Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

LAMPIRAN

Hasil Perhitungan Data Penelitian

Emiten Tahun

CSR Variabel

KE KL KTK KHAM KS KP CSR (X1)

ROA (X2)

PBV (Y)

Moderat (X1X2)

PTBA 2012 0 1 1 1 1 0 0.67 22.86 4.09 15.24

2013 1 1 1 0 1 0 0.67 15.88 3.11 10.59

2014 1 1 0 0 1 0 0.50 13.63 3.53 6.82

ELSA 2012 1 1 0 1 1 0 0.67 3.16 0.62 2.11

2013 1 1 0 1 1 0 0.67 5.55 1.05 3.70

2014 1 1 1 0 1 0 0.67 9.85 2.04 6.57

ENRG 2012 1 1 0 1 1 0 0.67 1.33 0.5 0.89

2013 1 1 0 1 1 0 0.67 7.48 0.29 4.99

2014 1 1 0 0 1 0 0.50 0.8 0.39 0.40

ESSA 2012 1 1 1 1 1 1 1.00 6.44 6.19 6.44

2013 1 1 1 0 0 0 0.50 10.63 2.37 5.32

2014 1 1 0 1 1 0 0.67 7.38 2.69 4.92

RUIS 2012 1 1 0 0 1 0 0.50 2.46 0.05 1.23

2013 1 1 0 1 1 1 0.83 2.32 0.56 1.93

2014 1 1 1 1 1 1 1.00 4.41 0.59 4.41

INCO 2012 1 1 1 1 1 1 1.00 2.89 1.4 2.89

2013 1 1 1 1 0 0 0.67 1.69 1.25 1.13

2014 1 1 0 0 1 0 0.50 7.38 1.6 3.69

CTTH 2012 1 1 0 1 1 0 0.67 1.06 0.91 0.71

2013 1 1 0 1 1 0 0.67 0.15 0.99 0.10

2014 1 1 0 0 1 0 0.50 0.28 0.89 0.14

MITI 2012 1 1 0 1 1 0 0.67 14.87 2.25 9.91

2013 1 1 0 1 1 0 0.67 14.01 1.73 9.34

2014 1 1 1 0 1 0 0.67 2.1 0.83 1.40

ADRO 2012 1 1 1 1 1 1 1.00 5.73 1.76 5.73

2013 1 1 1 0 1 0 0.67 3.4 0.89 2.27


(2)

ITMG 2012 1 1 1 1 1 1 1.00 28.97 4.84 28.97

2013 1 1 1 0 0 0 0.50 16.56 2.72 8.28

2014 1 1 0 1 1 0 0.67 15.31 1.47 10.21

KKGI 2012 1 1 1 0 1 0 0.67 22.73 3.49 15.15

2013 1 1 1 1 1 0 0.83 16.25 2.28 13.54

2014 1 1 1 1 1 0 0.83 8.04 1.13 6.7

HRUM 2012 1 1 0 1 1 0 0.67 30.01 4.07 20.01

2013 1 1 0 1 1 0 0.67 10.32 1.53 6.88

2014 1 1 1 1 1 1 1.00 0.59 0.97 0.59

GEMS 2012 1 1 0 1 1 0 0.67 5.2 4.82 3.467

2013 1 1 1 1 1 1 1.00 4.23 4.31 4.23

2014 1 1 1 1 1 1 1.00 3.41 3.9 3.41

TINS 2012 1 1 0 1 1 0 0.67 7.07 1.7 4.713

2013 1 1 1 1 1 0 0.83 6.53 1.65 5.442


(3)

Descriptive Statisctics

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

CSR ROA PBV

N 42 42 42

Normal Parametersa,,b Mean .7157 8.3895 2.0026

Std. Deviation .16506 7.60988 1.46423

Most Extreme Differences Absolute .323 .190 .161

Positive .323 .190 .161

Negative -.200 -.139 -.097

Kolmogorov-Smirnov Z 2.096 1.234 1.044

Asymp. Sig. (2-tailed) .104 .095 .226

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Variables Entered/Removed

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 ROA, CSRa . Enter

a. All requested variables entered.

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CSR 42 .50 1.00 .7157 .16506

ROA 42 .15 30.01 8.3895 7.60988

PBV 42 .05 6.19 2.0026 1.46423

Valid N (listwise) 42

Hasil Olahan Data SPSS LAMPIRAN


(4)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics

Durbin-Watson R Square

Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 .651a .423 .394 1.14014 .423 14.311 2 39 .000 1.353

a Predictors: (Constant), ROA, CSR b Dependent Variable: PBV

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 37.205 2 18.603 14.311 .000a

Residual 50.697 39 1.300

Total 87.902 41

a Predictors: (Constant), ROA, CSR b Dependent Variable: PBV

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Correlations Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant) -.871 .821 -1.061 .295


(5)

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value .5102 5.0798 2.0026 .95260 42

Std. Predicted Value -1.567 3.230 .000 1.000 42

Standard Error of Predicted Value

.184 .604 .290 .093 42

Adjusted Predicted Value .4703 5.1734 1.9990 .96172 42

Residual -1.73342 3.63876 .00000 1.11199 42

Std. Residual -1.520 3.191 .000 .975 42

Stud. Residual -1.604 3.359 .002 1.013 42

Deleted Residual -1.92967 4.03068 .00360 1.19952 42

Stud. Deleted Residual -1.638 3.933 .026 1.091 42

Mahal. Distance .093 10.539 1.952 2.088 42

Cook's Distance .000 .405 .027 .067 42

Centered Leverage Value .002 .257 .048 .051 42

a. Dependent Variable: PBV

Collinearity Diagnosticsa

Model

Dimens

ion Eigenvalue Condition Index

Variance Proportions

(Constant) CSR ROA

1 1 2.634 1.000 .01 .01 .05

2 .342 2.775 .02 .02 .93

3 .024 10.391 .98 .97 .03


(6)

(7)

(8)

(9)

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 CSRa . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: PBV

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .289a .083 .060 1.41934

a. Predictors: (Constant), CSR

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 7.321 1 7.321 3.634 .064a

Residual 80.581 40 2.015

Total 87.902 41

a. Predictors: (Constant), CSR b. Dependent Variable: PBV


(10)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .170 .986 .173 .864

CSR 2.560 1.343 .289 1.906 .064

a. Dependent Variable: PBV

Variables Entered/Removed

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Moderat, CSR,

ROAa

. Enter

a. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .654a .428 .383 1.14993


(11)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 37.653 3 12.551 9.492 .000a

Residual 50.249 38 1.322

Total 87.902 41

a. Predictors: (Constant), Moderat, CSR, ROA b. Dependent Variable: PBV

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -1.325 1.138 -1.165 .251

CSR 3.309 1.511 .373 2.191 .035

ROA .175 .110 .908 1.588 .121

Moderat -.085 .146 -.338 -.582 .564


(12)

DAFTAR PUSTAKA

Agustine, Ira. 2014. “Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan”, FINESTAVol. 2, No. 1, (2014) 42-47.

Astiari, Ni Luh Putu Arin, dkk.2014. Pengaruh Pertanggung Jawaban Sosial Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia), e-Journal, S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014).

Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Ujian Komprehensif Program Srata Satu (S1), Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Daft, Richard L. 2012. Era Baru Manajemen. Salemba Empat, Jakarta. Erlina. 2011. Metodologi Penelitian, PSI USU, Medan

Ghozali dan A. Chariri. 2007. Teori Akuntansi, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Ghozali, Imam, 2009. Aplikasi Analisis Multivariative dengan Program SPSS, Edisi 4, Cetakan Ke-4, Badan Penerbit UNDIP, Semarang.

Gunawan, Juniati. 2009. Commitment in implementing and developing Sustainable Development Goals, Article, Universitas Trisakti, Jakarta. Gunawan’s blog at http://www.ncsr-id.org

Harahap, Sofyan Syafri. 2012. Teori Akuntansi, Edisi Revisi, PT. Rajawali Persada, Jakarta.

Harmono, 2009. Manajemen Keuangan:berbasis balanced scorecard, Edisi 1, Cetakan ke-1, Bumi Aksara, Jakarta.

Indonesia, 2007. Undang – UndangRepublik Indonesia No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

Kusumadilaga, Rimba. 2010. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia),Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang.

Lako, Andreas. 2011. Dekonstruksi CSR & Reformasi Paradigma Bisnis dan Akuntansi. Erlangga, Jakarta.


(13)

Nurdizal, M. Rachman, Asep Efendi dan Emir Wicaksana. 2011. Panduan Lengkap Perencanaan CSR. Jakarta : Penebar Swadaya.

Nurlela, Rika dan Islahuddin. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan dengan Persentase Kepemilikan Manajemen sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta), Simposium Nasional Akuntansi XI.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 (Revisi 2009) Penyajian Laporan Keuangan, Dewan Standar Akuntansi Keuangan-Ikatan Akuntansi Indonesia, Jakarta.

Purwanto, Agus. 2011. Pengaruh Tipe Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, terhadap Corporate Social Responsibility. Jurnal Akuntansi &Auditing, 8(1), November 2011, h: 1-94.

Putri, Desi Khasma Harena. 2011. Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Struktur Modal Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Rosiana, Gusti Ayu Made Ervina, dkk. 2013. Pengaruh Pengungkapan CSR Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Pemoderasi. ISSN: 2302-8556, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 5.3 (2013) : 723-738

Sarwono, Jonathan dan Ely Suhayati, 2010. Riset Akuntansi Menggunakan SPSS, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Sinamo, Patut Henni Santaria. 2014. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di BEI)”, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Situmorang, Syafrizal Helmi dan Muslich Lutfi. 2012. Analisis Data Untuk Riset Manajemen dan Bisnis, Edisi 2, USU Press, Medan.

Solihin, Ismail. 2009. Corporate Social Responsibility: From Charity to Sustainability. Salemba Empat, Jakarta.

Sutopoyudo. 2009. Pengaruh Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Profitabilitas Perusahaan. Sutopoyudo’s weblog at https://sutopoyudo.wordpress.com


(14)

Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep & Aplikasi CSR. Fascho Publishing, Jakarta.

Refrensi dari Internet : www.csrindonesia.com www.globalreporting.org www.idx.co.id


(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kausal yaitu penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau lebih (Erlina, 2011:20). Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel moderating.

3.2 Tempat dan Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012 – 2014. Adapun jadwal bagi penulis melakukan penelitian ini yaitu :

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan 2015 2016

Okt Nov Des Jan Feb Mar

1 Pengajuan Judul 2 Pembuatan Proposal 3 Bimbingan Proposal 4 Seminar Proposal

5

Pengumpulan Data dan Pengerjaan Skripsi


(16)

6

Bimbingan dan Penyelesaian Skripsi

7 Sidang Meja Hijau

Sumber : Diolah oleh peneliti

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional variabel adalah definisi-definisi yang akan dipergunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk memberikan arah dan batasan dalam penyelesaian masalah. Pada penelitian ini, akan dijelaskan definisi operasional variabel yang akan digunakan di dalam penelitian.

3.3.1 Variabel Independen

Variabel independen (variabel bebas) yaitu variabel yang dapat mempengaruhi variabel yang lain. Menurut Sarwono dan Suhayati (2010:31), variabel independen adalah variabel yang pengaruhnya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang berkaitan dengan variabel lain. Penelitian ini menggunakan Corporate Social Responsibility (X1) sebagai variabel independen.

Pengukuran kinerja CSR yang dilakukan melalui laporan tahunan memerlukan acuan informasi (information guideline). Acuan informasi laporan CSR yang saat ini mendominasi adalah Sustainability Reporting Guidelines (SRG), yang dikeluarkan oleh Global Reporting Initiative (GRI). Dalam SRG tersebut terdapat 6 indikator kinerja, dengan SRG inilah pengungkapan informasi CSR pada laporan tahunan perusahaan diukur melalui pemberian skor (Gunawan, 2009).


(17)

Perhitungan variabel ini dilakukan oleh peneliti dengan mengukur pengungkapan sosial laporan tahunan yang dilakukan dengan pengamatan mengenai ada tidaknya suatu item informasi yang ditentukan dalam laporan tahunan dengan asumsi setiap yang diungkapkan pasti telah dilakukan. Penghitungan CSR dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Score 0 : apabila item informasi tidak ada dalam laporan keuangan.

Score 1 : jika item informasi yang ditentukan ada dalam laporan tahunan.

Metode pengukuran ini dinamakan dengan Checklist data. Pada variabel ini, perhitungan dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan rumus indeks informasi sosial untuk menghitung pengungkapan sosial perusahaan, yaitu :

Indeks CSR =

3.3.2 Variabel Moderating

Variabel moderating adalah variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara suatu variabel dengan variabel lain (Situmorang dan Lutfi, 2012:185). Variabel moderating dalam penelitian ini adalah profitabilitas, simbol yang digunakan untuk variabel tersebut adalah X2. Profitabilitas diukur dengan rasio return on asset (ROA) yang didapatkan dari laporan keuangan tahunan perusahaan pertambangan di BEI selama periode penelitian. Dipilihnya ROA,

� �


(18)

menunjukkan perbandingan net income dan total assets perusahaan. Rumus Profitabilitas :

ROA =

3.3.3 Variabel Dependen

Variabel dependen (variabel terikat) merupakan sesuatu yang dipengaruhi atau yang dihasilkan oleh variabel independen (variabel bebas). Menurut Sarwono dan Suhayati (2010:32), variabel dependen adalah variabel yang keberadaannya diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas. Maka dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependennya adalah nilai perusahaan (Y). Nilai perusahaan biasa diproksikan dengan PBV yaitu membandingkan price (harga saham saat closing price) dengan nilai buku dengan rumus sebagai berikut :

PBV =

� �

x 100%


(19)

Tabel 3.2

Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel Variabel

Penelitian

Definisi

Operasional Indikator Pengukuran Variabel Skala Variabel Independen: Corporate social responsibility Tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) adalah kewajiban manajemen untuk membuat keputusan dan melakukan tindakan yang akan meningkatkan kesejahteraan dan kepentingan masyarakat serta perusahaan.

Indeks CSR =

Rasio Variabel Moderating: Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba berdasarkan

dari total asset perusahaannya.

ROA = Rasio

Variabel Dependen: Nilai perusahaan Diproksikan dengan Price Book Value (PBV) yaitu perbandingan antara harga saham dengan nilai buku.

PBV = Rasio

Sumber: Diolah oleh peneliti

� �

� �

x 100%


(20)

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian 3.4.1 Populasi

Menurut Erlina (2011:81) populasi merupakan sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu, yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014. Jumlah populasi perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI ada sebanyak 38 perusahaan.

3.4.2 Sampel

Menurut Erlina (2011:82) sampel merupakan bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi. Sedangkan ukuran sampel merupakan suatu langkah untuk menentukan besarnya sampel yang diambil dalam melaksanakan suatu penelitian.

3.4.3 Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan non probability sampling, khususnya metode purposive sampling yaitu teknik sampling dengan metode pengambilan sampel secara tidak acak tetapi berdasarkan atas tujuan dan pertimbangan atau kriteria tertentu. Adapun pertimbangan pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah :

1. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI yang menerbitkan laporan tahunan berturut-turut tahun 2012, 2013, dan 2014.


(21)

2. Perusahaan pertambangan yang mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) dalam laporan tahunan berturut-turut dari tahun 2012, 2013, dan 2014.

3. Perusahaan pertambangan yang memiliki laba positif.

Dari 38 populasi perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI, diperoleh 14 perusahaan pertambangan yang memenuhi kriteria diatas sebagai sampel penelitian :

Tabel 3.3

Populasi dan Sampel Penelitian Perusahaan Pertambangan

No Kode Nama Perusahaan Sektor Kriteria Sampel

1 2 3

1 ADRO Adaro Energy Tbk Batubara √ √ √ 1

2 ARII Atlas Resources Tbk Batubara √ × × ×

3 ATPK ATPK Resources Tbk Batubara √ √ × ×

4 BORN Borneo Lumbung

Energy&Metal Tbk Batubara × × √ ×

5 BRAU Berau Coal Energy Tbk Batubara √ √ × ×

6 BSSR Baramulti Suksessarana Tbk Batubara × √ √ ×

7 BUMI Bumi Resources Tbk Batubara √ × × ×

8 BYAN Bayan Resources Tbk Batubara √ √ √ ×

9 DEWA Darma Henwa Tbk Batubara √ √ √ ×

10 DOID Delta Dunia Makmur Tbk Batubara × √ √ ×

11 GEMS Golden Energy Mines Tbk Batubara √ √ √ 2

12 GTBO Garda Tujuh Buana Tbk Batubara √ × × ×

13 HRUM Harum Energy Tbk Batubara √ √ √ 3

14 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk Batubara √ √ √ 4 15 KKGI Resource Alam Indonesia Tbk Batubara √ √ √ 5

16 MBAP Mitrabara Adiperdana Tbk Batubara √ × ×

17 MYOH Samindo Resources Tbk Batubara √ √ × ×

18 PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk Batubara √ × × 19 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam

Tbk Batubara √ √ √ 6

20 PTRO Petrosea Tbk Batubara √ √ × ×

21 SMMT Golden Eagle Energy Tbk Batubara √ × ×

22 ARTI Ratu Prabu Energi Tbk Minyak &


(22)

No Kode Nama Perusahaan Sektor Kriteria Sampel 1 2 3

23 BIPI Benakat Integra Tbk Minyak &

Gas Bumi √ × × ×

24 ELSA Elnusa Tbk Minyak &

Gas Bumi √ √ √ 7

25 ENRG Energi Mega Persada Tbk Minyak &

Gas Bumi √ √ √ 8

26 ESSA Surya Esa Perkas Tbk Minyak &

Gas Bumi √ √ √ 9

27 MEDC Medco Energi International Tbk Minyak &

Gas Bumi √ √ × ×

28 RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk Minyak &

Gas Bumi √ √ √ 10

29 ANTM Aneka Tambang Tbk

Logam & Mineral Lainnya

√ √ × ×

30 CITA Cita Mineral Investindo Tbk

Logam & Mineral Lainnya

√ × √ ×

31 CKRA Cakra Mineral Tbk

Logam & Mineral Lainnya

√ × × ×

32 DKFT Central Omega Resources Tbk

Logam & Mineral Lainnya

√ × √ ×

33 INCO Vale Indonesia Tbk

Logam & Mineral Lainnya

√ √ √ 11

34 PSAB J Resources Asia Pasifik Tbk

Logam & Mineral Lainnya

√ √ × ×

35 SMRU SMR Utama Tbk

Logam & Mineral Lainnya

√ √ × ×

36 TINS Timah (Persero) Tbk

Logam & Mineral Lainnya

√ √ √ 12

37 CTTH Citatah Tbk

Batu-Batuan √ √ √ 13

38 MITI Mitra Investindo Tbk

Batu-Batuan √ √ √ 14


(23)

3.5 Jenis dan Sumber

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh/dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya, atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Biasanya sumber tidak langsung berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi (Situmorang dan Lutfi, 2012:3). Sifat data adalah data deret waktu (time series), yaitu data yang merupakan hasil pengamatan dalam suatu rentang waktu tertentu.

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan tahunan yang dipublikasikan, diambil dari website Bursa Efek Indonesia

(www.idx.co.id) dan referensi dari jurnal ilmiah dan penelitian-penelitian

sebelumnya.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data eksternal, yaitu data yang dilakukan dengan studi pustaka dan pengumpulan data sekunder yaitu diperoleh dari media internet dengan cara mengunduh melalui website resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan referensi dari peneliti sebelumnya. 3.7 Teknik Analisis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan pengujian hipotesis. Data yang siap diolah akan dilakukan pengujian statistik dengan menggunakan program SPSS. Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan, maka dalam penelitian ini digunakan metode analisis data sebagai berikut:


(24)

3.7.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif berfungsi sebagai penganalisis data dengan menggambarkan sampel data yang telah dikumpulkan. Penelitian ini menjabarkan jumlah data, rata-rata, nilai minimum dan maksimum serta standar deviasi.

3.7.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis dan uji analisis regresi linear berganda, maka hal yang pertama dilakukan adalah uji asumsi klasik, yang bertujuan untuk mendapatkan nilai estimasi yang diperoleh bersifat BLUE (Best, Linear, Unbiased, and Estimator), yang artinya nilai estimator yang terbaik, estimator yang linear, dan estimator yang tidak bias, maka data-data yang digunakan dalam analisis regresi terlebih dahulu akan diuji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

3.7.2.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yaitu distribusi data dengan bentuk lonceng. Dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data.

Jika data normal, maka digunakan statistik parametrik, dan jika data tidak normal maka digunakan statistik nonparametrik atau lakukan treatment agar data normal. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal (Erlina, 2011:101). Untuk melihat normalitas dapat dilakukan dengan melihat histogram atau pola distribusi data


(25)

normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari nilai residualnya. Dasar pengambilan keputusannya adalah:

1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau garis histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) untuk menguji normalitas data. Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis yaitu :

H0 : data residual berdistribusi normal, dan Ha : data residual tidak berdistribusi normal. 3.7.2.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen) (Ghozali, 2009:91). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah:


(26)

1. Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir,

2. Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga.

Ada tidaknya multikolinieritas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF), serta dengan menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan tidak adanya multikolinearitas adalah jika nilai tolerance > 0,1 atau sama dengan nilai VIF < 10, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas.

3.7.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel pengganggu dari satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Menurut Ghozali (2009:125) Model regresi yang baik adalah yang homoskesdatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika:

1. titik-titik data menyebar di atas, di bawah atau di sekitar angka nol,


(27)

3. penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali,

4. penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola. 3.7.2.4 Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear terdapat korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1. Jika terjadi autokorelasi, maka terdapat problem autokorelasi.

Menurut Ghozali (2009:99) autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series. Pada data cross section, masalah autokorelasi relatif tidak terjadi. Uji yang digunakan dalam penelitian untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu:

1. nilai DW lebih kecil dari -2 berarti ada korelasi positif,

2. nilai DW di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, 3. nilai DW lebih besar dari +2 berarti ada autokorelasi negatif. 3.7.3 Analisis Regresi

Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan alatanalisis statistik yakni :


(28)

Y = α + β1X1 + e

2. Analisis regresi dengan variabel moderasi (Moderated Regression Analysis).

Dalam penelitian ini, digunakan uji Moderated Regression Analysis atau uji interaksi. Ghozali (2009:164) menyatakan Moderated Regression Analysis (MRA) merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen) dengan rumus persamaan sebagai berikut :

Y = α + β1X1+ β2X2 + β3X1X2 + e Keterangan :

Y = Nilai Perusahaan α = Konstanta

β1-β3 = Koefisien Regresi

X1 = Corporate Social Responsibility X2 = Profitabilitas

X1-X2 = Interaksi antara Corporate Social Responsibility dengan Profitabilitas

E= Error Term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam penelitian 3.7.4 Uji Hipotesis

3.7.4.1 Uji Statistik t

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara parsial atau individual dalam menerangkan variasi


(29)

variabel terikat. Tujuan dari uji t adalah untuk menguji koefisien regresi secara individual. Dasar pengambilan keputusannya adalah :

1. Jika nilai -thitung > -ttabel atau thitung < ttabel, maka Ho diterima, yang artinya tidak ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.

2. Jika nilai thitung > ttabel atau -thitung < -ttabel, maka Ho ditolak, yang artinya ada pengaruh variabel bebas dengan variabel terikat. 3. Tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5% atau 0,05,

dengan kata lain jika P>0,05 maka dinyatakan tidak signifikan, dan sebaliknya jika P<0,05 maka dinyatakan signifikan.

3.7.4.2 Uji Koefisien Determinan (R2 )

Pengujian koefisien determinan dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai koefisien determinan. Koefisien determinan (R2) merupakan besaran non negatif dan besarnya koefisien

determinasi adalah ( ≤ � ≤ ).

Jika koefisien determinan bernilai 0, maka tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Sebaliknya jika koefisien determinan bernilai 1, maka ada keterikatan sempurna antara variabel bebas dengan variabel terikat.


(30)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Hasil Penelitian

4.1.1 Analisis Statistik Deskriptif

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya tentang kondisi perusahaan dalam analisis. Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, dan nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel dependen. Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id berupa data keuangan sampel perusahaan pertambangan dari tahun 2012 sampai tahun 2014 yang dijabarkan dalam bentuk statistik.

Variabel dari penelitian ini terdiri CSR (Corporate Social Responsibility) sebagai variabel independen, ROA (Return On Asset) sebagai variabel moderating, dan nilai perusahaan yaitu PBV (Price Book Value) sebagai variabel dependen. Statistik deskriptif dari variabel tersebut dari sampel perusahaan pertambangan selama periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 disajikan dalam tabel 4.1 berikut ini:


(31)

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2012 – 2014 Descriptive Statistics

Sumber : Diolah oleh peneliti, 2016

Tabel diatas menunjukkan variabel CSR (Corporate Social Responsibility), ROA (Return On Asset) dan PBV (Price Book Value) memiliki nilai minimum positif. Untuk nilai maksimum, semua variabel memiliki nilai yang positif. Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah:

a. variabel CSR memiliki nilai minimum 0.50 dan nilai maksimum 1.00 dengan rata-rata CSR 0.7157 dengan jumlah data sebanyak 42.

b. variabel ROA memiliki nilai minimum 0.15 dan nilai maksimum 30.01 dengan rata-rata ROA 8.3895 dengan jumlah data sebanyak 42.

c. variabel PBV memiliki nilai minimum 0.05 dan nilai maksimum 6.19 dengan rata-rata PBV 2.0026 dengan jumlah data sebanyak 42.

4.1.2 Uji Asumsi Klasik 4.1.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual berdistribusi normal. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini mengunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S), grafik Histogram, dan grafik Normal Plot. Uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis :

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CSR 42 .50 1.00 .7157 .16506

ROA 42 .15 30.01 8.3895 7.60988

PBV 42 .05 6.19 2.0026 1.46423


(32)

H0 : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

Dalam uji Kormogrov-Smirnov, pedoman yang digunakan dalam pengambilan keputusan yaitu:

1. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka distribusi data tidak normal, 2. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka distribusi data normal. Hasil uji kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.2 Uji Normalitas

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber : Diolah oleh peneliti, 2016

Dari hasil pengolahan data tersebut, besarnya nilai K ol mogor o v -Smi r no v adalah CSR 0.104, ROA (Return On Asset) 0.095, PBV 0.226, maka disimpulkan data terdistribusi secara normal karena p > 0.05. Data yang terdistribusi secara normal tersebut juga dapat dilihat melalui grafik histogram dan grafik normal plot data berikut ini:

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

CSR ROA PBV

N 42 42 42

Normal Parametersa,,b Mean .7157 8.3895 2.0026

Std. Deviation .16506 7.60988 1.46423

Most Extreme Differences Absolute .323 .190 .161

Positive .323 .190 .161

Negative -.200 -.139 -.097

Kolmogorov-Smirnov Z 2.096 1.234 1.044


(33)

Berdasarkan grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram tersebut berbentuk lonceng yang artinya menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (skewness) ke kiri ataupun ke kanan. Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik p-plot dibawah ini :

Gambar 4.1 Histogram

Gambar 4.2 Grafik P-Plot


(34)

Pada grafik normal p-plot, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi normal.

4.1.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolonearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan korelasi antara variabel independent. Jika terjadi korelasi maka terdapat masalah multikolinearitas sehingga model regresi tidak dapat digunakan. Mendeteksi Ada tidaknya multikolinieritas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Jika VIF > 10 maka terjadi multikolinearitas dan apabila VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas, atau nilai tolerance > 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas. Berikut ini disajikan tabel hasil pengujian multikolonearitas :

Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas

a Dependent Variable: Y

Sumber : Diolah oleh peneliti, 2016

Berdasarkan pada tabel 4.3 diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi multikolinearitas dengan dasar nilai VIF untuk setiap variabel independen tidak ada yang melebihi 10 dan nilai

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

CSR .999 1.001


(35)

tolerance tidak ada yang kurang dari 0.1. Nilai t oler ance CSR adal ah 0.999, ROA adalah 0,999. Nilai VIF dari kedua variabel independen juga lebih kecil dari 10 yaitu untuk CSR sebesar 1.001, dan ROA sebesar 1.001.

4.1.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas.

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat plot grafik yang dihasilkan dari pengolahan data menggunakan program SPSS, dengan ketentuan :

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang teratur, maka telah terjadi heterokedastisitas,

2. Jika tidak ada pola tertentu, serta titik-titik yang menyebar tidak tertentu, maka tidak terjadi heterokedastisitas atau terjadi homokedastisitas.

Berikut ini dilampirkan gambar scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homokedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar berikut:


(36)

Dari gambar scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi sehingga model layak dipakai dalam penelitian ini.

4.1.2.4 Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson. Untuk uji Durbin Watson memiliki ketentuan sebagai berikut:

1. nilai DW lebih kecil dari -2 berarti ada korelasi positif,

Gambar 4.3


(37)

2. nilai DW di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, 3. nilai DW lebih besar dari +2 berarti ada autokorelasi negatif.

Tabel 4.4 Uji Autokorelasi

Tabel 4.4 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1.353 (d). Nilai ini akan peneliti bandingkan dengan nilai ketentuan untuk uji autokorelasi yaitu nilai 1.353 (DW) di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. Berdasarkan pengamatan ini, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif.

4.1.3 Analisis Regresi

Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Bes t Linear Unbias ed Esti mator (BLUE) dan layak dilakukan analisis regresi. Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 18, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

4.1.3.1 Persamaan Regresi Sederhana

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linier sederhana, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .651a .423 .394 1.14014 1.353


(38)

variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh CSR terhadap PBV. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS Versi 18, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi

Sumber : Diolah oleh peneliti, 2016

Berdasarkan tabel diatas didapatlah persamaan regresi sebagai berikut : PBV = 0.170 + 2.560CSR

Keterangan :

1) Konstanta sebesar 0.170 menunjukkan bahwa apabila variabel independen (X=0) maka nilai PBV sebesar 0.170. Artinya, Jika nilai variabel X tetap atau tidak mengalami kenaikan, maka nilai PBV sebesar 0.170.

2) β1 sebesar 2.560 menunjukkan bahwa setiap kenaikan CSR sebesar 1% akan diikuti oleh peningkatan PBV sebesar 2.560 dengan asumsi variabel lain tetap. Artinya, jika variabel X mengalami kenaikan 1 poin (1%), maka variabel Y mengalami peningkatan.

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .170 .986 .173 .864

CSR 2.560 1.343 .289 1.906 .064


(39)

4.1.3.2 Analisis Regresi Dengan Variabel Moderating Tabel 4.6

Hasil Regresi Variabel Moderating

Sumber : Diolah oleh peneliti,2016

Tabel diatas dapat menunjukkan persamaan Moderated Regression Analysis (MRA) atau uji interaksi yaitu:

PBV= -1.325 + 3.309 CSR + 0.175 ROA -0.085 CSR*ROA Hasil tampilan output SPSS menunjukkan bahwa secara individu variabel CSR memberikan nilai koefisien 3,309 dengan probabilitas signifikansi 0,035. Hal ini mengindikasikan bahwa secara parsial variabel CSR berpengaruh signifikan terhadap PBV, yaitu 0,035 < 0,05. Sedangkan ROA bernilai 0,175 dengan signifikansi 0,121 mengartikan bahwa secara parsial nilai ROA tidak berpengaruh terhadap PBV. Karena nilai signifikansi variabel ROA tersebut 0,121 > 0,05. Demikian pula variabel moderating (x1x2) tidak berpengaruh signifikan, karena nilai probabilitasnya > 0,05 yaitu 0,564 > 0,05.

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -1.325 1.138 -1.165 .251

CSR 3.309 1.511 .373 2.191 .035

ROA .175 .110 .908 1.588 .121

Moderat -.085 .146 -.338 -.582 .564


(40)

4.1.3.3 Analisis Koefisien Regresi

Koefisien determinasi pada intinya digunakan untuk mengukur kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Apabila nilai R Square semakin mendekati 1, maka variabel-variabel independen mendekati semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Nilai R S q u a r e memiliki kelemahan yaitu nilai R Square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Tabel 4.7 Koefisien Determinasi

a. Predictors: (Constant), moderat, ROA, CSR

Sumber : Data diolah peneliti, 2016.

Hasil pengujian dengan menggunakan koefisien determinasi menunjukkan bahwa nilai R = 0,654 berarti hubungan antara CSR, ROA, terhadap PBV sebesar 65.4%. Artinya hubungannya erat, semakin besar nilai R berarti hubungannya semakin erat. R Square sebesar 0,428 berarti 42.8% PBV dipengaruhi oleh CSR, ROA. Sisanya 57.2% dijelaskan oleh variabel-variabel lainnya yang tidak masuk dalam model penelitian ini.

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate


(41)

Adjusted R Square sebesar 0,383 berarti 38.3% CSR, ROA mempengaruhi PBV sementara sisanya 61.7% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak masuk dalam model penelitian ini.

4.1.4 Uji t (Uji Parsial)

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS 18, diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.8

Hasil Uji t Coefficients

Sumber : Diolah oleh peneliti, 2016

4.1.4.1 Pengaruh CSR Terhadap PBV

Dari tabel 4.8 dapat dilihat besarnya thitung untuk variabel CSR sebesar 2.191 dengan nilai signifikan 0.035, sedangkan ttabel adalah 1.681, sehingga th i t u n g> tt a b e l(2.191 > 1,681), maka CSR secara parsial mempengaruhi PBV. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka <0,05 yaitu 0,035 < 0,05. Maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya CSR berpengaruh signifikan terhadap PBV.

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -1.325 1.138 -1.165 .251

CSR 3.309 1.511 .373 2.191 .035

ROA .175 .110 .908 1.588 .121

Moderat -.085 .146 -.338 -.582 .564


(42)

4.1.4.2 Pengaruh ROA Sebagai Variabel Moderating Dalam Hubungan Antara CSR Terhadap PBV

ROA memiliki thitung sebesar 1.588 dengan nilai signifikan 0,121, sedangkan ttabel adalah 1,681, sehingga th i t u n g< tt a b e l (1.589 < 1,681), artinya ROA secara individual (parsial) tidak berpengaruh terhadap PBV. Signifikansi penelitian menunjukkan angka > 0,05 (0,120 > 0,05), maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya variabel ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap hubungan CSR dengan PBV. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa nilai variabel moderating memiliki thitung -0.582 dengan nilai signifikan 0.564 yang artinya bahwa variabel ROA tidak memperkuat hubungan antara variabel CSR dengan PBV.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, diketahui bahwa CSR (Corporate Social Responsibility) berpengaruh signifikan terhadap PBV. Dikarenakan sebagian perusahaan pertambangan telah banyak melakukan pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan berturut-turut setiap tahunnya, yang memberikan manfaat atau berdampak positif dalam jangka panjang untuk perusahaan itu sendiri. Dimana hasilnya menunjukkan bahwa, th i t u n g> tt a b e l(2.191 > 1,681), maka CSR secara parsial mempengaruhi PBV. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka < 0,05 yaitu (0,035 < 0,05), artinya CSR berpengaruh signifikan terhadap PBV.

Kemudian, untuk hasil penelitian dengan variabel moderating menunjukkan bahwa profitabilitas (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap


(43)

hubungan antara CSR dengan PBV. Dimana hasil analisis regresinya menunjukkan bahwa, th i t u n g< tt a b e l (1.589 < 1.681), Signifikansi penelitian menunjukkan angka > 0,05 yaitu (0,120 > 0,05), artinya variabel ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap hubungan CSR dengan PBV. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kusumadilaga (2010), yang menunjukkan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, dan profitabilitas tidak dapat mempengaruhi hubungan pengungkapan CSR dan nilai perusahaan.

Untuk nilai perusahaan itu sendiri, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan baik secara internal maupun secara eksternal. Faktor internal bersifat controllable artinya dapat dikendalikan oleh perusahaan seperti kinerja perusahaan, keputusan keuangan, struktur modal, biaya ekuitas, dan faktor lainnya. Sedangkan faktor eksternal dapat berupa tingkat suku bunga, fluktuasi nilai valas, dan keadaan pasar modal.


(44)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. CSR secara parsial memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Artinya H1 dapat diterima, bahwa CSR berpengaruh terhadap PBV. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kusumadilaga (2010), yang menyatakan pengungkapan CSR berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

2. Profitabilitas (ROA) sebagai variabel moderating, memiliki hubungan negatif terhadap PBV dan tidak dapat mempengaruhi hubungan CSR dengan nilai perusahaan, maka H2 pun ditolak. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya Agustine (2014), yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, beberapa saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil penelitian ini antara lain:

1. Perusahaan disarankan untuk lebih memaksimalkan lagi kegiatan CSR nya, agar dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan. Dari penelitian ini diketahui bahwa kegiatan CSR berpengaruh terhadap PBV.


(45)

2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah variabel bebas dalam pengaruhnya terhadap nilai perusahaan, dan juga peneliti sebaiknya menggunakan sampel yang lebih banyak serta tahun pengamatan yang lebih lama agar mendapatkan hasil yang lebih akurat.


(46)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Stakeholder

Teori stakeholder merupakan teori yang menjelaskan bagaimana manajemen perusahaan memenuhi atau mengelola harapan para stakeholder. Teori stakeholder menekankan mengenai akuntabilitas organisasi jauh melebihi kinerja keuangan atau ekonomi sederhana. Teori ini menyatakan bahwa organisasi akan memilih secara sukarela mengungkapkan informasi tentang kinerja lingkungan, sosial dan intelektual mereka, melebihi dan di atas permintaan wajibnya, untuk memenuhi ekspektasi sesungguhnya atau yang diakui oleh stakeholder.

Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah mulai dikenal sejak awal 1970an, yang secara umum dikenal dengan stakeholder theory artinya sebagai kumpulan kebijakan dan praktik yang berhubungan dengan stakeholder, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan masyarakat dan lingkungan, serta komitmen dunia usaha untuk berkontribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan (Kusumadilaga, 2010:11). Stakeholder merupakan semua pihak yang keberadaannya sangat mempengaruhi dan dipengaruhi perusahaan, seperti: karyawan, masyarakat, perusahaan pesaing dan pemerintah. Stakeholder juga mempunyai hak terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan, seperti halnya pemegang saham (Rosiana, et al, 2013:726).


(47)

Ghazali dan Chariri (2007:32) mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholders-nya (shareholders, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis dan pihak lain). Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan tersebut.

Sekarang ini perusahaan besar biasanya harus memperhatikan berbagai kepentingan khususnya kepentingan masyarakat secara umum. Stakeholders dalam konsep teori ini yang menjadi pusat perhatian adalah keseluruhan pihak atau kontestan yang memiliki kepentingan baik langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan (Harahap, 2012:77).

2.1.2 Teori Legitimasi

Teori legitimasi merupakan suatu gagasan tentang kontrak social (social contract) antara perusahaan dengan masyarakat. Menurut teori ini, keberadaan perusahaan dalam suatu area karena didukung secara politis dan dijamin oleh mekanisme regulasi yang diterbitkan pemerintah. Maka, agar perusahaan dapat diterima oleh masyarakat, perusahaan tersebut harus mengungkapkan aktivitas sosial perusahaan sehingga akan menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Dengan demikian, ada kontrak sosial secara tidak langsung antara perusahaan dan masyarakat, dimana masyarakat memberi costs dan benefits untuk keberlanjutan suatu korporasi. Karena itu, CSR merupakan kewajiban asasi perusahaan yang tidak bersifat suka rela (Lako, 2011:6).


(48)

Teori legitimasi juga berpendapat bahwa perusahaan harus melaksanakan dan mengungkapkan aktivitas CSR semaksimal mungkin agar aktivitas perusahaan dapat diterima oleh masyarakat. Pengungkapan ini digunakan untuk melegitimasi aktivitas perusahaan di mata masyarakat, karena pengungkapan CSR akan menunjukkan tingkat kepatuhan suatu perusahaan (Branco dan Rodrigues, 2008 dalam Rosiana, et al, 2013:726).

Menurut Dowling (1975), (Ghozali dan Chariri, 2007), dalam Purwanto, (2011:15), teori legitimasi sangatbermanfaat dalam menganalisis perilaku organisasi. Kedua peneliti tersebut menyatakan bahwa : “Karena legitimasi adalah hal yang penting bagi organisasi, batasan – batasanyang ditekankan oleh norma – norma dan nilai–nilai sosial, dan reaksi terhadap batasan tersebut mendorong pentingnya analisis perilaku organisasi dengan memperhatikan lingkungan”.

2.1.3 Corporate Social Responsibility (CSR)

Pertanggungjawaban sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders, yang melebihi tanggungjawab organisasi di bidang hukum.

Menurut lingkar studi CSR Indonesia (Nurdizal, 2011:15), CSR adalah upaya sungguh–sungguh dari entitas bisnis untuk meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif operasinya terhadap seluruh pemangku kepentingan dalam ranah ekonomi, sosial, dan lingkungan agar mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.


(49)

Menurut Philip Kotler (Nurdizal, 2011:16), CSR adalah “A commitment to improve community well-being through discretionary business practices and contributions of corporate resource”.

Berdasarkan apa yang diungkapkan Philip Kotler tersebut, CSR merupakan sesuatu yang perlu dilakukan, seandainya tidak akan berakibat tidak baik pada perusahaan itu sendiri. Di sini terlihat bahwa CSR dilaksanakan masih sebagai hal yang perlu bukan suatu kewajiban atau suatu peraturan yang diharuskan. Sedangkan di Indonesia saat ini, pelaksanaan CSR merupakan suatu hal yang wajib dilaksanakan, hal tersebut diatur dalam UU Perseroan.

Perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya perlu memiliki prioritas dan strategi. Eksistensi perusahaan dan pencapaian laba jangka panjang merupakan prioritas perusahaan. Perusahaan dalam mencapai prioritas tersebut memerlukan strategi. Kemampuan menghasilkan laba jangka panjang hanya akan terealisasi apabila keberadaan perusahaan dapat berguna dan didukung oleh stakeholder. Dukungan stakeholder akan terwujud jika dampak negatif pada ranah sosial, ekonomi, dan lingkungan bukan hanya dapat diminimalisir, tetapi justru dapat memberikan dampak positif yang besar bagi stakeholder (Nurdizal, 2011:16).

Adapun pengertian lain dari tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) adalah kewajiban manajemen untuk membuat keputusan dan melakukan tindakan yang akan meningkatkan kesejahteraan dan kepentingan masyarakat serta perusahaan (Daft, 2012:182).


(50)

Sebagai sebuah konsep yang makin popular, Corporate Social Responsibility (CSR) ternyata belum memiliki definisi yang tunggal. Menurut The World BusinessCouncil for Sustainable Development (WBCSD) 1995 – Lembaga Internasional dalam publikasinya “Making Good Business Sense”(Wibisono, 2007:7) mendefinisikan bahwa :

Corporate Social Responsibilty atau tanggung jawab sosial perusahaan didefinisikan sebagai komitmen dunia bisnis untuk terus-menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi berkelanjutan, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas.

Konsep Triple Bottom Line yang dipopulerkan oleh Jhon Elkington, 1997 (Wibisono, 2007:32) memberi pandangan bahwa perusahaan yang ingin

berkelanjutan, haruslah memperhatikan “3P”. Selain mengejar profit, Perusahaan

juga harus memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan kesejahteraan masyarakat (people), dan turut berkontribusi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet). Hubungan ini kemudian diilustrasikan dalam bentuk segitiga seperti berikut :

Gambar 2.1

Triple Bottom Line (3P)

Sumber : Wibisono (2007) Sosial

(People)

Lingkungan

(Planet)

Ekonomi


(51)

Dalam gagasan tersebut, perusahaan tidak hanya bertanggung jawab pada aspek ekonominya saja, namun juga harus memperhatikan pada aspek sosial dan lingkungannya. Konsep CSR akan lebih mudah dipahami, dengan menanyakan kepada siapa sebenarnya pengelola perusahaan (manajer) bertanggung jawab.

Menurut Friedman (Solihin, 2009:6) tanggung jawab sosial perusahaan adalah menjalankan bisnis sesuai dengan keinginan pemilik perusahaan (owners), biasanya dalam bentuk menghasilkan uang sebanyak mungkin dengan senantiasa mengindahkan aturan dasar yang digariskan dalam suatu masyarakat sebagaimana diatur oleh hukum dan perundang-undangan. Dengan demikian, tujuan utama dari suatu perusahaan korporasi adalah memaksimalisasi laba atau nilai pemegang saham.

Meskipun pengertiannya lugas, CSR dapat menjadi sebuah konsep yang sulit dipahami karena orang-orang yang berbeda memiliki keyakinan yang berbeda mengenai tindakan apa yang bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat. Konsep Corporate Social Responsibility melibatkan tanggung jawab kemitraan antara pemerintah, lembaga sumberdaya masyarakat, serta komunitas setempat (lokal). Kemitraan ini merupakan tanggung jawab bersama secara sosial antara stakeholders.

Setidaknya ada tiga alasan penting mengapa kalangan dunia usaha dapat merespon dan mengembangkan isu tanggung jawab sosial sejalan dengan operasi usahanya (Wibisono, 2007:72). Pertama, perusahaan adalah bagian dari masyarakat, maka wajar bila perusahaan memperhatikan kepentingan masyarakat. Karena perusahaan harus menyadari bahwa mereka beroperasi dalam suatu tatanan lingkungan masyarakat. Kedua, kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan yang bersifat simbiosa mutualisme. Ketiga, kegiatan CSR ini salah satu cara untuk meredam atau bahkan menghindari konflik sosial.


(52)

Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), meskipun dalam jangka pendek menguras kas dan menurunkan laba, tetapi dalam jangka panjang ternyata mendatangkan banyak manfaat ekonomi bagi perusahaan (Lako, 2011:90) :

 Sebagai investasi sosial yang menjadi sumber keunggulan kompetitif perusahaan dalam jangka panjang.

 Memperkokoh profitabilitas dan kinerja keuangan perusahaan.

 Meningkatnya akuntabilitas dan apresiasi positif dari komunitas investor, kreditor, pemasok, dan konsumen.

 Meningkatnya komitmen, etos kerja, efesiensi, dan produktifitas karyawan.

 Menurunnya kerentanan gejolak sosial dan resistensi dari komunitas sekitarnya karena diperhatikan dan dihargai perusahaan.

Meningkatnya reputasi, goodwill dan nilai perusahaan dalam jangka panjang.

Dari sisi perusahaan, terdapat berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan (Susanto, 2009 dalam Sinamo, 2014:11):

1) Mengurangi risiko dan tuduhan terhadap perlakukan tidak pantas yang diterima perusahaan. Perusahaan yang menjalankan tanggungjawab sosialnya secara konsisten akan mendapat dukungan luas dari komunitas yang merasakan manfaat dari berbagai aktivitas yang dijalankannya.

2) CSR dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu perusahaan meminimalkan dampak buruk yang diakibatkan suatu krisis. Ketika perusahaan diterpa kabar miring atau bahkan ketika perusahaan melakukan kesalahan, masyarakat lebih mudah memahami dan memaafkannya.

3) Keterlibatan dan kebanggaan karyawan. Karyawan akan merasa bangga bekerja pada perusahaan yang memiliki reputasi yang baik, yang secara konsisten melakukan upaya-upaya untuk membantu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup mayarakat dan lingkungan sekitarnya.

4) CSR yang dilaksanakan secara konsisten akan mampu memperbaiki dan mempererat hubungan antara perusahaan denganpara stakeholder-nya. Pelaksanaan CSR secara konsistenmenunjukkan bahwa perusahaan memiliki kepedulian terhadappihak-pihak yang selama ini berkontribusi terhadap lancarnyaberbagai aktivitas serta kemampuan yang mereka raih.


(53)

5) Meningkatnya penjualan seperti konsumen akan lebih menyukai produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang konsisten menjalankan tanggung jawab sosialnya sehingga memiliki reputasi yang baik.

2.1.4 Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)

Alasan utama mengapa suatu pengungkapan diperlukan adalah agar pihak investor dapat melakukan suatu informed decision dalam pengambilan keputusan investasi. Berkaitan dengan keputusan investasi, investor memerlukan tambahan informasi non keuangan. Kebutuhan itu didorong oleh adanya perubahan manajerial yang menyebabkan terjadinya perluasan kebutuhan investor akan informasi baru yang mampu menginformasikan hal-hal yang bersifat kualitatif yang berkaitan dengan perusahaan. Informasi kualitatif dipandang memiliki nilai informasi yang mampu menjelaskan fenomena yang terjadi, dan tindakan apa yang akan diambil oleh manajemen terhadap fenomena tersebut. Informasi kualitatif ini dapat diungkapkan dalam laporan tahunan (annual report) perusahaan.

Pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan di dalam laporan yang disebut Sustainability Reporting. Sustainability Reporting adalah pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja organisasi dan produknya di dalam konteks pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Sustainability Reporting meliputi pelaporan mengenai ekonomi, lingkungan dan pengaruh sosial terhadap kinerja organisasi (Nurlela dan Islahuddin, 2008:7).


(54)

Setiap tahap pengelolaan CSR harus didasari kajian dan penilaian saksama. Hasil kajian yang baik akan mendukung perumusan rencana kegiatan yang andal (www.csrindonesia.com). Kajian dan Penilaian (Assessment) itu meliputi :

a. Penilaian Sosial dan Lingkungan untuk Pengambilan Keputusan Investasi (Social and Environmental Aspects of Investment Screening), b. Penilaian Dampak Sosial dan Lingkungan Proyek (Social and

Environmental Impacts Assessment), c. Survei Data Dasar (Baseline Survey),

d. Penilaian Kebutuhan Masyarakat (Community Needs Assessments), e. Pemetaan Isu Strategis dan Pemangku Kepentingan (Strategic Issues

and Stakeholder Mapping), dan

f. Kajian Kebijakan dan Manajemen Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Review on CSR Policy and Management).

Hendriksen dan Widjajant (1991:203), dalam Agustine (2014:43), mendefinisikan pengungkapan (disclosure) sebagai penyajian sejumlah informasi yang dibutuhkan untuk pengoperasian secara optimal pasar modal yang efisien. Pengungkapan ada yang bersifat wajib (mandatory), yaitu pengungkapan informasi wajib dilakukan oleh perusahaan yang didasarkan pada peraturan atau standar tertentu, dan ada yang bersifat sukarela (voluntary) yang merupakan pengungkapan informasi melebihi persyaratan minimum dari peraturan yang berlaku.


(55)

Setiap unit/pelaku ekonomi selain berusaha untuk kepentingan pemegang saham dan mengkonsentrasikan diri pada pencapaian laba juga mempunyai tanggung jawab sosial, dan hal itu perlu diungkapkan dalam laporan tahunan, sebagaimana dinyatakan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 (Revisi 1998) Paragraf kesembilan:

Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting. Pengungkapan sosial yang dilakukan oleh perusahaan umumnya bersifat voluntary (sukarela), unaudited (belum diaudit), dan unregulated (tidak dipengaruhi oleh peraturan tertentu). Glouter dalam Nurlela dan Islahuddin (2008:6) menyebutkan tema–tema yang termasuk dalam wacana Akuntansi Pertanggungjawaban sosial adalah:

1. Kemasyarakatan

Tema ini mencakup aktivitas kemasyarakatan yang diikuti oleh perusahaan, misalnya aktivitas yang terkait dengan kesehatan, pendidikan dan seni serta pengungkapan aktivitas kemasyarakatan lainnya.

2. Ketenagakerjaan

Tema ini meliputi dampak aktivitas perusahaan pada orang-orang dalam perusahaan tersebut. Aktivitas tersebut meliputi : rekruitmen, program pelatihan, gaji dan tuntutan, mutasi dan promosi dan lainnya. 3. Produk dan Konsumen

Tema ini melibatkan aspek kualitatif suatu produk atau jasa, antara lain keguanaan durability, pelayanan, kepuasan pelanggan, kejujuran dalam iklan, kejelasan/kelengkapan isi pada kemasan, dan lainnya.

4. Lingkungan Hidup

Tema ini meliputi aspek lingkungan dari proses produksi, yang meliputi pengendalian polusi dalam menjalankan operasi bisnis,


(56)

pencegahan dan perbaikan kerusakan lingkungan akibat pemrosesan sumber daya alam dan konversi sumber daya alam.

Martin Freedman dalam Kusumadilaga (2010:17) mengatakan bahwa ada tiga pendekatan dalam pelaporan kinerja sosial, yaitu :

1. Pemeriksaan Sosial (Social Audit)

Pemeriksaan sosial mengukur dan melaporkan dampak ekonomi, sosial dan lingkungan dari program-program yang berorientasi sosial dari operasi operasi yang dilakukan perusahaan. Pemeriksaan sosial dilakukan dengan membuat suatu daftar aktivitas-aktivitas perusahaan yang memiliki konsekuensi sosial, lalu auditor sosial akan mencoba mengestimasi dan mengukur dampak-dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas-aktivitas tersebut.

2. Laporan Sosial (Social Report)

Berbagai alternatif format laporan untuk menyajikan laporan sosial telah diajukan oleh para akademis dan praktisioner. Pendekatan-pendekatan yang dapat dipakai oleh perusahaan untuk melaporkan aktivitas-aktivitas pertanggungjawaban sosialnya ini dirangkum oleh Dilley dan Weygandt menjadi empat kelompok sebagai berikut:

a. Inventory Approach, Perusahaan mengkompilasikan dan mengungkapkan sebuah daftar yang komprehensif dari aktivitas-aktivitas sosial perusahaan. Daftar ini harus memuat semua aktivitas sosial perusahaan baik yang bersifat positif maupun negatif.

b. Cost Approach, Perusahaan membuat daftar aktivitas-aktivitas sosial perusahaan dan mengungkapkan jumlah pengeluaran pada masing-masing aktivitas tersebut.

c. Program Management Approach, Perusahaan tidak hanya mengungkapkan aktivitas-aktivitas pertanggungjawaban sosial tetapi juga tujuan dari aktivitas tersebut serta hasil yang telah dicapai oleh perusahaan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan itu.

d. Cost Benefit Approach, Perusahaan mengungkapkan aktivitas yang memiliki dampak sosial serta biaya dan manfaat dari aktivitas tersebut. Kesulitan dalam penggunaan pendekatan ini adalah adanya kesulitan dalam mengukur biaya dan manfaat sosial yang diakibatkan oleh perusahaan terhadap masyarakat.


(57)

3. Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan (Disclosure In AnnualReport)

Pengungkapan sosial adalah pengungkapan informasi tentang aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan lingkungan sosial perusahaan. Pengungkapan sosial dapat dilakukan melalui berbagai media antara lain laporan tahunan, laporan interim/laporan sementara, prospektus, pengumuman kepada bursa efek atau melalui media masa. Perusahaan cenderung untuk mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan aktivitasnya dan dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut. Darwin (2004) dalam Kusumadilaga (2010:20), mengatakan bahwa Corporate Social Responsibility terbagi menjadi 3 kategori yaitu kinerja ekonomi, kinerja lingkungan dan kinerja sosial. Sedangkan dalam penelitian ini mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan pelaporan sosial perusahaan berdasarkan standar GRI (Global Reporting Initiative).

Global Reporting Initiative (GRI) adalah sebuah jaringan berbasis organisasi yang telah mempelopori perkembangan dunia, paling banyak menggunakan kerangka laporan keberlanjutan dan berkomitmen untuk terus-menerus melakukan perbaikan dan penerapan di seluruh dunia

(www.globalreporting.org).

Daftar pengungkapan sosial yang berdasarkan standar GRI juga pernah digunakan oleh Dahli dan Siregar (2008) dalam Kusumadilaga (2010:21), dengan menggunakan 6 indikator pengungkapan yaitu : ekonomi, lingkungan, tenaga kerja, hak asasi manusia, sosial dan produk. Indikator-indikator yang terdapat di dalam GRI yang digunakan dalam penelitian yaitu :

1. Indikator Kinerja Ekonomi (economic performance indicator) 2. Indikator Kinerja Lingkungan (environment performance

indicator)

3. Indikator Kinerja Tenaga Kerja (labor practices performance indicator)


(58)

4. Indikator Kinerja Hak Asasi Manusia (human rights performance indicator)

5. Indikator Kinerja Sosial (social performance indicator)

6. Indikator Kinerja Produk (product responsibility performance indicator).

2.1.5 Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan adalah kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh harga saham yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran dipasar modal yang merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan (Harmono, 2009:233).

Nilai perusahaan didefinisikan sebagai nilai pasar, karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran bagi pemegang saham secara maksimal apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi kemakmuran pemegang saham. Untuk mencapai nilai perusahaan umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para profesional. Para profesional diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris (Nurlela dan Islahuddin, 2008:7).

Menurut Christiawan dan Tarigan (2007) dalam Putri (2011:10), terdapat beberapa konsep nilai yangmenjelaskan nilai suatu perusahaan antara lain:

a. Nilai nominal yaitu nilai yang tercantum secara formal dalam anggaran dasar perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam neraca perusahaan, dan juga ditulis jelas dalam surat saham kolektif.

b. Nilai pasar, sering disebut kurs adalah harga yang terjadi dari proses tawar-menawar di pasar saham. Nilai ini hanya bisa ditentukan jika saham perusahaan dijual di pasar saham.

c. Nilai intrinsik merupakan nilai yang mengacu pada perkiraan nilai riil suatu perusahaan. Nilai perusahaan dalam konsep nilai intrinsik ini bukan sekadar harga dari sekumpulan aset, melainkan nilai perusahaan


(59)

sebagai entitas bisnis yang memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan di kemudian hari.

d. Nilai buku, adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar konsep akuntansi.

Nilai perusahaan dapat diukur melalui nilai harga saham di pasar, berdasarkan terbentuknya harga saham perusahaan di pasar, yang merupakan refleksi penilaian oleh publik terhadap kinerja perusahaan secara riil. Dikatakan secara riil karena terbentuknya harga di pasar merupakan bertemunya titik-titik kestabilan kekuatan permintaan dan titik-titik kestabilan kekuatan penawaran harga yang secara riil terjadi transaksi jual beli surat berharga di pasar modal antara para penjual (emiten) dan para investor, atau sering disebut sebagai ekuilibrium pasar. Oleh karena itu, dalam teori keuangan pasar modal harga saham di pasar disebut konsep nilai perusahaan (Harmono, 2009:50).

Samuel (2000) dalam Nurlela dan Islahuddin (2008:7) menjelaskan bahwa enterprise value (EV) atau dikenal juga sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan. Sedangkan Wahyudi (2005) dalam Nurlela dan Islahuddin (2008:7) menyebutkan bahwa nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli andai perusahaan tersebut dijual.

Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kekayaan perusahaan dan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan, dan manajemen aset. Nilai perusahaan dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Adanya peluang


(60)

investasi dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan (Astiari, et al, 2014:2).

Dalam penilaian perusahaan terkandung unsur proyeksi, asuransi, perkiraan, dan judgment. Ada beberapa konsep dasar penilaian yaitu : nilai ditentukan untuk suatu waktu atau periode tertentu; nilai harus ditentukan pada harga yang wajar; penilaian tidak dipengaruhi oleh kelompok pembeli tertentu. Secara umum banyak metode dan teknik yang telah dikembangkan dalam penilaian perusahaan, di antaranya adalah (Kusumadilaga, 2010:22-23) :

a) Pendekatan laba antara lain metode rasio tingkat laba atau price earning ratio, metode kapitalisasi proyeksi laba;

b) Pendekatan arus kas antara lain metode diskonto arus kas; c) Pendekatan dividen antara lain metode pertumbuhan dividen; d) Pendekatan aktiva antara lain metode penilaian aktiva; e) Pendekatan harga saham;

f) pendekatan economic value added.

Nilai perusahaan yang sudah go public tercermin dalam harga pasar saham perusahaan, sedangkan pengertian nilai perusahaan yang belum go public nilainya terealisasi apabila perusahaan akan dijual (total aktiva dan prospek perusahaan, risiko usaha, lingkungan usaha, dan lain-lain) (Margaretha, 2011:4).

Pada dasarnya, tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Akan tetapi di balik tujuan tersebut masih terdapat konflik antarapemilik perusahaan dengan penyedia dana sebagai kreditur. Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai saham perusahaan akan meningkat, sedangkan nilai hutang perusahaan dalam bentuk obligasi tidak terpengaruh sama sekali. Jadi


(61)

dapat disimpulkan bahwa nilai dari saham kepemilikan bisa merupakan indeks yang tepat untuk mengukur tingkat efektifitas perusahaan.

Berdasarkan alasan itulah, maka tujuan manajemen keuangan dinyatakan dalam bentuk maksimalisasi nilai saham kepemilikan perusahaan, atau memaksimalisasikan harga saham. Tujuan memaksimumkan harga saham tidak berarti bahwa para manajer harus berupaya mencari kenaikan nilai saham dengan mengorbankan para pemegang obligasi. Nilai perusahaan dapat dilihat melalui nilai pasar atau nilai buku perusahaan dari ekuitasnya (Margaretha, 2011:5).

Nilai perusahaan pada penelitian diproksikan dengan price to book value. Price to book value yang tinggi akan membuat pasar percaya atas prospek perusahaan kedepan. Prospek perusahaan yang menjanjikan kebaikan dimasa mendatang, akan membuat para investor yakin terhadap dana yang ditanamnya ke perusahaan. Hal itu juga menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab nilai perusahaan yang tinggi mengindikasikan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Rumus Price To Book Value :

PBV =

2.1.6 Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang (Khasmir, 2010:196). Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi perseroan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.


(1)

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmannirrahim,

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan pengetahuan, kekuatan, dan kebijaksanaan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi dengan judul: Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” ini dengan baik guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Sumatera Utara pada Program Studi Akuntansi.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan dan doa dari semua pihak baik secara moril maupun materil khususnya kepada kedua orang tua penulis. Penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada

Ayahanda Syahruddin Siregar dan Ibunda Hj. Bida Sari Pane yang selalu ada

sejak lahir untuk membimbing, memberikan semangat, cinta dan kasih sayang serta doa yang tak pernah putus untuk menjadikan kami anak yang terbaik.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini peneliti tidak hanya mengandalkan kemampuan diri sendiri. Begitu banyak pihak yang memberikan kontribusi, baik berupa materi, pikiran, maupun dorongan semangat serta motivasi. Oleh karena itu, melalui kata pengantar ini penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr.Azhar Maksum, Mec, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(2)

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM., Ak selaku Sekretaris Departemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku dosen pembimbing, dan Bapak Drs. Rustam, Msi, Ak selaku dosen penguji, serta Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak selaku dosen pembanding dan juga para Dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU.

4. Untuk abang satu-satunya Ali Akbar Siregar, S.IP dan ponakan tersayang Aliyah dan shaqil yang selalu membuat tawa atau kecerian buat penulis. 5. Sahabat-sahabat tersayang penulis, Nisa, Aya, Sofi, Mane, Ismi, Dwi, Anggi,

Agnes, Oma, Mila, Olive, Jean, Toyok, dan Vita, yang tidak pernah bosan untuk selalu memberikan semangat dan bantuan dalam menyelesaikan penelitian ini.

6. Semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu – persatu terimakasih atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan.

Medan, 2016 Peneliti

Nurmadiah Sari Siregar NIM. 140522005


(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 9

2.1.1. Teori Stakeholders ... 9

2.1.2. Teori Legitimasi ... 10

2.1.3. Corporate Social Responsibility ... 11

2.1.4. Pengungkapan Corporate Social Responsibility .. 16

2.1.5. Nilai Perusahaan ... 21

2.1.6. Profitabilitas ... 24

2.2. Hasil Penelitian Terdahulu ... 27

2.3. Kerangka Konseptual ... 30

2.4. Hipotesis Penelitian ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 32

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

3.3. Definisi Operasional Variabel ... 33

3.3.1. Variabel Independen ... 33

3.3.2. Variabel Moderating ... 34

3.3.3. Variabel Dependen ... 35

3.4. Populasi dan Sampel ... 37

3.4.1. Populasi ... 37

3.4.2. Sampel. ... 37

3.4.3. Teknik Sampling ... 37


(4)

3.6. Metode Pengumpulan Data ... 40

3.7. Teknik Analisis Data ... 40

3.7.1. Statistik Deskriptif ... 41

3.7.2. Uji Asumsi Klasik ... 41

3.7.2.1. Uji Normalitas ... 41

3.7.2.2. Uji Multikolinearitas ... 42

3.7.2.3. Uji Heteroskedastisitas ... 43

3.7.2.4. Uji Autokorelasi ... 44

3.7.3. Analisis Regresi ... 44

3.7.4. Uji Hipotesis ... 45

3.7.4.1. Uji Parsial (Uji t) ... 45

3.7.4.2. Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Hasil Penelitian ... 47

4.1.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 47

4.1.2. Uji Asumsi Klasik ... 48

4.1.2.1. Uji Normalitas ... 48

4.1.2.2. Uji Multikolinearitas ... 51

4.1.2.3. UjiHeteroskedastisitas ... 52

4.1.2.4. Uji Autokorelasi ... 53

4.1.3. Analisis Regresi ... 54

4.1.3.1. Persamaan Regresi ... 54

4.1.3.2. Analisis Regresi Dengan Variabel Moderasi ... 56

4.1.3.3. Analisis Koefisien Regresi ... 57

4.1.4. Uji t (Uji Parsial) ... 58

4.1.4.1. Pengaruh CSR Terhadap PBV ... 58

4.1.4.2. Pengaruh ROA Sebagai Variabel Moderating Dalam Hubungan Antara CSR Terhadap PBV ... 59

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 61

5.2. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63


(5)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ... 28

3.1 Jadwal Penelitian ... 32

3.2 Definisi Operasional ... 36

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 38

4.1 Descriptive Statistics ... 48

4.2 Uji Normalitas ... 49

4.3 Uji Multikolinearitas ... 51

4.4 Uji Autokorelasi ... 54

4.5 Hasil Analisis Regresi ... 55

4.6 Hasil Regresi Variabel Moderating ... 56

4.7 Koefisien Determinasi ... 57


(6)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Triple Bottom Line (3P) ... 13

2.2 Kerangka Konseptual ... 30

4.1 Histogram ... 50

4.2 Grafik P-Plot... 50


Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 68 88

Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2012-2014

2 82 70

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI)

1 47 22

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 10

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 2 8

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 23

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Chapter III V

0 0 31

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11