Tahap Keputusan kredit Resiko Kredit

dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas, rentabilitas, dan solvablitas. 3 Capacity, adalah kemampuan yang dimiliki oleh nasabah dalam menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan. Ini digunakan mengetahuimengukur sampai sejauh mana calon nasabah mampu untuk mengembalikan atau melunasi hutang-hutangnya secara tepat waktu dari usaha yang diperoleh. 4 Collateral, adalah barang-barang diserahkan nasabah sebagai agunan terhadap kredit yang diterimanya, ini digunakan untuk menilai sejauh mana resiko kewajiban finansial nasabah kepada bank. 5 Condition, adalah situasi politik, ekonomi, sosial, budaya yang mempengarui kelancaran perusahaan calon nasabah.

c. Tahap Keputusan kredit

Keputusan kredit dilakukan setelah melalui tahapan tersebut dan melalui proses rekomendasi dari pejabat bank yang terkait, maka akan ada keputusan kredit yang disetujui atau ditolak. Jika permohonan ditolak, maka akan dikirimkan surat penolakan yang disertai alasannya, dan jika kredit disetujui maka akan dibuat persetujuan kredit yang berisi jenis kredit, jumlah kredit yang diterima, jangka waktu, biaya-biaya yang harus dibayar, suku bunga, jaminan kredit dan ketentuan lainnya. Setelah dilakukan penandatanganan surat-surat yang diperlukan, maka kredit dapat direalisasikan. Realisasi kredit ini dapat dilakukan secara bertahap ataupun sekaligus, sesuai dengan ketentuan dan tujuan kredit. Universitas Sumatera Utara

2.3 Resiko Kredit

Setiap pekerjaan atau kejadian pasti memiliki satu atau lebih resiko, resiko yang dimana sudah diprediksikan sebelumnya ataupun yang tidak diduga sama sekali. Dalam bidang finansial, manajemen resiko kredit yang dimaksud adalah sebuah proses untuk mengestimasikan resiko sebagai investasi. Ketika sebuah resiko diestimasi atau diukur, maka keputusan-keputusan investasi akan bisa dihasilkan. Cara utama dalam mengurangi resiko kredit adalah dengan melakukan analisis ketat mengenai calon klien dan mengawasi atau memonitor klien-klien yang ingin memohon kredit dari enterprise. Para klien ini dapat berbentuk perseorangan, perusahaan, ataupun suatu negara. Resiko kredit adalah suatu resiko yang disebabkan oleh gagal bayar dari pihak klien yang memohon kredit atas kewajiban pembayaran utangnya, dimana hutangnya berupa hutang pokoknya dan bunga dari pokoknya. Dalam istilah perkreditan dikenal istilah debitur yaitu para klien yang memohon kredit dan istilah kreditur, yaitu pihak yang memberikan kredit, juga ada istilah Collateral atau bisa disebut dengan jaminan, bisa berupa barang-barang yang bisa digadaikan, asset yang bergerak, properti, surat jaminan dan lain-lain. Cara termudah untuk menekan resiko kredit yaitu mengenakan suku bunga tinggi pada konsumen yang beresiko tinggi dan sebaliknya. Pihak pemberi kredit menganggap suku bunga ini kompensasi dari resiko pemberian kredit yang mereka lakukan. Cara-cara lain yang bisa menekan resiko kredit adalah sebagai berikut : 1. melakukan pembatasan terhadap pihak-pihak debitur yang dapat mempengaruhi finansial dari debitur tesebut, seperti pembelian saham atau melakukan permintaan kredit baru ke enterprise lain. 2. mengawasi kondisi finansial dari debitur dengan mensyaratkan adanya audit dan laporan keuangan bulanan. 3. dapat melakukan permintaaan pelunasan seketika atas kredit yang diberikannya apabila terjadi situasi khusus seperti nilai uang yang menurun, kondisi finansial kreditur yang lagi turun. Universitas Sumatera Utara Tentunya cara-cara seperti diatas tidak dapat dilakukan dikondisi secara umum. Cara-cara diatas hanya dapat dilakukan apabila sudah terjadi persetujuan diantara kedua belah pihak yang akan sangat susah untuk dicapai mengingat cara-cara diatas lebih merugikan pihak debitur dibandingkan kreditur. Sedangkan pihak kreditur juga tidak ingin kehilangan pelanggannya, seperti bank yang tidak ingin kehilangan pemasukkannya dibidang perkreditan, ataupun perusahaan minyak yang tidak ingin kehilangan perusahaan pemakai produknya yang sudah berlangganan sejak lama tapi tidak mampu membayar secara tunai. Perusahaan semacam ini menyerahkan barang atau jasa yang sudah ditawarkannya di depan, dan menagih pembayaran kelak, dengan menanggung suatu resiko selama tenggang waktu penyerahan barang atau jasa dengan waktu pembayaran.

2.4 Sistem Pendukung Keputusan Decision Support System