ZAMAN MESOLITHIKUM ZAMAN BATU PERTENGAHAN

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Wajib X MIA

2. ZAMAN MESOLITHIKUM ZAMAN BATU PERTENGAHAN

Kebudayaan mesolithikum ini banyak ditemukan bekas- bekasnya di Sumatra, Jawa , Kalimantan, Sulawesi dan di Flores. Dari peninggalan-peninggalan tersebut dapat diketahui bahwa jaman itu manusia masih hidup dari berburu dan menangkap ikan Food-Gathering. Akan tetapi sebagian sudah mempunyai tempat tinggal tetap, sehingga bisa dimungkinkan sudah bercocok tanam walau masih sangat sederhana dan secara kecil- kecilan. Bekas-bekas tempat tinggal mereka ditemukan di pinggir pantai Kjokkenmoddinger dan di dalam gua-gua Abris Sous Roche. Disitulah pula banyak didapatkan bekas-bekas kebudayaannya. Penelitian di bukit kerang menghasilkan banyak penemuan kapak genggam yang ternyata berbeda dengan chopper kapak genggam Paleolithikum. Kapak genggam yang ditemukan di dalam bukit kerang tersebut dinamakan pebble kapak Sumatra. Bentuk pebble dapat dikatakan sudah cukup sempurna dan buatannya agak halus. Hal ini membuktikan bahwa alat-alat pada zaman mesolithikum merupakan pengembangan dari alat-alat zaman paleolithikum, dimana cara pembuatannya lebih baik dan lebih halus dari zaman paleolithikum. HASIL KEBUDAYAAN MESOLITHIKUM 1. Kebudayaan Pebble Pebble Culture a. Kjokkenmoddinger Sampah Dapur Kjokkenmoddinger adalah istilah yang berasal dari bahasa Denmark yaitu kjokken artinya dapur dan modding artinya sampah jadi Kjokkenmoddinger arti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Wajib X MIA sebenarnya adalah sampah dapur. Dalam kenyataan Kjokkenmoddinger adalah timbunan atau tumpukan kulit kerang dan siput yang mencapai ketinggian ± 7 meter dan sudah membatu atau menjadi fosil. Kjokkenmoddinger ditemukan disepanjang pantai timur Sumatera yakni antara Langsa dan Medan. Dari bekas-bekas penemuan tersebut menunjukkan bahwa manusia purba yang hidup pada zaman ini sudah menetap. Tahun 1925 Dr. P.V. Van Stein Callenfels melakukan penelitian di bukit kerang tersebut dan hasilnya banyak menemukan kapak genggam yang ternyata berbeda dengan chopper kapak genggam Palaeolithikum. b. Pebble kapak genggam Sumatera = Sumateralith Tahun 1925, Dr. P.V. Van Stein Callenfels melakukan penelitian di bukit kerang tersebut dan hasilnya menemukan kapak genggam. Kapak genggam yang ditemukan di dalam bukit kerang tersebut dinamakan dengan pebblekapak genggam Sumatra Sumatralith sesuai dengan lokasi penemuannya yaitu dipulau Sumatra. Bahan-bahan untuk membuat kapak tersebut berasal batu kali yang dipecah-pecah. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Wajib X MIA

2. Kebudayaan Tulang dari Sampung Sampung Bone Culture