PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

Pendidikan Biologi
Volume 4, Nomor 2
Halaman 44-52

Mei 2012

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN
GUIDED DISCOVERY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS
SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
THE INFLUENCE OF GUIDED DISCOVERY LEARNING METHODS
TOWARD SCIENCE SKILL PROCESS IN CLASS X OF SMA NEGERI 1
TERAS BOYOLALI IN ACADEMIC YEAR 2011/2012
Abrari Nur Aan Ilmi1), Meti Indrowati2), Riezky Maya Probosari.3)
1)
2)

Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: [email protected]
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: [email protected]
3)
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: [email protected]


ABSTRACT – The purpose of this study is to determine the influence of Guided
Discovery learning methods toward science process skill in class X of SMA Negeri 1 Teras
Boyolali in academic year 2011/2012. This research was quasi experiment and posttest only
control group design was used as a research design. Guided Discovery learning method was
independent variables and science skill process was dependent variable. Student of class X of
SMA Negeri 1 Teras Boyolali as a population. The samples of this research were the students
of class X-1 as the experimental group and students of class X-3 as the control group. The
sample of this research was established by cluster random sampling. Data was collected
using test and observation. The data were analyzed using t-test method. The conclusion of
this research was Guided Discovery learning method was had significantly affected the
science process skill on X grade of SMA Negeri 1 Teras Boyolali.
Keywords: Guided Discovery learning method, Science Process Skill
Pembelajaran

PENDAHULUAN
Pendidikan adalah kunci semua
kemajuan

perkembangan


sebagai

bagian dari sains terdiri dari produk dan

yang

proses. Produk biologi terdiri atas sebuah

berkualitas. Menurut pendapat Amri dan

teori dan prinsip dari kehidupan makhluk

Ahmadi

rangka

hidup

dengan


lingkungan. Dari segi proses, maka biologi

mewujudkan

dan

biologi

(2010),

dalam

pendidikan

beserta

interaksinya

kompetensi yang beragam, harus melewati


sebagai

proses yang diterapkan

berbagai keterampilan sains.

dalam proses

bagian

dari

sains

dengan

memiliki
Kenyataan


pembelajaran. Proses pembelajaran, sering

yang terjadi di lapangan, dalam proses

dipahami sebagai proses belajar mengajar

belajar mengajar, produk lebih diutamakan

yang di dalamnya terjadi interaksi guru,

daripada proses. Siswa kurang berperan

siswa dan antara sesama siswa untuk

dalam memperagakan keterampilan proses.

mencapai suatu tujuan yaitu terjadinya

Hal tersebut bertolak belakang dengan


perubahan sikap dan tingkah laku siswa.

pendapat Herawan (2007),

menyatakan

Abrari Nur Aan Ilmi – Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Guided 45
Discovery

bahwa dalam proses belajar mengajar

pengolahan data dan mengkomunikasikan

biologi, produk dan proses adalah sama

hasil eksperimen secara lisan dan tertulis.

pentingnya serta tidak dapat dipisahkan

Sebagian


satu sama lain.

kegiatan di atas harus dilakukan pada

Pembelajaran sains yang terjadi di
lapangan

masih banyak menggunakan

guru

menganggap

bahwa

laboratorium yang dilengkapi alat-alat
yang mahal. Hal tersebut bukan menjadi

metode klasikal, sehingga siswa cenderung


syarat

kesulitan memahami konsep-konsep sains

keterampilan proses. Kita dapat mengatasi

yang sebagian besar bersifat

abstrak.

masalah tersebut dengan memanfaatkan

Menurut Subagyo dkk (2009),

hakikat

lingkungan sekitar sebagai sarana untuk

belajar


sekedar

memperagakan keterampilan proses sains.

sains

tidak

cukup

utama

dalam

melakukan

Pembelajaran biologi hendaknya

mengingat dan memahami konsep yang

ditemukan ilmuwan, melainkan

adalah

tidak lagi terlalu berpusat pada guru

pembiasaan

perilaku

ilmuwan

dalam

melainkan harus lebih berorientasi pada

menemukan

konsep


yang

dilakukan

melalui percobaan dan penelitian ilmiah.

siswa.

Menurut Amri dan Ahmadi

(2010), pengalaman belajar bagi siswa

bukanlah

dapat diperoleh melalui rangkaian kegiatan

memindahkan

dalam mengeksplorasi lingkungan melalui

pengetahuan yang dimiliki guru ke pikiran

interaksi aktif dengan teman sejawat dan

siswa.

seluruh lingkungan belajarnya.

Mengajar
sekedar

biologi

kegiatan

Mengajar

adalah

kegiatan

pemberdayaan siswa untuk membangun
sendiri

pengetahuannya.

Herawan

(2007),

Menurut

dalam

proses

Berdasarkan permasalahan yang
diungkapkan

pergeseran paradigma dalam pembelajaran

pembelajaran biologi, siswa tidak hanya

biologi.

mendengar,

ditempatkan

mencatat,

informasi

yang

melainkan

adanya

dan

menghafal

Pembelajaran
kembali

biologi
sesuai

perlu
hakikat

disampaikan

guru,

aslinya yaitu produk dan proses. Mata

kesempatan

untuk

pelajaran biologi seharusnya melibatkan

memanipulasi dan memproses informasi.
Pembelajaran biologi seharusnya
mampu

di atas, perlu dilakukan

mengembangkan

keterampilan

proses seperti percobaan atau eksperimen,

siswa secara aktif dalam mengembangkan
keterampilan

proses,

membangun

pengetahuan dan pengalaman siswa.
Metode

pembelajaran

yang

hipotesis,

mampu mengatasi masalah tersebut adalah

melakukan percobaaan, pengambilan data,

metode penemuan (discovery). Menurut

dimana

siswa

merumuskan

46 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 2, hal 44-52

Suryosubroto

(2002)

ada

guru

yang

Hasil pengambilan sampel secara

menggunakan metode penemuan terpimpin

acak diperoleh

(guided

kontrol dengan

discovery),

penemuan

tidak

X.3

sebagai kelompok

metode pembelajaran

terpimpin sama sekali dan metode inquiry.

ceramah bervariasi dan X.1

Guided

kelompok eksperimen dengan penerapan

discovery

merupakan

metode

sebagai

pembelajaran yang mengarahkan siswa

metode

pada kegiatan yang dapat mengembangkan

bebas pada penelitian ini adalah metode

keterampilan proses sains di mana siswa

pembelajaran dan variabel terikat yaitu

dibimbing

keterampilan proses sains.

untuk

menemukan

dan

menyelidiki sendiri tentang suatu konsep
sains

sehingga

pengetahuan

dan

Guided Discovery.

Penelitian ini menggunakan tiga
metode

pengumpulan data. Teknik tes

keterampilan yang dimiliki siswa bukan

digunakan

hasil

keterampilan

mengingat

seperangkat

fakta

melainkan hasil temuan mereka sendiri.
Penelitian ini dilakukan dengan
tujuan

untuk

mengetahui

Variabel

untuk

menekankan
dokumentasi

mengambil

proses

data

sains

ranah kognitif.
dilakukan

yang
Teknik
dengan

pengaruh

mengumpukan data, mengambil catatan-

penerapan metode pembelajaran Guided

catatan dan menelaah dokumen yang ada

Discovery terhadap keterampilan proses

yang

sains siswa kelas X SMA Negeri 1 Teras

penelitian, sedangkan metode observasi

Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012.

digunakan untuk mengetahui keterampilan

METODE PENELITIAN

proses sains yang menekankan aspek

Penelitian ini

dimiliki

kaitan

dengan

objek

dilaksanakan di

psikomotor. Instrumen penelitian berupa

SMA Negeri 1 Teras Boyolali kelas X

tes diujicobakan untuk diketahui validitas

pada semester genap tahun pelajaran

dan reliabilitasnya. Rancangan penelitian

2011/2012. Populasi dalam penelitian ini

Postest Only Control Group Design.

adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

Analisis

1

menggunakan t-test (uji t).

Teras

Boyolali

tahun

pelajaran

2011/2012. Pengambilan sampel dilakukan
dengan cara

cluster random sampling.

Dari tujuh kelas pada kelas X

yang

terdapat di SMA Negeri 1 Teras Boyolali
diambil

2

kelas

sebagai

kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.

data

pada

penelitian

ini

Uji prasyarat yaitu uji normalitas
menggunakan uji Kolmogorov Smirnov
(Liliefors Significance Correction)
homogenitas dengan uji Levene’s.

dan

Abrari Nur Aan Ilmi – Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Guided 47
Discovery

Tabel

HASIL DAN PEMBAHASAN
Data keterampilan proses sains
biologi siswa

pada materi pencemaran

lingkungan meliputi dua ranah yaitu

1.

Pengaruh

Metode

Guided

Discovery terhadap Keterampilan Proses
Sains.
KPS

keterampilan proses sains yang lebih

F
0,270

Pvalue
0,000

Kriteria

Keputusan
Uji
H0
Ditolak

p-value
< 0,05

menekankan kognitif sehingga

diukur

menggunakan

seperti

Tabel 1 menunjukkan bahwa HO

merencanakan

ditolak, maka H1 diterima, artinya ada

tes

essay

mengelompokkan,
percobaan,

berhipotesis,

perbedaan

yang

signifikan

rata-rata

mengkomunikasikan, menyimpulkan dan

keterampilan proses sains siswa antara

keterampilan proses sains yang lebih

kelas kontrol dengan metode pembelajaran

menekankan psikomotor sehingga diukur

ceramah bervariasi dan kelas eksperimen

menggunakan

dengan metode pembelajaran

lembar observasi seperti

mengamati, menggunakan alat dan bahan

Discovery,

serta

bahwa penerapan metode

melaksanakan

percobaan.

Data

sehingga

Guided

diinterpretasikan
pembelajaran

keterampilan proses sains biologi siswa

Guided Discovery berpengaruh terhadap

diambil dari dua kelas yaitu kelas

keterampilan proses sains siswa.

X.3

Pembelajaran

sebagai kelompok kontrol dan kelas X.1

biologi

sebagai kelompok eksperimen dengan

menggunakan

metode Guided Discovery berjumlah 34

Guided Discovery terbukti melatih siswa

siswa. Dari hasil analisis deskriptif dapat

dalam

diketahui

proses sains sehingga hakikat sains sebagai

bahwa

data-data

penelitian

metode

mengembangkan

pembelajaran

keterampilan

sains

proses dan produk dalam pembelajaran

berdistribusi normal sehingga keputusan

biologi dapat terlaksana secara maksimal.

yang

Hal

tentang

keterampilan

berlaku

bagi

proses

sampel

dapat

ini

sesuai

dengan

digeneralisasikan kepada populasi. Hasil

Akinbobola

uji homogenitas diketahui bahwa varians

bahwa

populasi bersifat homogen.

sebaiknya digunakan oleh guru untuk

Pengujian

(2010)

metode

hipotesis dilakukan dengan uji t (t-test)

mengembangkan

menggunakan

sains

SPSS

16. Berdasarkan

siswa.

yang

pendapat
menyatakan

Guided Discovery

keterampilan
Metode

proses

pembelajaran

hasil analisis data maka dapat dibahas

Guided Discovery mendorong siswa untuk

sebagai berikut:

mengembangkan

keterampilan

proses

sains pada materi pencemaran lingkungan

48 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 2, hal 44-52

seperti mengamati

hasil eksperimen,

guru menayangkan video pencemaran,

mengklasifikasikan

macam-macam

sehingga siswa mengetahui gambaran

pencemaran,

membuat

hipotesis

materi yang akan dipelajari.

eksperimen pengaruh detergen terhadap

Tahap selanjutnya adalah problem

kelangsungan hidup ikan, merencanakan

statement yaitu guru membimbing siswa

eksperimen, menggunakan alat dan bahan

untuk mengidentifikasi masalah yang ada

saat eksperimen, melakukan eksperimen,

di LKS berupa wacana yang dibuat oleh

mengkomunikasikan, dan menyimpulkan

guru

hasil

detergen

eksperimen

pengaruh

detergen

terhadap kelangsungan hidup ikan.
Aktivitas

siswa

pada

mengenai
dan

dampak

penggunaan

siswa dibimbing untuk

membuat hipotesis eksperimen tentang
saat

pengaruh detergen terhadap kelangsungan

kelas X.I

hidup ikan. Guru mendorong siswa untuk

sebagai eksperimen terlihat aktif karena

menyampaikan ide-ide mereka melalui

pembelajaran berpusat pada siswa dan

pertanyaan yang diajukan sehingga siswa

guru hanya sebagai fasilitator. Hal ini

dapat berpikir dalam pembuatan hipotesis

terlihat saat guru melaksanakan langkah-

untuk

langkah

siswa

terhadap kelangsungan hidup ikan.

discovery

untuk

Tahap selanjutnya

konsep-konsep

yang

pembelajaran berlangsung di

pembelajaran

melakukan proses
menemukan
diberikan

guru

pencemaran

pada

dan

mata

lingkungan.

pelajaran

eksperimen

pengaruh

detergen

adalah data

collecting dimana siswa akan melakukan
eksperimen

untuk mengetahui dampak

Simulation

suatu detergen dengan konsentrasi yang

adalah tahap pertama dalam metode

berbeda terhadap kelangsungan hidup ikan

Guided

dengan hipotesis yang dibuat pada tahap

Discovery

dimana

guru

menayangkan video yang berisi tentang

sebelumnya.

Peran

pencemaran lingkungan dan guru meminta

memfasilitasi

dan membimbing siswa

siswa untuk mengidentifikasi macam-

saat

macam polutan dan jenis pencemaran

menyediakan

berdasarkan tempat terjadinya. Proses

digunakan

discovery

detergen dengan ukuran yang berbeda.

yang terjadi pada tahap ini

melakukan
alat

Guru

tentang

langkah-langkah

pencemaran

praktikum,
dan

bahan

adalah

yaitu
yang

seperti wadah, ikan, dan

adalah siswa menemukan konsep-konsep
macam-macam

guru

membimbing

siswa membuat

eksperimen,

dan

setelah melihat video yang sudah diberikan

membantu siswa jika ada kesulitan dalam

guru. Siswa sangat memperhatikan saat

melakukan eksperimen. Menurut Vassiliki

Abrari Nur Aan Ilmi – Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Guided 49
Discovery

Derri dan Maria Pachta (2007)

adanya

Rustaman

(2005) menyatakan

bimbingan guru saat eksperimen dan

bahwa

analisis

anak

kesempatan siswa sebagai scientist untuk

memahami kemampuan masing-masing

menemukan suatu teori maupun konsep

dalam mencapai tujuan belajar.

biologi dan eksperimen dilakukan untuk

masalah

membantu

Pelaksanaan eksperimen berjalan

kegiatan

eksperimen

memberi

menguji kebenaran hipotesisnya terutama

lancar karena siswa telah memahami

pada

prosedur

dilakukan.

Kegiatan eksperimen pada kelas X.I ini

Siswa juga terlihat senang saat melakukan

merupakan suatu proses discovery, karena

eksperimen karena tidak hanya belajar

siswa

teori pencemaran lingkungan saja tetapi

pembuatan hipotesis, pembuktian hipotesis

langsung bisa mempraktekkan sendiri

dengan eksperimen dan menyimpulkan

dampak pencemaran air di lingkungan

hasil

dengan alat dan bahan yang cukup

terhadap kelangsungan hidup ikan.

eksperimen

sederhana

yang

tersebut.

Balim

(2009)

materi

pencemaran

terlibat

langsung

eksperimen

lingkungan.

mulai

pengaruh

Tahap selanjutnya

dari

detergen

adalah data

menyatakan bahwa metode pembelajaran

processing yaitu siswa menuliskan hasil

penemuan

siswa

pengamatan pada tabel pengamatan di

informasi dengan

LKS. Hasil eksperimen yang diamati yaitu

membahas dan mengajukan pertanyaan

sebelum dan sesudah diberi detergen

untuk mendapatkan

meliputi tiga kriteria seperti kondisi sisik,

mengharuskan

menganalisis konsep,

informasi sendiri.

Siswa harus berpartisipasi aktif dalam

kondisi

kegiatan

pergerakan ikan. Siswa melakukan diskusi

kelompok

menemukan

di

kelas

solusi

untuk

kemudian

insang,

dengan

tingkah

kelompoknya

laku

dan

masing-masing

mempraktikkan langsung di laboratorium.

dalam mengerjakan LKS dan ketika

Metode

diskusi

pembelajaran

penemuan

siswa mengajukan pertanyaan

(Discovery) merupakan salah satu metode

kepada guru tentang hal-hal yang belum

pengajaran yang bervariasi dimana siswa

dipahami,

aktif dan guru

mereka,

bertanya mengapa sisik ikan berlendir dan

terbukti dapat meningkatkan keberhasilan

berdarah jika terkena detergen. Guru tidak

siswa

langsung menjawab pertanyaan, tetapi

dan

daripada

membimbing

keterampilan

metode

penyelidikan

pembelajaran

tradisional yang biasa dilakukan.

secara

misalnya ada siswa yang

guru melakukan tanya jawab dengan siswa
untuk

menjawab

pertanyaan

yang

disampaikan, sehingga siswa termotivasi

50 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 2, hal 44-52

untuk berpikir dalam menyampaikan ide-

siswa pada saat pembelajaran di kelas

ide mereka.

kontrol

Tahap

selanjutnya

verification,
hasil

yaitu

dimana siswa menganalisis

eksperimen

pengaruh

detergen

terhadap kelangsungan hidup ikan

dan

hanya mendengar dan mencatat

apa yang disampaikan guru karena guru
lebih

mendominasi

dalam

kegiatan

pembelajaran. Pertemuan pertama
menyampaikan

materi

guru

pencemaran

menyimpulkan apakah hasil eksperimen

lingkungan dengan ceramah dimana siswa

sesuai dengan yang dibuat hipotesis yang

hanya mendengarkan dan ada sebagian

dibuat

siswa yang mencatat penjelasan guru.

sebelumnya,

detergen

jika

penggunaan

berpengaruh

terhadap

Pertemuan

kedua

siswa

melakukan

kelangsungan hidup ikan berarti hipotesis

eksperimen seperti pengaruh detergen

terbukti. Pada tahap verification ini guru

terhadap kelangsungan hidup ikan. Pada

senantiasa

akhir pembelajaran

mengajukan

pertanyaan

kepada

pertanyaansiswa

guru mengadakan

untuk

tanya jawab kepada siswa tentang materi

menganalisis hasilnya sehingga didapatkan

yang sudah diajarkan. Satu siswa bertanya

kesimpulan yang spesifik dari eksperimen

pada guru tentang materi yang belum

yang dilakukan.

dipahami,

Siswa terlihat antusias

seperti

alternatif

untuk

ketika menjawab pertanyaan dari guru dan

menanggulangi

terlihat aktif dalam kegiatan tanya jawab

Pertanyaan

untuk membuat kesimpulan eksperimen.

tingkat rendah, karena pemahaman siswa

Selama pembelajaran berlangsung siswa

hanya terbatas pada materi yang dijelaskan

aktif bertanya dan mau

menyampaikan

guru. Selama pembelajaran hampir tidak

gagasan untuk pemecahan masalah materi

ada siswa yang bertanya, tetapi saat guru

pencemaran lingkungan, sehingga jika

megajukan

guru

kepada

mereka kesulitan menjawab pertanyaan

untuk

guru. Hal tersebut dikarenakan siswa

siswa,

mengajukan
mereka

pertanyaan

tidak

kesulitan

menjawab pertanyaan tersebut.

X.3

belum

pencemaran

tersebut

masih

pertanyaan

terlibat

secara

air.
tergolong

kepada

aktif

siswa,

dalam

Proses belajar mengajar di kelas

pembelajaran terutama saat pemecahan

sebagai

masalah

kelas

kontrol

dengan

perlakuan metode pembelajaran yang biasa
dilakukan

guru

sehari-hari

dalam

pada

materi

pencemaran

proses

pembelajaran

lingkungan.
Perbedaan

mengajar, yaitu ceramah bervariasi pada

antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

materi pencemaran lingkungan. Aktivitas

yaitu di kelas eksperimen pembelajaran

Abrari Nur Aan Ilmi – Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Guided 51
Discovery

berpusat pada siswa

Hasil penelitian ini sesuai dengan

(student center)

sedangkan di kelas kontrol pembelajaran

penelitian

berpusat pada guru (teacher center). Hal

(2008)

tersebut tidak sesuai dengan pendapat

pendekatan

Haryono (2006),

dalam pembelajaran

meningkatkan semua keterampilan proses

siswa dipandang sebagai subjek belajar

sains (KPS) siswa dengan frekuensi yang

yang perlu dilibatkan secara aktif dalam

berbeda-beda.

proses

hanyalah

menggunakan metode Guided Discovery

membimbing

terbukti telah meningkatkan keterampilan

pembelajaran,

seorang

fasilitator

guru

yang

eksperimen

yang

menyatakan

Dewi
bahwa

discovery

terbukti

Pembelajaran

biologi

proses sains siswa. Hal ini dikarenakan

kegiatan belajar siswa.
Kegiatan

yang dilakukan oleh

praktikum

melibatkan

di

siswa

kelas

pada metode Guided Discovery terdapat

secara

tahapan-tahapan yang mendukung aspek

langsung dalam menyampaikan ide-ide

keterampilan

mulai

hipotesis

simulation yaitu siswa mengidentifikasi

eksperimen sampai membuat kesimpulan,

macam-macam pencemaran lingkungan,

sedangkan di kelas kontrol hipotesis dan

problem statement yaitu siswa membuat

langkah-langkah eksperimen sudah dibuat

hipotesis eksperimen,

oleh guru. Akibatnya aktivitas siswa di

siswa

kelas kontrol cenderung pasif karena

membuktikan hipotesis yang sudah dibuat

hanya mengandalkan guru. Pertanyaan

sebelumnya dan

yang

siswa

dari

pembuatan

diajukan

oleh

siswa

di

kelas

proses

melakukan

sains,

seperti

data collecting

eksperimen

verification

menarik

dimana

kesimpulan
telah

hasil

eksperimen termasuk pertanyaan tingkat

eksperimen

tinggi, sedangkan pertanyaan siswa di

Pembelajaran

kelas kontrol termasuk pertanyaan tingkat

metode Guided Discovery sudah sesuai

rendah. Hal tersebut membuktikan bahwa

dengan hakikat sains yang mengutamakan

cara berpikir siswa di kelas kontrol

aspek proses dan produk.

berbeda dengan kelas eksperimen, karena

yang

untuk

biologi

dilakukan.
menggunakan

Hal-hal yang perlu diperhatikan

terbiasa

dalam penerapan metode pembelajaran

guru,

Guided Discovery antara lain yaitu guru

sedangkan di kelas eksperimen sudah

benar-benar memahami langkah-langkah

terlatih

saat

di dalam metode ini, guru harus bisa

penyampaian ide-ide dalam pemecahan

mengelola waktu belajar siswa agar sesuai

masalah materi pencemaran lingkungan.

dengan langkah-langkah metode ini dan

di

kelas

kontrol

mengandalkan

untuk

sudah

penjelasan

berpikir

dari

yaitu

52 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 2, hal 44-52

Negeri 9 Bandung.
Skripsi
Tidak
Dipublikasikan,
Universitas
Pendidikan
Indonesia, Bandung.

sesuai dengan banyaknya materi yang
harus

diberikan

serta

mampu

memanfaatkan fasilitas untuk mendukung
kegiatan pembelajaran.

Haryono.

KESIMPULAN
Berdasarkan
tentang

pengaruh

hasil
penerapan

penelitian
metode

pembelajaran Guided Discovery terhadap
keterampilan proses sains siswa dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh secara
signifikan

penerapan

metode

Guided

Discovery terhadap keterampilan proses

2006. Model Pembelajaran
Berbasis
Peningkatan
Keterampilan Proses Sains.
Jurnal Pendidikan Dasar. Vol.7,
No.1, 1-13

Herawan, Dedi. 2007. Peranan Supervisi
Akademik. Jurnal Pendidikan
dan Kebudayaan Edisi Khusus II
Tahun Ke-13.
Rustaman, N. 2005. Strategi Belajar
Mengajar Biologi. Malang: UM
Press.

sains siswa kelas X SMA Negeri 1 Teras
Boyolali.
DAFTAR PUSTAKA
Akinbobola, A.O and F.Afolabi. 2010.
Constructivist practices through
guided discovery approach: The
effect on students’ cognitive
achievement in Nigerian senior
secondary
school
physics.
Eurasian Journal of Physics and
Chemistry Education 2(1):1625.
Amri, S & Ahmadi,I.K. 2010. Proses
Pembelajaran
Kreatif
dan
Inovatif dalam Kelas. Jakarta:
Prestasi Pustaka.
Balım, A., G. (2009). The Effects of
Discovery
Learning
on
Students’ Success and Inquiry
Learning
Skills.
Egitim
Arastirmalari-Eurasian Journal
of Educational Research, 35, 120.
Dewi, Y. P. 2008. Keterampilan Proses
Sains dan Retensi Siswa pada
Pembelajaran Subkonsep Alat
Indera Melalui Pendekatan
Guided Discovery di SMA

Subagyo Y, Wiyanto, P. Marwoto. 2009.
Pembelajaran
Dengan
Pendekatan Keterampilan Proses
Sains Untuk Meningkatkan
Penguasaan Konsep Suhu dan
Pemuaian. Jurnal Pendidikan
Fisika Indonesia 5, 42-46.
Suryosubroto. 2002.
Proses Belajar
Mengajar di Sekolah. Jakarta:
Rineka Cipta.
Vassiliki Derri & Maria Pachta. 2007.
Motor skills and concepts
acquisition and retention: a
comparison between two styles
of teaching.
International
Journal of Sport Science
Volume III: 37-47 ISSN: 18853137.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25