suspensi yang lebih atau kurang stabil; contohnya air lumpur. Bila bergabung dengan H, koloid dapat bersifat tak terlarut, berupa padatan atau asam.
Disamping kerja langsung unsur H, Ca, dan Mg, keasaman tanah dan pengapuran mempunyai pengaruh penting terhadap kelarutan ketersediaan dan
kadang-kadang daya racun serta elemen-elemen lain. Naiknya keasaman tanah disertai dengan naiknya kelarutan Al, Cu, Fe, Mn dan Zn. Semuanya ini asam bukan
dikarenakan sedikitnya kebutuhan Ca, melainkan tingginya kebutuhan elemen-elemen lainnya. Pada keasaman sedang atau kuat, kebanyakan tanah mengikat pupuk fosfat
dengan membentuk senyawa-senyawa P, Fe, dan Al yang terlarut. Oleh karena itu, pemakaian fosfat hendaknya sering dilakukan dengan jumlah cukup untuk diserap
tanaman. Pada kondisi netral , Fe dan Al jauh kurang terlarut, dan banyak fosfat bergabung dengan Ca dalam bentuk lebih tersedia Kuswandi, 1993.
2.3. Lahan Gambut
Sifat gambut secara fisik berwarna hitam dengan kandungan air yang tinggi lebih dari 50. Kapasitas serat air dan porositas lahan gambut tinggi 20 kali berat
kering, tgetapi drainasenya kurang baik untuk lahan perkebunan kelapa sawit. Sifat kimia lahan gambut memiliki kandungan P, K, Cu, B, dan Zn yang rendah lebih
rendah dari tanah mineral. Derajat pH lahan gambut kurang dari 3,5 dengan perbandingan C dan N yang tinggi. Selain itu, kondisi lahan ini sangat mudah terbakar
saat kering. Lahan gambut memiliki lapisan tanah berbahan organik lebih dari 40 cm kandungan C organik lebih dari 25.
Universitas Sumatera Utara
Keunggulan lahan gambut untuk perkebunan kelapa sawit, di antaranya topografi datar, penggunaan lahan lebih mudah dibandingkan lahan yang berbukit.
Lahan gambut memiliki potensi produktivitas yang tinggi dengan teknik budi daya yang tepat. Kelemahan lahan gambut di antaranya pH asam, miskin hara mikro,
drainase buruk, kering tidak balik irrevesible drying, dan kesuburan yang relatif rendah. Teknik budi daya di lahan gambut hampir sama dengan teknik di lahan
mineral. Teknik pembukaan lahan gambut memerlukan identifikasi lahan, di antaranya jenis gambut, ketebalan gambut, muka air tanah, topografi, dan vegetasi Sunarko,
2009. Keasaman tanah sering dinyatakan dengan nilai pH. Keasaman pH suatu
larutan berkaitan dengan jumlah asam-asam lemah yang ada dalam larutan. Keasaman pH hanya mengukur jumlah ion H
+
aktif dalam larutan yang disebut keasaman aktif. Seluruh ion H
+
atau yang disebut keasaman total dapat ditetapkan hanya dengan titrasi. Sumber keasaman atau yang berperan dalam menentukan keasaman pada tanah
gambut adalah pirit senyawa sulfur dan asam-asam organik. Pada pH 3,0 - 4,5 yang berperan dalam keasaman adalah Al
3+
yang dapat dipertukarkan Aldd. Pada pH 4,5 - 5,5 dan makin mendekati pH 5,5
maka peranan ion hidroksida Al dan H
dd
makin bertambah. Pada pH 5,5 sumber keasaman utama bukan lagi dari Al
dd,
tetapi H
dd
dan H
+
yang terdisosiasi dari ikatan OH, H
+
yang terdapat pada oksida dan oksida berair Fe dan Al, gugus ›› AlOH yang berada di tepi
mineral lempung silikat, dan gugus fenolik dan karboksil dari bahan organik tanah. Gambut dangkal mempunyai pH
antara 4,0 – 5,1, sedangkan gambut dalam mempunyai pH antara 3,1 – 3,9 Noor, 2001.
Universitas Sumatera Utara
Ion H
+
dalam tanah dapat berada dalam keadaan terserap pada permukaan kompleks kolodial atau sebagai ion bebas dalam larutan tanah. Ion H
+
yang terserap menentukan keasaman potensial atau tertukar, sedang yang bebas menentukan
kemasaman aktif atau aktual. Keasaman potensial dan aktual secara bersama menentukan total. pH yang diukur pada suspensi tanah dalam air menunjukkan
keasaman aktif oleh karena air tidak dapat melepaskan H
+
yang terserap, pH yang diukur pada suspensi tanah dalam larutan garam netral misalnya KCl menunjukkan
keasaman total oleh karena K
+
dapat melepaskan H
+
yang terserap dengan mekanisme penukaran Notohadiprawiro, 1998.
2.4. Pengertian Aldd Aluminium dapat ditukar pada tanah