16 terhadap stimulus dalam bentuk perbuatan yang berupa wujud kerja atau
kecakapan. Aspek penting dalam penilaian kinerja adalah pengamatan dan perbuatan. Pengamatan adalah kegiatan penilai testor, sedangkan perbuatan
adalah kegiatan yang dinilai. Menurut Djemari Mardapi 1996 ciri khas dari penilaian kinerja adalah pengamatan terhadap “proses” dan “hasil”.
1. Konsep Kesahihan Tes
Kesahihan lebih popular disebut dengan istilah validitas adalah tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk mengungkapkan data sesuai dengan
masalah yang hendak diungkapkan. Validitas instrumen dapat juga diartikan derajat ketepatan pengukuran yang besarnya ditentukan oleh statistik korelasi
antara skor prediktor dengan skor kriterior. Strand 1993 mendefinisikan validitas sebagai derajat ketepatan
pengukuran dari sebuah tes tentang apa yang diukur. Selain itu, validitas
dapat didefinisikan sebagai sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya Saifudin Azwar, 1997. Suatu tes atau
instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang
sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Arma Abdoellah 1988 menyatakan bahwa ada dua aspek dalam
kesahihan yang harus dipertimbangkan yakni relevansi dan keterandalan. Relevansi dapat dikatakan sebagai kesesuaian yang dekat sekali dengan apa
yang akan diukur tes dan fungsi yang dimaksud akan diukur. Keterandalan mengacu pada ketelitian dan ketepatan ukuran. Ada dua pendekatan untuk
mengetahui sarat validitas suatu alat ukur yaitu: a Pendekatan berdasarkan pertimbangan rasional, pendekatan ini dilakukan terhadap semua aspek yang
terintegrasi dalam suatu masalah yang diukur dan b Pendekatan empiric statistic, pendekatan ini dilakukan untuk mengetahui hubungan yang ada
antara alat ukur predictor yang sedang dipelajari dengan pengukuran atau kenyataan-kenyataan lain yang sudah dibakukan dengan adanya bukti-bukti
statistik kriterium.
17
2. Konsep Reliabilitas Tes
Reliabilitas tes lebih dikenal dengan istilah keterandalan. Permasalahan pokok reliabilitas pengukuran berkisar pada persoalan stabilitas skor,
kemantapan atau keajegan hasil pengukuran. Saefudin Azwar 1997 menyatakan bahwa ide pokok yang terkandung dalam reliabilitas adalah
sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil ukur dapat dipercaya apabila dalam beberapa hal pengukuran terhadap kelompok subjek
yang sama diperoleh hasil yang relatif sama”. Selain itu reliabilitas juga dapat
diartikan sebagai
tingkat kemampuan
instrumen penelitian
untuk mengumpulkan data secara tetap dari sekelompok individu Hadari Nawawi,
1995. Adapun Gronlund 1995 menjelaskan bahwa arti reliabilitas sebagai mana yang digunakan dalam tes dan penelitian adalah sebagai berikut:
“1 Reliability refers to the results obtained with an assessment instrument and not to the instrument if self, 2 An estimate of reliability
always refer to a particular type of consistency, 3 Reliability is necessary but not siffient condition for validity, and 4 Reliability is
primarilly statistic
”.
3. Konsep Objektivitas Tes