secara akurat. Pembatas kondisi: pemahaman perbedaan-perbedaan kelompok kritis hanya ketika orang orang asing mengidentifikasikan
secara kuat dengan kelompok. Sebuah peningkatan kesadaran terhadap pelanggaran orang asing
dari harapan positif kita dan atau harapan negatif akan menghasilkan peningkatan kecemasan kita dan akan menghasilkan penurunan di dalam
rasa percaya diri dalam memperkrakan perilaku mereka.
e. Proses situasional.
Sebuah peningkatan di dalam situasi informal di mana kita sedang berkomunikasi dengan orang asing akan menghasilkan sebuah penurunan
kecemasan kita dan sebuah peningkatan rasa percaya diri kita terhadap perilaku mereka.
f. Koneksi dengan orang asing.
Sebuah peningkatan di dalam rasa ketertarikan kita pada orang asing akan menghasilkan penurunan kecemasan kita dan peningkatan rasa
percaya diri dalam memperkirakan perilaku mereka. Sebuah peningkatan dalam jaringan kerja yang kita berbagi dengan
orang asing akan menghasilkan penurunan kecemasan kita dan menghasilkan peningkatan rasa percaya diri kita untuk memprediksi
perilaku orang lain.
2.7 Penelitian Terdahulu a. Skripsi
Efi Arya
Novita, KOMUNIKASI
ANTAR ETNIS
TIONGHOA –BANJAR–JAWA Studi Deskriptif pada Masyarakat
Kampung Dalem Kota Tulungagung
Penelitian ini dilakukan pada masyarakat di Jalan Jendral Basuki Rahmat Tulungagung Jawa Timur, disitu terdapat tiga etnis yang hidup
dan berkelompok yaitu etnis Tionghoa, Jawa, Banjar. Fokus penelitian ini adalah menggambarkan fenomena berdasarkan tanggapan individu atau
peristiwa yang terjadi. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa pada masyarakat dari ketiga etnis yang berbeda tersebut, yakni etnis Tionghoa,
etnis Jawa, etnis Banjar dalam berkomunikasi selalu memperhatikan latar belakang dari lawan bicara serta berusaha untuk menjaga keharmonisan.
Kemudian dapat dirumuskan faktor-faktor pendukung dan penghambat pola komunikasi antar budaya Tionghoa, Banjar, Jawa di Tulungagung,
dimana faktor pendukung yaitu: a Persamaan letak tempat tinggal ; b Toleransi ; c Kesadaran akan perbedaan ; d Kemauan untuk Membaur ;
dan e Bahasa Komunikasi yang sama.
b. Skripsi Muhamad Yusup Supandi, KOMUNIKASI ANTARBUDAYA
Studi pada Pola Komunikasi Etnis Arab dengan Masyarakat Pribumi, Empang Bogor
Penelitian ini bertujuan untuk adalah untuk mengetahui proses terbentuknya pola komunikasi yang terjadi pada etnis Arab dengan
masyarakat pribumi di Kelurahan Empang Kota Bogor melalui beberapa variabel yang meliputi bahasa, pola komunikasi antarpribadi, pola
komunikasi antarkelompok, prasangka, dan stereotip. Adapun identifikasi dan rumusan masalah dalammpenelitian ini lebih terfokus pada variabel
pola komunikasi dalam komunikasi antarbudaya, sebagai cara pembuktian adanya pengaruh budaya pada hubungan komunikasi yang terjadi maka
penulis melihat bagaimana pola komunikasi yang terjadi antara etnis Arab dengan masyarakat pribumi?
Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan komunikasi etnis Arab dengan masyarakat pribumi yang ada di Kelurahan Empang Kota Bogor
berlangsung dengan baik, secara keseluruhan etnis Arab membaur ke
dalam budaya masyarakat pribumi hal tersebut sangat nampak dalam berbagai aspek kegiatan seperti; ekonomi, pendidikan, budaya,
perkawinan, dan keagamaan. Adapun bahasa yang digunakan dalam hubungan komunikasi yang berlangsung meliputi bahasa Sunda,
Indonesia, Arab serta bahasa campuran, bahasa Sunda adalah bahasa yang paling banyak digunakan, adapun mengenai prasangka dan stereotip yang
ada hanyalah dalam skala kecil sehingga tidak menimbulkan konflik universal bagi antara etnis Arab dan masyarakat pribumi.
c. Skripsi Lisa Agustin Tanzajaya, Model komunikasi antarbudaya para