Uji Multikolinieritas Uji Heteroskedastisitas

490 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012 sekitar garis adalah keadaan data yang kita uji. Jika kebanyakan titik-titik berada sangat dekat dengan garis atau bahkan menempel pada garis, maka dapat disimpulkan jika data penelitian mengikuti distribusi normal. Insert Gambar 1 Hasil Uji Normalitas 2. Uji Autokorelasi Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Untuk dapat mengetahui ada atau tidaknya gejala autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin Watson d, dimana jika angka d berada di antara -2 sampai +2, berarti dalam model regresi tidak terdapat autokorelasi. Hasil pengujian autokorelasi pada menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson d adalah sebesar 1.709 berada di antara -2 dan +2, maka disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung masalah autokorelasi. Hasil uji autokorelasi. Insert Tabel 2

3. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas dilakukan untuk menemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, berarti ada masalah multikolinieritas. Untuk dapat mendeteksi adanya multikolinieritas dapat dilihat dari nilai VIF Variance Inflation Factor . Model regresi bebas dari multikolinieritas bila mempunyai nilai VIF dibawah 10. Dari hasil pengujian multikolinieritas pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai VIF semua variabel yang diuji berada dibawah 10. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi bebas dari multikolinieritas. Insert Tabel 3

4. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda, disebut heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan grafik Scatter plot. Berdasarkan gambar IV.2 dibawah ini, maka dapat dikatakan bahwa model regresi tidak terjadi Heteroskedastisitas. Karena dalam gambar terlihat titik-titk menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas. Insert Gambar 2 Faktor-Faktor yang berpengaruh terhadap Audit Report Lag Insert Tabel 4 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI...Primsa Bangun, Subagyo, Malem Ukur Tarigan 491 Secara simultan menunjukkan bahwa sig F sebesar 0.044 lebih kecil dari si gα 0.05; hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan dengan tingkat kepercayaan 95, sehingga secara simultan factor ukuran perusahaan, jenis industry, ukuran KAP dan pergantian auditor berpengaruh terhadap audit report lag 1. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan memiliki konstanta negatif dengan sig t lebih besar dari sigα5, hal ini menunjukkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara parsial terhadap audit report lag dan dengan konstanta aktiva yang negative menunjukkan bahwa dengan meningkatnya ukuran perusahaan justru menurunkan audit report lag Hasil penelitian bertentangan dengan Ashton et al 1987, Almosa dan Alabbas 2007 dan Dyer McHugh 1975 yang menyatakan bahwa perusahaan yang lebih besar cenderung memiliki sumber daya untuk membayar sumber audit fee lebih tinggi terhadap auditor, perusahan besar cenderung diawasi lebih ketat oleh public, perusahaan besar lebih melakukan kendali terhadap auditor sehingga dari beberapa alasan tersebut justru menyelesaikan proses audit lebih cepat Hasil penelitian ini dapat disebabkan karena ukuran perusahaan tidak menjamin ketepatan waktu melaporkan keuangan. Setiap perusahaan yang go public diwajibkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal BAPEPAM untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan yang sudah diaudit oleh akuntan publik selambat – lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal berakhirnya tahun buku. Jadi, auditor lebih berperan besar dalam penyampaian laporan keuangan yang tepat waktu. Namun, setiap auditor akan bersikap profesional dan memenuhi standar auditing yang telah diterapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam melaksanakan pekerjaan auditnya tanpa melihat besarnya perusahaan yang diaudit. Selain itu, perusahaan kecil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia setidaknya sudah memiliki pengendalian intern yang cukup memadai sehingga memudahkan auditor menyelesaikan pekerjaannya seperti halnya dalam perusahaan besar. Konstanta yang bernilai negatif menunjukkan bahwa perusahaan besar cenderung memiliki system control internal yang lebih solid yang dapat mengurangi kecenderungan terjadinya error dalam laporan keuangan sehingga auditor mengandalkan system control internal lebih ekstensif dan melaksanakan lebih banyak erja interim, Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Givoli Palmon 1982Carslaw dan Kaplan 1991, Ponte et al 2005 dan Al-Ajmi 2008 bahwa ukuran perusahan akan memiliki pengaruh negative terhadap lamanya audit repot lag, 2. Jenis Industri Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis industry memiliki sig t yang kurang dari sigα 5 dan konstanta negatif, sehingga menolak H0 yang artinya secara parsial jenis industry berpengaruh terhadap audit report lag dan semakin tinggi . Perusahaan yang berada dalam industri keuangan cenderung menghasilkan audit lag yang pendek dibandingkan dengan perusahaan yang berada dalam industri nonkeuangan. Hasil penelitian ini konsisten dengan hipotesis penelitian yang dikembangkan, serta konsisten 492 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012 dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Ashton, Willingham, dan Elliott 1987, Carslaw dan Kaplan 1991, Ahmad dan Kamarudin 2003, dan Almosa dan Alabbas 2007 yang menemukan pengaruh negatif antara perusahaan yang termasuk dalam industri keuangan terhadap lamanya audit lag Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mendukung pendapat Ahmad dan Kamarudin 2003 dan Almosa dan Alabbas 2007 mengemukakan argumen bahwa perusahaan dalam industri keuangan cenderung memiliki sedikit atau tidak sama sekali inventory . Proporsi inventory yang relatif lebih rendah dibandingkan jenis aset lainnya menyebabkan audit lag pada perusahaan dalam industri keuangan lebih singkat. Hal ini karena auditor dapat mengabaikan atau menghabiskan lebih sedikit waktu untuk melaksanakan audit terhadap inventory dimana material errors seringkali ditemukan. Penelitian yang dilakukan oleh Ashton, Willingham, dan Elliott 1987 melalui univariate analysis menghasilkan kesimpulan bahwa audit lag cenderung lebih lama pada perusahaan yang berada dalam industri keuangan. Hasil penelitian Al-Ajmi 2008 menunjukkan bahwa audit lag cenderung lebih pendek pada perusahaan dalam industri perbankan. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Carslaw dan Kaplan 1991, Ahmad dan Kamarudin 2003, dan Almosa dan Alabbas 2007 juga menghasilkan kesimpulan bahwa lamanya audit lag cenderung lebih pendek pada perusahaan yang berada dalam industri keuangan. 3. Ukuran KAP Hasil uji statistik menunjukkan bahwa sig t untuk Ukuaran KAP kurang dari sig α 5 dengan konstanta yang negatif, hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya perusahaan yang diaudit oleh BIG Four akan menurunkan audit repot lag Penelitian ini mendukung Ahmad dan Kamarudin 2003, dan Ratnawaty dan Sugiharto 2005 yang menemukan pengaruh negatif antara ukuran KAP terhadap lamanya audit lag dan Perusahaan yang diaudit oleh KAP yang berukuran besar diproksikan dengan KAP yang berasosiasi dengan KAP Big Four cenderung menghasilkan audit lag yang pendek dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit oleh KAP yang lebih kecil. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Hasil penelitian ini sejalan dengan Hosaain dan Taylor 1998, Ponte et al 2005, Kamarudin 2003 Terkait pengaruh ukuran suatu KAP terhadap lamanya audit lag, Hossain dan Taylor 1998 menyatakan bahwa KAP yang besar berafiliasi dengan KAP internasional memiliki insentif yang lebih kuat untuk menyelesaikan kerja audit lebih cepat untuk mempertahankan reputasi mereka. Jika tidak, KAP tersebut tidak akan memperoleh penugasan sebagai auditor independen lagi oleh klien di tahun selanjutnya. Selain itu, KAP yang besar dan terkenal memiliki sumber daya manusia yang lebih banyak daripada KAP yang lebih kecil sehingga KAP besar cenderung dapat menyelesaikan kerja audit lebih cepat daripada KAP yang lebih kecil. Ahmad dan Kamarudin 2003 menjelaskan bahwa KAP yang besar lebih mampu melaksanakan audit secara lebih efisien dan lebih efektif daripada KAP yang lebih kecil serta memiliki fleksibilitas dalam menjadwal pelaksanaan audit sehingga audit dapat diselesaikan secara tepat waktu. Williams dan Dirsmith 1988 berargumen bahwa KAP internasional FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI...Primsa Bangun, Subagyo, Malem Ukur Tarigan 493 cenderung lebih efisien dalam pelaksanaan audit karena mereka dapat memanfaatkan teknologi audit secara superior Ponte, Rodriguez, dan Dominguez, 2005. 4. Pergantian Auditor Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk pergantian auditor sig t lebih besar dari sigα5 dan positif. Hal ini menunjukkan bahwa untuk pergantian auditor menerima HO, bahwa tidak terdapat pengaruh secara signifikan dari pergantian auditor terhadap audit report lag Pergantian auditor tidak mempengaruhi audit report lag secara signifikan. Hasil penelitian ini dapat disebabkan karena pergantian auditor dalam suatu perusahaan dapat dilakukan jauh sebelum tanggal berakhirnya tahun buku sehingga tidak akan mengganggu proses audit. Auditor dapat melakukan perencanaan awal dalam audit dengan baik dan dapat menjadwalkan pekerjaan mereka sehingga mereka dapat menyelesaikan audit dengan tepat waktu. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pergantian auditor tidak menyebabkan audit report lag yang lebih panjang. hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Imelda dan Heri 2007. Berdasarkan pendapat Joher et.al. 2000, .Pada umumnya perusahaan yang berkembang menjadi besar lebih memilih untuk mengganti auditor nya dengan auditor yang punya nama. Rasionalisasi dari tindakan mengganti KAP dengan memilih KAP yang lebih punya nama disebabkan karena perusahaan yang bertumbuh menjadi semakin besar akan mendapat keuntungan dengan menggunakan auditor yang memiliki reputasi yang baik dan hal itu umumnya dimiliki oleh KAP yang tergolong besar, tetapi dalam penelitian ini tidak terbukti karena setaiap auditor lebih berperan besar dalam penyampaian laporan keuangan yang tepat waktu dan akan bersikap profesional dan memenuhi standar auditing yang telah diterapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam melaksanakan pekerjaan auditnya SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI Penelitian ini mencoba melihat faktor-faktor yang mempengaruhi penyelesaian penyajian laporan keuangan ke publik pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dari analisis dan pembahasan yang telah dilakukan atas hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut ;

1. Sebagian besar perusahaan mengalami keterlambatan penyelesaian selama ± 3