BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis Tentang Metode Talking Stick
Talking Stick tongkat berbicara adalah metode yang pada mulanya digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang
berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum pertemuan antar suku, sebagaimana dikemukakan Carol Locust dalam Natalia, 2012 berikut
ini. “The talking stick has been used for centuries by many Indian tribes as
a means of just and impartial hearing. The talking stick was commonly used in council circles to decide who had the right to speak. When
matters of great concern would come before the council, the leading elder would hold the talking stick, and begin the discussion. When he
would finish what he had to say, he would hold out the talking stick, and whoever would speak after him would take it. In this manner, the
stick would be passed from one individual to another until all who wanted to speak had done so. The stick was then passed back to the
elder for safe keeping.”
Tongkat berbicara telah digunakan selama berabad - abad oleh suku - suku Indian sebagai alat menyimak secara adil dan tidak memihak. Tongkat
berbicara sering digunakan kalangan dewan untuk memutuskan siapa yang mempunyai hak berbicara. Pada saat pimpinan rapat mulai berdiskusi dan
membahas masalah, ia harus memegang tongkat berbicara. Tongkat akan pindah ke orang lain apabila ia ingin berbicara atau menanggapinya. Dengan
cara ini tongkat berbicara akan berpindah dari satu orang ke orang lain jika orang tersebut ingin mengemukakan pendapatnya. Apabila semua
mendapatkan giliran berbicara, tongkat itu lalu dikembalikan lagi ke
11
ketuapimpinan rapat. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa talking stick dipakai sebagai tanda seseorang mempunyai hak suara
berbicara yang diberikan secara bergiliranbergantian. Metode Talking Stick ini merupakan salah satu metode pendukung
pengembangan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran dengan metode Talking Stick dapat mendorong peseta didik untuk berani mengemukakan
pendapat Suprijono. 2012 : 109 - 110. Metode Talking Stick adalah metode yang dipergunakan guru guna mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan. Talking Stick sebagaimana dimaksudkan penelitian ini, dalam proses belajar mengajar di kelas berorientasi pada terciptanya kondisi belajar
melalui permainan tongkat yang diberikan dari satu siswa kepada siswa yang lainnya. Saat guru selesai mengajukan pertanyaan, maka siswa yang sedang
memegang tongkat itulah yang memperoleh kesempatan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Hal ini dilakukan hingga semua siswa berkesempatan
mendapat giliran menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Lebih jelasnya langkah - langkah metode Talking Stick akan dipaparkan
sebagai berikut: 1. Guru menjelaskan materi pokok yang akan dipelajari.
2. Peserta didik diberi kesempatan membaca dan mempelajari materi tersebut. Berikan waktu yang cukup untuk aktifitas ini.
3. Guru mengambil sebuah tongkat dan memberikannya kepada salah satu peserta didik.
4. Kemudian tongkat yang berada di peserta didik digulirkan ke peserta didik lainnya. Seyogianya diiringi musik.
5. Peserta didik yang terakhir menerima tongkat ketika musik berhenti diwajibkan menjawab pertanyaan dari guru demikian seterusnya.
6. Refleksi. 7. Merumuskan kesimpulan.
Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan, karena keefektifan setiap model tergantung bagaimana kondisi yang ada di sekolah
atau kelas tersebut. Dilihat dari langkah - langkah metode pembelajaran talking stick dapat disimpulkan kelebihan dan kekurangan dari metode
pembelajaran talking stick, yaitu: 1. Kelebihan metode pembelajaran talking stick
a. Siswa dapat melatih membaca dan memahami materi dengan cepat. b. Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat
b. Guru dapat menguji kesiapan siswa 2. Kekurangan metode pembelajaran talking stick
Bagi siswa yang belum siap suasana pembelajaran akan menjadi menegangkan dan siswa akan ketakutan akan ketidakmampuan menjawab
pertanyaan.
B. Kajian Teoritis Tentang Sistem Persamaan Linear