22
b. Kecemasan Somatik dan Kecemasan Kognitif
Leunes, dkk 2002 menyatakan bahwa pengaruh kecemasan dibagi menjadi dua yaitu kecemasan somatik somatic anxiety dan
kecemasan kognitif cognitive anxiety. Kecemasan somatik somatic anxiety ini mempengaruhi perubahan-perubahan fisiologis yang
berkaitan dengan munculnya rasa cemas. Kecemasan somatik ini merupakan tanda-tanda fisik saat seseorang mengalami kecemasan,
tanda-tanda tersebut antara lain: perut mual, keringat dingin, kepala terasa berat, muntah-munta, pupil mata melebar, dan otot menegang,
sedangkan kecemasan kognitif cognitive anxiety adalah pikiran- pikiran cemas yang muncul bersamaan dengan kecemasan somatis.
Pikiran-pikiran cemas tersebut antara lain kuatir, ragu-ragu, bayangan kekalahan atau merasa malu. Pikiran-pikiran tersebut membuat
seseorang selalu merasa dirinya cemas. Menurut Komarudin 2005: 13 kecemasan somatik somatic
anxiety adalah perubahan-perubahan fisiologis yang berkaitan dengan munculnya rasa cemas. Somatic anxiety ini merupakan tanda-tanda fisik
saat seseorang mengalami kecemasan. Tanda-tanda tersebut antara lain: perut mual, keringat dingin, kepala terasa berat, muntah-muntah, pupil
mata melebar, otot menegang dan sebagainya. Untuk mengukur kecemasan jenis ini dibutuhkan pemahaman yang mendalam dari atlet
terhadap kondisi tubuhnya. Atlet harus selalu sadar dengan kondisi fisik yang mereka rasakan. Sedangkan kecemasan kognitif cognitive
23 anxiety adalah pikiran-pikiran cemas yang muncul bersamaan dengan
kecemasan somatis. Pikiran-pikiran cemas tersebut antara lain: kuatir, ragu-ragu, bayangan kekalahan atau perasaan malu. Pikiran-pikiran
tersebut yang membuat seseorang selalu merasa dirinya cemas. Kedua jenis rasa cemas tersebut terjadi secara bersamaan, artinya ketika
seorang atlet mempunyai keraguraguan saat akan bertanding, maka dalam waktu yang bersamaan dia akan mengalami kecemasan somatis,
yakni dengan adanya perubahan-perubahan fisiologis. Mark 1990 menjelaskan teori ini merupakan kecemasan dalam
pertandingan yang diubah ke dalam komponen kognitif dan komponen somatik. Kedua komponen tersebut, mempunyai perbedaan pengaruh
pada penampilan. Komponen kognitif mempunyai ekspektasi negatif dan dipusatkan kepada kemampuan seseorang untuk menampilkan
kegagalan. Sedangkan komponen somatik mempunyai pengaruh fisiologi pada penampilan terutama pengalaman cemas seseorang
seperti meningkatnya kesiagaan, pada aspek fisiologi yang bersifat negatif seperti detak jantung cepat, meningkatnya ketegangan otot,
susah bernapas, tangan terasa dingin dan mual-mual. Pendapat serupa juga dijelaskan oleh Vincent 2012: 67 bahwa
kecemasan somatik mengacu pada perubahan seseorang dirasakan dalam dirinya atau fisiologisnya, seperti detak jantung meningkat, darah
tekanan dan ketegangan otot. Kecemasan kognitif adalah mental komponen kecemasan, di mana seseorang mengalami kekhawatiran,
24 keraguan, tak terduga mengancam, pikiran negatif, takut gagal,
hilangnya kepercayaan diri dan konsentrasi.
c. Gejala Kecemasan