggi akan mempertahankan reputasinya dengan memberikan kualitas pengauditan yang tinggi pula. Perusahaan yang
menggunakan auditor yang berkualitas dianggap dapat menjamin informasi keuangan yang dilaporkan pada investor, sehingga investor akan lebih tertarik dan percaya atas informasi tersebut. Dalam penelitian ini peneliti mengganti KAPbig 4dengan KAPbig 10. Hal ini dilakukan untuk lebih dapat
mengetahui pengaruh dari KAPbig 10terhadap praktik manajemen laba. Berdasarkan uraian diatas peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut: H1 : Ukuran KAP berpengaruh negatif terhadap praktik manajemen laba
pada perusahaan yang melakukan IPO.
2.6.1.2 Auditor Spesialis Industri
Berdasarkan teori agensi yang mengasumsikan bahwa manusia itu selalu self-interest, maka kehadiran pihak ketiga yang independen sebagai mediator pada hubungan antara prinsipal dan agen sangat diperlukan, dalam hal ini adalah auditor independen. Investor akan lebih cenderung percaya pada data
akuntansi yang dihasilkan dari kualitas audit yang tinggi. Menurut Luhgiatno (2008), KAP spesialis akan memberikan jaminan kualitas audit yang lebih tinggi dibandingkan dengan KAP yang tidak spesialis. Kualitas audit yang tinggi dapat dihasilkan oleh auditor yang termasuk dalam kelompok KAP spesialis. Craswell dkk., (1995) dalam Zhou dan Elder (2001) membuktikan bahwa kualitas audit berhubungan dengan auditor spesialis industri.
(40)
23
Auditor yang melakukan spesialisasi pada industri tertentu memiliki lebih banyak pengetahuan mengenai informasi industri tersebut tentang resiko audit, khusus yang mewakili industri tersebut, tetapi akan membutuhkan
pengembangan keahlian lebih dari pada KAP pada umumnya. Karena keahlian dan pengalaman yang dimiliki oleh KAP spesialis industri ini maka
diharapkan bahwa KAP spesialis industri lebih cenderung membatasi manajemen laba saat proses IPO berlangsung. Berdasarkan uraian diatas peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2 : Auditor Spesialis Industri berpengaruh negatif terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO.
2.6.2 Hipotesis Manajemen Laba
Watts dan Zimmerman (1986) mengemukakan 3 hipotesis yang terkait dengan perilaku manajer dalam pemilihan kebijakan akuntansi, meliputi hipotesis rencana bonus, hipotesis biaya politik dan hipotesis perjanjian hutang. Penelitian ini hanya menggunakan proksi rencana bonus dan perjanjian hutang.
2.6.2.1 Rencana Bonus
Hipotesis ini membicarakan tentang hubungan pemilihan metode
akuntansi dengan rencana bonus manajer. Jika besar bonus yang akan didapat manajer didasarkan pada besarnya laba yang dihasilkan, manajer diprediksi akan memilih metode akuntansi yang dapat menaikkan laba sehingga meningkat pula bonus yang diperoleh. Berdasarkan teori agensi karena terdapat perbedaan kepentingan antara agen dan principal. Principal berkeinginan untuk mengetahui hasil usaha dan posisi keuangan
(41)
24
perusahaannya dengan meminta laporan pertanggungjawaban pada agen. Berdasarkan laporan tersebut principal menilai kinerja manajemen. Oleh karena itu manajemen seringkali melakukan tindakan yang dapat membuat laporannya terlihat baik, sehingga kinerjanya dianggap baik dan bonus yang diterima meningkat.
Dalam penelitian Palestin (2008) kompenasi bonus berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Novrianto (2008) yang menyatakan tidak menemukan adanya pengaruh yang signifikan rencana bonus terhadap manajemen laba. Berdasarkan uraian diatas peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H3 : Rencana bonus berpengaruh positif terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO.
2.6.2.2 Perjanjian Hutang
Perjanjian hutang merupakan syarat yang harus dipenuhi perusahaan untuk mempertahankan rasio-rasio yang umumnya dikaitkan dengan data akuntansi perusahaan, misalnya rasio hutang terhadap total aktiva. Semkain tinggi hutang perusahaan maka syarat-syarat yang diajukan oleh kreditur akan semakin ketat. Jika dilanggar akan dikenakan sanksi pembatasan atas pembayaran deviden atau pembatasan penambahan hutang. Achmad dkk., (2007) dalam penelitiannya menemukan bukti empiris pengaruh perjanjian hutang terhadap praktik manajemen laba. Dalam penelitiannya menyatakan bahwa manajer berupaya meningkatkan laba untuk menghindari pelanggaran perjanjian hutang. Tanomi (2012) menyimpulkan bahwa perjanjian hutang berpengaruh terhadap praktik manajemen laba. Manajer diprediksi akan
(42)
25
cenderung untuk memilih kebijakan akuntansi yang meningkatkan laba. Laba yang tinggi diharapkan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya
pelanggaran syarat perjanjian hutang. Berdasarkan uraian diatas peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H4 : Perjanjian hutang berpengaruh positif terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO.
(43)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Dalam penelitian ini menjelasakan hubungan antara variabel dependen dan variabel independen. Sifat penelitian ini adalah dengan menggunakan data sekunder. Dengan data tersebut digunakan untuk menguji hipotesis yang dirumuskan (Singarimbun dan Effendi 1982:6).
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan di Indonesia yang melakukan IPO pada periode 2008-2013 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemilihan sampel data ini menggunakan metode purposive sampling. Berikut kriteria sampel yang diinginkan:
a. Sampel merupakan perusahaan yang melakukan IPO pada periode 2008-2013
b. Sampel merupakan perusahaan dengan laporan keuangan lengkap saat melakukan IPO
3.3 Variabel Penelitian
Variable dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen (bebas). Variabel independen adalah variabel yang
(44)
27
mempengaruhi variabel dependen. Variabel independen penelitian ini adalah kualitas audit dan motivasi manajemen.
Dalam hal ini variabel dependen adalah manajemen laba yang
berhubungan dengandiscretionary accrual(DA). Nilai DA dihitung dengan menggunakan model Jones yang dimodifikasi, karena model ini paling baik diantara model lain yang sama-sama digunakan untuk mengukur manajemen laba (Lobo dan Zhou, 2001 dalam Wedari, 2004). Rumus-rumus yang diperlukan:
1. Mengukurtotal accruals dengan menggunakan model Jones yang dimodifikasi.
Total accruals (TA) = laba bersih (net income)–arus kas operasi (cash flow from operating)
2. Menghitung nilai total accruals yang diestimasi dengan persamaan regresi
OLS:
TACit/Ait-1= a1(1/Ait-1) + a2(∆REVit/Ait-1) + a3(PPEit/Ait-1) + e
Dimana:
TACit =total accrualperusahaan i pada periode t Ait-1 =total assetperusahaan i pada periode t
∆REVit =perubahan pendapatan perusahaan i pada periode t
PPEit =property, plant equipmentperusahaan i pada tahun t
a1,a2,a3 = koefesien regresi
3. Menghitungnondiscreationary accrualsdengan menggunakan koefisien regresi diatas (a1.a2,a3), maka didapat rumus:
(45)
28
NDAit = a1 (1/Ait-1) + a2 [(∆REVit-∆RECit)/Ait-1] + a3 (PPEit/Ait-1) Dimana:
NDAit =nondiscreationarypada perusahaan i pada periode t a1,a2,a3 =fitted coefficienthasil dari regresi padatotal accrual
∆RECit = perubahan piutang perusahaan i pada periode t
4. Menghitungdicreationary accrual: DAit = (TAit/Ait-1)–NDAit Dimana:
DAit =dicreationary accrualperusahaan i pada periode t
1. Variabel Kualitas Audit a. Ukuran KAP
Salah satu tipe dari auditor eksternal dilihat dari besarnya kantor akuntan, biasanya yang dikenal adalahBig Ten.Proksi yang paling sering digunakan untuk penelitian mengenaiaudit qualityadalah variabel dummy untuk anggota KAPthe big tendan nonbig ten. Berdasarkan web
accountingtoday.com tahun 2011, KAP yang termasuk dalam kelompok big tendi Indonesia adalah:
1. KAP Hans Tuanakotta Mustofa & Rekan yang berafiliasi dengan Deloitte Touche Tohmatsu (HTM)
2. KAP Haryanto, Sahari & Rekan; Drs. Hadi Susanto & Rekan yang berafiliasi dengan Price Waterhouse Coopers (PWC)
(46)
29
3. KAP Prasetiyo, Sarwoko dan Sandjaja yang berafiliasi dengan Ernst & Young
4. KAP Siddharta, Siddharta & Wijaya yang berafiliasi dengan KPMG 5. KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (RSM)
6. Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan (Crowe Horwath) 7. Tanubrata, Sutanto, Fahmi & Rekan (BDO)
8. Gani, Sigiro & Handayani (Grant Thornton)
9. Mulyamin, Sensi, Suryanti & Lianny (Moore Stephens) 10. Hadori, Sugiarto, Adi & Rekan (BKR)
Variabel ini merupakan variabel dummy, yaitu dengan menggunakan skala 1 untuk perusahaan yang diaudit oleh KAPbig tenyang berskala 0 untuk perusahaan yang diaudit oleh KAPnon big ten.
b. Auditor spesialis industri
Penetapan spesialis industri untuk KAP dapat dilakukan dengan melihat frekuensi penugasan yang dilakukan oleh KAP dalam melakukan pemeriksaan pada perusahaan yang sejenis menurut pengelompokan perusahaan oleh BEI. Semakin sering KAP melakukan audit atas perusahaan yang sejenis, maka KAP tersebut akan spesialis dalam kelompok perusahaan itu. Frekuensi ini dibandingkan dengan penugasan KAP yang bersangkutan terhadap jenis perusahaan yang lain yang
diauditnya. Jika presentasenya lebih besar 25% dari total penugasan audit pada perusahaan yanggo publicdalam periode penelitian, KAP tersebut termasuk KAP spesialis industri.
(47)
30
Rumus untuk mengukur rasio auditor spesialisasi industri adalah sebagai berikut:
R = rasio spesialisasi industri
m = jumlah perusahaan dalam satu industri yang diaudit oleh auditor yang sama
n = jumlah perusahaan yang diaudit oleh semua auditor
2. Variabel Motivasi Manajemen a. Rencana Bonus
Pengukuran motivasi rencana bonus menggunakan proksi yang digunakan pada penelitian Ahmad dkk., (2007) yang melakukan
investigasi pada motivasi dan strategi manajemen laba dengan membagi kompensasi diterima direksi dan komisaris dengan total ekuitas:
b. Perjanjian Hutang
Motivasi perjanjian hutang diukur sebagai rasio total utang terhadap total aktiva
R = m n
Kompensasi diterima direksi dan komisaris BPLAN =
Total Ekuitas
Total Kewajiban
LEV=
(48)
31
3.4 Teknik Analisis Data
Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Model regresi linear berganda dipilih karena penelitian ini dirancang untuk meneliti faktor-faktor yang berpengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat, Novrianto (2008).
3.4.1 Pengujian Asumsi Klasik 3.4.1.1 Uji Normalitas
pengujian ini ditujukan untuk mengetahui apakah data penelitian berdistribusi secara normal atau tidak. Perlu dirumuskan terlebih dahulu hipotesis sebagai berikut:
H0= data berdistribusi dengan normal.
H1 = data tidak berdistribusi secara normal.
Jika probabilitas Jarque Bera <α, maka tolak H0dan jika probabilitas
Jarque Bera >α, maka terima H0.
3.4.1.2 Uji Multikolinieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Jika terdapat korelasi akan
menyebabkan problem multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen.
3.4.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual atas suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu
(49)
32
jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya gejala. Heteroskedastisitas dilakukan ujiWhite. Gangguan heteroskedastisitas terjadi jika terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikatnya. Dalam uji ini, apabila hasilnya Obs*R-square >α
(alpha), maka tidak terdapat indikasi gejala heteroskedastisitas dalam model penelitian.
3.4.1.4 Otokorelasi
Uji otokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada t-1. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari otokorelasi.
3.5 Pengujian Hipotesis
Penelitian ini menggunakan alat analisis statistik regresi berganda. Ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh-pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dalam suatu prediktif tunggal.
DA = ß0+ ß1DKAP + ß2DSPEIND + ß3BPLAN + ß4LEV + e
Dalam hal ini:
DA =discretionary accrualsebagai proksi manajemen laba DKAP = ukuran auditor, 1 untuk KAP besar dan 0 untuk KAP kecil
DSPEIND = spesialisasi industri, 1 bila spesialis dan 0 bila tidak spesialis
(50)
33
LEV = leverage, total kewajibanitper total assetit
Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen diuji pada taraf signifikansi 5%. Kriteria pengambilan keputusan dalam melakukan
penerimaan dan penolakan setiap hipotesis adalah dengan membandingkan nilai t hitung dengan t table untuk masing-masing koefesien regresi. Apabila t hitung lebih kecil dari t table, maka hipotesa nol (Ho) tidak dapat ditolak dan apabila t hitung lebih besar dari nilai t table, maka Ho ditolak. Selain kriteria perbandingan t hitung dengan t table, juga digunakan kriteria nilai pvalue (kekuatan koefisien regresi dalam menolak Ho). Jika pvalue= 0,05 maka Ho ditolak dan apabila p value > 0,05 maka Ho tidak dapat ditolak.
3.5.1 Pengujian Statistik F (Uji Regresi secara keseluruhan)
Uji F dilakukan untuk mengukur tingkat keberartian hubungan (pengaruh) secara keseluruhan koefesien regresi dari variabel independen terhadap variabel dependen. Hipotesis yang bahwa variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Uji F dilakukan untuk menguji secara keseluruhan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan kriteria pengujiannya adalah jikaF>Fnilai sig < a (0,05), maka hal ini berarti variabel bebas mampu menjelaskan variabel terikat secara bersama-sama. Jika Ftable hitung <Fniilai sig > a (0,05), maka hal ini berarti variabel
bebas secara bersama-sama tidak mampu menjelaskan variabel terikatnya. Rumus pengujian statistik F:
R2/ (k–1) F =
(51)
34
Keterangan :
R2 = Koefisien determinasi
n = Jumlah sampel penelitian (jumlah observasi)
k = Jumlah variabel independen (prediktor) termasuk konstanta
3.5.2 Pengujian Statistik t (Uji Regresi secara Parsial) Uji t digunakan untuk menguji dan mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Untuk menolak atau menerima hipotesis maka diperlukan perbandingan antara nilai t hitung dengan ttabel
.
Rumusthitung adalah sebagai berikut:
β t =
se (β) Keterangan :
β =koefisien regresi se (β) =standar error
3.5.3 Koefisien Determinasi (AdjustedR2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur presentase variasi nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh semua variabel independennya. Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variabel dependen. Artinya semakin besar nilai R2
(52)
35
semakin tepat model ini bias digunakan untuk menjelaskan variabel dependen oleh variabel independen. Koefisien determinasi (R2) menunjukkan proporsi
yang diterangkan oleh variabel independen dalam model terhadap variabel terikat, sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model.
(53)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian bertujuan untuk menemukakn bukti empiris mengenai pengaruh kualitas audit dan motivasi manajemen terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO tahun 2008-2013. Penelitian menggunakan empat hipotesis independen yang digunakan untuk
mendeteksi praktik manajemen laba. Berdasarkan hasil temuan penelitian dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Ukuran KAP berpengaruh negatif signifikan terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia tahun 2008-2013. Hal ini berarti bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP besar yaitu yang termasuk dalam KAPBig 10melaporkan discretionary accrualsyang lebih rendah daripada perusahaan yang diaudit oleh KAP kecil.
2. Auditor spesialis industri tidak berpengaruh negatif terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia tahun 2008-2013. Hal ini berarti bahwa auditor spesialis industri belum mampu membatasi terjadinya praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO.
(54)
✁
3. Rencana bonus berpengaruh positif signifikan terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia tahun 2008-2013. Hal ini berarti rencana bonus mengalami
peningkatan, maka tindakan manajemen laba juga akan meningkat, begitupun sebaliknya.
4. Perjanjian hutang tidak berpengaruh positif terhadap praktik
manajemen pada perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia tahun 2008-2013. Hal ini berati penelitian ini tidak menemukan bukti bahwa perjanjian hutang memiliki pengaruh terhadap praktik manajemen laba pada saat IPO.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
1. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini relatif sedikit dengan periode laporan keuangan 2008-2013 yaitu sebanyak 57 perusahaan.
2. Penelitian ini hanya mengukur kualitas audit dengan variabel ukuran KAP dan auditor spesialis industri saja dan tidak menggunkan ukuran yang lain.
3. Penelitian ini hanya meneliti praktik manajemen laba yang dilakukan perusahaan pada periode IPO saja dan tidak meneliti periode sebelum maupun sesudah IPO sebagai perbandingan.
5.3 Saran
1. Penelitian selanjutnya perlu memperpanjang periode penelitian dan memperbanyak jumlah perusahaan yang digunakan sebagai sampel.
(55)
✂1
2. Penelitian selanjutnya dapat menambah variabel yang dapat mempengaruhi praktik manajemen laba pada perusahaan seperti, ukuran perusahaan, perubahan CEO, profitabilitas danGood Corporate Governence.
3. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan ukuran kualitas audit lain seperti kesesuaian pemeriksaan dengan standar auditing dan kegagalan audit.
4. Peneliti selanjutnya dapat meneliti periode sebelum atau sesudah IPO, sehingga dapat dibandingkan.
(56)
DAFTAR PUSTAKA
Agnes, Analisis Earning Management Pada Perusahaan Go Public Di Indonesia, jurnal Akuntansi keuanganVol. 3 No. 2, November 2001.
Ardiati, A. 2005. Pengaruh Manajemen Laba terhadap Return Saham pada Perusahaan Yang Diaudit oleh KAP Big 5 dan KAP non Big 5. Journal Riset Akuntansi Indonesia, 8 (3): 235-249.
Belkoui, Ahmed R. 2000.Accounting Theory. Business Press.
Craswell, A., Francis, J. and Taylor, S., 1995.“Auditor brand name reputations
and industry
specializations”.Journal of Accounting and Economics. Vol. 20 No. 3, pp.
297–322.
Friedlan, John M., 1994. “Accounting Choices of issuers of Initial Public
Offerings”.Contemporary Accounting Research. Vol 11. Summer 1994. hal. 1–31.
Gumanti. 2001. Earning Management dalam Penawaran Saham Perdana di BEJ. Jurnal Riset Akuntansi Indonesiavol. 4 no 2, 165–183.Ritter, Jay R.,
1991. “The Long-run, Performance of Initial Public Offerings”.Journal Accounting Horizon. Vol 46. hal. 3–27
Luhgianto. 2008. Analisis Pengaruh Kualitas Audit terhadap manajemen Laba Studi pada Perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia.Jurnal Ekonomi. Meutia I. 2004. Pengaruh Independensi Auditor terhadap Manajemen Laba untuk
KAP Big 5 dan KAP non-Big 5.Jurnal Riset Akuntani Indonesia. Vol.7 no.3
Novrianto, Ananta Dimaz. 2008. Pengaruh Mekanisme Good Corporate
Governance dan Motivasi Manajemen Laba terhadap Praktik Manajemen Laba.Skripsi. Universitas Brawijaya, Malang.
Palestin, Halima Shalita. 2008. Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Praktik Corporate Governancedan Kompensasi Bonus terhadap Manajemen Laba. Jurnal ekonomi.
Scott, William, R. (1997),Financial Accounting Theory, International Edition, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
(57)
Scott, William R. 2003. Financial Accounting Theory. Prentice Hall
International.Watts, Ross L., and J L Zimmerman. (1986),Positive Accounting Theory, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Sofian, Riski. 2011. ―Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, DanLeverage Terhadap Manajemen Laba Perusahaan Manufaktur Indonesia‖. Skripsi.
Universitas Sebelas Maret.
Teoh, S., Wong, T.J. and Rao, G. 1998b. “Are accruals during initial public offerings opportunistic?”.Review of accounting Studies. Vol. 3. Pp. 159
–208.
Tri nugrohohadi, Pradipto. 2013.Pengaruh Kualitas Audit dan Motivasi Manajemen Laba terhadap Praktik Manajemen Laba pada Initial Public Offering. Skripsi. Universitas Hasanuddin.
Wika, Septian. 2011. ―PengaruhCorporate Governance, Bonus Plans, Debtcovenant,danFirm SizeTerhadap Manajemen Laba. Skripsi. Universitas Diponegoro.
Wisnu, Arwindo. 2010. ―Pengaruh Kepemilikan Institusional,Leverage, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba‖. Skripsi.
Zhou, J & Elder, R. (2004).Audit Quality and Earnings Management by Seasoned Equity Offerings Firms.Asia Pasific Journal of Accounting and
(1)
35
semakin tepat model ini bias digunakan untuk menjelaskan variabel dependen oleh variabel independen. Koefisien determinasi (R2) menunjukkan proporsi yang diterangkan oleh variabel independen dalam model terhadap variabel terikat, sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model.
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian bertujuan untuk menemukakn bukti empiris mengenai pengaruh kualitas audit dan motivasi manajemen terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO tahun 2008-2013. Penelitian menggunakan empat hipotesis independen yang digunakan untuk
mendeteksi praktik manajemen laba. Berdasarkan hasil temuan penelitian dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Ukuran KAP berpengaruh negatif signifikan terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia tahun 2008-2013. Hal ini berarti bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP besar yaitu yang termasuk dalam KAPBig 10melaporkan discretionary accrualsyang lebih rendah daripada perusahaan yang diaudit oleh KAP kecil.
2. Auditor spesialis industri tidak berpengaruh negatif terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia tahun 2008-2013. Hal ini berarti bahwa auditor spesialis industri belum mampu membatasi terjadinya praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO.
(3)
✁
3. Rencana bonus berpengaruh positif signifikan terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia tahun 2008-2013. Hal ini berarti rencana bonus mengalami
peningkatan, maka tindakan manajemen laba juga akan meningkat, begitupun sebaliknya.
4. Perjanjian hutang tidak berpengaruh positif terhadap praktik
manajemen pada perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia tahun 2008-2013. Hal ini berati penelitian ini tidak menemukan bukti bahwa perjanjian hutang memiliki pengaruh terhadap praktik manajemen laba pada saat IPO.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
1. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini relatif sedikit dengan periode laporan keuangan 2008-2013 yaitu sebanyak 57 perusahaan.
2. Penelitian ini hanya mengukur kualitas audit dengan variabel ukuran KAP dan auditor spesialis industri saja dan tidak menggunkan ukuran yang lain.
3. Penelitian ini hanya meneliti praktik manajemen laba yang dilakukan perusahaan pada periode IPO saja dan tidak meneliti periode sebelum maupun sesudah IPO sebagai perbandingan.
5.3 Saran
1. Penelitian selanjutnya perlu memperpanjang periode penelitian dan memperbanyak jumlah perusahaan yang digunakan sebagai sampel.
(4)
✂1
2. Penelitian selanjutnya dapat menambah variabel yang dapat mempengaruhi praktik manajemen laba pada perusahaan seperti, ukuran perusahaan, perubahan CEO, profitabilitas danGood Corporate Governence.
3. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan ukuran kualitas audit lain seperti kesesuaian pemeriksaan dengan standar auditing dan kegagalan audit.
4. Peneliti selanjutnya dapat meneliti periode sebelum atau sesudah IPO, sehingga dapat dibandingkan.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Agnes, Analisis Earning Management Pada Perusahaan Go Public Di Indonesia, jurnal Akuntansi keuanganVol. 3 No. 2, November 2001.
Ardiati, A. 2005. Pengaruh Manajemen Laba terhadap Return Saham pada Perusahaan Yang Diaudit oleh KAP Big 5 dan KAP non Big 5. Journal Riset Akuntansi Indonesia, 8 (3): 235-249.
Belkoui, Ahmed R. 2000.Accounting Theory. Business Press.
Craswell, A., Francis, J. and Taylor, S., 1995.“Auditor brand name reputations and industry
specializations”.Journal of Accounting and Economics. Vol. 20 No. 3, pp. 297–322.
Friedlan, John M., 1994. “Accounting Choices of issuers of Initial Public
Offerings”.Contemporary Accounting Research. Vol 11. Summer 1994. hal. 1–31.
Gumanti. 2001. Earning Management dalam Penawaran Saham Perdana di BEJ. Jurnal Riset Akuntansi Indonesiavol. 4 no 2, 165–183.Ritter, Jay R.,
1991. “The Long-run, Performance of Initial Public Offerings”.Journal
Accounting Horizon. Vol 46. hal. 3–27
Luhgianto. 2008. Analisis Pengaruh Kualitas Audit terhadap manajemen Laba Studi pada Perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia.Jurnal Ekonomi. Meutia I. 2004. Pengaruh Independensi Auditor terhadap Manajemen Laba untuk
KAP Big 5 dan KAP non-Big 5.Jurnal Riset Akuntani Indonesia. Vol.7 no.3
Novrianto, Ananta Dimaz. 2008. Pengaruh Mekanisme Good Corporate
Governance dan Motivasi Manajemen Laba terhadap Praktik Manajemen Laba.Skripsi. Universitas Brawijaya, Malang.
Palestin, Halima Shalita. 2008. Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Praktik Corporate Governancedan Kompensasi Bonus terhadap Manajemen Laba. Jurnal ekonomi.
Scott, William, R. (1997),Financial Accounting Theory, International Edition, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
(6)
Scott, William R. 2003. Financial Accounting Theory. Prentice Hall
International.Watts, Ross L., and J L Zimmerman. (1986),Positive Accounting Theory, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Sofian, Riski. 2011. ―Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, DanLeverage
Terhadap Manajemen Laba Perusahaan Manufaktur Indonesia‖. Skripsi.
Universitas Sebelas Maret.
Teoh, S., Wong, T.J. and Rao, G. 1998b. “Are accruals during initial public
offerings opportunistic?”.Review of accounting Studies. Vol. 3. Pp. 159
–208.
Tri nugrohohadi, Pradipto. 2013.Pengaruh Kualitas Audit dan Motivasi Manajemen Laba terhadap Praktik Manajemen Laba pada Initial Public Offering. Skripsi. Universitas Hasanuddin.
Wika, Septian. 2011. ―PengaruhCorporate Governance, Bonus Plans,
Debtcovenant,danFirm SizeTerhadap Manajemen Laba. Skripsi. Universitas Diponegoro.
Wisnu, Arwindo. 2010. ―Pengaruh Kepemilikan Institusional,Leverage, Ukuran
Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba‖. Skripsi.
Zhou, J & Elder, R. (2004).Audit Quality and Earnings Management by Seasoned Equity Offerings Firms.Asia Pasific Journal of Accounting and