PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SMA TAHUN PELAJARAN 2011 2012

Pendidikan Biologi
Volume 3, Nomor 2
Halaman 26-35

Mei 2011

PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN DALAM
PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES
SAINS DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SMA
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
THE INFLUENCE OF GUIDED INQUIRY METHOD TO SCIENCE
PROCESS SKILLS IN BIOLOGY LEARNING OBSERVED FROM
LEARNING INTEREST OF STUDENTS ON SMA
IN ACADEMIC YEAR 2011/2012
Putri Sartika Agustin1), Riezky Maya Probosari2), Harlita3)
1)

Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: putrisartika@yahoo.com
2)
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: riezwan@gmail.com
3)

Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: harlita@yahoo.co.id

ABSTRACT – The purposes of this research were to know: 1) the influence of guided
inquiry method to the science process skills; 2) the influence of student’s learning interest to
science process skills; 3) the interaction between learning method and learning interest to the
science process skills. This research was quasi experiment research using Randomized
Control Only design. Learning method and learning interest were independent variables and
to science process skills was the dependent variable. The population of this research was all
of XI grade of natural science students of SMA Negeri 1 Boyolali. The samples of this
research were the students of class XI IPA 2 as the experimental group and students of class
XI IPA 6 as the control group. The sample of this research was established by cluster random
sampling. The data about science process skills collected by use observation. Learning
interest measured by observation. The analysis was anava two away in different cell and the
advance test used Bonfferoni test. The conclusion of this research were: 1) Guided Inquiry
method had significant influence to science process skills on XI grade of SMA Negeri 1
Boyolali; 2) Learning interest had significant influence to science process skills on XI grade
of SMA Negeri 1 Boyolali; 3) There wasn’t interaction between learning method and
learning interest to science process skills on XI grade of SMA Negeri 1 Boyolali.
Keywords: Science Process Skills, Guided Inquiry Method, and learning Interest.


meningkatkan sikap ilmiah seperti jujur,

PENDAHULUAN
Sains

merupakan

ilmu

teliti, dan tekun serta hati-hati, oleh karena

pengetahuan yang mempelajari tentang

itu sains merupakan rangkaian kegiatan

alam dengan segala isinya. Sains diperoleh

ilmiah untuk memperoleh fakta, konsep

melalui serangkaian kegiatan ilmiah yang


dan produk sains lainnya dengan dilandasi

dikenal sebagai metode ilmiah. Metode

oleh sikap ilmiah.

ilmiah digunakan untuk mendapatkan

Biologi merupakan bagian dari

sejumlah fakta, konsep, prinsip, dan

sains,

hukum tentang

mempelajari

sains yang mampu


oleh

sebab
cara

itu

biologi

mencari

tahu

juga
dan

Putri Sartika Agustin– Pengaruh Metode Inquiri Terpimpin 27

memahami alam secara sistematis sesuai


yang umum diterapkan di sekolah-sekolah

dengan metode ilmiah.

Uno (2006)

masih bersifat

mengungkapkan

pembelajaran

menjadi

bahwa

teacher center. Guru

sumber


pengetahuan

dan

memiliki hakikat perencanaan atau desain

informasi utama bagi siswa dan metode

sebagai

yang diterapkan adalah metode ceramah.

sehingga

upaya

membelajarkan

siswa


berinteraksi

siswa
dengan

Metode

ini

banyak

dipilih

karena

keseluruhan sumber belajar yang mungkin

merupakan metode paling efektif untuk


dipakai

menyampaikan

untuk

mencapai

pembelajaran yang diinginkan,

tujuan
maka

bertambah

materi

seiring

yang


dengan

semakin
pesatnya

pembelajaran bologi yang tepat adalah

perkembangan IPTEK serta waktu yang

tidak hanya sekedar sajian konsep dan

terbatas.

Keterampilan proses sains

informasi tetapi juga harus melibatkan

merupakan


keterampilan

siswa pada proses belajar langsung dengan

dimiliki oleh siswa untuk menemukan

mengedepankan keterampilan proses sains

konsep seperti seorang ilmuan. Metode

agar siswa lebih memahami konsep dalam

ceramah tidak mampu memfasilitasi siswa

biologi

untuk

yang dapat berpengaruh pada


aktif

belajar

yang

dan

harus

memiliki

kemampuan menjelajahi dan memahami

keterampilan proses sains,

alam serta mengaplikasikannya dalam

diperlukan suatu kondisi dimana siswa

kehidupan sehari-hari.

mampu

Keterampilan

proses

sains

aktif

dan

untuk

itu

mengembangkan

keterampilan proses sainsnya, yaitu harus

merupakan seperangkat keterampilan yang

terpenuhi

digunakan para ilmuan dalam melakukan

eksternal. Faktor internal misalnya minat

penyelidikan ilmiah. Belajar biologi akan

belajar siswa dan faktor eksternal adalah

bermakna bilamana siswa terlibat aktif

metode pembelajaran yang digunakan.

secara intelektual, manual dan sosial maka
keterampilan

sains

internal

dan

faktor

Minat sangat diperlukan untuk

perlu

mencapai tujuan belajar dengan maksimal.

Ausubel (1968) dalam

Minat merupakan kecenderungan atau

Ango (2002) bahwa keterampilan proses

kegairahan yang tinggi atau keinginan

merupakan langkah yang penting untuk

yang tinggi terhadap sesuatu.

membangun pemahaman konsep ilmiah,

(2005) yang menyatakan bahwa minat

teori dan memahami betul prosedur ilmiah

merupakan suatu sifat yang

guna memecahkan permasalahan. Hal ini

menetap

berbeda dengan

berpengaruh terhadap belajar.Minat yang

dikembangkan.

proses

faktor

pembelajaran biologi

pada

diri

Usman

seseorang

relatif
dan

28 Pendidikan Biologi Vol. 3, No. 2, hal 26-35

baik dalam diri siswa terhadap mata

pembelajaran inquiri terpimpin. Metode

pelajaran

inquiri terpimpin dapat dikatakan sebagai

memacu

mencurahkan

siswa

segala

untuk

perhatian

dan

suatu

metode

yang

memberikan

memiliki kemauan yang besar untuk

kesempatan

menyelesaikan

menemukan informasi sendiri. Metode

tugas

belajar

yang

dibebankan dengan baik.

kepada

untuk

mempertanyakan,

untuk menentukan minat menurut Sukardi

pengetahuan

atau

(1988) yaitu:

mempelajari

suatu

minat yang diekspresikan

interest).

untuk

inquiri terpimpin mengacu pada suatu cara

Ada tiga cara yang digunakan

(expressed

siswa

informasi,
gejala.

serta
Inquiri

dapat

terpimpin merupakan suatu metode yang

mengungkapkan minat atau pilihannya

diterapkan pada peserta didik yang belum

dengan

terbiasa

kata

Seseorang

mencari

tertentu,

minat

yang

dengan

diwujudkan (manifest interest). Seseorang

Pembelajaran

dapat

bantuan

mengekspresikan

minat

bukan

metode

inquri.

dilaksanakan

dengan

dari guru yang berupa guru

melalui kata-kata tetapi melalui tindakan

memberikan pertanyaan-pertanyaan secara

atau perbuatan, ikut serta berperan aktif

runtut dan sistematis kemudian dengan

dalam suatu aktivitas tertentu, minat yang

petunjuk yang jelas dari guru, peserta didik

diinventarisasikan (inventoried interest ).

menyusun dan mengumpulkan data untuk

Seorang menilai minatnya dapat diukur

memperoleh informasi yang diinginkan.

dengan

Pembelajaran

menjawab

terhadap

sejumlah

biologi

melalui

metode

pertanyaan tertentu dan urutan pilihannya

inquiri terpimpin memberikan kesempatan

untuk kelompok aktivitas tertentu.

kepada

Pemilihan metode pembelajaran

guru

kemampuan

untuk
siswa

mengembangkan
dan

memperkaya

sangat berpengaruh terhadap keberhasilan

pemahaman siswa tentang biologi. Asmani

dalam pembelajaran.

Apabila metode

(2010) menyatakan bahwa metode inquiri

pembelajaran yang digunakan menarik

merupakan metode yang menempatkan

minat siswa maka keikutsertaan siswa

peserta didik sebagai subjek belajar,

dalam proses pembelajaran meningkat

namun guru tetap memegang peranan

dengan demikian mampu meningkatkan

penting sebagai perancang pembelajaran.

keterampilan proses sains pada diri siswa.

Langkah-langkah dalam proses

Alternatif yang dapat dilakukan untuk

inquiri menurut Wenno (2008) adalah a.

mengatasi permasalahan

adalah

observasi, b. perumusan masalah, c.

metode

menetapkan jawaban sementara / hipotesis,

dengan

menggunakan

ini

Putri Sartika Agustin– Pengaruh Metode Inquiri Terpimpin 29

d. siswa mencari informasi, data, fakta

yang sebelumnya telah di uji dengan uji

yang diperlukan, e. menarik kesimpulan

normalitas menggunakan uji Anderson-

jawaban.

Darling

dan homogenitas dengan uji

Levene’s. Analisis uji lanjut menggunakan
uji Bunfferoni.

METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di SMA
Negeri I Boyolali kelas XI semester ganjil

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil

analisis

pengaruh

tahun ajaran 2011/2012. Populasi dalam

penerapan

penelitian ini adalah semua siswa kelas XI

terhadap keterampilan proses sains dapat

SMA

disajikan pada tabel 1.

Negeri

I

Boyolali.

Teknik

pengambilan sampel yang digunakan pada
penelitian ini

adalah

cluster random

sampling. Dari enam kelas diambil dua
kelas

metode

inquiri terpimpin

Tabel 1. Uji Analisis pengaruh Metode
Pembelajaran

terhadap

keterampilan proses sains

untuk dijadikan sampel yaitu

sebagai kelompok eksperimen dan sebagai
kelompok

kontrol.

diperoleh

kelas

XI

Hasil
IPA

sampling
2

sebagai

kelompok eksperimen dengan menerapkan

Berdasarkan

tabel

di

atas

metode inquiri terpimpin dan kelas XI IPA

diketahui bahwa

6

dengan

inquiri terpimpin berpengaruh terhadap

konvensional.

keterampilan proses sains siswa. Hasil

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

analisis uji lanjut Bonferroni dapat dilihat

metode pembelajaran dan minat belajar,

pada tabel 2:

serta variabel terikat yaitu keterampilan

Tabel 2. Hasil Uji Bonferroni

sebagai

kelompok

menerapkan

metode

kontrol

penerapan

metode

proses sains.
Pengumpulan data menggunakan
teknik observasi baik keterampilan proses
sains maupun minat belajar. Rancangan
penelitian

Randomized

Control

Only

Design. Analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis varians (anava) dua
jalan pada sel yang tidak sama dengan uji
General Linear Model pada Minitab 16

Berdasarkan tabel di atas terlihat
bahwa metode inquiri terpimpin lebih baik
dari pada metode konvensional. Hal ini
disebabkan
terpimpin

karena
yang

metode

diterapkan

di

inquiri
kelas

30 Pendidikan Biologi Vol. 3, No. 2, hal 26-35

eksperimen
struktur

dengan

pelajaran

dilakukan ini akan muncul pertanyaan-

tumbuhan

pertanyaan dari peserta didik. Berdasarkan

materi

jaringan

organ

mempersiapkan peserta didik pada situasi

pertanyaan

yang

untuk

mengarahkan

siswa

melakukan

dengan

eksperimen

bimbingan

dari

sendiri

guru.

Siswa

eksperimen

diajukan,
untuk

guru

melakukan

mendeskripsikan

masing-

dibimbing untuk mampu melihat apa yang

masing organ tanaman baik dari tanaman

terjadi,

sesuatu,

jagung maupun bayam dengan bantuan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan

LKS. LKS yang diberikan berisi kolom-

mencari

serta

kolom yang harus diisi siswa untuk

yang satu

melakukan penyelidikan ilmiah dimulai

ingin

melakukan

jawaban

sendiri

menghubungkan penemuan
dengan

penemuan

yang

lain,

dengan

merumuskan

pertanyaan,

hipotesis,

menuliskan

membandingkan apa yang ditemukannya

menyusun

dengan yang ditemukan peserta didik

rancangan kerja, melakukan eksperimen,

lainnya

diperoleh

mengumpulkan data, menganalisis dan

kesimpulan sementara. Hal ini menjadikan

membuat kesimpulan. Langkah-langkah

siswa lebih memahami proses perolehan

inquiri yang padat ini membuat siswa

ilmu dan melatih siswa untuk mampu

berperan aktif dalam menyelesaikan beban

membaca apa yang ada di alam, khususnya

belajar di kelas, dan hanya beberapa siswa

mengenai

tumbuhan.

yang kurang aktif. Pernyataan ini didukung

Peristiwa ini berbeda dengan nyata bila

pula oleh Sevilay Karamustafaoğlu (2011)

dibandingkan dengan yang terjadi pada

bahwa keterampilan proses sains sangat

kelas

menerapkan

bermanfaat bagi siswa untuk mampu

pembelajaran metode ceramah bervariasi.

berpartisipasi aktif dalam penyelidikan di

Pembelajaran di kelas kontrol lebih di

laboratorium.

sehingga

anatomi

kontrol

dominasi

dapat

oleh

organ

dengan

guru

sebagai

sentral

informasi.

kelas

Hasil

pengamatan

dalam

pembelajaran inquiri terpimpin, siswa

Pembelajaran inquiri terpimpin di

memiliki kesempatan yang luas untuk

XI

menumbuhkan

IPA

2

berlangsung

di

dan

meningkatkan

laboratorium biologi SMA Negeri 1

keterampilan

Boyolali yang dimulai dengan melakukan

dilakukan oleh Ramziye Ergul dkk (2011)

pengamatan terhadap organ-organ dari dua

yakni inquiri terpimpin melibatkan siswa

jenis tanaman jagung (monokotil) dan

dalam penyelidikan ilmiah, sedangkan

bayam (dikotil), dari pengamatan yang

menurut Zehra dan Nermin (2009) dalam

proses.

Penelitian

yang

Putri Sartika Agustin– Pengaruh Metode Inquiri Terpimpin 31

penelitian yang dilakukan menunjukkan

Hasil analisis pengaruh minat

bahwa inquiri terpimpin meningkatkan

belajar terhadap keterampilan proses sains

keterampilan

siswa dapat dilihat pada tabel 3:

proses

siswa

dengan

memberikan banyak latihan keterampilan

Tabel 3. Hasil analisis pengaruh minat
terhadap

hans on.
Pelaksanaan pembelajaran inquiri

keterampilan

proses

sains

terpimpin di kelas XI IPA 2 menunjukkan
antusias yang tinggi pada siswa dalam
penyelidikan.

Masing-masing

siswa

memiliki tugas yang harus diselesaikan

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa

dan terfokus pada tugas. Rasa tanggung

minat belajar berpengaruh nyata terhadap

jawab yang tinggi juga didorong akan

keterampilan proses sains.

keingintahuan yang harus segera terjawab
melalui

penyelidikan.

masing-masing
menyelesaikan

Terbukti

kelompok
tiap

alur

dari

mencoba
yang

telah

Hasil uji lanjut untuk pengaruh
minat belajar

terhadap keterampilan

proses sains dapat dilihat pada tabel 4:
Tabel 4. Hasil Uji lanjut pengaruh minat

diberikan sesuai panduan LKS. LKS yang

belajar

diberikan memicu siswa untuk berpikir

proses sains

terhadap keterampilan

kritis dengan disertai kata kunci dan
pernyataan-pernyataan

yang

mengarah

pada bagian-bagian tertentu dari struktur
jaringan organ tanaman. Hal ini didukung
oleh Hanafiah dan Suhana (2009) dalam
Moehamad

Hayin

Amin

(2010)

menyatakan bahwa pembelajaran inquiri
terpimpin
pembelajaran
maksimal

merupakan
yang

serangkaian

melibatkan

secara

seluruh kemampuan siswa

untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, dan logis sehingga siswa

Berdasarkan

analisis

data

dapat menemukan konsep, sikap dan

diketahui

keterampilan

terhadap keterampilan proses sains. Hasil

sebagai

perubahan tingkah laku.

wujud

adanya

bahwa

minat

berpengaruh

uji lanjut menunjukkan bahwa minat tinggi

32 Pendidikan Biologi Vol. 3, No. 2, hal 26-35

dan sedang memiliki pengaruh yang lebih

langkah kerja secara sistematis tepai tidak

baik terhadap keterampilan proses sains

dijelaskan secara rinci, menggunakan dua

daripada minat rendah. Hal ini disebabkan

atau satu sumber referansi lain, sedangkan

karena siswa yang memiliki minat belajar

siswa dengan minat belajar rendah sering

tinggi dalam pembelajaran materi organ

melakukan

tumbuhan

pembelajaran

memiliki

perhatian

dan

aktifitas
materi

diluar

proses

anatomi

organ

kemauan yang besar untuk mengikuti

tumbuhan, yaitu kurang berperan serta

setiap tahap dalam proses pembelajaran

dalam setiap langkah inquiri terpimpin,

sehingga

mencurahkan

siswa cenderung hanya berjalan-jalan,

segenap perhatian pada pembelajaran,

hanya melihat teman-teman yang lain

lebih aktif, lebih terampil dan rasa

bekerja, sikap duduk yang tidak baik

keingintahuan

untuk

(tiduran), jika bertanya tidak ada sangkut

memecahkan permasalahan. Reilli dan

paut dengan materi pelajaran seperti

Lewiss (1983) dalam Chumdari dan

bertanya mengenai kehidupan guru, dan

Hadiyah (2007) menyatakan bahwa minat

tidak

merupakan kegairahan yang tinggi atau

eksperimen sehingga menjadikan siswa

keinginan yang besar terhadap suatu

terlihat kurang merespon pembelajaran dan

kegiatan dimana minat menjadi sebab

tidak terlihat nyata usaha untuk mampu

kegiatan itu dilakukan seseorang dan juga

menyelesaikan

merupakan

meskipun sesekali siswa dengan minat

peserta

didik

lebih

penyebab

tinggi

seseorang

turut

berpartisipasi dalam suatu kegiatan.
Siswa

dengan

minat

turut

andil

tugas

dalam

kegiatan

yang

diberikan

belajar rendah membantu teman dalam
belajar

anggota

kelompok

untuk

melakukan

sedang memiliki keaktifan yang rata-rata

pengamatan anatomi organ tumbuhan.

bila dibandingkan dengan siswa dengan

James (1890) dalam

Usman (1994)

minat belajar tinggi, hal ini terlihat ketika

menyatakan

minat

terjadi

di

merupakan faktor utama yang menentukan

laboratorium yaitu siswa dengan minat

derajat keaktifan belajar siswa, maka siswa

belajar sedang mengambil peran yang

dengan minat sedang cenderung memiliki

baik dalam pengamatan ataupun dalam

keaktifan yang lebih baik dibandingkan

penyusunan rancangan penelitian akan

siswa dengan minat belajar rendah. Hal ini

tetapi masih terdapat kekurangan misalnya

didukung pula oleh Sagala (2009) yang

menuliskan

belum

menyampaikan bahwa belajar aktif berarti

memenuhi semua indikator, menuliskan

giat bekerja, berusaha, dan melakukan

proses

pembelajaran

kesimpulan

tetapi

bahwa

siswa

Putri Sartika Agustin– Pengaruh Metode Inquiri Terpimpin 33

Interaksi antara penerapan metode

perbuatan untuk menemukan pengetahuan
melalui

belajar

mengaktifkan

dengan

banyak

berbuat,

indera

untuk

mencari tahu, berinteraksi dalam kerja

pembelajaran
pada

dan

minat belajar siswa

keterampilan proses sains

dapat

disajikan dengan grafik 1 sebagai berikut:

kelompok dan diskusi, dan berkomunikasi
melalui presentasi. Siswa dengan minat
yang tinggi akan mendorong

keaktifan

dalam

demikian

diri

siswa,

dengan

keterampilan proses yang dicapai juga
akan meningkat, namun sebaliknya siswa
dengan

minat

belajar

rendah

akan

menunjukkan keaktifan yang rendah, hal
ini berakibat keterampilan yang dikuasai
akan rendah pula.

Berdasarkan Grafik 1 yaitu grafik

Hasil perhitungan keterampilan
proses

sains

berdasarkan

metode

interaksi dapat diketahui bahwa pengaruh
metode

inquiri

terpimpin

terhadap

pembelajaran dan ditinjau dari minat

keterampilan proses sains siswa selalu

belajar menggunakan analisis variansi dua

lebih baik daripada metode konvensional

jalan dengan sel tak sama dapat

untuk minat tinggi, sedang, dan rendah,

dilihat pada tabel 5:

serta minat belajar tinggi selalu lebih baik

Tabel 5. Uji Analisis Interaksi antara

daripada minat belajar sedang dan rendah,

metode pembelajaran dan minat

kemudian minat belajar sedang lebih baik

belajar

daripada minat belajar rendah pada metode

terhadap

keterampilan

proses sains

inquiri

terpimpin

maupun

metode

konvensional. Hal ini dikarenakan metode
pembelajaran dan minat belajar memiliki
pengaruh
Data tersebut dapat diinterpretasikan tidak
ada pengaruh bersama (interaksi) antara
penerapan metode pembelajaran dan minat
belajar siswa keterampilan proses sains.

sendiri-sendiri

keterampilan proses sains siswa.

terhadap
Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa siswa
dengan minat belajar tinggi memiliki
dorongan yang kuat untuk aktif dalam
pembelajaran dan memiliki kemauan yang
keras untuk menguasai materi baik dengan

34 Pendidikan Biologi Vol. 3, No. 2, hal 26-35

metode pembelajaran inquiri terpimpin
ataupun metode konvensional sehingga
minat belajar tidak berpengaruh terhadap
metode

pembelajaran.

Berdasarkan

pengamatan, banyak faktor lain yang
mempengaruhi ketercapaian keterampilan
proses sains selain metode pembelajaran
yang diterapkan dan minat belajar. Faktor
internal yang turut berpengaruh selain
minat belajar antara lain aspek fisiologis
(kesehatan siswa) dan aspek psikologis
(gaya belajar) serta faktor eksternal lain
yaitu lingkungan belajar, dukungan orang
tua, sarana dan prasarana yang mendukung
dalam pembelajaran, serta keikutsertaan

Ango, Mary L. 2011. Mastery of Science
Process Skills and Their
Effective Use in the Teaching of
Science: An Educology of
Science Education in the
Nigerian Context. International
Journal of Educology. 16 (1).
Chumdari dan Hadiyah. 2007. Pengaruh
Penggunaan
Lingkungan
sebagai Sumber Belajar dan
Pembelajaran
Konvensional
terhadap
Prestasi
Belajar
Kewirausahaan Ditinjau dari
Minat
Berwirausaha
pada
Mahasiswa PGSD FKIP UNS
Tahun 2007. Hibah Penelitian
Nomor
006/SP2H/PP/DP2M/III/2007.
Surakarta: UNS.

siswa dalam bimbingan belajar di luar

belajar

Dewa Ketut Sukardi.1988. Bimbingan dan
konseling. Jakarta : Bina Aksara
Ergul, Ramziye. 2011. The
Effects
Of
Inquiry-Based
Science
Teaching
On
Elementary School Students’
Science Process Skills And
Science Attitudes. Bulgarian
Journal
of
Science
and
Education Policy (BJSEP), 5
(1).

keterampilan proses sains pada siswa kelas

Hamzah B. Uno. 2006. Orientasi Baru
dalam Psikologi Pembelajaran.

sekolah.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data dan
pembahasan,

dapat

disimpulkan:

(1)

Metode pembelajaran inquiri terpimpin
berpengaruh nyata terhadap keterampilan
proses sains pada siswa kelas XI SMA
Negeri

1 Boyolali.

(2) Minat

siswa berpengaruh nyata terhadap

XI SMA Negeri 1 Boyolali. (3) Tidak ada
interaksi antara

metode pembelajaran

inquiri terpimpin dengan minat belajar
terhadap keterampilan proses sains pada
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Boyolali.
DAFTAR PUSTAKA

Jamal

Ma’mur Asmani. 2010. Tips
Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif,
dan Inovatif. Yogyakarta: Diva
Press.

Karamustafaoğlu,
Sevilay.
2011.
Improving the Science Process
Skills Ability of Science Student
Teachers Using I Diagrams.

Putri Sartika Agustin– Pengaruh Metode Inquiri Terpimpin 35

Eurasian J. Phys. Chem. Educ.
3(1): 26-38
Moehamad Hayin Amin. 2010. Hasil
Belajar Biologi Ditinjau Dari
Pembelajaran
Inkuiri
Dan
Kemandirian Belajar Pada Kelas
VII SMP N 16 Surakarta
Tahun
Ajaran
2008/2009.
Skripsi. Surakarta: UNS.
Syaiful

Sagala. 2009.
Kemampuan
Profesional Guru dan Tenaga
Kependidikan.
Bandung:
Penerbit Alfabeta.

Uzer Usman. 2005.
Menjadi Guru
Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Wenno I. H. 2008.
Strategi Belajar
Mengajar
Sains
Berbasis
Kontekstual.
Yogyakarta:
Penerbit Inti Media.
Zehra dan Nermin. 2009. The Effect of a
Guided Inquiry Method on Preservice
Teachers’
Science
Teaching Self-Efficacy Beliefs.
Journal of Turkish Science
Education, 6, Issue 2.

Dokumen yang terkait

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA NEGERI 8 PADANGSIDIMPUAN.

0 4 27

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011 2012

0 1 12

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 SUMBUL.

0 0 27

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

0 0 9

Pengaruh Strategi Pembelajaran INSTAD Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Biologi.

0 3 12

Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari Metode Pembelajaran Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review (PQ4R) dan Minat Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kebakkramat Tahun Pelajaran 2011 / 2012.

0 0 12

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA NEGERI DI KOTA YOGYAKARTA DALAM MATA PELAJARAN BIOLOGI DITINJAU DARI JENJANG KELAS.

0 0 1

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA NEGERI DI KOTA YOGYAKARTA DALAM MATA PELAJARAN BIOLOGI DITINJAU DARI KEFAVORITAN SEKOLAH.

0 2 1

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA NEGERI DI KOTA YOGYAKARTA DALAM MATA PELAJARAN BIOLOGI DITINJAU DARI GENDER.

0 0 1

Penerapan Model Pembelajaran Biologi Berbasis Masalah Lingkungan terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari Keterampilan Proses Sains Siswa

0 0 6