EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN GERAK DASAR RENANG GAYA BEBAS DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS X.2 SMA BUDAYA BANDAR LAMPUNG 2013/2014

(1)

(2)

ABSTRAK

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN GERAK DASAR RENANG GAYA BEBAS DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU

PADA SISWA KELAS X.2 SMA BUDAYA BANDAR LAMPUNG

2013/2014

Oleh LISTIONO

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar gerak dasar renang gaya bebas dengan menggunakan alat bantu pada siswa kelas X.2 SMA Budaya Bandar Lampung TahunPelajaran2012/2013. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Class room Action Reserch), dengan dua siklus, dimana pada setiap siklus menggunakan tindakkan yang berbeda-beda.Siklus pertama dengan penggunaan alat Bantu drigen, dan siklus kedua dengan penggunaan alat bantu papan seluncur.

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa X.2 SMA Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 30 siswa. Pengumpulan data diambil dari tes berupa pengamatan keterampilan gerak dasar renang gaya bebas yang meliputi gerakan kaki, gerakan tangan dan pernapasan. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keterampilan gerak dasar meluncur melalui penggunaan alat bantu pada setiap siklusnya, adapun peningkatan pada setiap siklus adalah sebagai berikut siklus pertama sebesar 33,33 %, dan siklus kedua 46,66%.Gerak dasar renang gaya bebas ini dapat ditingkatkan atau dikuasai menggunakan alat bantu, banyak macam alat bantu yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran gerakan renang gaya bebas ini diantaranya drigen, pelampung, masih banyak macam alat bantu yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran renang gaya bebas ini. Kemungkinan dengan adanya alat bantu akan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam penguasaan gerak dasar renang gaya bebas.


(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan ... 5

F. ManfaatPenelitian ... 6

G. RuangLingkupPenelian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Pengertian Efektivitas ... 8

B. PendidikanJasmani... 8

C. Belajar ... 10

D. Gerak ... 12

E. AlatBelajar ... 12

F. KeterampilanGerakDasar ... 13

G. BelajarMotorik ………... 13

H. Alat Bantu Pembelajaran ... 16

I. Renang ………... 17

J. Renang Gaya Beban ... 19

III. METODOLOGI PENELITIAN A. MetodePenelitian ……… 25

B. RencanaPenelitian ... 29

C. SubjekPenelitian... 29


(7)

E. InstrumenPenelitian ... 30

F. TeknikAnalisis Data ... 30

G. RencanaPenelitian ... 31

H. InstrumenPenilaian ... 34

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 42

B. Pembahasan ... 46

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 48

B. Saran... 48

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...


(8)

A. Latar Belakang

Pemerintah sangat memperhatikan kualitas sumber daya manusia, salah satu cara yaitu dengan memberikan sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan mutu para pendidiknya melalui latihan, kursus, dan seminar loka karya baik di tingkat daerah maupun nasional.

Melalui lembaga pendidikan dalam proses mempengaruhi peserta didik akan menimbulkan perubahan secara bertahap dan menyeluruh ke arah peningkatan kualitas manusia Indonesia, agar bermanfaat dalam aktifitas kehidupun sehari - hari. Pendidikan jasmani menjadikan lembaga pendidikan yang bertujuan kebugaran jasmani.

Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan, tujuannya pun bersifat mendidik untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih. Dalam pelaksanaanya, aktifitas jasmani dipakai sebagai wahana atau pengalaman belajar, dan melalui pengalaman itulah peserta didik tumbuh dan berkembang . Pendidikan


(9)

2

jasmani adalah proses ajar melalui aktifitas jasmani yang erat kaitannya dengan gerak manusia. Gerak bagi manusia sebagai aktifitas jasmani merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan (fisik dan psikis).

Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di sekolah. Mata pelajaran ini beroreantasi pada pelaksanaan misi pendidikan melalui aktivitas jasmani dan pembiasaan perilaku hidup sehat. Tujuan yang ingin dicapai dalam mata pelajaran ini adalah “membantu peserta didik untuk mendapatkan kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan penanaman sikap positif serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktivitas jasmani”. Bermacam-macam bentuk kegiatan jasmani disekolah, salah satunya kegiatan jasmani atau pembelajaran gerak berupa renang, banyak jenis gaya berenang yang dapat dilakukan salah satunya renang gaya bebas, renang gaya bebas mempunyai teknik yang harus dikuasai, adapun teknik renang gaya bebas yaitu dengan posisi dadamenghadap ke permukaan air. Kedua belah tangan secara bergantian digerakkan jauh ke depan dengan gerakan mengayuh, sementara kedua belahkakisecara bergantian dicambukkan naik turun ke atas dan ke bawah, teknik inilah yang sering menjadikan kendala bagi anak-anak untuk dapat melakukannya namun, gaya crawl atau gaya bebas ini termasuk gaya yang tercepat jika dibandingkan dengan ketiga gaya yang lain ialah gaya dada, gaya punggung dan gaya kupu-kupu.

Gerak dasar renang gaya bebas ini dapat ditingkatkan atau dikuasai menggunakan alat bantu, banyak macam alat bantu yang dapat digunakan


(10)

dalam proses pembelajaran gerakan renang gaya bebas ini diantaranya drigen, pelampung, ban, dan masih banyak lagi macam alat bantu yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran renang gaya bebas ini. Kemungkinan dengan adanya alat bantu akan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam penguasaan gerak dasar renang gaya bebas.

Berdasarkan hasil pengamatan pada siswa kelas X.2 SMA Budaya Bandar Lampung ternyata pada saat siswa melakukan gerakan gaya bebas yaitu pada kayuhan kaki masih banyak yang belum mampu melakukan dengan benar, masih banyak kakinya tenggelam kedalam air atau tidak stream line. Pada saat peneliti melakukan pengamatan selanjutnya peneliti melihat gerakan kayuhan kaki itu masih banyak yang salah tetapi mereka melanjutkan kegerakan selanjutnya yaitu gerakan tangan, gerakan tangan pada renang gaya bebas yang mereka lakukan ternyata kebanyakan tangan mereka terlalu menukik kedalam sehingga menjadikan penghambat laju renang. Peneliti melakukan pengamatan didalam pelaksanaannya siswa langsung melakukan teknik pernapasan yang kebanyakan mereka belum dapat melakukannya karena belum menguasai gerakan kayuhan kaki dan gerakan tangan renang gaya bebas. Peneliti melekukan pengamatannya kembali, setelah siswa pada pertemuan sebelumnya mempelajari gerakan kayuhan kaki, gerakan tangan dan pernapasan yang belum mereka kuasai ternyata peneliti mengamati mereka melakukan gerakan koordinasi atau gerakan keseluruhan yang mereka pelajari sehingga berdampak pada gerakan yang mereka lakukan belum dapat dikuasai dengan benar.


(11)

4

Berdasarkan dari uraian di atas, maka peneliti bermaksut melakukan penelitian tentang “Efektifitas pembelajaran gerak dasar Renang Gaya Bebas menggunakan alat bantu pada siswa kelas X.2 SMA Budaya Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014”.

1. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Rendahnya kemampuan gerakan lecutan kaki dalam renang gaya bebas pada siswa

2. Rendahnya kemampuan gerakan kayuhan lengan dalam renang gaya bebas pada siswa

3. Rendahnya kemampuan pernapasan dalam proses pembelajaran renang gaya bebas pada siswa.

4. Kurangnya penggunaan alat bantu pembelajaran renang gaya bebas pada siswa

2. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak meluas, maka penelitian ini dibatasi hanya pada “Efektifitas pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas menggunakan alat bantu pada siswa kelas X.2 SMA Budaya Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014”.


(12)

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan batasan masalah, maka penelitian di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah keterampilan gerak dasar kaki renang gaya bebas dapat ditingkatkan dengan menggunakan alat bantu pembelajaran bagi siswa Kelas X.2 SMA Budaya Bandar Lampung ?

2. Apakah keterampilan gerak dasar tangan renang gaya bebas dapat ditingkatkan dengan menggunakan alat bantu pembelajaran bagi siswa Kelas X.2 SMA Budaya Bandar Lampung ?

3. Apakah keterampilan pernapasan renang gaya bebas dapat ditingkatkan dengan menggunakan alat bantu pembelajaran bagi siswa Kelas X.2 SMA Budaya Bandar Lampung ?

4. Tujuan

Sesuai dengan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Peningkatan metode pembelajaran dengan menggunakan alat bantu dalam proses pembelajaran keterampilan gerak dasar renang gaya bebas bagi siswa Kelas X.2 SMA Budaya Bandar Lampung

2. Untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar renang gaya bebas bagi siswa Kelas X.2 SMA Budaya Bandar Lampung


(13)

6

3. Untuk memperbaiki proses pembelajaran khususnya keterampilan gerak dasar renang gaya bebas bagi siswa Kelas X.2 SMA Budaya Bandar Lampung.

5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

a. Peneliti

Sebagai salah satu sarana untuk mengkaji upaya peningkatan pembelajaran renang khususnya gerak dasar renang gaya bebas dengan menggunakan alat bantu berupa drigen dan papan seluncur.

b. Siswa

Bagi siswa sebagai bahan acuan pada saat pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas , dan dapat menjadikan bahan pembelajaran dari renang gaya yang lain.

c. Bagi Sekolah

sebagai arsip disekolah dan sebagai acuan pembelajaran renang disekolah .

d. Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadikan gambaran dalam upaya pengkajian dalam pengembangan proses pembelajaran renang gaya bebas dan diharapkan dapat menjadi bahan pustaka atau sebagai referensi.


(14)

6. Ruang Lingkup Penelitian.

a. Obyek penelitian : Memberikan peningkatan keterampilan gerak dasar renang gaya bebas dalam pembelajaran renang.

b. Subyek peneliti : Siswa Kelas X.2 SMA Budaya Bandar Lampung


(15)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Efektivitas

Efektivitas adalah pemanfaat sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atau jasa kegiatan yang dijalankan, sondang P Siagian ( 2001 : 24 ).

Menurut Gibson (2002), efektivitas adalah pencapain sasaran yang telah disepakati atas usaha bersama.

B. Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan jasmaniah dan rohaniah serta kesehatan siswa dan lingkungan hidupnya agar tumbuh kembang serta harmonis dan optimal sehingga mampu melaksanakan tugas bagi dirinya dan untuk bangsa.

Nixon dan Jewett (1983 : 27 ), pendidikan jasmani adalah satu aspek dari proses pendidikan keseluruhan yang berkenaan dengan perkembangan dan


(16)

berhubungan langsung dengan respon mental, emosional dan sosial.

Cholik Mutohir (1992: 7), Pendidikan jasmani adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan ktrampilan, kecerdasan dan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila”.

Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di sekolah. Mata pelajaran ini beroreantasi pada pelaksanaan misi pendidikan melalui aktivitas jasmani dan pembiasaan perilaku hidup sehat sehari-hari. Tujuan yang ingin dicapai dalam mata pelajaran ini adalah “membantu peserta didik untuk kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan penanaman sikap positif serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktivitas jasmani”(Depdikbud, 1993: 1).

Garis-garis besar kurikulum pendidikan dasar (Depdikbud, 1993: 1) menjelaskan :

Pendidikan jasmani di sekolah berfungsi untuk (a) merangsang pertumbuhan jasmani dan perkembangan sikap, mental, social, dan emosional yang serasi, selaras, dan seimbang, (b) memberikan pemahaman tentang manfaat pendidikan jasmani dan kesehatan serta memenuhi hasrat bergerak, (c) memacu perkembangan dan aktivitas system peredaran darah, pencernaan,


(17)

10 pernapasan dan saraf, (d) memberikan kemampuan untuk menigkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan”.

Kesehatan merupakan aspek yang sangat penting dari kehidupan guna melakukan aktifitas sehari- hari :

Pengertian sehat menurut UU Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960, Bab 1 pasal 2 adalah keadaa yang meliputi kesehatan badan (jasmani), rohani (mental), dan sosial, serta bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat, ddan kelemahan. Pengertian kesehatan itu sejalan dengan pengertian kesehatan menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) tahun 1975 : Sehat adalah suatu kondisi yang terbebas dari segala jenis penyakit, baik fisik, mental, dan sosial.

1. Belajar

Belajar merupakan suatu usaha untuk menambah dan mengumpulkan berbagai pengalaman tentang ilmu pengtahuan. Belajar juga sebuah proses yang sering diartikan penambahan pengetahuan.

Menurut Oemar Hamalik (2003:57), mengatakan bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.

Adapun ciri kegiatan yang disebut “belajaradalah sebagai berikut (Noehi, Nasution, 1994:2):


(18)

a. Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan individu yang belajar, baik aktual maupun potensial

b. Perubahan itu pada dasarnya berubah didapatkan kemampuan baru, yang berlaku yang relatif lama.

c. Perubahan itu terjadi karena usaha belajar adalah sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungan. Tingkah laku ini mencakup pengatahuan, ketrampilan dan sikap

Sedangkan menurut A Tabrani Rusyan, 1989: 7 mengatakan bahwa;

Belajar dalam arti luas adalah suatu proses perubahan individu yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang study atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi”.

Robert M. Gagne dalam buku: the conditioning of learning mengemukakan bahwa: “Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan karena proses pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalam diri dan keduanya saling berinteraksi.”

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku akibat adanya interaksi, perubahan itu berupa


(19)

12 penguasaan, sikap dan cara berfikir yang bersikap menetap sebagai hasil dari latihan dan pengalaman belajar.

2. Gerak

Proses belajar gerak berlangsung dalam suatu rangkaian kejadian dari waktu ke waktu dan dalam prosesnya melibatkan SSP, otak, dan ingatan. Dengan demikian tugas utama peserta didik dalam proses belajar gerak adalah menerima dan menginterprestasikan informasi tentang gerakan-gerakan yang akan dipelajari kemudian mengolah dan menginformasikan informasi tersebut sedemikian rupa sehingga memungkinkan realisasi gerakan secara optimal dalam bentuk keterampilan.

Pengertian gerak adalah kegiatan atau proses perubahan tempat atau posisi ditinjau dari titik pandang tertentu, sekali hal ini sudah dilakukan maka gerak itu, tanpa memikirkan gerak itu transkusi atau rotasi maka dengan itu dapat ditetukan jarak dan arah dari titik pangkalnya. (Prof. Drs. Soedarminto 1993-197). Jadi pengertian gerak perpindahan tempat ketempat lain sesuai dengan tujuan tertentu.

3. Alat Belajar

Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian dari alat adalah “yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu“. Alat merupakan bagian dari fasilitas pendidikan yang digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar. Dengan alat pembelajaran guru dapat memberikan contoh secara langsung tentang materi tersebut agar mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa.


(20)

pembelajaran merupakan upaya seorang guru untuk merubah alat pembelajaran yang sesungguhnya menjadi berbeda dari yang sebelumnya dengan tujuan untuk mempermudah dan untuk meningkatkan pembelajaran kemudian memperoleh hasil yang telah diinginkan.

4. Keterampilan Gerak Dasar

Gerak dasar adalah gerak yang berkembangnya sejalan dengan pertumbuhan dan tingkat kematangan. Keterampilan gerak dasar merupakan pola gerak yang menjadi dasar untuk ketangkasan yang lebih kompleks. Rusli (1998: 9), membagi tiga gerakan dasar yang melekat pada individu yaitu, 1) lokomotor, (2) gerak non lokomotor, (3) manipulatif.

Rusli (1998: 11), mendefinisikan gerak lokomotor adalah “gerak yang digunakan untuk memudahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau memproyeksikan tubuh ke atas misalnya: jalan, lompat dan berguling”. Gerak non lokomotor “adalah keterampilan yang dilakukan tanpa memindahkan tubuh dari tempatnya, misalnya membungkuk badan, memutar badan, mendorong dan menarik”. Sedangkan gerak manipualtif adalah keterampilan memainkan suatu proyek baik yang dilakukan dengan kaki maupun dengan tangan atau bagian tubuh yang lain.Gerak manipulatif ini bertujuan untuk koordinasi mata-kaki, mata-tangan, misalnya melempar, menangkap dan menendang.


(21)

14 5. Belajar Motorik

Belajar motorik adalah menghasilkan perubahan yang relatif permanen. Seorang yang ingin memiliki keterampilan yang baik harus terlebih dahulu mengembangkan unsur gerak, kemudian hal ini dapat dilakukan melalui proses belajar dan berlatih. Lutan (1998: 34), mengatakan “belajar adalah sebuah prilaku yang relatif permanen sebagai akibat latihan atau pengalaman masa yang lampau”. Berkaitan dengan belajar keterampilan motorik suatu proses yang berkaitan dengan latihan atau pengalaman yang relatif permanen dalam reabilitasnya untuk merespon suatu gerak. Menurut Lutan belajar motorik adalah “seperangkat proses yang berkaitan dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan ke arah perubahan dalam perilaku terampil”.

Adapun tahap dalam keterampilan motorik yaitu sebagai berikut:

a. Tahap kognitif“merupakan tahap awal dalam belajar motorik”dalam tahap ini peserta didik harus memahami hakikat kegiatan yang akan dilakukan, kemudian harus memperoleh gambaran yang jelas baik secara verbal maupun visual.

b. Tahap fiksasi pada tahap ini pengembangan keterampilan dilakukan peserta didik melalui latihan praktik secara teratur agar peubahan prilaku gerak menjadi permanen, selama latihan peserta didik membutuhkan semangat dan umpan balik untuk mengetahui apa yang dilakukan itu benar atau salah.


(22)

tepat dan penampilan semakin konsisten serta cermat. Menurut girimijoyo dalam priyono mengatakan “Secara psikologi hal ini dapat diartikan bahwa pada diri peserta didik telah terjadi suatu kondisi refleks bersyarat yaitu terjadi pengerahan tenaga mendekati pola gerak reflek yang sangat efesien dan hanya akan melibatkan unsur unit yang benar diperlukan untuk gerakan yang diinginkan”.

6. Alat bantu pembelajaran

Media berasal dari bahasa latin Medium yang berarti perantara yang dipakai untuk menunjukkan alat komunikasi.

Alat bantu pembelajaran merupakan sebuah rencana yang dimanfaatkan untuk merancang pengajaran (Husdarta, 2000:35). Isi yang terkandung di dalam alat bantu pembelajaran adalah berupa strategi pengajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan instruksional. Sebagai contoh strategi pengajaran yang biasa guru terapkan pada saat proses belajar mengajar adalah manajemen kelas, pengelompokan siswa, dan penggunaan alat bantu pengajaran.

Jika kita amati tidak ada alat bantu pembelajaran yang baru saat ini. Yang ada hanya pengembangan dari model-model pendekatan seperti pendekatan induktif dan deduktif, atau pendekatan langsung dan tidak langsung.

Ada dua pengaruh implementasi suatu alat bantu pembelajaran terhadap perubahan siswa yaitu yang bersifat langsung dan tidak langsung. Mengetahui


(23)

16 kedua jenis pengaruh ini bagi guru sangat penting agar ia dapat memperkirakan pengunaan alat bantu pembelajaran.

Alat bantu pembelajaran yang akan diberikan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan drigen dan papan seluncur sebanyak 4 buah.

Dalam proses pembelajaran dengan alat bantu penggunaannya dapat digunakan pada tiga tempat, seperti pada alat bantu drigen dapat digunakan di tangan dengan cara dipegang, diletakkan di bawah perut, dijepit dipangkal paha; untuk memudahkan pada saat pernapasan, kayuhan tangan dan gerakan kaki.

Gambar 1. Alat bantu berupa drigen 5 liter

Pada penggunaan alat bantu papan seluncur dapat digunakan dengan cara dipegang ditangan untuk memudahkan siswa untuk melakukan meluncur dalam posisi yang steam line, dan memudahkan pengambilan pernapasan serta gerakan kaki.


(24)

7. Renang

Gambar 2. Alat bantu berupa papan seluncur

Manusia sudah dapat berenang sejak zaman prasejarah, bukti tertua mengenai berenang adalah lukisan-lukisan tentang perenang dari Zaman Batu telah ditemukan di "gua perenang" yang berdekatan dengan Wadi Sora di Gilf Kebir, Mesir barat daya.[1] Catatan tertua mengenai berenang berasal dari 2000 SM. Beberapa di antara dokumen tertua yang menyebut tentang berenang adalah Epos Gilgamesh, Iliad, Odyssey, dan Alkitab (Kitab Yehezkiel 47:5, Kisah Para Rasul 27:42, Kitab Yesaya 25:11), serta Beowulf dan hikayat-hikayat lain. Pada 1538, Nikolaus Wynmann seorang profesor bahasa dari Jerman menulis buku mengenai renang yang pertama, Perenang atau Dialog mengenai Seni Berenang (Der Schwimmer oder ein Zwiegespräch über die Schwimmkunst).

Renang merupakan salah satu cabang olahraga dalam Olimpiade Athena 1896. Dan sampai sekarang renang menjadi olahraga yang popular diseluruh dunia. Ada empat gaya berenang yang umum dilakukan orang yakni: gaya bebas, gaya dada, gaya punggung, dan gaya kupu-kupu (dolpin).


(25)

a. Renang Gaya Bebas

18 Gaya bebas atau gaya crawl adalah gaya renang yang paling cepat dibandingkan dengan gaya yang lain. Maglischo ( 1993 : 15 )

Adapun teknik renang gaya bebas adalah :

Dengan posisi dada menghadap ke permukaan air kedua belah tangan secara bergantian digerakkan jauh ke depan dengan gerakan mengayuh, sementara kedua belah kakisecara bergantian dicambukkan naik turun ke atas dan ke bawah.

b. Gaya Dada

Gaya dada atau gaya katak adalah berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan air, namun berbeda dari gaya bebas, batang tubuh selalu dalam keadaan tetap. Kedua belah kaki menendang ke arah luar sementara kedua belah tangan diluruskan di depan. Kedua belah tangan dibuka ke samping seperti gerakan membelah air agar badan maju lebih cepat ke depan. Gerakan tubuh meniru gerakan katak sedang berenang sehingga disebut gaya katak. Pernapasan dilakukan ketika mulut berada di permukaan air, setelah satu kali gerakan tangan-kaki atau dua kali gerakan tangan-kaki.

c. Gaya Punggung

Gaya punggung adalah berenang dengan posisi punggung menghadap ke permukaan air. Gerakan kaki dan tangan serupa dengan gaya bebas, tapi dengan posisi tubuh telentang di permukaan air. Kedua belah tangan


(26)

Mulut dan hidung berada di luar air sehingga mudah mengambil atau membuang napas dengan mulut atau hidung.

d. Gaya Kupu-Kupu

adalah gaya berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan air. Kedua belah lengan secara bersamaan ditekan ke bawah dan digerakkan ke arah luar sebelum diayunkan ke depan. Sementara kedua belah kaki secara bersamaan menendang ke bawah dan ke atas seperti gerakan sirip ekor ikan atau lumba-lumba. Udara dihembuskan kuat-kuat dari mulut dan hidung sebelum kepala muncul dari air, dan udara dihirup lewat mulut ketika kepala berada di luar air.

8. Renang Gaya Bebas

Gaya bebas atau gaya crawl adalah gaya renang yang paling cepat dibandingkan dengan gaya yang lain. Maglischo ( 1993 : 15 )

Adapun teknik renang gaya bebas adalah :

Dengan posisi dada menghadap ke permukaan air kedua belah tangan secara bergantian digerakkan jauh ke depan dengan gerakan mengayuh, sementara kedua belahkaki secara bergantian dicambukkan naik turun ke atas dan ke bawah.


(27)

Teknik renang gaya bebas

20 Teknik dasar renang gaya bebas dijelaskan oleh Victor G Simanjuntak, dkk dalam bahan ajar cetak pendidikan jasmani dan kesehatan, yaitu terdiri dari :

a. Posisi tubuh (bodyposition), b. Gerakan kaki (flutter kick), c. Gerakan lengan (armstroke), d. Pernapasan (breathing)

e. Koordinasi gerakan (coordination).

a. Posisi Tubuh

Posisi tubuh harus hampir sejajar dengan permukaan air (Stream line). Dengan posisi tubuh yang Stream line perenang akan dapat berenang dengan tahanan sekecil mungkin, sehingga dapat menempuh jarak scepat mungkin. Tubuh harus berputar pada sumbunya dan hindari gerakan yang mengakibatkan posisi tubuh naik dan turun. Hindarkan kemungkinan terjadinya gerakan-gerakan tangan atau kaki yang berakibat tubuh menjadi naik turun atau meliuk-liuk ke kiri dan ke kanan.

Gambar 1. Posisi tubuh (Stream line).

b. Gerakan kaki

Dalam gaya bebas fungsi kaki yang utama adalah sebagai stabilitator dan sebagai alat untuk menjadikan kaki tetap tinggi dalam keadaan Stream line, sehingga tahanan menjadi kecil. Tarikan lengan dalam gaya bebas adalah sumber pokok dari luncuran dan pada kebanyakan perenang


(28)

gaya bebas adalah sebagai berikut:

1. Gerakan dilakukan dengan naik turun pada bidang yang vertical, bergantian antara kaki kanan dan kaki kiri.

2. Gerakan dimulai dari pangkal paha dan pada gerakan menendang (kebawah) bertekuk pada lutut, kemudian diluruskan pada tendangan.

3. Pada saat tendangan dilakukan, telapak kaki bergerak, kaki keadaan lurus, serta keadaan bengkok pada akhir tendangan.

4. Gerakan kaki ke atas dilakukan dengan sikap lurus. Amplitudo gerakan yaitu jarak antara 1 kaki maksimal diatas dan kaki yang lain maksimal ke bawah kira-kira 30 sampai dengan 35 cm. sedangkan ritme atau kecepatan tergantung dari masing-masing perenang. Bila cambukannya terlampau dalam, akan menyebabkan hambatan. Cambukan kaki yang naik ke atas permukaan air tidak menghasilkan dorongan, malahmempergunakan pemborosan energi. Gerak kaki pada gaya bebas saat melakukan gerak terdiri atas lecutan ke bawah (downbeat), dan lecutan ke atas(upbeat).

Hal tersebut dijelaskan oleh Dadang Kurnia (2003:40), sebagai berikut:

Lecutan kaki ke bawah adalah gerakan mencambuk yang dimulai dengan dilecutkannya pangkal paha, lutut dibengkokan sedikit, dan cambukan dilakukan oleh punggung kaki.Lecutan kaki di atas


(29)

22 sebenarnya bagian akhir dari lecutan kaki ke bawah. Kedalaman paha dari atas permukaan air ketika melakukan cambukan dan lecutan sekitar 30–35 cm.

5. Mengenai kekuatan atau kecepatan gerakan kaki adalah sebagai berikut: pada gerakan kebawah atau gerakan tendangan dilakukan dengan keras (kekuatan penuh), sedangkan pada waktu gerakan kaki keatas dilakukan dengan agak pelan (rileks).

Gambar 2. Gerakan Kaki pada gaya bebas

c. Gerakan tangan

Gerakan lengan merupakan gerak pendukung yang sangat penting. Hal tersebut dikarenakan dayungan lengan akan mendukung laju tubuh dengan cepat. Latihan gerakan tangan dapat dilakukan di kolam dangkal, berikut cara melakukannya.

1) Sikap awal berdiri, badan dibungkukkan dan kedua tangan lurus di samping telinga.

2) Tangan kanan ditarik ke bawah sambil menekan air, sampai berada di bawah badan. Tangan mendorong air ke belakang dan ke atas.


(30)

kiri sampai di bawah badan di dalam air, tangan kiri mendorong air ke belakang dan ke atas.

4) Gerakan kembali ke posisi semula dilakukan dengan mengayunkan

5) Lakukan gerakan ini secara bergantian antara tangan kanan dan kiri dan lakukan gerakan ini secara berulang-ulang.

Gambar 3. Gerakan tangan gaya bebas

d. Pernafasan

Pernafasan pada gaya bebas sangat mempengaruhi posisi badan untuk stream line. Putaran untuk pernafasan haruslah dilakukan dengan axis (sumbu putaran) garis sepanjang badan, sehingga kepala tidak akan naikterlalu tinggi denggan permukaan air. Bila putaran kepala pada sumbu putaran garis bahu, maka akibatnya kepalam akan keluar dari permukaan air dan hal ini sesuai dengan hokum Newton, maka tubuh bagian bawah (panta dan kaki) akan turun ke bawah, ini akan mengakibatkan badan tidak stream line, sehingga tekanan depan menjadi besar. Harus ada irama tertentu antara lengan, tendangan kaki dan olengan badan. Bagi perenang


(31)

24 dengan pengambilan nafas ke arah kanan (menoleh ke kanan) adalah sebagai berikut: waktu berenang, permukaan air diantara garis rambut dan kening dengan posisi yang enak untuk kepala.

Putar kepala ke arah lengan untuk mengambil nafas, pada saat lengan kanan ke dalam air melaksanakan dayungan. Pada saat dayungan lengan kana, mulut berada di luar permukaan air mengambil nafas melalui mulut dengan di buka lebar-lebar pada ketinggian permukaan yang di timbulkan oleh kepala karena melaju ke depan. Pada saat rekoveri lengan kanan, kepala menoleh ke arah bawah dan mata melihat kea rah kolam. kembali. Udara harus dibuang ke luar, sebelum mulut mulai mengambil nafas kembali.


(32)

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindak kelas ( PTK )karena penelitian ini dilakukan dengan metode kaji tindak kelas (Clas room action

research)CAR.

Kurt Lewin, penelitian tindakan kelas adalah suatu rangkaian langkah yang terdiri atas empat tahap, yakni perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Elliot ( 1991: 7 ), penelitian tindakan kelas sebagai kajian dari sebuah situasi sosial dengan kemungkinan tindakan untuk memperbaiki kualitas situasi sosial tersebut.

Menurut David Hopkins Penelitian Tindakan Kelas adalah sebuah kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang :

Penelitian tindakan kelas diartikan suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, mengamati, dan merefleksikan tindakan melalui beberapa siklus secara kolaburatif dan


(33)

26 partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran dikelas.

Rapoport (1970: 21), dalam Hopkins (1993: 17), penelitian tindakan kelas adalah penelitian untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan tujuan ilmu sosial dengan kerja sama dalam kerangka etika yang disepakati bersama.

Penelitian dengan menggunakan metode PTK ada kelebihan dan kelemahannya atau keutamaan PTK dalam proses penlelitian.

Adapun kelebihan dan kelemahannya ;

Shumsky (1982: 16) dalam suwarsih (2006: 13), menyatakan bahwa kelebihan PTK adalah :

a. Kerja sama dalam PTK menimbulkan rasa memiliki.

b. Kerja sama dalam PTK mendorong kreativitas dan pemikiran kritis dalam hal ini guru yang sekaligus sebagai peneliti.

c. Melalui kerjasama, kemungkinan untuk berubah meningkat.

d. Kerja sama dalam PTK menungkatkan kesepakatan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Kelemahan dari PTK adalah:

a. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknik dasar PTK pada pihak peneliti ( guru ). Penelitian tindakan kelas yang lazimnya dilakukan


(34)

lainnya yang selalu peduli akan ketimpangan atau kekurangan yang ada dalamm situasi kerjanya yang berkehendak untuk memperbaikinya. Karena para praktisi ini biasanya berurusan dengan hal- hal yang praktis, mereka kurang dilengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan tentang teknik dasar PTK. Hal ini diperparah oelh perasaan bahwa kegiatan penelitian hanya layak dilakukan oleh masyarakat kampus yang bergelut dengan kegiatan ilmiah, sehingga para praktisi ( guru ) pada umumnya kurang tertarik untuk melakukan penelitian.

b. Faktor waktu menjadi kendala yang cukup besar hal ini disebabkan oleh belum optimalnya pembagian waktu antara untuk kegiatan rutinnya dengan aktivitas PTK.

Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu upaya atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Singkatnya , penelitian tindakan kelas ini merupakan penelitian praktis yang dilakukan oleh guru yang dilakukan di kelas dengan tujuan untuk memperbaiki praktek pembelajaran yang ada.

Pada penelitian tidakan ini berciri sebagai berikut:

a. Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual.

b. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan perkembangan-perkembangan yang lebih baik.


(35)

c. Dilakukan melalui putaran-putaran yang berspiral.

28 Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui putaran atau spiral dengan beberapa siklus yang terdiri dari merencanakan, tahap melakukan tindakan, pengamatan (observasi) dan tahap refleksi.

Yang dimaksud dengan penelitian yang dilakukan melalaui putaran spiral adalah penelitian yang melalui siklus-siklus berikut ini:

Gambar : Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Hopkins, 1993) dalam buku (Arikunto 1991:105)

Keterangan gambar di atas :

1. Perencanaan (Planning)

Adalah pengembangan untuk ditindak lanjuti yang secara kritis untuk meningkatkan apa yang telah terjadi yang berdasarkan masalah dan hipotesis, dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana,oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.


(36)

Tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan. Memberikan

3. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat untuk mengetahui seberapa jauh efek dari tindakan telah mencapai sasaran oleh suatu tindakan.

4. Refleksi

Refleksi adalah proses diskusi hasil observasi dari evaluasi yang dilakukan oleh peneliti meliputi pemahaman proses, masalah, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategis untuk dikemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.

B. Rencana Penelitian

Pada penelitian ini peneliti melaksanakan penelitian sampai dua siklus (dua pertemuan) kemudian di antara setiap siklusnya penelitian merencanakan kegiatan tindakan berbeda pada setiap siklus, akan tetapi setiap siklus saling berkaitan, setiap proses penelitian merupakan tindakan lanjutan dari siklus penelitian sebelumnya.

C. Subjek Penelitian

Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas X.2 SMA Budaya Bandar Lampung yang berjumlah 30 orang.


(37)

D. Tempat dan Waktu

30 a. Tempat penelitian

Di kolam renang mekar jaya kemiling.

b. Pelaksanaan penelitian

Lama waktu yang dilakukan dalam penelitian tiga minggu dan terdapat tiga siklus (tiga kali pertemuan).

E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK (penelitian kaji tindak) disetiap siklusnya, Menurut Freir and Cuning ham dalam Muhajir (1997;58) dijelaskan “Alat untuk ukur instrument dalam PTK dikatakana valid bila tindakan itu memegang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi”. Alat itu berupa indikator-indikator dari penilaian keterampilan gerak dasar renang gaya bebas.

F. Teknik Analisis Data

Setelah data dikumpulkan melalui tindakan disetiap siklusnya, selanjutnya data dianalisis melalui tabulasi, presentase dan normatif. Tenik penilaian dalam proses pembelajaran menggunakan penilaian kwantitatif untuk melihat kwalitas hasil tindakan disetiap siklus menggunakan rumus sebagai berikut:

P

f

x

100 %


(38)

P : persentase keberhasilan

f : Jumlah yang melakukan benar

N: jumlah siswa yang melakukan tes

G. Rencana Penelitian

1. Siklus Pertama

a. Rencana

1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan ( melakukan pemanasan), inti (pembelajaran gerak dasar renang), penutup (berisikan pendinginan) .

2. Menyiapkan instrumen penilaian untuk mengobservasi tindakan

3. Menyiapkan Alat bantu berupa drigen 5 liter sebanyak 4 buah

4. Menyiapkan siswa untuk pemanasan untuk mengikuti pembelajaran renang gaya bebas ( seperti yang terdapat pada lampiran).

b. Tindakan

1. Siswa dijelaskan terlebih dahulu tentang teknik dasar renang gaya bebas oleh peneliti, setelah itu siswa diberi contoh gerakan yang benar dan siswa disuruh mencoba terlebih dahulu. ( terdapat pada lampiran)


(39)

32 2. Siswa melakukan gerak dasar renang gaya bebas secara bergantian dan

berulang-ulang dengan menggunakan alat bantu berupa drigen 5 liter .

3. Siswa melakukan keterampilan gerak dasar renang gaya bebas dengan alat bantu berupa drigen yang disediakan secara bergantian dan berulang ulang.

4. Siswa diberikan kesempatan melakukan pengulangan

c. Observasi

Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi dan berikan waktu pengulangan kemudian dinilai atau dievaluasi maka dapat diketahui presentase keberhasilan sehingga dapat disimpulkan

d. Refleksi

1. Dari data hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan pada saat siklus pertama siswa melakukan gerak dasar renang gaya bebas, hasil dari penilaian siklus pertama hanya 12 anak yang tuntas mendapat nilai > 65 atau 40% ketuntasan belajar,

2. Didiskusikan rencana tindakan pada siklus kedua

Setelah melihat dari hasil siklus pertama terdapat peningkatan, namun untuk ketuntasan keseluruhannya belum tercapai, oleh sebab itu akan diadakan siklus yang kedua.


(40)

a. Rencana

1. Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran renang.

Peneliti menyiapkan siswa yang akan mengikuti proses pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas, siswa itu berjumlah 30 anak putra putri.

2. Menyiapkan alat bantu berupa papan seluncur sebanyak empat buah serta instumen yang berkaitan dengan proses pembelajaran.

3. Menyiapkan instrument yang diperlukan untuk mengevaluasi dan mengobservasi tindakan, peneliti menyiapkan lembaran intrumen penilain yang telah dibuat untuk menilai proses penelitian gerak dasar renang gaya bebas.

b. Tindakan

1. Siswa dibariskan menjadi 3 sap, Peneliti memimpin pemanasan umum dan khusus renang gaya bebas.

2. Peneliti mencontohkan gerakan-gerakan yang harus dilakukan siswa dengan benar.

3. Siswa dibariskan dipinggir kolam sesuai dengan jumlah alat yaitu 4 buah papan selencur yang telah disiapkan.


(41)

34 4. Siswa melakukan keterampilan gerak dasar renang gaya bebas dengan alat bantu papan seluncur yang disediakan secara bergantian dan berulang ulang sampai 3 kali pengulangan.

c. Observasi

Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi diberikan waktu pengulangan dan dinilai maka dapat diketahui presentase keberhasilan sehingga dapat disimpulkan bahwa disiklus kedua ini, terdapat 26 siswa yang mendapatkan nilai diatas rata- rata atau sama dengan standar ketuntasan belajar 65, yaitu dengan prosentase keberhasilan sebesar 86,67, jika dilihat dari KKM, peningkatan yang terjadi siklus pertama kesiklus kedua adalah 46,66 %.

d. Refleksi

Kesimpulan dari hasil pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas pada siklus kedua terdapat 26 anak yang mencapai ketuntasan belajar atau sebesar 86,67 % dari KKM, oleh sebab itu peneliti tidak perlu mengadakan siklus ketiga karena siswa sudah mencapai KKM yang diinginkan.

H. Instrument Penilaian Format Lembar Penilaian

Keterampilan Gerak Dasar Renang Gaya Bebas

Nama : ……….

Kelas : ………. Materi : ……….


(42)

No Renang Gaya Bebas

Kriteria Penilaian Nilai

1 2 3 4 5

1

2

Sikap awal

Gerakan kaki

a. Berdiri dengan satu kaki, sedangkan kaki satu ditekuk dengan telapak tangan menempel pada dinding

b. Badan dibungkukkan kedepan, kemudian tolakan kaki yang menempel pada dinding sehingga badan terdorong kedepan.

c. Badan meluncur kedepan dengan tolakan kedua kaki rapat

a. Digerakan dari tungkai, bergantian


(43)

3

4

Gerakan lengan

Pernapasan

antara kaki kanan dan kaki kiri naik turun, lutut, pergelangan kaki melentur, ujung kaki lurus.

a. Sikap awalan berdiri badan dibengkokkan dan tangan lurus disamping telinga, pergelangan tangan di dalam air saat memulai, salah satu sikut tangan cepat ditekuk, ada dorongan lanjutan, sikut diangkat tinggi keatas air, tangan digerakan keposisi semula dilakukan dengan

mengayunkan.

a. Lengan kiri mengayuh, kepala menengok ke kanan,


(44)

bergerak ke atas menuju ke arah depan, pada saat yang sama lengan kanan mengayuh, kepala menengok ke kiri, sambil mengambil napas.

Jumlah Skor

Sumber: Adopsi David G. Thomas (1980).

Keterangan penilaian Instrumen :

1. Sikap awal

a. Berdiri dengan satu kaki, sedangkan kaki satu ditekuk dengan telapak tangan menempel pada dinding : 5

b. Berdiri dengan satu kaki, sedangkan kaki satu ditekuk dengan telapak tangan menempel pada dinding : 4

c. Berdiri dengan satu kaki, sedangkan kaki satu ditekuk dengan telapak tangan menempel pada dinding : 3

d. Berdiri dengan satu kaki, sedangkan kaki satu ditekuk dengan telapak tangan menempel pada dinding : 2


(45)

38 e. Berdiri dengan satu kaki, sedangkan kaki satu ditekuk dengan telapak

tangan menempel pada dinding : 1

a. Badan dibungkukkan kedepan, kemudian tolakan kaki yang menempel pada dinding sehingga badan terdorong kedepan : 5

b. Badan dibungkukkan kedepan, kemudian tolakan kaki yang menempel pada dinding sehingga badan terdorong kedepan : 4

c. Badan dibungkukkan kedepan, dan sedikit tolakan kaki yang menempel pada dinding kolam sehingga badan terdorong sedikit : 3

d. Badan hanya sedikit dibungkukkan kedepan, dan tidak ada tolakan kaki yang menempel pada dinding kolam sehingga badan terdorong kedepan : 2

e. Badan tidak dibungkukkan kedepandan tidak ada tolakan : 1

a. Badan meluncur kedepan dengan tolakan kedua kaki rapat : 5

b. Badan meluncur kedepan dengan tolakan kedua kaki baik tangan tidak rapat : 4

c. Badan meluncur kedepan dengan tolakan kedua kaki tidak rapat dan tangan tidak rapat : 3

d. Badan sedikit meluncur kedepan karena tolakan kedua kaki sedikit pada dinding : 2

e. Badan tidak meluncur kedepan karena tidak ada tolakan dari kedua kaki : 1


(46)

a. Digerakan dari tungkai, bergantian antara kaki kanan dan kaki kiri naik turun, lutut, pergelangan kaki melentur, ujung kaki lurus : 5

b. Digerakan dari tungkai, bergantian antara kaki kanan dan kaki kiri naik turun, lutut, pergelangan kaki melentur, ujung kaki bengkok : 4

c. Digerakan dari tungkai, bergantian antara kaki kanan dan kaki kiri naik turun, lutut, pergelangan kaki kaku, ujung kaki bengkok : 3

d. Digerakan dari tungkai, bergantian antara kaki kanan dan kaki kiri naik turun, lutut kaku, pergelangan kaki kaku, ujung kaki bengkok : 2

e. Digerakan dari tungkai, kaki digerakan bersamaan antara kaki kanan dan kaki kiri naik turun, lutut kaku, pergelangan kaki kaku, ujung kaki bengkok : 1

3. Gerakan Tangan :

a. Sikap awalan berdiri badan dibengkokkan dan tangan lurus disamping telinga, pergelangan tangan di dalam air saat memulai, salah satu sikut tangan cepat ditekuk, ada dorongan lanjutan, sikut diangkat tinggi keatas air, tangan digerakan keposisi semula dilakukan dengan mengayunkan : 5

b. Sikap awalan berdiri badan dibengkokkan dan tangan lurus disamping telinga, pergelangan tangan di dalam air saat memulai, salah satu sikut


(47)

40 tangan cepat ditekuk, ada dorongan lanjutan, sikut diangkat tinggi keatas air, tangan digerakan keposisi semula tangan : 4

c. Sikap awalan berdiri badan dibengkokkan dan tangan lurus disamping telinga, pergelangan tangan di dalam air saat memulai, salah satu sikut tangan cepat ditekuk, ada dorongan lanjutan, sikut tidak diangkat tinggi keatas air, tidak ada gerakan keposisi semula tangan : 3

d. Sikap awalan berdiri badan dibengkokkan dan tangan lurus disamping telinga, pergelangan tangan di dalam air saat memulai, salah satu sikut tangan cepat ditekuk, tidak ada dorongan lanjutan, sikut tidak diangkat tinggi keatas air, tidak ada gerakan keposisi semula tangan : 2

e. Sikap awalan berdiri badan dibengkokkan dan tangan lurus disamping telinga, pergelangan tangan di dalam air saat memulai, sikut tangan bersamaan ditekuk, tidak ada dorongan lanjutan, sikut tidak diangkat tinggi keatas air, tidak ada gerakan keposisi semula tangan: 1

4. Pernapasan :

a. Lengan kiri mengayuh, kepala menengok ke kanan, sambil mengambil napas, lengan kiri bergerak ke atas menuju ke arah depan, pada saat yang sama lengan kanan mengayuh, kepala menengok ke kiri, sambil mengambil napas : 5

b. Lengan kiri mengayuh, kepala menengok ke kanan, sambil mengambil napas, lengan kiri bergerak ke atas menuju ke arah depan, pada saat


(48)

mengambil napas : 4

c. Lengan kiri mengayuh, kepala menengok ke kanan, sambil mengambil napas, lengan kiri bergerak ke atas menuju ke arah depan, pada saat yang sama lengan kanan mengayuh, kepala menengok ke kanan, tidak mengambil napas : 3

d. Lengan kiri mengayuh, kepala menengok ke kanan, sambil mengambil napas, lengan kiri bergerak ke atas menuju ke arah depan, pada saat yang sama lengan kiri mengayuh kembali, kepala menengok ke kanan, tidak mengambil napas : 2

e. Lengan kiri mengayuh, kepala menengok ke kanan, sambil mengambil napas, lengan kiri bergerak ke dalam menuju ke arah depan, pada saat yang sama lengan kiri mengayuh kembali, kepala menengok ke kanan, tidak mengambil napas : 1


(49)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan dari hasil penelitian , pada setiap siklus maka dapat disimpulkan hasil penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut :

1. Dengan penggunaan alat Bantu berupa derigen dalam proses pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas bagi siswa kelas X.2 SMA Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 dapat ditingkatkan

2. Dengan penggunaan alat Bantu pembelajaran berupa papan seluncur dapat meningkatkan gerak dasar renang gaya bebas bagi siswa kelas X.2 SMA Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013

B. Saran

Setelah penelitian ini dilaksanakan, banyak sekali penulis yang ingin disampaikan baik penulis maupun pembaca yang akan melakukan proses pembelajaran yang sejenis antara lain :


(50)

atau kreasi suasana pembelajaran sangat baik, seperti pemberian alat Bantu pembelajaran berjalan lancar.

2. Untuk para guru pendidikan jasmani, alat Bantu pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai acuan ke depan dalam prosess pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas.

3. Bagi pembaca, penelitian ini kiranya dapat dikembangkan lebih lanjut dalam proses pembelajaran guna peningkatan hasil belajaran gerak dasar renang gaya bebas.


(51)

1

DAFTAR PUSTAKA

Ali Nur. (2006). Belajar Gerak (makalah). Menpora, Yogyakarta.

Anonimus. 2013. Format Penelitian Karya Ilmiah. Universitas Lampung: Bandar Lampung.

Arikunto Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian; Edisi Revisi. PT Rineka Cipta Jakarta.

Arikunto Suharsimi. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Kusnandar. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Lutan Rusli dan Agung Suherman. (2000). Perencanaan Pembelajaran Penjaskes, Depdikbud, Jakarta.

Pamungkas. 1999. Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan. EYD. Surabaya: Giri Surya.

Riduwan, (2005) Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru- Karyawan Dan Peneliti Pemuda.

Rusyan, Tabrani. 1989. Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Sajoto M, (1989) Pembinaan Dan Peningkatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga, Dahara Prize: Semarang.

Soejoko Hendromartono. 1992, Olahraga Pilihan Renang. Jakarta : Depdikbud Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Thomas, G. David, 2000, Renang Tingkat Mahir. Diterjemahkan oleh Alfons Palangkaraya, Jakarta: PT. Raja Grafindo PersadaAlat – Alat Tes.

Tri Tunggal Setiawan, 2004, Buku Ajar Renang I, Semarang : FIK UNNES. http://www.slideshare.net/Vdika17/renang-gayabebas


(1)

2. Gerakan kaki: 39

a. Digerakan dari tungkai, bergantian antara kaki kanan dan kaki kiri naik turun, lutut, pergelangan kaki melentur, ujung kaki lurus : 5

b. Digerakan dari tungkai, bergantian antara kaki kanan dan kaki kiri naik turun, lutut, pergelangan kaki melentur, ujung kaki bengkok : 4

c. Digerakan dari tungkai, bergantian antara kaki kanan dan kaki kiri naik turun, lutut, pergelangan kaki kaku, ujung kaki bengkok : 3

d. Digerakan dari tungkai, bergantian antara kaki kanan dan kaki kiri naik turun, lutut kaku, pergelangan kaki kaku, ujung kaki bengkok : 2

e. Digerakan dari tungkai, kaki digerakan bersamaan antara kaki kanan dan kaki kiri naik turun, lutut kaku, pergelangan kaki kaku, ujung kaki bengkok : 1

3. Gerakan Tangan :

a. Sikap awalan berdiri badan dibengkokkan dan tangan lurus disamping telinga, pergelangan tangan di dalam air saat memulai, salah satu sikut tangan cepat ditekuk, ada dorongan lanjutan, sikut diangkat tinggi keatas air, tangan digerakan keposisi semula dilakukan dengan mengayunkan : 5

b. Sikap awalan berdiri badan dibengkokkan dan tangan lurus disamping telinga, pergelangan tangan di dalam air saat memulai, salah satu sikut


(2)

tangan cepat ditekuk, ada dorongan lanjutan, sikut diangkat tinggi keatas air, tangan digerakan keposisi semula tangan : 4

c. Sikap awalan berdiri badan dibengkokkan dan tangan lurus disamping telinga, pergelangan tangan di dalam air saat memulai, salah satu sikut tangan cepat ditekuk, ada dorongan lanjutan, sikut tidak diangkat tinggi keatas air, tidak ada gerakan keposisi semula tangan : 3

d. Sikap awalan berdiri badan dibengkokkan dan tangan lurus disamping telinga, pergelangan tangan di dalam air saat memulai, salah satu sikut tangan cepat ditekuk, tidak ada dorongan lanjutan, sikut tidak diangkat tinggi keatas air, tidak ada gerakan keposisi semula tangan : 2

e. Sikap awalan berdiri badan dibengkokkan dan tangan lurus disamping telinga, pergelangan tangan di dalam air saat memulai, sikut tangan bersamaan ditekuk, tidak ada dorongan lanjutan, sikut tidak diangkat tinggi keatas air, tidak ada gerakan keposisi semula tangan: 1

4. Pernapasan :

a. Lengan kiri mengayuh, kepala menengok ke kanan, sambil mengambil napas, lengan kiri bergerak ke atas menuju ke arah depan, pada saat yang sama lengan kanan mengayuh, kepala menengok ke kiri, sambil mengambil napas : 5

b. Lengan kiri mengayuh, kepala menengok ke kanan, sambil mengambil napas, lengan kiri bergerak ke atas menuju ke arah depan, pada saat


(3)

41 yang sama lengan kanan mengayuh, kepala menengok ke kiri, tidak mengambil napas : 4

c. Lengan kiri mengayuh, kepala menengok ke kanan, sambil mengambil napas, lengan kiri bergerak ke atas menuju ke arah depan, pada saat yang sama lengan kanan mengayuh, kepala menengok ke kanan, tidak mengambil napas : 3

d. Lengan kiri mengayuh, kepala menengok ke kanan, sambil mengambil napas, lengan kiri bergerak ke atas menuju ke arah depan, pada saat yang sama lengan kiri mengayuh kembali, kepala menengok ke kanan, tidak mengambil napas : 2

e. Lengan kiri mengayuh, kepala menengok ke kanan, sambil mengambil napas, lengan kiri bergerak ke dalam menuju ke arah depan, pada saat yang sama lengan kiri mengayuh kembali, kepala menengok ke kanan, tidak mengambil napas : 1


(4)

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan dari hasil penelitian , pada setiap siklus maka dapat disimpulkan hasil penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut :

1. Dengan penggunaan alat Bantu berupa derigen dalam proses pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas bagi siswa kelas X.2 SMA Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 dapat ditingkatkan

2. Dengan penggunaan alat Bantu pembelajaran berupa papan seluncur dapat meningkatkan gerak dasar renang gaya bebas bagi siswa kelas X.2 SMA Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013

B. Saran

Setelah penelitian ini dilaksanakan, banyak sekali penulis yang ingin disampaikan baik penulis maupun pembaca yang akan melakukan proses pembelajaran yang sejenis antara lain :


(5)

49 1. Bagi siswa, agar besifat tidak pasif, sehingga guru dalam menciptakan ide atau kreasi suasana pembelajaran sangat baik, seperti pemberian alat Bantu pembelajaran berjalan lancar.

2. Untuk para guru pendidikan jasmani, alat Bantu pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai acuan ke depan dalam prosess pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas.

3. Bagi pembaca, penelitian ini kiranya dapat dikembangkan lebih lanjut dalam proses pembelajaran guna peningkatan hasil belajaran gerak dasar renang gaya bebas.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Ali Nur. (2006). Belajar Gerak (makalah). Menpora, Yogyakarta.

Anonimus. 2013. Format Penelitian Karya Ilmiah. Universitas Lampung: Bandar Lampung.

Arikunto Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian; Edisi Revisi. PT Rineka Cipta Jakarta.

Arikunto Suharsimi. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Kusnandar. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Lutan Rusli dan Agung Suherman. (2000). Perencanaan Pembelajaran Penjaskes, Depdikbud, Jakarta.

Pamungkas. 1999. Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan. EYD. Surabaya: Giri Surya.

Riduwan, (2005) Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru- Karyawan Dan Peneliti Pemuda.

Rusyan, Tabrani. 1989. Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Sajoto M, (1989) Pembinaan Dan Peningkatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga,

Dahara Prize: Semarang.

Soejoko Hendromartono. 1992, Olahraga Pilihan Renang. Jakarta : Depdikbud Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Thomas, G. David, 2000, Renang Tingkat Mahir. Diterjemahkan oleh Alfons Palangkaraya, Jakarta: PT. Raja Grafindo PersadaAlat – Alat Tes.

Tri Tunggal Setiawan, 2004, Buku Ajar Renang I, Semarang : FIK UNNES. http://www.slideshare.net/Vdika17/renang-gayabebas


Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN GERAK DASAR HANDSTAND DENGAN MENGGUNAKAN BANTUAN TEMAN, TAMBANG, DAN VIDEO PADA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 15 BANDAR LAMPUNG 2011/2012

0 21 70

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR MELUNCUR GAYA BEBAS DENGAN PENGGUNAAN ALAT BANTU PELAMPUNG DALAM PEMBELAJARAN RENANG SISWA KELAS V SDN 5 SUKARAJA TAHUN AJARAN 2011/2012

4 72 55

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR HAND STAND MENGGUNAKAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN 1 TANJUNG GADING BANDAR LAMPUNG

0 12 49

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR RENANG GAYA BEBAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DAN ALAT BANTU BAGI SISWA KELAS V SD N 2 MARGODADI LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 12 38

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR RENANG GAYA BEBAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DAN ALAT BANTU BAGI SISWA KELAS V SD N 2 MARGODADI LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 23 38

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR KOORDINASI LENGAN DAN NAPAS PADA RENANG GAYA BEBAS MELALUI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 SINAR REJEKI LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 4 37

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR RENANG GAYA BEBAS DENGAN METODE BAGIAN DAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS 5 SD NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 4 62

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR RENANG GAYA BEBAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DAN ALAT BANTU BAGI SISWA KELAS V SD N 6 WONODADI PRINGSEWU

0 7 29

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN GERAK DASAR MELUNCUR MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS XI IPA I SMA BUDAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 37

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN GERAK DASAR RENANG GAYA BEBAS DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS X.2 SMA BUDAYA BANDAR LAMPUNG 2013/2014

2 12 51