BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kelapa sawit dapat tumbuh dibeberapa jenis tanah seperti tanah podsolik, latosol, hidromorfik kelabu, regosol, andosol, dan aluvial. Kemampuan kelapa sawit
untuk berproduksi di setiap tanah akan berbeda. Hal ini disebabkan sifat fisik dan kimia setiap jenis tanah berbeda, sehingga tingkat kesuburannya pun berbeda.
Sementara itu, perlu diketahui juga beberapa jenis dan kondisi tanah yang tidak baik bagi kelapa sawit di antaranya drainase yang buruk, tanah lateritic banyak
mengandung mineral besi, dan tanah pasir Sunarko,2009. Kadar hara tanah atau kandungan hara tanah dari kebun wilayah Sumatera
menunjukkan bahwa secara umum kesuburan tanahnya tergolong rendah hingga agak rendah. Keasaman pH tanah berkisar 4,7 - 5,5 yang tergolong agak rendah. Kadar
karbon C-organik tanah lapisan atas berkisar 1 - 4,4 yang tergolong rendah hingga sedang, selanjutnya pada lapisan bawah berada dibawah 2 berkisar 0,15 - 1,45
yang tergolong rendah Witjaksana.,et al,2003. Tanah asam yang menjadi biang keladi kemerosotan produksi kebanyakan
tanaman terbesar cukup luas di Indonesia. Daerah-daerah dengan curah hujan tinggi dan tanah organik yang menonjol seperti Sumatera Tengah, Sumatera Barat,
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Jawa dan Irian Jaya merupakan daerah-daerah yang tanahnya asam. Begitu pula daerah kawasan industri
yang mencemarinya dengan Sulfur. Secara umum tanah-tanah asam dapat mempunyai
Universitas Sumatera Utara
sifat-sifat: daya simpan dan daya isap air sangat tinggi, kapasitas penyangga basa sangat besar, ada keracunan Al, Fe, dan Mn, tersedianya fosfat, Mo, Mg, Ca dan K
rendah, kapur dan mg dapat tertukar rendah, kegiatan mikroba dan pengikatan N menurun, kandungan P, N dan Mo rendah, dapat disertai kekurangan S, Cu, dan lain-
lain. Perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu faktor penting dalam
perkembangan perekonomian di Indonesia. Untuk mendapatkan kelapa sawit yang berkualitas tinggi diperlukan berbagai faktor pendukung salah satu diantaranya
pengaruh keasaman tanah terhadap nilai Aldd. Namun pada tanah yang akan dijadikan sebagai lahan perkebunan kelapa sawit ini belum diketahui nilai pH dan Aldd nya dan
pengaruh terhadap tanah tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan penentuan nilai pH dan Aldd pada tanah yang akan dijadikan indikator pada kesuburan tanah.
Koreksi keasaman tidak dimaksudkan untuk menciptakan tanah netral atau pH 7, melainkan sedikit asam kira-kira pH 6,5 yang cocok bagi pertumbuhan berbagai
macam tanaman. Al itulah sebenarnya yang menimbulkan problem pada tanah asam, karena menghambat ketersediaan zat hara yang diperlukan tanaman Kuswandi,1993.
Berdasarkan hal ini, maka penulis tertarik melakukan analisa terhadap “Pengaruh Keasaman Tanah terhadap nilai Aldd Aluminium dapat ditukar pada
Sampel Tanah Kelapa Sawit di PPKS Medan”.
Universitas Sumatera Utara
1.2. Permasalahan