Hubungan Antara Usia Dan Jenis Kelamin Dengan Kesembuhan Pasien di ICU Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan Periode Juli – Oktober 2014
DAFTAR PUSTAKA
Arlene S. Bierman.2007 Sex matters: gender disparities in quality andoutcomes of care: page 1520-1521 available from: www.cmaj.ca
American Thoracic Society,2014Intensive Care Unit.from:www.thoracic.org
Belayachi.J , Khayari.M.E, Dendane.T, Madani.N, Abidi.K, Abouqal.R, Zeggwagh.A.A ,2012.The Official Southern African Journal Of Critical Care.
Couto.D.O;Júnior.A.A.P;Farias.J.L.M; Sales.B.D ; Lima.J.P.A; Rodrigues.R.S; Meneses.F.A.2011 Gender and mortality in sepsis: do sex hormones impact the outcome? Available from: http://www.scielo.br/
Despopoulos.A, Silbernagl.S.2012 Color Atlas of Physiology.5th edition; page 302.
Farmer.R and Lawrenson.R.2014.Epidemiology and Public Health Medicine.
Hungu,2007.Demografi Kesehatan Indonesia.Penerbit Grasindo,Jakarta.
Harian Kompas,2014 available from: http://health.kompas.com/
http://www.academia.edu/4739133/GENDER_DALAM_HUKUM
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,2010.PetunjukTeknis Penyelenggaraan Pelayanan Intensive Care Unit (ICU) di rumah sakit.
Kamus Kesehatan dan Kedokteran Online,2012 available from:http://www.englishindo.com/
(2)
Significance of demographic factors (age, sex, preperative physiological status) and type of surgery on patients’ outcome in ICU. Available from www.signavitae.com
Minino AM, Xu J, Kochanek KD, Tejada-Vera B. Death in the United States, 2007. NCHS data brief, no 26. Available from:http://www.cdc.gov/
M Takrouri, 2003.Intensive Care Unit.The Internet Journal of Health.Volume 3 Number 2.( Accessed 13 Mei 2014)
M.Martin.2007 Sex and age based differences in the delivery and outcomes of criticalcare;177:1513-1519 available from: www.cmaj.ca
Notoadmodjo.S,2007.Ilmu Perilaku Kesehatan(1st ed.).Jakarta:Rineka Cipta Robert A.Fowler, Sabur.N, Ping Li, Juurlink.D.N, Pinto.R, Michelle A.Hladunewich, Neill K.J.Adhikari, William J.Sibbald, Claudio.
Raine.R, Goldfrad.C, Rowan.K, Black.N, 2002. Influence of patient gender on admission to intensive care. Available from: www.jech.com
Singer.M and Webb.A.Oxford Handbook of Critical Care.3rd edition.
The Growing Burden Of Heart Disease and Stroke In Canada,2003.Available from: http://www.cvdinfobase.ca/
Usia menurut Depkes RI,2009.Available from:
(3)
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan antara jenis kelamin dan usia dengan tingkat keparahan dan penyembuhan pasien di ICU di Rumah Sakit Haji Adam Malik.
Berdasarkan tujuan dari penelitian, maka kerangka konsep dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1. Kerangka konsep tingkat keparahan dan kesembuhan pasien di ICU di Rumah Sakit Haji Adam Malik.
3.2 Variabel yang diteliti :
Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah umur dan jenis kelamin pasien. Sedangkan variable dependen (tergantung) adalah tingkat keparahan dan kejadian kesembuhan pasien di ICU.
3.3 Definisi Operasional :
Definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Umur diartikan dengan lamanya keberadaan seseorang diukur dalam satuan waktu di pandang dari segi kronologik,individu normal memperlihatkan derajat perkembangan anatomis dan fisiologik sama.
-Tingkat keparahan / Penyembuhan pasien di ICU Insidensi dan faktor
yang berpengaruh : Umur -Jenis kelamin
(4)
2. Jenis kelamin (seks) adalah perbedaan antara perempuan dengan laki-laki secara biologis sejak lahir.
3. Tingkat keparahan adalah klasifikasi untuk suatu penyakit yang menunjukkan derajat keparahan. Tingkat keparahan yang telah ditetapkan, dalam urutan menurun keparahan, adalah: fatal, kritis, peringatan, ringan, tidak berbahaya yang diukur menggunakan APACHE II SCORE.Kesembuhan berasal dari kata sembuh yang berarti menjadi sehat kembali dari sakit atau penyakit
3.3.1 Intensive Unit Care
a) Usia adalah usia pasien yang di rawat di ICU. Alat Ukur : Rekam medis
Hasil pengukuran : 1-70 tahun Skala pengukuran : Ordinal
b) Jenis kelamin adalah laki-laki atau perempuan yang rawat di ICU. Alat Ukur : Rekam medis
Hasil pengukuran : Laki-laki atau perempuan Skala pengukuran : Nominal
c) Tingkat keparahan / kesembuhanadalah derajat keparahan / sehat kembali.
Alat Ukur : Rekam medis
Hasil pengukuran : Sembuh atau tidak sembuh atau meninggal
(5)
Tabel 3.1. Variabel, Alat Ukur, Cara Ukur, Hasil Ukur, dan Skala Ukur
3.4. Hipotesa
1. Terdapat hubungan antara usia dengan tingkat keparahan/kesembuhan pasien. 2. Terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan keparahan/kesembuhan pasien.
Variable Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
Umur Data
sekunder dari rekam medis
Analisis data rekam medis
1-70 tahun Ordinal
Jenis kelamin
Data sekunder dari rekam medis
Analisis data rekam medis Laki-laki atau perempuan Nominal Tingkat keparahan/ kesembuhan Data sekunder dari rekam medis
Analisis data rekam medis
Sembuh atau tidak
sembuh atau
(6)
BAB 4
METODE PENELITIAN 4.1 JENIS PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian analitik yang bersifat cross-sectional yang bertujuan untuk melihat penyembuhan pada pasien di ICU di RSUP Haji Adam Malik Medan.
4.2 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN 4.2.1 Waktu penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian direncanakan dilakukan periode bulan Juli 2014 hingga November 2014, kemudian dilanjutkan dengan pengolahan dan analisis data.
4.2.2 Tempat penelitian:
Penelitian ini dilakukan di RSUP H.Adam Malik Medan, dengan pertimbangan yaitu tersedianya data pasien yang telah dirawat di ICU dan penelitian tentang pasien yang belum pernah dirawat di ICU di RSUP H.Adam Malik.
4.3 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 4.3.1 Populasi penelitian:
Populasi dalam penelitian ini adalah semua data pasien yang masuk dan mendapat rawatan di ICU di RSUP H.Adam Malik periode bulan Juli 2014 hingga November 2014.
4.3.2 Sampel penelitian
Sampel penelitian ini adalah pasien yang telah sembuh dan pasien yang masih mendapat rawatan di ICU di RSUP Haji Adam Malik. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode total sampling.
Kriteria inklusi: Pasien yang dirawat di ICU RSUP H.Adam Malik Kriteria eksklusi: Pasien dengan rekam medis yang tidak lengkap 4.4 Metode pengumpulan data
(7)
Data diperoleh melalui data sekunder yaitu melalui rekam medis pasien yang telah dirawat di ICU. Data ini diperoleh dari unit rekam medis RSUP Haji Adam Malik Medan. Data ini kemudian ditabulasikan mengikut umur dan jenis kelamin pasien.
4.5 Pengolahan dan analisis data
Data diperoleh dicatat kemudian akan dianalisa untuk melihat hubungan umur, jenis kelamin, tingkat keparahan dan penyembuhan pasien dengan alat bantuan Software SPSS dengan menggunakan uji hipotesa dengan analisis bivariate Chi square.
(8)
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUP. H. Adam Malik Medan. RSUP.H. Adam Malik merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 335/MENKES/SK/VII/1990 dan sesuai dengan SK Menkes No. 502/MENKES/SK/IX/1991. Rumah sakit ini juga merupakan rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik terletak di Jalan Bunga Lau No.17 Km.12 Kecamatan Medan Tuntungan, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara.
5.2. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian hubungan antara usia dan jenis kelamin pasien dalam penyembuhan pasien di ICU pada Tahun 2014 di RSUP H. Adam Malik. Penelitian dilaksanakan mulai dari tanggal 8 Oktober hingga 8November 2014 di departmen rekam medis RUSP H. Adam Malik Medan. Jumlah rekam medis yang diambil adalah 120 tetapi hanya 70 rekam medis yang memenuhi kateria inklusi dan esklusi seperti dijelaskan di bab 4 bagian populasi dan sampel penelitian. Hasil penelitian ini menfokuskan kepada penyembuhan pasien di ICU menurut jangka usia yang sudah ditentukan dan jenis kelamin.
5.2. 1 Distribusi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 5.1 distribusi subjek berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin N %
Perempuan 32 45.7
laki-laki 38 54.3
Total 70 100
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa pasien laki-laki lebih banyak dirawat di ICU di RSUP H.Adam Malik berbanding perempuan. Jumlah laki-laki yang dirawat di ICU adalah sebanyak 38 (54.3%), dan perempuan sebanyak 32 (45.7%).
(9)
5.2.2.Distribusi Subjek Berdasarkan Usia
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi berdasarkan usia pasien
Usia(tahun) 1-10 n 26 % 37.1 11-20 6 8.6 21-30 8 11.4 31-40 6 8.6 41-50 7 10.0 51-60 12 17.1 61-70 1 1.4 71-80 4 5.7 Total 70 100.0
Tabel di atas menunjukkan golongan usia di antara 1-10 tahun terdapat 26 pasien (37.1%), 11-20 tahun terdapat 6pasien (8.6%), 21-30 tahun terdapat 8pasien (11.4%), 31-40 tahun terdapat 6 pasien (8.6%), 41-50 tahun terdapat 7 pasien (10.00%), 51-60 tahun 12 kasus (17.1%), 61-70 tahun terdapat 1 pasien (1.4%) dan 71-80 tahun terdapat 4 pasien (5.7%).
5.2. 3 Distribusi Berdasarkan Diagnosa
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi karakterikstik diagnosa
Diagnosa 1penyakit n 36 % 51.4 2penyakit 29 41.4 3penyakit 4 5.7 >3penyakit 1 1.4 Total 70 100.0
Tabel diatas menunjukkan jumlah diagnose pada pasien ICU.Sebanyak 36 pasien (51.4%) didiagnosa dengan 1 jenis penyakit, sebnyak 29 pasien (41.4%) didiagnosa dengan 2 jenis penyakit, 4 pasien (5.7%) didiagnosa dengan 3 jenis penyakit dan hanya 1 pasien ( 1.4) didiagnosa lebih dari 3 penyakit.
(10)
5.2.4 Distribusi Subjek Berdasarkan Kesembuha Tabel 5.4 Distribusi frekuensi karakteristik Kesembuhan
Kesembuhan N %
sembuh 24 34.3 meninggal 46 65.7 Total 70 100.0
Tabel diatas menunjukkan jumlah pasien yang dirawat di ICU yang telah sembuh maupun yang sudah meninggal. Sebanyak 24 orang pasien (34.3%) telah sembuh di ICU dan sebanyak 46 orang pasien (46%) telah meninggal di ICU.
5.2.5 Hubungan antara Usia denganKesembuhan
Tabel 5.5 menunjukkan hubungan antara usia dan Kesembuhan
Usia Kesembuhan
Tabel diatas menunjukkan hubungan antara usia dan kesembuhan pasien di ICU. Dari data diatas menunjukkan bahwa usia 1-10 tahun mempunyai tingkat kembuhan yang paling tinggi iaitu (50%). Tingkat kematian yang paling tinggi adalah pada usia 1-10 tahun iaitu (30.4%).
Dari analisis statistik didapati nilai p value (nilai significant adalah 0.071). Hal ini berarti tidak terdapat hubungan antara usia dengan kesembuhan pasien.
Sembuh meninggal Total
1-10 12 14 26
11-20 4 2 6
21-30 3 5 8
31-40 3 3 6
41-50 0 7 7
51-60 2 10 12
61-70 0 1 1
71-80 0 4 4
(11)
5.2.6 Hubungan antara Jenis Kelamin dan Kesembuhan Tabel 5.6 Hubungan antara Jenis Kelamin dan Kesembuhan
Tabel diatas menunjukkan hubungan antara jenis kelamin dan kesembuhan.Pasien laki-laki menunjukkan tingkat kesembuhan yang tertinggi berbanding perempuan (66.7%). Perempuan menunjukkan angka kematian yang tertinggi berbanding laki-laki (52.2%)
Dari analisis statistik didapati nilai p value (nilai significant adalah 0.133). Hal ini berarti tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dan kesembuhan pasien..
5.3 PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil dari hubungan antara jenis kelamin dan kesembuhan pasien di ICU,pasien laki-laki menunjukkan tingkat kesembuhan yang tertinggi berbanding perempuan (66.7%).Perempuan menunjukkan angka kematian yang tertinggi berbanding laki-laki (52.2%).Berdasarkan penelitian, kebanyakan perempuan (57.0%) berbanding laki-laki (43.0%) dimasukkan ke ICU untuk dirawat karena penyakit medis. Sebaliknya setelah operasi elektif lebih banyak laki-laki dimasukkan ke ICU berbanding perempuan, (Fowler,2007). Menurut Rained dan teman-temannya terdapat 10 katergori kasus yang telah ditemukan. Hanya 5 kategori kasus yang cukup tersedia untuk memungkinkan kondisi diskrit untk dianalisis ( Acute myocardial infarction, Asthma, Chronic Obstruction airway disease, pneumonia, self poisoning). Prevalansi Miokard infark dan obstruksi kronis jalan napas lebih tinggi pada laki-laki berbanding perempuan iaitu sebanyak 66.6% dan 52.1% masing-masing. Sementara prevalensi astma dan keracunan lebih tinggi pada perempuan berbanding laki-laki iaitu sebanyak 32.1% dan 51.2% masing-masing.
Berdasarkan hasil dari hubungan antara usia dan kesembuhan pasien di ICU menunjukkan bahwa usia 1-10 tahun mempunyai tingkat kembuhan yang paling tinggi iaitu (50%). Tingkat kematian yang paling tinggi adalah pada usia 1-10 tahun iaitu (30.4%) dan juga pada usia leih dari 50 tahun iaitu sebanyak (31.4%) orang pasien. Menurut Fowler, laki-laki dan
Jenis Kelamin Kesembuhan Total
Sembuh Meninggal
Perempuan 8 24 32
Laki-Laki 16 22 38
(12)
perempuan berumur 50 tahun dan keatas memiliki keparahan penyakit yang sama semasa dimasukkan ke ICU tetapi perempuan menerima rawatan di ICU dengan masa yang lebih singkat berbanding laki-laki tetapi perempuan mengambil rawatan di unit rawatan biaa dengan jangka waktu yang lama. Walaupun perempuan memiliki penyakit yang sama seperti laki-laki tetapi laki-laki lebih memerlukan rawatan dengan menggunakan ventilasi, kateter dan juga operasi, Laki-laki yang tua yng dirawat di hospital memiliki angka mortalitas yang tinggi (6.7%) berbanding perempuan (6.1%). Sementara perempuan tua dengan penyakit kronis angka mortalitasnya lebih tinggi berbanding laki-laki, (15.4%) dan (12.7%) masing-masing.
Berdasarkan diagnose pada pasien di ICU, sebanyak 36 pasien (51.4%) didiagnosa dengan 1 jenis penyakit, sebnyak 29 pasien (41.4%) didiagnosa dengan 2 jenis penyakit, 4 pasien (5.7%) didiagnosa dengan 3 jenis penyakit dan hanya 1 pasien ( 1.4) didiagnosa lebih dari 3 penyakit.APACHE II (Metode evaluasi akut fisiologi dan kesehatan kronis) digunakan untuk menghasilkan tujuan skor ringkasan untuk menggambarkan tingkat keparahan penyakit masing-masing perawatan pasien di unit intensice care (ICU). 10 skor ini memperhitungkan usia,akut keparahan penyakit pada 24 jam pertama di ICU (disebut sebagai Rata akut fisiologi), tingkat keparahan penyakit kronis, alasan masuk ICU, dan apakah atau tidak pasien telah menjalani operasi darurat segera sebelum masuk ke ICU. Diagnosa pasien dikelompokkan ke dalam kategori jika mereka dengan APACHE II koefisien diagnostic yang sama. Sebelum ini koefisien diperoleh melalui model data dari 26 ICU di UK dan Ireland. 10 skor ini diperlukan karena pasien dengan sama skor APACHE II mungkin memiliki probabilitas kematian yang berbeda tergantung pada diagnosis pasien. (Raine,2002)
Berdasarkan penelitian pasien yang meninggal di ICU kebanyakannya adalah pasien tua berbanding pasien yang telah sembuh, tetapi faktor usia bukan prediktor signifikan dalam statistic kematian. Ini juga menunjukkan bahwa usia pasien dalam penelitian ini terdapat korelasi positif terhadap skor APACHE 11. Penelitian juga menunjukkan bahwa mortalitis laki-laki lebih tinggi di ICU tetapi bukan antara rawat inap yang lain. Selain itu,pasien laki-laki-laki-laki lebih lama mendapat rawatan di ICU berbanding perempuan dengan mean waktu 3.2 dan 2.6 hari masing-masing.(Karlovic,2003)
(13)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil dari hubungan antara usia dengan kesembuhan didapati didapati nilai p value (nilai signifikant adalah 0.071). Hal ini berarti tidak terdapat hubungan antara usia dengan kesembuhan pasien
2. Berdasarkan hasil dari hubungan antara jenis kelamin dengan kesembuhan didapati nilai p value (nilai signifikant adalah 0.133). Hal ini berarti tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dan kesembuhan pasien.
6.2 Saran
1. Kepada peneliti selanjutnya, perlu dilakukan penelitian yang sama dengan memperbanyak sampel dari ruang ICU dewasa dan ICU anak, serta menggunakan desain penelitian yang lebih sesuai untuk mendapatkan hasil yang lebih spesifik.
2. Kepada masyarakat untuk terus memberi perhatian terhadap kepentingan usia dan jenis kelamin serta keparahan suatu penyakit dalam kesembuhan pasien untuk mencapai tahap kesembuhan yang tinggi.
3. Kepada Tenaga Kesehatan, supaya memberikan kepentingan terhadap usia dan jenis kelamin serta tingkat keparahan pasien dalam pemberian pelayanan kesehatan untuk mencapai tahap kesembuhan yang tinggi.
(14)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Intensive Care Unit (ICU)/ Pediatric Care Unit (PICU) 2.1.1 Definisi ICU/PICU
Berdasarkan American Thoracic Society tahun 2014, Intensive Care Unit (ICU) adalah tempat di rumah sakit dimana pasien dengan sakit yang parah dirawat oleh staf terlatih khusus.Staf yang terdiri dari dokter, perawat, terapis pernafasan, ahli gizi, terapis fisik, apotekar, pekerja kasus dan pendeta. Mereka bekerjasama sebagai sebuah tim untuk memberikan perawatan yang manusiawi terbaik. Dua hal yang membedakan perawatan di ICU dengan rumah sakit biasa adalah dukungan keperawatan dan jenis khusus dari peralatan yang digunakan.
ICU merupakan suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri (instalasi dibawah direktur pelayanan), dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit,cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia. ICU menyediakan kemampuan dan saranan,prasarana serta peralatan khusus untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan keterampilan staf medik, perawat dan staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan-keadaan tersebut.Pada ICU, perawatan untuk pasien dilaksanakan dengan melibatkan berbagai tenaga profesional yang terdiri dari multidisiplin ilmu yang bekerjasama dalam tim.Pengembangan tim multidisiplin yang kuat sangat penting dalam meningkatkan keselamatan pasien.
Menurut California Children’s Service Manual Of Procedures, PICU adalah unit yang telah disetujui CCS Tertiary atau Pediatric Masyarakat yang memiliki kemampuan menyediakan perawatan definitif untuk berbagai kompleks, progresif, gangguan medis, bedah dan trauma, membuuhkan pendekatan multidisiplin untuk merawat pasien antara 37 minggu kehamilan dan / atau dua kilogram (kg) dan mereka yang dbawah usia 21 tahun.
(15)
2.1.2 Deskripsi tentang ICU
Unit ini adalah unit yang khusus dimana usaha terkonsentrasi pada satu lokasi di rumah sakit dan dimana perawatan pasien yang dianggap untuk dipulihkan tetapi yang memerlukan pengawasan dan perlu atau mungkin perlu teknik khusus oleh tenaga terampil.Pemanfaatan unit ini dalam pengelolaan pasien pasien yang sakit kritis meningkatkan hasil dengan penurunan angka kematian diperkirakan hingga 60%. Unit ini memiliki karakteristik utama sebagai berikut:
1) Ruang, peralatan, dan staf yang bekerja
2) Pelayanan yang berkesinambungan dan perawatan semua sekitar 24 jam termasuk semua hal berikut: pemantauan sesaat parameter kardiovaskular, fungsi pernafasan. Fungsi ginjal, dan status sistem saraf
Kategori pasien yang bisa mendapatkan rawatan dari unit ini adalah:
1) Pasien infark miokard yang biasanya membutuhkan pemantauan kardivaskular terus menerus.
2) Pasien yang membutuhkan ventilasi buatan, dukungan kardiovaskular, dan dukungan ginjal. 3) Pasien dengan gangguan metabolik utama seperti pasien diabetes mellitus yang tidak
terkontrol atau pasien setelah operasi perut besar.
4) Pasien dengan trauma besar seperti pasien dengan cedera kepala, cedera dada, dan beberapa luka-luka lainnya.
(16)
Gambar 2.1: merupakan contoh-contoh ICU yang tersedia dengan alat-alat bantuan kecemasan.(Harian kompas,2014)
(17)
2.1.3 Prioritas pasien di ICU
Menurut Singer dan Webb tahun 2005, ukuran sebuah unit ICU bergantung pada aktivitas rumah sakit tersebut.Selain itu, jumlah tempat tidur perawatan intensif tergantung pada aktivitas rumah sakit dan tempat tidur yang dibutuhkan untuk spesialisasi regional seperti operasi kardiotoraks atau bedah saraf. Unit dikatakan sangat kecil (<6 tempat tidur) atau sangat besar (> 14 tempat tidur) memang lebih sulit dalam pengelolahan tapi bisa lebih banyak menerima pasien baru. Bila kebutuhan masuk ICU melebihi tempat tidur yang tersedia, Kepala ICU menentukan berdasarkan prioritas kondisi medik,pasien mana yang akan dirawat di ICU. Prosedur untuk melakasanakan kebijakan ini harus dijelaskan secara terperinci (Menkes,2010).
1) Kriteria masuk :
ICU memberikan pelayanan antara lain pemantauan yang canggih dan terapi yang intensif. Dalam keadaan penggunaan tempat tidur yang tinggi, pasien yang memerlukan terapi intensif (prioritas 1) didahulukan dibandingkan pasien yang memerlukan pemantauan intensif (prioritas 3). Penilaian objektif atas beratnya penyakit dan prognosis hendaknya digunakan untuk menentukan prioritas masuk ke ICU :
a. Pasien prioritas 1 (satu)
Kelompok ini merupakan pasien sakit kritis, tidak stabil yang memerlukan terapi intensif dan tertitrasi, seperti: dukungan/bantuan ventilasi dan alat bantu suportif organ/sistem yang lain, infus obat-obat vasoaktif kontinyu, obat anti aritmia kontinyu, pengobatan kontinyu tertitrasi, dan lain-lainnya. Contoh pasien kelompok ini antara lain, pasca bedah kardiotorasik, pasien sepsis berat, gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit yang mengancam nyawa. Institusi setempat dapat membuat kriteria spesifik untuk masuk ICU, seperti derajat hipoksemia, hipotensi dibawah tekanan darah tertentu. Terapi pada pasien prioritas 1 (satu) umumnya tidk mempunyai batas.
b. Pasien prioritas 2 (dua)
Pasien ini memerlukan pelayanan pemantauan canggih di ICU, sebab sangat berisiko bila tidak mendapatkan terapi intensif segera, misalnya pemantauan intensif menggunakan pulmonary arterial catheter. Contoh pasien seperti ini antara lain mereka yang menderita penyakit dasar jantung-paru, gagal ginjal akut dan berat atau yang telah mengalami pembedahan major. Terapi pada pasien prioritas 2 tidak mempunyai batas, karena kondisi mediknya senantiasa berubah.
(18)
c. Pasien prioritas 3 (tiga)
Pasien golongan ini adalah pasien sakit kritis, yang tidak stabil status kesehatan sebelumnya, penyakit yang mendasarinya, atau penyakit akutnya, secara sendirian atau kombinasi. Kemungkinan sembuh dan/atau manfaat terapi di ICU pada golongan ini sangat kecil. Contoh pasien ini antara lain pasien dengan keganasan metastatik disertai penyulit infeksi, pericardial tamponade, sumbatan jalan napas, atau pasien penyakit jantung, penyakit paru terminal disertai komplikasi penyakit akut berat. Pengelolaan pada pasien golongan ini hanya untuk mengatasi kegawatan akutnya saja, dan usaha terapi mungkin tidak sampai melakukan intubasi atau resusitasi jantung.
d. Pengecualian
Dengan pertimbangan luar biasa, dan atas persetujuan Kepala ICU, indikasi masuk pada beberapa golongan pasien bisa dikecualikan, dengan catatan bahwa pasien-pasien golongan demikian sewaktu waktu harus bisa dikeluarkan dari ICU agar fasilitas ICU yang terbatas tersebut dapat digunakan untuk pasien prioritas 1, 2, 3 (satu, dua, tiga). Pasien yang tergolong demikian antara lain:
1. Pasien yang memenuhi kriteria masuk tetapi menolak terapi tunjangan hidup yang agresif dan hanya demi “perawatan yang aman” saja. Ini tidak menyingkirkan pasien dengan perintah “DNR (Do Not Resuscitate)”. Sebenarnya pasien-pasien ini mungkin mendapat manfaat dari tunjangan canggih yang tersedia di UPI untuk meningkatkan kemungkinan survivalnya.
1. Pasien dalam keadaan vegetatif permanen.
2. Pasien yang telah dipastikan mengalami mati batang otak. Pasien-pasien seperti itu dapat dimasukkan ke ICU untuk menunjang fungsi organ hanya untuk kepentingan donor organ.
2. Kriteria keluar
Prioritas pasien dipindahkan dari ICU berdasarkan pertimbangan medis oleh kepala ICU dan tim yang merawat pasien.
(19)
Setiap ICU hendaknya membuat peraturan dan prosedur-prosedur masuk dan keluar, standar perawatan pasien, dan kriteria outcome yang spesifik. Kelengkapan-kelengkapan ini hendaknya dibuat oleh tim ICU di bawah supervisi komite medik, dan hendaknya dikaji ulang dan diperbaiki seperlunya berdasarkan keluaran pasien (outcome) dan pengukuran kinerja yang lain. Kepatuhan terhadap ketentuan masuk dan keluar harus dipantau oleh komite medik.
2.2 Faktor yang mempengaruhi pasien di ICU
Terdapat banyak faktor-faktor yang mempengaruhi hasil penyembuhan dan kematian di ICU.Kebanyakan penyakit pada pasien bergantung pada faktor-faktor tertentu:
a) Keluarga b) Pekerjaan c) Social ekonomi d) Suku
Selain faktor-faktor diatas ini,faktor usia dan jenis kelamin juga memainkan peranan penting dalam menentukan suatu penyakit menjadi parah atau sembuh pada pasien.(Farmer,2004)
2.2.1 Definisi Usia
Usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaansuatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati. Semisal, umurmanusia dikatakan lima belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itudihitung. Oleh yang demikian, umur itu diukur dari tarikh ianya lahir sehinggatarikh semasa(masa kini). Manakala usia pula diukur dari tarikh kejadian itubermula sehinggalah tarikh semasa(masa kini).(Depkes,2009)
Jenis perhitungan umur/usia Usia kronologis
Usia kronologis adalah perhitungan usia yang dimulai dari saat kelahiran seseorang sampai dengan waktu penghitungan usia.
Usia mental
Usia mental adalah perhitungan usia yang didapatkan dari taraf kemampuan mental seseorang. Misalkan seorang anak secara kronologis berusia empat tahunakan tetapi masih merangkak dan
(20)
belum dapat berbicara dengan kalimat lengkapdan menunjukkan kemampuan yang setara dengan anak berusia satu tahun, maka dinyatakan bahwa usia mental anak tersebut adalah satu tahun. Usia biologis
Usia biologis adalah perhitungan usia berdasarkan kematangan biologis yang dimiliki oleh seseorang.
Kategori Umur Menurut Depkes RI (2009): Masa balita = 0 - 5 tahun,
Masa kanak-kanak = 5 - 11 tahun. Masa remaja Awal =12 - 1 6 tahun. Masa remaja Akhir =17 - 25 tahun. Masa dewasa Awal =26- 35 tahun. Masa dewasa Akhir =36- 45 tahun. Masa Lansia Awal = 46- 55 tahun. Masa Lansia Akhir = 56 - 65 tahun. Masa Manula = 65 - sampai atas
Setiap penyakit bervariasi mengikut frekuensi dan tingkat keparahan dengan usia.Secara umum,anak-anak lebih rentan terhadap penyakit infeksi,dewasa muda lebih rawan kecelakaan dan orang dewasa yang lebih tua cenderung menderita hasil paparan panjang dalam pekerjaan. Bagi bayi yang tidak cukup bulan dan mengalami kecacatan lebih rentan terhadap suatu penyakit.Kejadian penyakit yang paling bervariasi dengan usia dapat menyulitkan perbandingan antara morbiditas dan mortalitas antara populasi dengan struktur usia yang berbeda.Sebagai contoh, menurut suatu penelitian perawatan krisis tentang penyakit sepsis menunjukkan pasien yang berumur lebih dari 65 tahun lebih rentan menderita penyakit sepsis berbanding remaja muda.Hal ini karena, orang tua lebih cepat menderita infeksi gram-negatif.Insidensi sepsis meningkat dengan proposional pada pasien lebih tua dan usia merupakan prediksi utama kematian. (Martin, 2006)
(21)
Gambar 2.3 diatas menunjukkan distribusi usia dan kematian yang terkait.(Sumber dari: National Vital Statistics System Mortality)
2.2.2 Definisi jenis kelamin
Menurut Hungu tahun 2007, jenis kelamin (seks) adalah perbedaan antara perempuan dengan laki-laki secara biologis sejak seseorang lahir. Seks berkaitan dengan tubuh laki-laki dan perempuan, dimana laki-laki memproduksi sperma, sementara perempuan menghasilkan sel telur dan secara biologis mampu untuk menstruasi, hamil dan menyusui. Perbedaan biologis dan fungsi biologis laki-laki dan perempuan tidak dapat dipertukarkan diantara keduanya, dan fungsinya tetap dengan laki-laki dan perempuan pada segala ras yang ada di muka bumi.
Terdapat bukti bahawa laki-laki scara intrinsik lebih rentan terhadap penyakit dan kematian daripada perempuan. Tetapi terdapat beberapa penyakit dimana perempuan mempunyai insidensi yang tinggi berbanding laki-laki. Di sebagian besar masyarakat, laki-laki lebih terpapar dengan pelbagai jenis bahaya berbanding perempuan karena berbeda dari segi waktu luang dan jenis pekerjaannya.Walaupun laki-laki dan perempuan terpapar dengan jenis penyakit yang sama
(22)
untuk tempoh waktu yang sama tetapi perempuan hidup lebih lama berbanding laki-laki.(Farmer,2014)
Gambar 2.4 : menunjukkan harapan hidup mengikut ras dan jenis kelamin.
(23)
2.3 Penyembuhan Pasien
Berdasarkan kamus Kesehatan dan Kedokteran sembuh bermaksud pulih dari suatu penyakit.Membaik pulih tanda-tanda atau gejala penyakit selama kita melakukan observasi.Penyembuhan adalah memulihkan suatu kesehatan.
Penyembuhan pasien di ICU dimana semua hasil laboratorium tanda- tanda vital pasien harus mencapai batas normal dan pasien tidak harus lagi memerukan bantuan ventilator dan lain-lain.Evaluvasi dan monitoring pasien di ICU amat penting dalam mewujudkan pelayanan ICU yang aman, bermutu dan mengutamakan keselamatan pasien.Monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara berkesinambungan guna mewujudkan pelayanan ICU yang aman, bermutu dan mengutamakan keselamatan pasien.Monitoring dan evaluasi dimaksud harus ditindak lanjuti untuk menentukan faktor-faktor yang potensial berpengaruh agar dapat diupayakan penyelesaian yang efektif.Indikator pelayanan ICU yang digunakan adalah sistim skoring prognosis dan keluaran dari ICU. Sistem skoring prognosis dibuat dalam 24 jam pasien masukke ICU. Contoh sistim skoring prognosis yang dapat digunakan adalah APACHE II,SAPS II, dan MODS. Rerata nilai skoring prognosis dalam periode tertentu dibandingkan dengan keluaran aktualnya. Pencapaian yang diharapkan adalah angka mortalitas yang sama atau lebih rendah dari angka mortalitas terhadap reratanilai skoring prognosis.
Penguuran tanda vital mereflesikan indicator fungsi tubuh untuk mempertahankan mekanisme homeostasis dalam rentang yang normal.Adanya perubahan dari pola yang normal mengindikasikan adanya perubahan dalam status kesehatan,Waktu pengukuran tanda-tanda vital:
a) saat baru masuk RS
b) Jadwal rutin RS biasanya 6-8jam/hari c) Sebelum dan sesudah tindakan operasi
(24)
2.3.1 Tanda-tanda vital Normal
1. Tekanan Darah (TD) normalnya 100-120/60-80 mmHg
Tekanan darah memiliki 2 komponen yaitu sistolik dan diastolik. Pada waktu ventrikel berkonstraksi, darah akan dipompakan ke seluruh tubuh. Keadaaan ini disebut sistolik, dan tekanan aliran darah pada saat itu disebut tekanan darah sistolik.Pada saat ventrikel sedang rileks, darah dari atrium masuk ke ventrikel, tekanan aliran darah pada waktu ventrikel sedang rileks disebut tekanan darah diastolik.
Kategori tekanan darah pada dewasa (Keperawatan Klinis, 2011)
Kategori TD Sistolik (mmHg) TD Diastolik (mmHg)
Normal <120 <80
Prahipertensi 120-139 80-89
Hipertensi (derajat 1) 140-159 90-99 Hipertensi (derajat 2) >160 >100
2. Nadi
Frekuensi denyut nadi dihitung dalam 1 menit, normalnya 60-100 x/menit Takikardi jika > 100 x/menit dan Bradikardi jika < 60 x/menit
Lokasi pemeriksaan denyut nadi diantaranya : a. Arteri radialis
b. Arteri ulnaris c. Arteri brachialis d. Arteri karotis
e. Arteri temporalis superfisial f. Arteri maksiliaris eksterna g. Arteri femoralis
h. Arteri dorsalis pedis i. Arteri tibialis posterior
(25)
Skala ukuran kekuatan/kualitas nadi (Keperawatan Klinis, 2011)
Level Nadi
0 Tidak ada
1+ Nadi menghilang, hampir
tidak teraba, mudah menghilang
2+ Mudah teraba, nadi normal
3+ Nadi penuh, meningkat
4+ Nadi mendentum keras,
tidak dapat hilang
3. Respiration Rate (RR)
Yang dinilai pada pemeriksaan pernafasan adalah : tipe pernafasan, frekuensi, kedalaman dan suara nafas. Respirasi normal disebut eupnea (laki-laki : 12 – 20 x/menit), perempuan : 16-20 x/menit)
RR > 24 x/menit : Takipnea RR < 10 x/menit : Bradipnea
(26)
4. Nadi, RR, dan tekanan darah (TD) berdasarkan usia (Keperawatan Klinis, 2011)
5. Suhu
Lokasi pemeriksaan suhu tubuh : mulut (oral) tidak boleh dilakukan pada anak/bayi, anus (rectal) tidak boleh dilakukan pada klien dengan diare, ketiak (aksila), telinga (timpani/aural/otic) dan dahi (arteri temporalis).
- Hipotermia (<35° C) - Normal (35-37° C)
- Pireksia/febris (37-41,1° C) - Hipertermia (>41,1° C )
Usia Nadi
(kali/menit)
RR
(kali/menit)
TD sistolik (mmHg)
Dewasa (>18 tahun) 60-100 12-20 100-140
Remaja (12-18 tahun)
60-100 12-16 90-110
Anak-anak (5-12 tahun)
70-120 18-30 80-110
Pra sekolah (4-5 tahun)
80-140 22-34 80-100
Bawah 3
tahun/Toddler (1-3 tahun)
90-150 24-40 80-100
Bayi (1 bulan – 1 tahun)
100-160 30-60 70-95
Baru lahir/infant (0-1 bulan)
120-160 40-60 50-70
(27)
LOKASI
PENGUKURAN SUHU
PERBEDAAN HASIL
TEMPERATUR
Suhu Aksila Lebih rendah 10 C dari suhu oral
Suhu rektal Lebih tinggi 0,4-0,50 C dari suhu oral
Suhu aural/timpani Lebih tinggi 0,80 C dari suhu oral
(28)
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam visi Indonesia sehat 2010 telah diterapkan misi pembangunan yaitu menggerakan pembangunan nasional berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan bermutu, merata dan terjangkau serta memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat. Seiring dengan cepatnya perkembangan era globalisasi serta adanya transisi demografi dan epidemiologi penyakit akibat perilaku dan sosial budaya cendrung semakin kompleks, perbaikannya tidak hanya dilakukan pada aspek pelayanan kesehatan, tetapidiperlukan juga perbaikan pada lingkungan dan kependudukan yang selalu teoritis memiliki sebanyak 30%-50% terhadap derajat kesehatan (Notoadmodjo,2007).
Terdapat banyak faktor linkungan dan kependudukan,antaranya adalah sosioekonomi, pekerjaan, keluarga dan juga suku dalam peningkatan derajat kesehatan.Selain itu, usia dan jenis kelamin juga faktor lingkungan dan kependudukan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Hal ini karena,kebanyakan penyakit berbeda dari segi frekuensi dan tingkat keparahannya mengikut usia.Selain itu,pria sering cenderung menghidap suatu penyakit berbanding wanita.(Farmer.R,2004).
Menurut Seamic Health Statistic tahun 2000peningkatan populasi pada tahun 1999 di Indonesia adalah lebih dari 204 juta.Indonesia merupkan negara keempat yang terpadat di dunia ini berbanding China, India dan United States of America.Pada tahun 1970,harapan hidup di Indonesia sangat rendah,dimana bagi pria adalah sampai usia 45 tahun dan wanita sampai usia 48 tahun.Seiring dengan penurunan kejadian kematian serta peningkatan program-program pelayanan kesehatan maka harapan hidup bagi pria dan juga wanita meningkat yaitu bagi pria sehingga 64.6 tahun manakala bagi wanita sehingga 68.3 tahun.Wanita mempunyai harapan hidup yang lebih tinggi berbanding pria.
Intensive Care Unit (ICU) merupakan suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri (instalasi dibawah direktur pelayanan), dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus
(29)
yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit,cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia. Berdasarkan penelitian,dalam penyembuhan pasien di ruang perawatan intensif (ICU) diketahui usia mempunyai peranan. Setiap penyakit bervariasi mengikut frekuensi dan tingkat keparahan dengan usia.Secara umum, anak-anak lebih rentan terhadap penyakit infeksi, dewasa muda lebih rawan kecelakaan dan orang dewasa yang lebih tua cenderung menderita hasil paparan panjang dalam pekerjaan. Bagi bayi yang tidak cukup bulan dan mengalami kecacatan lebih rentan terhadap suatu penyakit.(Martin,2006) Selain itu,jenis kelamin juga memainkan peranan penting dalam penyembuhan pasien di ICU.Perbedaan diantara wanita dan pria bukan saja dalam pola penyakit,faktor resiko penyakit tetapi juga dalm konteks sosial dan fisiologis.Akibatnya, mereka mempunyai pengalaman kesehatan yang berbeda, termasuk perbedaan hasil akses, kualitas dan kesehatan.(Bierman,et al:2007).Secara fisiologis hormonal memainkan peranan penting dalam tubuh manusia.Perempuan mempunyai hormone estrogen yang tinggi. Oleh itu, estrogen menginduksi penurunan LDL dan peningkatan konsentrasi VLDL dan HDL.Hal ini menyebabkan arteriosclerosis kurang umum pada wanita dibandingkan pria. (Despopoulos.A,et al:2003)
Dari data yang saya dapat dari RSUP H.Adam Malik,pada tahun 2013 bilangan pria yang mendapat rawatan di ICU lebih tinggi berbanding wanita.Kebanyakan pasien yang menerima rawatan di ICU dalam linkungan di bawah 10 tahun dan lebih dari 50 tahun.Kesembuhan pada pasiennya bergantung pada tingkat keparahan penyakit pasien tersebut. RSUP H.Adam Malik merupakan rumah sakit umum yang terbesar dan juga pusat rujukan umum yang terbesar di Medan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat keparahan dan kesembuhan pasien di ICU RSUP H.Adam Malik.
2. Bagaimanakah hubungan antara usia dengan tingkat keparahan dan kesembuhan pasien di ICU RSUP H.Adam Malik.
(30)
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungan antara perbedaan jenis kelamin dan usia dengan tingkat keparahan dankesembuhan pasien di ICU Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk menentukan hubungan antara usia pasien dengan kesembuhan pasien di ICU di RSUP H.Adam Malik Medan.
2. Untuk menentukanhubungan antara jenis kelamin pasien dengan kesembuhan di ICU di RSUP H.Adam Malik Medan
1.4.1 Manfaat kepada penulis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman mengenai hubungan jenis kelamin dan usia dengan tingkat keparahandan penyembuhan pasien di ICU
1.4.2 Manfaat pada masyarakat
Diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat bahawa perbedaan jenis kelamin dan usia memainkan peranan penting dengan tingkat keparahan dan penyembuhan pasien di ICU
1.4.3 Manfaat kepadaTenaga Kesehatan
Diharapkan dapat memberikan masukkan kepada Tenaga Kesehatan dan Dinas Kesehatan dalam membuat kebijakan tentang pentingnya faktor jenis kelamin dan usia dengan tingkat keparahan dan penyembuhanpasien di ICU.
(31)
ABSTRAK
Berdasarkan penelitian, dalam kesembuhan pasien di ruang perawatan intensif (ICU=Intensive Care Unit) diketahui usia dan jenis kelamin mempunyai peranan. Kebanyakan wanita berbanding pria yang berusia 50 tahun dan lebih dimasukkan ke rumah sakit tetapi kebanyakan wanita lebih rendah signifikannya berbanding pria untk menerima perawatan di ICU.Perbedaan diantara wanita dan pria bukan saja dalam pola penyakit,faktor resiko penyakit tetapi juga dalm konteks sosial.Akibatnya, mereka mempunyai pengalaman kesehatan yang berbeda, termasuk perbedaan hasil akses, kualitas dan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perbedaan jenis kelamin dan usia dengan tingkat keparahan kesembuhan pasien di ICU Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.Penelitian ini juga bertujuan memberikan informasi kepada masyarakat bahawa perbedaan jenis kelamin dan usia memainkan peranan penting dengan tingkat keparahan dan penyembuhan pasien di ICU. Penelitian ini adalah penelitian analitik yang bersifat cross-sectional yang bertujuan untuk melihat penyembuhan pada pasien di ICU di RSUP Haji Adam Malik Medan.Semua sampel yang terdapat harus memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi supaya dapat dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah sampel yang diperlukan. Hasil penelitian hubungan antara usia dan penyembuhan pasien di ICU menunjukkan bahwa usia 1-10 tahun mempunyai tingkat penyembuhan yang paling tinggi iaitu (50%). Tingkat kematian yang paling tinggi adalah pada usia 1-10 tahun iaitu (30.4%). Pasien laki-laki menunjukkan tingkat kesembuhan yang tertinggi berbanding perempuan (66.7%). Perempuan menunjukkan anka kematian yang tertinggi berbanding laki-laki (52.2%).
(32)
ABSTRACT
Based on research, the healing of patients in the intensive care unit (ICU = Intensive Care Unit) known age and gender have a role. Most women versus men aged 50 years and over admitted to hospital, but most women are less significant as compared to men receiving treatment in the ICU remedy. Differences between women and men not only in the pattern of disease, disease risk factors but also in context of sosial. Because, they have different health experiences, including differences in the results of the access, quality and health. This study aimed to determine the relationship between gender and age differences in the severity of the patient's recovery in ICU General Hospital Haji Adam Malik Medan. Research also aims to provide information to the public THAT differences in gender and age play an important role in the severity and healing patients in the ICU. This study is an analytic study with cross-sectional study aimed to see healing in patients in ICU in Haji Adam Malik Hospital. All samples contained must meet the inclusion and exclusion criteria in order to be included in the study until the required sample size. The results of the study the relationship between age and treatment of patients in the ICU showed that the age of 1-10 years old have the highest cure rate ie (50%). The highest death rate was at the age of 1-10 years ie (30.4%). Male patients showed the highest cure rate compared to women (66.7%). Women showed the highest mortality rate compared to men (52.2%).
(33)
HUBUNGAN PERBEDAAN USIA DAN JENIS KELAMIN DENGAN
KESEMBUHAN PASIEN DI ICU DI RUMAH SAKIT HAJI ADAM
MALIK, MEDAN
PERIODE BULAN JULI 2014 HINGGA OKTOBER 2014
Oleh :
Thanaletchumy A/P Veranan
110100318
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(34)
ABSTRAK
Berdasarkan penelitian, dalam kesembuhan pasien di ruang perawatan intensif (ICU=Intensive Care Unit) diketahui usia dan jenis kelamin mempunyai peranan. Kebanyakan wanita berbanding pria yang berusia 50 tahun dan lebih dimasukkan ke rumah sakit tetapi kebanyakan wanita lebih rendah signifikannya berbanding pria untk menerima perawatan di ICU.Perbedaan diantara wanita dan pria bukan saja dalam pola penyakit,faktor resiko penyakit tetapi juga dalm konteks sosial.Akibatnya, mereka mempunyai pengalaman kesehatan yang berbeda, termasuk perbedaan hasil akses, kualitas dan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perbedaan jenis kelamin dan usia dengan tingkat keparahan kesembuhan pasien di ICU Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.Penelitian ini juga bertujuan memberikan informasi kepada masyarakat bahawa perbedaan jenis kelamin dan usia memainkan peranan penting dengan tingkat keparahan dan penyembuhan pasien di ICU. Penelitian ini adalah penelitian analitik yang bersifat cross-sectional yang bertujuan untuk melihat penyembuhan pada pasien di ICU di RSUP Haji Adam Malik Medan.Semua sampel yang terdapat harus memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi supaya dapat dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah sampel yang diperlukan. Hasil penelitian hubungan antara usia dan penyembuhan pasien di ICU menunjukkan bahwa usia 1-10 tahun mempunyai tingkat penyembuhan yang paling tinggi iaitu (50%). Tingkat kematian yang paling tinggi adalah pada usia 1-10 tahun iaitu (30.4%). Pasien laki-laki menunjukkan tingkat kesembuhan yang tertinggi berbanding perempuan (66.7%). Perempuan menunjukkan anka kematian yang tertinggi berbanding laki-laki (52.2%).
(35)
ABSTRACT
Based on research, the healing of patients in the intensive care unit (ICU = Intensive Care Unit) known age and gender have a role. Most women versus men aged 50 years and over admitted to hospital, but most women are less significant as compared to men receiving treatment in the ICU remedy. Differences between women and men not only in the pattern of disease, disease risk factors but also in context of sosial. Because, they have different health experiences, including differences in the results of the access, quality and health. This study aimed to determine the relationship between gender and age differences in the severity of the patient's recovery in ICU General Hospital Haji Adam Malik Medan. Research also aims to provide information to the public THAT differences in gender and age play an important role in the severity and healing patients in the ICU. This study is an analytic study with cross-sectional study aimed to see healing in patients in ICU in Haji Adam Malik Hospital. All samples contained must meet the inclusion and exclusion criteria in order to be included in the study until the required sample size. The results of the study the relationship between age and treatment of patients in the ICU showed that the age of 1-10 years old have the highest cure rate ie (50%). The highest death rate was at the age of 1-10 years ie (30.4%). Male patients showed the highest cure rate compared to women (66.7%). Women showed the highest mortality rate compared to men (52.2%).
(36)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis kepada Tuhan yang telah memberikan rahmat dan kasih Karunia-nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian ini. Ini sebagai salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang dokter umum, laporan hasil penelitian ini disusun sebagai rangkaian tugas akhir dalam menyelesaikan program pendidikan di program studi Sarjana Kedokteran, Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Karya Tulis Ilmiah ini berjudul “Hubungan Antara Usia Dan Jenis Kelamin Dengan
Kesembuhan Pasien di ICU Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan Periode Juli – Oktober
2014”. Dalam proses menyelesaikan penelitian ini, peulis banyak menerima bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD, KGEH, selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. Dr, Dadik Wahyu Wijaya, Sp. An, selaku dosen pembimbing penulis yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pemikirannya dalam membimbing penulis, mulai dari awal penyusunan penelitian, pelaksanaan di lapangan, hingga selesainya laporan hasil penelitian.
3. Orangtua penulis, Ayahanda Veranan a/l Rama, dan Ibunda Letchemy a/p K.Subramaniam, serta ketiga adik penulis Shamala, Vimala, dan Pretigaa yang senantiasa mendukung dan memberikan bantuan dalam menyelesaikan laporan penelitian ini.
4. Para sahabat penulis yang memberikan dukungan dalam bentuk waktu, tenaga, dan pemikirannya yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan laporan penelitian ini.
Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan sumbang bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu kedokteran.
Penulis menyadari bahwa laporan hasil penelitian ini masih belum sempurna, baik dari segi materi maupun cara penulisannya. Oleh itu, dengan segala kerendahan hati, penulis
(37)
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan laporan hasil penelitian ini di kemudian hari.
(38)
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... i
ABSTRAK………....ii
ABSTRACT……….iii
KATA PENGANTAR………..iv
DAFTAR ISI ………...vi
DAFTAR GAMBAR………...viii
DAFTAR TABEL ………...ix
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 3
1.3. Tujuan Penelitian ... 3
1.4. Manfaat Penelitian ... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1.Intensive Care Unit (ICU)/ Pediatric intensive Care Unit (PICU) ... 5
2.1.1 Definisi ... 5
2.1.2 Deskripsi ... 6
2.1.3Prioritas ... 7
2.2. Faktor Resiko ... 10
2.2.1. Usia ... 10
2.2.2. Jenis kelamin ... 13
2.3. Penyembuhan ... 15
2.3.1 Tanda-tanda vital Normal ... 16
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL………...20
3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 20
3.2. Variable yang Diteliti ... 20
(39)
3.3.1. Intensive Care Unit (ICU)………..21
3.4. Hipotesis………. 22
BAB 4 METODE PENELITIAN……….. ... 23
4.1. Rancangan Penelitian ... 23
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 23
4.4. Metode Pengumpulan Data ... 24
4.5. Pengolahan dan Analisa Data ... 24
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………...…25
5.1.Deskripsi Lokasi Penelitian ………...25
5.2 Hasil Penelitian……….………..………. 25
5.2.1 Distribusi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin……….. .26
5.2.2 Distribusi Subjek Berdasarkan Usia……….. 26
5.2.3 Distribusi Subjek Berdasarkan Diagnosa………... 27
5.2.4 Distribusi Subjek Berdasarkan Kesembuhan………. 27
5.2.9 Hubungan antara Usia dengan Kesembuhan………...28
5.2.10Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Kesembuhan……….. 28
5.3 Pembahasan……….29
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN………...31
6.1 Kesimpulan……….31
6.2 Saran………...31
DAFTAR PUSTAKA
(40)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Contoh ICU... 7 Gambar 2.2 Ilustrasi ruang ICU... 7 Gambar 2.3 Distribusi usia dan kematian di ICU... 12 Gambar 2.4 Harapan hidup mengikut ras dan jenis kelamin…………... 14
(41)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tekanan darah pada dewasa... 15
Tabel 2.2 Ukuran kekuatan/kualitas nadi... 16
Tabel 2.3 Nadi,RR dan tekanan darah berdasarkan usia... 17
Tabel 2.4 Suhu tubuh... 18
Tabel 5.1 Distribusi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin…………. 26
Tabel 5.2 Distribusi Subjek Berdasarkan Usia……… 26
Tabel 5.3 Distribusi Subjek Berdasarkan Diagnosa………. 27
Tabel 5.4 Distribusi Subjek Berdasarkan Kesembuhan………..… 27
Tabel 5.9 Hubungan antara Usia dengan Kesembuhan……… 28
(42)
DAFTAR SINGKATAN
DepKes Departemen Kesehatan
ICU Intensive Care Unit
PICU Pediatric Intensive Care Unit
kg Kilogram
RSUP Rumah Sakit Umum Pusat WHO World Health Organitazion
LDL Low Density Lipoprotein
VLDL Very-Low-Density Lipoprotein
HDL High Density Lipoprotein
(43)
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2 Surat Ethical Clearance Lampiran 3 Output Hasil Penelitian
(1)
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... i
ABSTRAK………....ii
ABSTRACT……….iii
KATA PENGANTAR………..iv
DAFTAR ISI ………...vi
DAFTAR GAMBAR………...viii
DAFTAR TABEL ………...ix
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 3
1.3. Tujuan Penelitian ... 3
1.4. Manfaat Penelitian ... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1.Intensive Care Unit (ICU)/ Pediatric intensive Care Unit (PICU) ... 5
2.1.1 Definisi ... 5
2.1.2 Deskripsi ... 6
2.1.3Prioritas ... 7
2.2. Faktor Resiko ... 10
2.2.1. Usia ... 10
2.2.2. Jenis kelamin ... 13
2.3. Penyembuhan ... 15
2.3.1 Tanda-tanda vital Normal ... 16
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL………...20
3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 20
3.2. Variable yang Diteliti ... 20
(2)
3.3.1. Intensive Care Unit (ICU)………..21
3.4. Hipotesis………. 22
BAB 4 METODE PENELITIAN……….. ... 23
4.1. Rancangan Penelitian ... 23
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 23
4.4. Metode Pengumpulan Data ... 24
4.5. Pengolahan dan Analisa Data ... 24
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………...…25
5.1.Deskripsi Lokasi Penelitian ………...25
5.2 Hasil Penelitian……….………..………. 25
5.2.1 Distribusi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin……….. .26
5.2.2 Distribusi Subjek Berdasarkan Usia……….. 26
5.2.3 Distribusi Subjek Berdasarkan Diagnosa………... 27
5.2.4 Distribusi Subjek Berdasarkan Kesembuhan………. 27
5.2.9 Hubungan antara Usia dengan Kesembuhan………...28
5.2.10Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Kesembuhan……….. 28
5.3 Pembahasan……….29
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN………...31
6.1 Kesimpulan……….31
6.2 Saran………...31
DAFTAR PUSTAKA
(3)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Contoh ICU... 7 Gambar 2.2 Ilustrasi ruang ICU... 7 Gambar 2.3 Distribusi usia dan kematian di ICU... 12 Gambar 2.4 Harapan hidup mengikut ras dan jenis kelamin…………... 14
(4)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tekanan darah pada dewasa... 15
Tabel 2.2 Ukuran kekuatan/kualitas nadi... 16
Tabel 2.3 Nadi,RR dan tekanan darah berdasarkan usia... 17
Tabel 2.4 Suhu tubuh... 18
Tabel 5.1 Distribusi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin…………. 26
Tabel 5.2 Distribusi Subjek Berdasarkan Usia……… 26
Tabel 5.3 Distribusi Subjek Berdasarkan Diagnosa………. 27
Tabel 5.4 Distribusi Subjek Berdasarkan Kesembuhan………..… 27
Tabel 5.9 Hubungan antara Usia dengan Kesembuhan……… 28
(5)
DAFTAR SINGKATAN
DepKes Departemen Kesehatan ICU Intensive Care Unit PICU Pediatric Intensive Care Unit
kg Kilogram
RSUP Rumah Sakit Umum Pusat WHO World Health Organitazion
LDL Low Density Lipoprotein
VLDL Very-Low-Density Lipoprotein
HDL High Density Lipoprotein
(6)
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Surat Ethical Clearance Lampiran 3 Output Hasil Penelitian