Sistematika Penulisan Kredit Menghasilkan sebuah perangkat lunak yang mampu menangani masalah kredit

Melakukan analisis masalah proses kredit di Bank, mempelajari perangkat lunak PHP secara umum, analisis kebutuhan umum sistem, analisis kerja dan analisis kebutuhan perangkat lunak serta modul. 10. Perancangan Melanjutkan hasil analisis perangkat lunak yang sudah dilaksanakan sebelumnya ke tahapan selanjutnya, yaitu perancangan arsitektur perangkat lunak, kerja, modul, basis data dan antarmuka, serta lingkungan pengembangan perangkat lunak. 11. Implementasi Melakukan implementasi dari hasil perancangan yang sudah dilakukaan sebelumnya kedalam suatu aplikasi Manajemen Resiko Kredit. 12. Pengujian Perangkat Lunak Pengujian perangkat lunak yang sudah dikembangkan dengan sistematika yang sudah dirancang sedemikian rupa untuk melihat perangkat lunak memberikan hasil yang diinginkan. 13. Penyusunan Buku Skripsi Pada tahap ini dilakukan penyusunan laporan yang menjelaskan dasar teori dan sistem pendukung keputusan yang digunakan dalam skripsi ini serta hasil dari implementasi aplikasi perangkat lunak yang telah dibuat. Penyusunan buku skripsi ini berpedoman kepada aturan penulisan skripsi yang dikeluarkan oleh USU.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini dibagi dalam lima bab, masing-masing bab diuraikan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. Dari uraian tersebut diharapkan gambaran umum permasalahan dan pemecahan yang diambil dapat dipahami dengan baik.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Bab ini berisikan tentang dasar teori yang mendukung pembuatan sistem pendukung keputusan untuk manajemen resiko kredit dengan menggunakan TOPSIS yang meliputi penjelasan kredit, resiko kredit, Sistem Pendukung Keputusan atau Decision Support System dan TOPSIS.

BAB III ANALISIS PERANCANGAN APLIKASI

Bab ini berisikan tentang Analisis perancangan dan implementasi dari aplikasi yang dibuat terdiri dari analisa kredit dan cara kerja TOPSIS, flowchart urutan rancangan bentuk arsitektur aplikasi, desain antarmuka dari aplikasi yang dibuat.

BAB IV IMPLEMENTASI APLIKASI

Bab ini membahas tentang hasil ujicoba yang telah dilaksanakan dan melakukan analisis terhadap hasil dari ujicoba.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan yang diambil dari pengerjaan skripsi dan juga berisi saran untuk pengembangan aplikasi selanjutnya. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

2.1 Kredit

2.1.1. Pengertian Kredit Istilah kredit tidak asing lagi bagi orang awam sekalipun. Kebanyakan orang awam menyamakan istilah kredit dengan hutang, memang tidak bisa dikatakan salah. Kredit adalah semacam hutang, tetapi ditambah dengan beberapa ketentuan seperti waktu pelunasan, tahapan pembayaran, bunga yang harus dibayarkan dan lain-lain. Bahkan dari jaman Romawi, orang-orang sudah menggunakan hal-hal yang berkaitan dengan perkreditan. Contoh istilahnya adalah Fair Letter, yaitu semacam promissory notes yang segera akan dilunasi pada akhir Fair tersebut atau dapat juga dilunasi Fair yang akan datang sesuai dengan perjanjian. Hal ini memungkinkan pedagang yang kekurangan Cash untuk memperoleh barang-barang yang diperlukan secara kredit dan menjual barang-barang yang dimiliki secara kredit pula Rivai dan Andriana, 2006. Sekarang istilah perkreditan sangat melekat pada perbankan. Hal ini berkaitan dengan tujuan umum dari bank sendiri yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut kembali ke masyarakat atau pengusaha yang membutuhkannya. Kredit adalah bisnis dengan proses terbesar yang dimiliki oleh bank. Bila dicermati lebih dalam, tidak hanya bank saja yang menawarkan kredit, banyak perusahaan lainnya yang menawarkan pemberian produk atau layanan yang dimilikinya secara kredit. Biasanya mereka melakukan hal ini agar tidak kehilangan pasar konsumen dari produk dan jasanya. Kata kredit berasal dari bahasa latin yaitu “credere”, yang artinya percaya atau to believe atau to trust. Dasar pemikiran persetujuan pemberian kredit oleh bank Universitas Sumatera Utara pada seseorang atau badan usaha adalah kepercayaan. Bila dikaitkan dengan kegiatan usaha, kredit berarti suatu kegiatan memberikan nilai ekonomi economi value kepada seseorang atau badan usaha yang berlandaskan kepercayaan saat itu, bahwa nilai ekonomi yang sama akan dikembalikan pada kreditur bank setelah jangka waktu sesuai dengan kesepakatan yamg sudah disetujui antara kreditur dan debitur. Berdasarkan pengertian-pengertian kredit di atas, dapat diketahui bahwa kredit mempunyai beberapa unsur, yaitu adanya dua pihak, adanya kerjasama , adanya persetujuan, adanya penyerahan barang atau jasa, adanya unsur waktu, adanya unsur resiko dan adanya unsur bunga. 1. Adanya dua pihak, yaitu pemberi kredit kreditur dan penerima kredit nasabah. Hubungan pemberi kredit dan penerima kredit merupakan hubungan kerjasama yang saling menguntungkan. 2. Adanya kerjasama pemberi kredit kepada penerima kredit bahwa kredit yang diberikan akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu pada masa yang akan datang. Kepercayaan ini diberikan oleh kreditur, dimana sebelumnya sudah melakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara intern maupun dari ekstern. Penelitian ini meliputi kondisi masa lalu dan sekarang nasabah. 3. Adanya persetujuan, berupa kesepakatan pada kreditur dengan pihak lainnya yang berjanji akan membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing- masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing- masing. 4. Adanya penyerahan barang, jasa, atau uang dari pemberi kredit kepada penerima kredit. Universitas Sumatera Utara 5. Adanya unsur waktu. Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. 6. Adanya unsur resiko degree of risk, baik di pihak pemberi kredit maupun dipihak penerima kredit. Suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu resiko tidak tertagihnyamacet pemberi kredit. Semakin panjang suatu kredit, semakin besar resiko gagal bayar atau ketidakmampuan membayar. Resiko di pihak nasabah adalah kecurangan pihak kreditur, antara lain keinginan dari pihak pemberi kredit untuk mencaplok perusahaan yang diberi kredit atau tanah yang dijaminkan. 7. Adanya unsur bunga sebagai kompensasi kepada pemberi kredit. 2.2 Sistem Pengawasan Kredit 2.2.1. Prosedur Pemberian Kredit