Analisis Risiko Produksi Ikan Black Ghost di Unit Pendederan I Arifin Fish Farm Kota Bogor, Jawa Barat
ANALISIS RISIKO PRODUKSI IKAN BLACK GHOST
DI UNIT PENDEDERAN I ARIFIN FISH FARM
KOTA BOGOR, JAWA BARAT
PANDU PRATAMA HADINATA
H34114073
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*1
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Risiko
Produksi Ikan Black Ghost di Unit Pendederan I Arifin Fish Farm Kota Bogor,
Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka dibagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2013
Pandu Pratama Hadinata
NIM H34114073
1*
Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak luar IPB harus
didasarkan pada perjanjian kerja sama terkait.
ABSTRAK
PANDU PRATAMA HADINATA, Analisis Risiko Produksi Ikan Black Ghost di
Unit Pendederan I Arifin Fish Farm Kota Bogor Jawa Barat. Dibimbing oleh
SUHARNO.
Apteronotus aldifrons yang dikenal dengan nama ikan black ghost adalah
ikan yang berasal dari Amerika Selatan. Salah satu petani ikan yang memproduksi
ikan black ghost di Kota Bogor adalah Bapak Arifin. Setiap siklus produksinya
terjadi fluktuasi kelangsungan hidup ikan, hal ini diindikasikan adanya risiko.
Tujuan penelitian ini adalah (1). mengidentifikasi risiko produksi yang dihadapi
Bapak Arifin di unit pendederan I ikan blackghost. (2). menganalisi probabilitas
dan dampak dari sumber-sumber risiko yang dihadapi Bapak Arifin di unit
pendederan I ikan black ghost. (3). menentukan strategi yang tepat untuk
menangani risiko produksi yang dihadapi Bapak Arifin di unit pendederan I ikan
black ghost. Data diperoleh dari observasi di lapang dan hasil wawancara dengan
pemilik usaha. Kemudian data tersebut dianalisis dengan metode deskriptif dan
analisis risiko. Hasil analisis diperoleh sumber risiko di Arifin fish farm adalah
perubahan kualitas air, penyakit dan ikan saling menyerang. Nilai probabilitas dan
dampak pada masing-masing risiko adalah perubahan kualitas air 43,3% dan Rp
1,060,436, penyakit sebesar 48,0% dan Rp 1,848,419, ikan saling menyerang
sebesar 34,5% dan Rp 248,781. Strategi penanganan sumber risiko ikan saling
menyerang menggunakan strategi preventif. Strategi penanganan sumber risiko
penyakit dan perubahan kualitas air yaitu dengan menggunakan strategi preventif
dan mitigasi.
ABSTRACT
PANDU PRATAMA HADINATA, Risk Analis Produktion Black Ghost Fish in
The Unit Pendederan I Arifin Fish Farm Kota Bogor Jawa Barat. Supervised by
SUHARNO.
Apteronotus albifrons known as the black ghost fish are fish that
originated from South America. One of the fish farmers who produce fish black
ghost in the city of Bogor is Mr. Arifin. Each production cycle fluctuations fish
survival rate, this indicated the existence of risk. The purpose of this study is (1).
identify risks faced by Mr. Arifin production in units of fish nursery I blackghost
(2). analyzing the probability and impact of risk sources encountered Mr. Arifin in
unit nursery I fish black ghost. (3). determine appropriate strategies to address the
risks faced by Mr. Arifin production in the nursery unit I fish black ghost. Data
obtained from field observation and interviews with business owners. Then the
data were analyzed with descriptive methods and risk analysis. Results obtained
by analysis of sources of risk in Arifin fish farm is changes in water quality, and
fish disease attacking each other. Value of the probability and impact of each risk
is 43,3% change in water quality and Rp 1,060,436, the disease was 48,0% and
Rp 1,848,419, fish attacked each other at 34,5% and Rp 248,781. Sources of risk
management strategies fish use to attack each other preventive strategies. Sources
of risk management strategies and changes in water quality by using preventive
and mitigation strategies.
RINGKASAN
PANDU PRATAMA HADINATA, Analisis Risiko Produksi Ikan Black Ghost di Unit
Pendederan I Arifin Fish Farm Kota Bogor Jawa Barat, skripsi. Departemen Agribisnis,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (di bawah bimbingan SUHARNO).
Indonesia memiliki potensi sumberdaya ikannya sangat besar dengan beraneka ragam ikan
bernilai ekonomis tinggi. Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan bahwa
Indonesia saat ini menduduki peringkat ketiga ke-3 di dunia sebagai eksportir ikan hias. Banyak
jenis ikan hias air tawar yang dibudidayakan di Indonesia tidak seluruhnya merupakan asli
Indonesia, karena iklim Indonesia yang cocok untuk membudidayakan berbagai jenis ikan hias
dan memungkinkan untuk berproduksi sepanjang tahun. Salah satu kota penghasil ikan hias di
Indonesia adalah Kota Bogor di propinsi Jawa Barat. Ikan yang diminati untuk dibudidayakan
oleh para petani yaitu ikan corydoras, gapi, black ghost, dan ikan mas koki. Hal tersebut
dibuktikan bahwa produksi keempat ikan hias tersebut lebih dari 1.000.000 ekor per tahunnya
dan mengalami peningkatan. Dari keempat ikan tersebut, ikan black ghost menduduki tingkat
produksi paling tinggi di Kota Bogor. Produksi ikan black ghost yang tinggi tidak terlepas dari
peranan para petani ikan hias yang bergerak sebagai breeder dan raiser. Semakin banyak
fasilitas untuk mendederkan benih dan jumlah benih yang didederkan semakin banyak, maka
semakin banyak juga benih yang dihasilkan. Namun keadaan dilapangan tidak selalu banyak
benih yang dihasilkan, karena ada faktor-faktor yang dapat mengurangi kelangsungan hidup
(survival rate/SR) benih. Salah satu petani ikan black ghost di Kota Bogor adalah Bapak Arifin.
Dalam usahanya terjadi fluktuasi kelangsungan hidup di tiap siklusnya. Hal ini mengindikasikan
adanya risiko dalam kegiatan produksinya.
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu (1). mengidentifikasi risiko produksi yang dihadapi
Bapak Arifin di unit pendederan I ikan blackghost. (2). menganalisi probabilitas dan dampak dari
sumber-sumber risiko yang dihadapi Bapak Arifin di unit pendederan I ikan black ghost. (3).
menentukan strategi yang tepat untuk menangani risiko produksi yang dihadapi Bapak Arifin di
unit pendederan I ikan black ghost.
Berdasarkan identifikasi sumber risiko di Arifin fish farm tidak semua sumber risiko yang
di hadapi pembudidaya ikan sama. Adapun beberapa pertimbangan bahwa hama, suhu air, cuaca,
kualitas induk, pakan dan sumber daya manusia tidak termasuk kedalam kategori sumber risiko.
Berdasarkan identifikasi yang dilakukan di Arifin fish farm, diperoleh sumber risiko yang
dihadapi Arifin fish farm pada unit pendederan I yaitu kualitas air, ikan saling menyerang dan
penyakit yang dapat mempengaruhi secara langsung terhadap kelangsungan hidup (survival rate)
larva dan benih black ghost yang berfluktuasi.
Berdasarkan hasil analisis probabilitas dengan menggunakan z-score, diperoleh nilai
probabilitas dari masing-masing sumber risiko produksi dari yang terbesar sampai yang terkecil
yaitu yang pertama adalah penyakit sebesar 48,0 persen, kedua perubahan kualitas air sebesar
43,3 persen, ketiga ikan saling menyerang sebesar 34,5 persen. Berdasarkan hasil analisis
dampak risiko enggunakan metode VaR, diperoleh nilai dampak yang diakibatkan oleh masingmasing sumber risiko produksi dari yang terbesar sampai yang terkecil yaitu pertama adalah
penyakit sebesar Rp. 1,848,419, kedua adalah perubahan kualitas air sebesar Rp. 1,060,436,
ketiga adalah ikan saling menyerang sebesar Rp. 248,781. Strategi penanganan sumber risiko
ikan saling menyerang menggunakan strategi preventif. Strategi penanganan sumber risiko
penyakit dan perubahan kualitas air yaitu dengan menggunakan strategi preventif dan mitigasi.
ANALISIS RISIKO PRODUKSI IKAN BLACK GHOST
DI UNIT PENDEDERAN I ARIFIN FISH FARM
KOTA BOGOR, JAWA BARAT
PANDU PRATAMA HADINATA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul skripsi : Analisis Risiko Produksi Ikan Black Ghost di Unit Pendederan I
Arifm Fish Farm Kota Bogor, Jawa Barat
Nama
: Pandu Pratama Hadinata
NIM
: H34114073
Disetujui oleh,
Dr.Ir. S
' 0, M.Adev.
Pembimbing
Diketahui oleh,
Tanggal Lulus :
セ@
セ@
,
-
0 2 SEP 2013
Judul skripsi : Analisis Risiko Produksi Ikan Black Ghost di Unit Pendederan I
Arifin Fish Farm Kota Bogor, Jawa Barat
Nama
: Pandu Pratama Hadinata
NIM
: H34114073
Disetujui oleh,
Dr.Ir. Suharno, M.Adev.
Pembimbing
Diketahui oleh,
Dr.Ir. Nunung Kusnadi, MS
Ketua Departemen
Tanggal Lulus :
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian ini adalah risiko yang dilaksanakan sejak bulan Meret-Juni 2013
dengan judul Analisis Risiko Produksi Ikan Black Ghost di Unit Pendederan I
Arifin Fish Farm Kota Bogor Jawa Barat.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr.Ir. Suharno, M.Adev. selaku
dosen pembimbing. Disamping itu penulis ucapkan terimakasih kepada Bapak
Arifin Wangsadiredja selaku pemilik usaha Arifin Fish Farm yang telah
membantu selama pengumpulan data. Ucapan terimakasih juga disampaikan
kepada Ayah, Ibu, serta seluruh keluarga atas do’a dan kasih sayangnya. Saya
ucapkan terimakasih kepada teman-teman di Departemen Agribisnis angkatan 1,
2, dan 3 yang telah membantu saya saat di dalam dan luar kelas.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2013
Pandu Pratama Haadinata
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... v
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang .................................................................................................... 1
Perumusan Masalah ............................................................................................ 6
Tujuan Penelitian ................................................................................................ 7
Manfaat Penelitian .............................................................................................. 7
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 8
Gambaran Produksi Komoditas Ikan Black Ghost ............................................. 8
Penelitian Terdahulu ........................................................................................... 9
Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................................................ 11
Pengertian Ketidakpastian dan Risiko .......................................................... 11
Kategori Risiko ............................................................................................. 11
Manajemen Risiko ........................................................................................ 12
Kerangka Pemikiran Operasional ..................................................................... 14
METODE PENELITIAN...................................................................................... 15
Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................ 15
Sumber dan Jenis Data ...................................................................................... 15
Metode Pengumpulan Data ............................................................................... 15
Metode Analisis Data ........................................................................................ 16
Metode Analisis Deskriptif ........................................................................... 16
Metode Analisis Kemungkinan Terjadinya Risiko ....................................... 17
Analisis Dampak Risiko ............................................................................... 18
Pemetaan Risiko............................................................................................ 19
Penanganan Risiko ........................................................................................ 20
GAMBARAN UMUM ARIFIN FISH FARM ...................................................... 22
ANALISIS RISIKO PRODUKSI IKAN BLACK GHOST DI UNIT
PENDEDERAN I ARIFIN FISH FARM .............................................................. 27
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 37
LAMPIRAN .......................................................................................................... 38
DAFTAR TABEL
1. Jumlah rumah tangga pembudidaya (RTP) ikan hias Kota Bogor tahun 2011 ... 2
2. Ukuran ikan, lama pengangkutan, jumlah ikan, dan banyaknya oksigen
yang harus dipenuhi dalam proses pengangkutan. ............................................. 4
3. Distribusi z 1,5 - 1,8 ......................................................................................... 19
4. Produksi ikan black ghost di anggota BMS tahun 2011 ................................... 22
5. Distribusi z 0,0 - 0,2 ........................................................................................ 31
6. Probabilitas risiko dari sumber risiko produksi ................................................ 31
7. Distribusi z 1,5 - 1,8 .......................................................................................... 32
8. Dampak risiko dari sumber risiko produksi ...................................................... 33
9. Status risiko dari sumber risiko......................................................................... 34
DAFTAR GAMBAR
1. Data produksi ikan hias di Kota Bogor ............................................................... 2
2. Produksi ikan hias air tawar di Kota Bogor ........................................................ 3
3. Produksi benih ikan black ghost tahun 2012 ...................................................... 6
4. Rangkaian kejadian berisiko dengan ketidakpastian ........................................ 11
5. Proses pengelolaan risiko .................................................................................. 13
6. Kerangka pemikiran operasional ...................................................................... 14
7. Peta risiko.......................................................................................................... 20
8. Preventif risiko .................................................................................................. 21
9. Mitigasi risiko ................................................................................................... 21
10. Alur kegiatan produksi benih di Arifin fish farm............................................ 23
11. Struktur organisasi .......................................................................................... 26
12. Hasil pemetaan sumber risiko ......................................................................... 34
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuesioner penelitian ......................................................................................... 38
2. Data produksi per siklus benih ikan black ghost di Arifin fish farm Januri 2011
- April 2013 ...................................................................................................... 41
3. Persentase kematian benih pada tiap sumber risiko .......................................... 42
4. Analisi probabilitas sumber risiko perubahan kualitas air ................................ 42
5. Analisi probabilitas sumber risiko penyakit ..................................................... 43
6. Analisi probabilitas sumber risiko ikan saling menyerang ............................... 43
7. Analisis dampak sumber risiko perubahan kualitas air ..................................... 44
8. Analisis dampak sumber risiko penyakit .......................................................... 44
9. Analisis dampak sumber risiko ikan saling menyerang .................................... 44
10. Dokumentasi produksi ikan black ghost di arifin fish farm ............................ 45
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia memiliki potensi sumberdaya ikannya sangat besar dengan
beraneka ragam ikan bernilai ekonomis tinggi. Kementrian Kelautan dan
Perikanan (KKP) menyatakan bahwa Indonesia saat ini menduduki peringkat
ketiga di dunia sebagai eksportir ikan hias. Dengan peringkat tersebut, nilai
pangsa pasar ikan hias mencapai 7,5 persen. 2Ketua Dewan Ikan Hias Indonesia,
Dr Suseno, Jumat (23/9) mengatakan, posisi Indonesia di bawah Singapura dan
Malaysia yang masing-masing berturut-turut sebesar 22,5 persen dan 11 persen.
Ekspor Ikan hias Indonesia pada tahun 2010 telah mencapai US$ 12 juta atau naik
dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai US$ 10 juta. 3Prospek bisnis ikan
hias memang sangat menjanjikan, apalagi ikan hias di Indonesia memiliki
keragaman baik bentuk tubuh dan warna yang indah sehingga dapat dipercaya
dapat mengurangi stress oleh para pecinta ikan hias, Dirjen Perikanan Budidaya
Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) (Slamet, 2013).
Banyak jenis ikan hias air tawar yang dibudidayakan di Indonesia namun
tidak seluruhnya merupakan asli Indonesia, karena iklim Indonesia yang cocok
untuk membudidayakan berbagai jenis ikan hias dan memungkinkan untuk
berproduksi sepanjang tahun (Satyani dan Dermawan. 2006). Jenis ikan hias air
tawar yang diimpor ke Indonesia kemudian dikembangbiakan untuk dijual di
pasar lokal dan di pasar mancanegara. Ikan hias ini banyak diminati oleh
konsumen seperti hobiis maupun kolektor untuk dipelihara sehingga memberikan
hiburan tersendiri bagi pemeliharanya, karena itu ikan-ikan yang dibudidayakan
harus memiliki bentuk, ukuran, warna, dan kebiasaan atau tingkah laku ikan yang
dapat menarik konsumen. Contohnya seperti ikan discus yang memiliki bentuk
bulat pipih dan ada juga yang lonjong pipih. Ukuran ikan discus biasa dijual mulai
dari ukuran 1,5, 2, 2,5, dan 3 inci. Warna ikan ini bermacam-macam yaitu putih,
coklat, merah, biru, dan hijau. Kebiasaan ikan ini yang menjadikan ikan ini unik
yaitu pada saat induk ikan ini memelihara anaknya seakan-akan seperti menyesui
karena anaknya berenang berdampingan dengan induknya. Ikan discus pun
mempunyai julukan King of Aquarium. Selain ikan discus ada pula ikan black
ghost yang memiliki bentuk seperti pisau dengan warna yang didominasi hitam,
apabila ikan ini berenang bagian siripnya bergetar seperti bendera. Ikan ini aktif
pada malam hari. Bentuk, warna, dan kebiasaan yang tampak menyeramkan
sehingga ikan ini mendapat julukan Black Ghost Fish. Julukan ini tidak segalak
ikan tersebut, pasalnya ikan ini termasuk ikan yang pemalu karena sering
bersembunyi diantara bebatuan atau goa buatan dan tidak memangsa maupun
mengganggu ikan lain (Satyani dan Dermawan, 2006).
Salah satu kota penghasil ikan hias di Indonesia adalah Kota Bogor di
propinsi Jawa Barat. Pada tahun 2011 tercatat ada 200 rumah tangga pembudidaya
(RTP) ikan hias di Kota Bogor yang tersebar di 6 kecamatan. RTP terbanyak ada
2
www.kominfojatim.com March 13, 2013, 2:15:47 AM
www.dkp.kaltimprov.go.id/berita-158-potensi-ikan-hias-indonesia-rp600-miliar.html July 13,
2013, 10:28:33 PM
3
di Kecamatan Tanah Sareal sebanyak 75 orang atau sebesar 37,5 persen, kedua di
Kecamatan Bogor Selatan sebanyak 28 orang atau sebesar 14 persen, ketiga dan
keempat memiliki jumlah yang sama yaitu 26 orang atau sebesar 13 persen di
Kecamatan Bogor Tengah dan Bogor Timur, kelima di Kecamatan Bogor Utara
sebanyak 25 orang atau sebesar 12,5 persen, dan yang keenam di Kecamatan
Bogor Barat sebanyak 20 orang atau sebesar 10 persen. Banyaknya ikan hias yang
diproduksi di Kota Bogor yaitu sebesar 13,789,590 ekor pada tahun 2011. Setiap
Kecamatan berbeda-beda jumlah produksinya. Produksi terbesar ada di
Kecamatan Tanah Sereal yaitu sebesar 47 persen, kedua yaitu Kecamatan Bogor
Utara sebesar 18 persen, ketiga yaitu Kecamatan Bogor Timur sebesar 13 persen,
keempat dan kelima memiliki nilai persentase yang sama yaitu sebesar 10 persen
di Kecamatan Bogor Barat dan Bogor Selatan, dan yang keenam yaitu Kecamatan
Bogor Tengah sebesar 2 persen. Data RTP dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Jumlah rumah tangga pembudidaya (RTP) ikan hias Kota Bogor tahun
2011
Kecamatan
Bogor Barat
Bogor Timur
Bogor Utara
Bogor Tengah
Bogor Selatan
Tanah Sareal
RTP
(orang)
20
26
25
26
28
75
RTP
(%)
10
13
12,5
13
14
37,5
Akuarium
Bak
769
999
1,926
846
1,076
2,076
879
1,143
2,199
967
1,232
2,378
Produksi
(ekor)
1,378,959
1,792,647
2,482,126
275,792
1,378,959
6,481,107
Produksi
(%)
10
13
18
2
10
47
Sumber: Dinas Kota Bogor 2013 (diolah)
Ikan hias yang dibudidayaka di Kota Bogor diantaranya ikan gapy, arwana,
corydoras, discus, koi, cupang, louhan, maanvis, mas koki, neon tetra, black ghost
dan ikan hias lainnya. Perkembangan produksi ikan hias di Kota Bogor terus
mengalami peningkatan. Dari tahun 2010-2011 ikan hias mengalami kenaikan
sebesar 270.384 ekor atau 1.98% dan dari tahun2011-2012 mengalami kenaikan
sebesar 275.793 ekor atau 1.96%. Data peningkatan produksi ikan hias per tahun
dapat dilihat pada gambar 1.
14200000
14100000
14000000
13900000
13800000
13700000
13600000
13500000
13400000
13300000
13200000
14065383
13789590
Ekor
13519206
2010
2011
2012
Gambar 1. Data produksi ikan hias di Kota Bogor
Sumber : Dinas Pertanian Kota Bogor 2013
Ikan yang diminati untuk dibudidayakan oleh para petani yaitu ikan
corydoras, gapi, black ghost, dan ikan mas koki pada gambar 2. Hal tersebut
dibuktikan bahwa produksi keempat ikan hias tersebut lebih dari satu juta ekor per
tahunnya dan mengalami peningkatan. Dari keempat ikan tersebut, ikan black
ghost menduduki tingkat produksi paling tinggi di Kota Bogor.
7,000,000
Arwana
Corydoras
Diskus
Gapi
Black Ghost
Ikan Cupang
Ikan Koi
Louhan
Manvis
Mas Koki
Neon Tetra
6,000,000
5,000,000
4,000,000
3,000,000
2,000,000
1,000,000
2010
2011
2012
Gambar 2. Produksi ikan hias air tawar di Kota Bogor
Sumber : Dinas Pertanian Kota Bogor 2013
4
Ikan Black ghost ( Afteronotus albifrons, Linneaus ) merupakan salah satu
jenis ikan yang mempunyai peluang bisnis yang potensial. Ikan jenis ini belum
banyak dikenal oleh masyarakat tetapi saat ini beberapa pengusaha ikan hias
memproduksi benih sebagai komoditas lokal maupun ekspor. Black ghost berasal
dari sungai Amazon. Ikan ini dikenal pendamai yaitu ikan yang tidak mengusik
atau memangsa ikan yang kecil sehingga ikan black ghost dapat dipelihara dengan
ikan hias lainnya. Ikan ini memiliki gaya berenang yang unik, yaitu bisa berenang
maju, mundur, berputar-putar dan terbalik. Sirip yang menyatu ini memanjang
dari dada hingga pangkal ekor. Pada saat berenang atau ada aliran air, sirip ini
berkibar-kibar sehingga membuat daya tarik tersendiri.
Produksi ikan black ghost yang tinggi tidak terlepas dari peranan para petani
ikan hias yang bergerak sebagai breeder dan raiser. Breeder adalah petani ikan
yang berfungsi mengawinkan indukan ikan hias untuk menghasilkan keturunan
yang memiliki karakter yang diinginkan. Setelah mendapatkan hasil perkawinan
induk yang dapat menghasilkan benih yang diinginkan dan stabil karakternya.
Breeder mulai mengembangkan dan memperbanyak indukan. Hasil dari
perkawinan indukan yaitu telur-telur ikan. Ikan black ghost yang dikawinkan
masal dengan perbandingan jantan dan betina 5:10 dapat menghasilkan telur
sebanyak 200 telur per baki per hari. telur-telur ini akan menetas setelah 3-4 hari,
kemudian keluarlah larva. Larva ini kemudian didederkan sampai menjadi benih.
Ikan black ghost Petani ikan hias yang memiliki fungsi membesarkan atau
mendederkan larva dan benih-benih ini disebut raiser. Ukuran ikan hias umumnya
4
www.cara pembenihan_ikan_hiasblack_ghost_budidaya_informasi_budidaya.com March 10,
2013, 11:20:38 PM
digunakan istilah S untuk ikan dengan ukuran terkecil, M untuk ikan dengan
ukuran sedang, dan L untuk ukuran besar. Ukuran ikan berbeda-beda, tergantung
pada jenis ikannya. Kesuksesan pada akhir produksi ikan hias yaitu benih-benih
ikan hias yang berhasil didederkan sesuai dengan ukuran ikan hias yang diminta
konsumen akhir.
Raiser membutuhkan tempat pendederan yang lebih luas dari pada tempat
pemijahan, karena untuk memelihara anak ikan hasil dari beberapa perkawinan,
Selain itu ukuran benih ikan yang semakin besar perlu dilakukan penjarangan atau
pemindahan ketempat yang lebih besar agar ikan cepat tumbuh dan tidak
berdesakan sehingga tidak terjadi rebutan oksigen. Tempat pendederannya berupa
kolam semen dengan ukuran berkisar 3m x 2m mampu membesarkan larva
dengan jumlah yang banyak (Lingga dan Susanto, 1987). Semakin banyak
fasilitas untuk mendederkan benih dan jumlah benih yang didederkan semakin
banyak, maka semakin banyak juga benih yang dihasilkan. Namun keadaan
dilapangan tidak selalu banyak benih yang dihasilkan, karena ada faktor-faktor
yang dapat mengurangi kelangsungan hidup (survival rate/SR) benih.
Fluktuasi jumlah kelangsungan hidup produksi benih bisa dikarenakan
faktor keterampilan tenaga kerja, faktor ikan, faktor jarak pengangkutan larva ke
unit pendederan, faktor lingkungan hidup dan faktor hama dan penyakit, Faktor
keterampilan tenaga kerja yaitu latar belakang pendidikan dan pengalaman. Faktor
ikan yaitu benih yang terlalu dini dipindahkan (tanpa melakukan aklimatisasi) ke
bak pendederan atau ikan yang terlahir cacat sehingga tidak dapat bertahan hidup.
Faktor lingkungan hidup umumnya dilakukan pemeriksaan suhu air, pH air
(Dealami,2001). Selain itu faktor jarak pengangkutan yang berhubungan dengan
jumlah ikan dan banyaknya oksigen dalam kemasan menjadi faktor kelangsungan
hidup benih selama perjalanan dari tempat larva atau benih ukuran kecil ke petani
pendeder ikan ukuran besar, sehingga dibentuk standarisasi untuk pengemasan.
Standarisasi pengemasan dapat dilihat pada tabel 2. Adanya hubungan antara
ukuran ikan, lama pengangkutan, jumlah ikan, dan banyaknya oksigen, menjadi
pertimbangan petani untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup ikan hias
selama perjalanan. Kemungkinan ikan kehabisan oksigen selama perjalanan,
sehingga petani harus mengatur seberapa banyak ikan, pada ukuran berapakah
ikan, dan berapa lama perjalanan sampai pada tujuannya.
Tabel 2. Ukuran ikan, lama pengangkutan, jumlah ikan, dan banyaknya oksigen
yang harus dipenuhi dalam proses pengangkutan.
No.
Ukuran Ikan
Lama pengangkutan
Jumlah Ikan
O2
(inci)
(jam)
(ekor)
(Liter)
1.
0.5-1
10
700-800
5
2.
1-2
10
300-400
7
Sumber: Bachtiar, 2008
Selain itu penting untuk menjaga kondisi ikan pada kantong pengiriman agar
tidak bocor. Adapun standar ukuran kemasan untuk mengemas ikan yaitu dengan
ketebalan 0,3-0,5 mm, lebar 50-60 cm, dan tinggi 70-80 cm. Di dalam kemasan
perlu diisi air yang sama pada saat benih ikan dipelihara, sebab ikan yang akan
didederkan ini butuh kondisi yang mirip dengan kondisi di tempat asal telur
tersebut menetas (Bachtiar, 2004). Pembuatan kondisi air yang sesuai dengan
kehidupannya di alam menjadi salah satu langkah awal dalam mempertahankan
kehidupan ikan. Beberapa cara itu seperti mengubah pH air, menstabilkan suhu,
dan penyesuaian secara visual kondisi lingkungan sesuai habitanya. Beberapa
langkah merubah pH air secara alami yaitu dengan memberi tanah gambut kering
dipermukaan air yang terkena hujan maka secara alamiah pH air akan meningkat
ke arah basa. Pengontrolan suhu dengan menggunakan thermometer,sedangkan
untuk menaikan suhu dengan pemanas atau heater (Lambert, 2009).
Faktor lainnya yang dapat mengganggu kelangsungan hidup benih seperti
hama dan penyakit. Di tempat budidaya yang terbuka, hama dan penyakit sulit
dikontrol. Hama yang suka bersembunyi dalam air maupun tanah, dan penyakit
yang ukurannya mikro sulit untuk diditeksi dan diprediksi keberadaannya di
tempat budidaya yang terbuka. Tempat budidaya yang terbuka akan mudah hama
dan penyakit berkembangbiak dibandingkan tempat yang tertutup, karena di
tempat budidaya yang terbuka tidak ada pelindung seperti dinding dan atap yang
dapat mencegah hama dan penyakit masuk kelingkungan budidaya untuk
menyerang benih. Apabila hama dan panyakit menyerang maka memungkinkan
dapat merusak separuh atau lebih populasi ikan pada kolam, sehingga
memberikan dampak rugi bagi pembudidayanya. Benih maupun indukan akan
dimangsa hama atau terkena penyakit jika pembudidayanya tidak melakukan
pencegahan (Satyani dan Dermawan, 2006).
Salah satu pelaku yang bergerak dalam usaha produksi ikan hias adalah
Bapak Arifin Wangsadiredja. Beliau memiliki tempat usaha yang diberi nama
Arifin fish farm (AFF). Bapak Arifin adalah seorang breeder sekaligus seorang
raiser. Salah satu komoditi yang diunggulkan di Arifin fish farm adalah ikan
black ghost, dengan pertimbangan menurut beliau permintaan pasar ikan black
ghost masih tinggi karena pelanggannya belum dapat terpenuhi kebutuhannya.
Arifin fish farm memiliki tiga unit fungsi dalam memproduksi ikan hias black
ghost. Unit fungsi tersebut yaitu unit pemijahan, unti pendederan I dan unit
pendederan II. Unit pemijahan adalah suatu unit yang menjalankan fungsi untuk
mengawinkan indukan ikan black ghost. Kegiatan di unit pemijahan yaitu
memelihara indukan, menseterilkan alat pemijahan, mengawinkan indukan, dan
memanen telur. Keberhasilan dari kegiatan ini yaitu dapat menghasilkan telur dan
telah terbuahi dalam jumlah yang optimal yaitu 180-200 butir yang menempel
pada pakis. Kemudian telur-telur tersebut dimasukan ke kolam pendederan yaitu
di unit pendederan I. Unit pendederan I berfungsi untuk menetaskan telur,
memelihara larva dan benih sampai panen atau umur 45 hari atau ukuran 1,5 inci
(ukuran M). apabila ada benih ikan black ghost yang terlampau lebih besar yaitu
berkisar 2 inci, maka benih ini di pelihara di unit pendederan II, sampai panen
ukuran 2,5 inci atau umur benih 60 hari setelah telur menetas. Dari ketiga unit ini,
pada unit pendederan I memiliki waktu pemeliharaan yang lebih lama yaitu
berkisar 45 hari, sehigga rentan kematian larva atau benih ikan menjadi suatu hal
yang harus difokuskan mengingat hasil akhir dari kegiatan peroduksi ini adalah
benih-benih ukuran 1,5 inci. Arifin fish farm menghasilkan benih ikan black ghost
rata-rata 5.500 ekor per siklusnya dengan ukuran 1.5 inch. Namun dalam
menjalankan usahanya tentu tidak dapat terpisahkan dari risiko. Kegiatan
mendederkan benih di Arifin fish farm sering berhadapan dengan ketidakpastian
jumlah kelangsungan hidup benih per siklusnya. Maka perlu adanya suatu
kegiatan untuk mengelola ketidakpastian tersebut, sehingga dapat diambil
keputusan yang diperlukan untuk menghindari atau mengurangi risiko yang akan
dihadapi.
Perumusan Masalah
Pembudidaya ikan hias tidak terlepas dari risiko dan ketidakpastian dalam
usahanya. Situasi risiko dan ketidakpastian dalam hal ini adalah terganggunya
kelangsungan hidup benih ikan black ghost di unit pendederan yang dihadapi oleh
raiser, sehingga kemungkinan terjadi variasi jumlah ikan yang hidup. Faktor
ketidakpastian ini merupakan suatu hal yang dapat mempengaruhi dalam proses
pengambilan keputusan dalam kegiatan berproduksi.
Salah satu pembudidaya ikan black ghost adalah Bapak Arifin
Wangsadiredja. Beliau sebagai seorang breeder sekaligus raiser ikan black ghost.
Lokasi unit pemijahan dan pendederannya masih dalam satu tempat prosuksi.
Beliau sering menghadapi ketidakpastian dan risiko produksi pada budidaya ikan
black ghost. Hal ini tampak pada kelangsungan hidup benih atau survival rate
(SR) benih per siklus yang mengalami fluktuasi pada gambar 3.
120.0
95.3
100.0
95.0
98.1
92.3
99.0
90.5
SR (%)
80.0
68.2
63.6
62.7
56.2
60.0
58.4
67.8
64.5
40.0
SR (%)
50.0
20.0
0.0
bulan
Gambar 3. Produksi benih ikan black ghost tahun 2012
Sumber: Arifin, 2013
Pada gambar 3 survival rate (SR) tertinggi yaitu 99 % terjadi pada bulan
Mei-Juni 2012, dan SR yang terendah yaitu 50 % ada pada bulan SeptemberOktober 2012. Rata-rata SR pada tahun 2011 yaitu sebesar 72.5 % dan mengalami
kenaikan rata-rata SR di tahun 2012 sebesar 76.8 %. Berdasarkan informasi dari
pemilik usaha, yang menyebabkan fluktuasi SR yaitu serangan penyakit, ikan
yang saling menyerang dan kualitas air. Terjadinya fluktuasi kelangsungan benih
ikan black ghost di Arifin fish farm mengindikasikan adanya risiko. Adanya
ketidakpastian kelangsungan hidup benih ikan black ghost menimbulkan
ketidakpastian terhadap dampak kerugian yang akan merugikan usaha Bapak
Arifin. Berdasarkan gambaran kondisi diatas dapat diterapkan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa saja sumber-sumber risiko yang dihadapi Bapak Arifin di unit
pendederan I ikan black ghost?
2. Bagaimana probabilitas dan dampak dari sumber-sumber risiko yang
dihadapi di unit pendederan I tersebut?
3. Strategi apa yang sebaiknya dilakukan Bapak Arifin untuk menangani
risiko?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan :
1. Mengidentifikasi risiko produksi yang dihadapi Bapak Arifin di unit
pendederan I ikan blackghost.
2. Menganalisi probabilitas dan dampak dari sumber-sumber risiko yang
dihadapi Bapak Arifin di unit pendederan I ikan black ghost.
3. Menentukan strategi yang tepat untuk menangani risiko produksi yang
dihadapi Bapak Arifin di unit pendederan I ikan black ghost.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan sebagai berikut:
1. Bagi pemilik usaha, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
masukan bagi Bapak Arifin dalam penanganan risiko.
2. Bagi penulis, sebagai pembelajaran dalam menganilisis dan memberikan
alternative solusi dari permasalahan risiko yang dihadapi di unit
pendederan dengan komoditi black ghost.
3. Bagi pembaca, sebagai informasi dan rujukan.
4. Bagi akademis, sebagai bahan pembandingan untuk penelitian selanjutnya
TINJAUAN PUSTAKA
Gambaran Produksi Komoditas Ikan Black Ghost
Ikan black ghost ( Afteronotus albifrons, Linneaus ) berasal dari sungai
Amazon di Amerika Selatan merupakan ikan pendamai, yang ukurannya dapat
mencapai 50 cm, tubuhnya memanjang dan pipih dengan warna tubuh hitam. Ikan
ini digolongkan kedalam ikan pisau (Knifefishes), karena secara keseluruhan
bentuk tubuhnya menyerupai pisau melebar dari bagian kepala dan badan
kemudian melancip dibagian perut (Satyani dan Dermawan, 2006)
Persyaratan kualitas air sebaiknya digunakan untuk ikan black ghost yaitu
suhu air dipertahankan yaitu berkisar anatara 25 sampai dengan 28 derajat Celcius
dengan kisaran pH antara 6.5 – 7.5. Pakan ikan sebaiknya memilih makanan jenis
tertentu, dapat memakan pakan kering, beku maupun makanan hidup, walaupun
demikian lebih suka jika diberi pakan cacing rambut. Perawatan induk yang akan
dipijahkan sebaiknya menggunakan suhu air yang harus dipertahankan dengan
kisaran 26-28°C dan kisaran pH antara 6 - 7. Jenis pakan untuk induk black
ghost, yaitu cacing darah (blood worm) dan jentik nyamuk (larva nyamuk)
(Satyani dan Dermawan, 2006).
Pemijahan dapat dilakukan secara berpasangan ataupun secara masal.
Pemijahan secara masal dilakukan dengan perbandingan jantan dan betina yaitu
1:1 atau 1:2. Pemijahan masal biasanya dilakukan di dalam akuarium dengan
ukuran 100 cm x 50 cm x 40 cm, biasanya dapat dipakai untuk memijahkan induk
sekitar 5-8 ekor karena ukuran induk bisa mencapai panjang 20 cm. Setelah
indukan berhasil dipijahkan, kemudian induk betina ikan akan bertelur dan
menyembunyikan telurnya di substrat, seperti pakis. Indukan akan melakukan
perkawinan pada malam hari dan mengeluarkan telurnya pada malam hari juga.
Pengambilan pakis yang berisi telur dari kolam pemijahan dilakukan pada pagi
hari. Telur black ghost akan menetas dalam waktu 3-4 hari. Telur yang tidak
menetas atau membusuk sebaiknya segera disipon atau dibuang agar tidak
mengganggu kelangsungan hidup ikan yang baru menetas. Larva black ghost yang
baru menetas mula-mula berwarna putih dan seperti lendir. Setelah berumur satu
minggu, anak black ghost telah berwarna hitam. Anak black ghost yang masih
berukuran kecil diberi pakan kutu air atau artemia (Bachtiar, 2004).
5
Pendederan dapat dilakukan di akuarium ukuran 100 cm x 35 cm x 50 cm
dan dapat diisi anak black ghost yang baru menetas 3-4 hari sebanyak 200 - 250
ekor atau bak ukuran 100 cm x 50 cm x 40 cm dapat diisi 500 – 800 ekor per 100
liter air selama 25-30 hari. Air yang digunakan sebaiknya air yang telah
diendapkan selama sehari semalam. Untuk pembesaran ikan black ghost dapat
diberi cacing sutra, jentik nyamuk dan cacing darah. Pada pendederan tahap
kedua bisa menggunakan ukuran akuarium maupunbak yang sama namun
kepadatan ikan dikurangi, sehingga kepadatan ikan mencapai 300-500 ekor per
100 liter air, Agar ikan dapat merasa nyaman sebaiknya dilengkapi juga dengan
tempat persembunyiannya seperti potongan paralon. Dari usaha pendederan, black
ghost biasanya dipanen saat mencapai 1.5-3 inchi (Bachtiar, 2004).
5
www.BudidayaIkanHiasAirTawarBudidayaIkanBlackGhost.com
Penelitian Terdahulu
Sumber-sumber risiko
Sumber-sumber risiko produksi pertanian, dan perikanan pada umumnya
disebabkan faktor-faktor seperti perubahan cuaca, hama dan penyakit, kesalahan
teknis dari pekerja (human error). Risiko ini dapat diminimalisasi dengan
penggunaan teknologi tepat guna seperti green house yang dilengkapi
thermometer, hygrometer, pH-meter, dan dinding dari jaring kawat atau kaca
untuk menangani perubahan suhu, kelembapan, serangan hama dan penyaki pada
komoditi pertanian, begitu pun dengan pemeliharaan ikan di hecri yang dilengkapi
thermometer dan pH-meter. Sumber risiko berupa penyakit umumnya di lakukan
pencegahan dengan pemeliharaan kondisi lingkungannya yang bersih dan
pemberian obat-obatan.
Penelitian Silaban (2011) mengidentifikasikan bahwa sumber-sumber risiko
pada kegiatan operasional di PT. Taufan Fish farm pada komoditi lobster, ikan
discus, dan maanvis yaitu cuaca, kualitas pakan, hama dan penyakit. Cuaca
menjadi risiko operasional, karena faktor cuaca ini bersumber dari eksternal
sehingga sulit diprediksi. Produksi ikan discus, lobster dan maanvis mengalami
penurunan pada musim hujan. Kualitas pakan menjadi salah satu fakor timbulnya
penyakit, sehingga berbagai penanganan terhadap pakan ikan seperti memuasakan
cacing sebelum diberikan ke ikan menjadi alternative pencegahannya.
Penelitian Listya (2012) mengidentifikasikan bahwa sumber-sumber risiko
pada kegiatan operasional di kelompok tani caringin dengan komoditi pepaya
California yaitu cuaca, hama dan penyakit. Produksi papaya terjadi penurunan
pada saat musim hujan. Tanaman papaya rentan terhadap penyakit pada musim
hujan. Serangan penyakit tersebut seperti pembusukan pada buah papaya yang
merupakan hasil produksinya. Serangan hama pada tanaman papaya
menyebabkan kerusakan pada bagian organ tanaman seperti daun, batang dan
buah.
Penelitian Amanda (2012) mengidentifikasikan bahwa sumber-sumber
risiko pada kegiatan operasional di PT. ESAPUTLii dengan komoditi udang
vannamei yaitu faktor cuaca dan tenaga kerja. Faktor cuaca dapat mempengaruhi
pH, suhu dan salinitas pada air, dampak sering terjadi perubahan ini
mengakibatkan penurunan produksi benur. Sumber risiko yang muncul akibat dari
para pekerjanya karena kurang ulat dalam bekerja. Kelalaian yang muncul saat
bekerja diantaranya kesalahan dalam melakukan penyesuaian suhu dan
pemindahan induk udang vannamei pada media, kesalahan dalam memperkirakan
fase induk yang akan diablasi, kelalaian dalam menjaga kebersihan kolam, dan
pengontrolan air pada bak larva.
Metode analisis risiko
Pengukuran risiko yang dilakukan oleh Listya (2012) menggunakan analisis
z-score. Sumber risiko paling tinggi tingkat probabilitasnya secara berturut-turut
yaitu yaitu penyakit, iklim dan paling kecil adalaha hama. Pengukuran dampak
risiko menggunakan Value at Risk (VaR). Dampak terbesar sampai terkecil secara
berurut yang ditimbulkan oleh sumber risiko yaitu penyakit, hama, iklim.
Pengukuran risiko yang dilakukan oleh Silaban (2011) menggunakan
analisis portofolio. Produksi tertinggi yaiu lobster dan risiko terendah adalah
mannvis pada kegitan spesialisasi. Pada penilaian risiko dua portofolio diperoleh
bahwa diversifikasi mannvis dan lobster memiliki risiko paling tinggi
dibandingkan dengan diversifikasi mannvis dan discus serta lobster dan discus.
Pengukuran risiko yang dilakukan oleh Amanda (2012) menggunakan
analisis expected return dan analisis penyimpangan. Hasil dari penilaian expected
return memberikan nilai sebesar 14.999.400, artinya PT. ESAPUTLii dapat
mengharapkan perolehan hasil sebanyak 14.999.400 benur vannamei untuk setiap
kondisi dalam proses produksi yang telah diakomodasi oleh PT. ESAPULTLii.
Nilai coefficient variation yaitu 0.12, artinya untuk setiap satu satuan hasil yang
diperoleh dari kegiatan produksi benur memiliki risiko sebesar 12%.
Strategi pengelolaan
Silaban (2011) menyarankan strategi penanganannya dengan diversifikasi
yaitu menggabungkan asset yang ada. Diversifikasi dua dan tiga jenis ikan hias
ternyata dapat menekan risiko produksi. Amanda (2012) menyarankan
menggunakan strategi preventif. Strategi tersebut yaitu meningkatkan penanganan
induk, peningkatan ketelitian terhadap indukan yang akan diablasi, pembersihan
dan pengecekan kolam tiap harinya dan pemberian alarm pada bak larva, tendon,
dan bak induk. Listya (2012) menyarankan menggunakan strategi mitigasi dan
preventif. Strategi mitigasi yang dilakukan yaitu mengatur jarak tanam dan
penggunaan obat-obatan, sedangkan strategi preventif yang dilakukan yaitu
dengan pemusnahan buah yang busuk.
Berdasarkan penelitian terdahulu kegiatan operasional di pertanian maupun
perikanan memiliki kesamaan sumber risiko. Cuaca yang merupakan sumber
risiko dari eksternal, umumnya menjadi sumber risiko yang ditemui oleh ketiga
peneliti diatas. Pada penelitian Listya (2012) dan Silaban (2011), ada kesamaan
sumber risiko yaitu hama dan penyakit, ada tambahan sumber risiko pada Silaban
yaitu kualitas pakan. Pada penelitian Amanda (2012) sumber risiko yang
ditemukan yaitu faktor tenaga kerja. Variabel-variabel tersebut diduga menjadi
sumber risiko pada kegiatan pendederan I ikan black ghost di Arifin fish farm
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Pengertian Ketidakpastian dan Risiko
Ketidakpastian atau uncertainty sering diartikan dengan keadaan dimana ada
beberapa kemungkinan kejadian dan setiap kejadian akan menyebabkan hasil
yang berbeda. Tetapi tingkat kemungkinan atau probabilitas kejadian itu sendiri
tidak diketahui secara kuantitatif. Sedangkan risiko adalah ketidakpastian yang
telah diketahui probabilitasnya Risiko dapat diartikan juga penyebaran atau
penyimapangan dari target, sasaran, atau harapan (Bramantyo, 2008).
Ada tiga unsur penting dari sesuatu yang dianggap sebagai risiko yaitu
merupakan suatu kejadian, kejadian tersebut masih merupakan kemungkinan, jadi
bisa saja terjadi atau bisa saja tidak terjadi dan jika sampai terjadi, akan
menimbulkan kerugian (Kountur, 2008). Tiga unsur ini harus terpenuhi sebagai
bentuk suatu risiko. Penting bagi seorang ahli untuk mengetahui perbedaan risiko
dan ketidakpastian.
Menurut Soekartawi et al. (1993), pengertian risiko dan ketidakpastian
secara mudah digambarkan dalam satu rangkaian kesatuan seperti pada Gambar 4.
Gambar tersebut menjelaskan bahwa peristiwa di dunia dapat digolongkan
menjadi dua situasi ekstrim, yaitu peristiwa atau kejadian yang mengandung
risiko (risk events) dan kejadian yang tidak pasti (uncertainty events). Gambar
tersebut juga menjelaskan bahwa risiko berbeda dengan ketidakpastian. Risiko
berhubungan dengan kejadian yang peluang terjadinya dapat diketahui sedangkan
ketidakpastian dihubungkan dengan keadaan yang hasil dan akibatnya tidak dapat
diketahui. Sehingga dapat disimpulkan bahwa risiko dan ketidakpastian dapat
dibedakan berdasarkan diketahui atau tidaknya peluang kemunculan suatu
kejadian.
Gambar 4. Rangkaian kejadian berisiko dengan ketidakpastian
Kategori Risiko
Ada empat kategori risiko tergantung dari sudut pandang diantaranya
penyebab terjadinya risiko, akibat yang ditimbulkan risiko, aktivitas yang
dilakukan dan kejadian yang terjadi. Risiko dapat dilihat dalam sudut pandang
penyebab. Ada dua macam risiko dari sudut pandang penyebab yaitu risiko
keuangan dan risiko operasional. Risiko keuangan adalah risiko yang disebabkan
oleh faktor-faktor keuangan seperti harga, tingkat bunga, dan mata uang asing.
Sedangkan risiko operasional adalah risiko-risiko yang disebabkan oleh faktofaktor non-keuangan, seperti manusia, teknologi, dan alam (Kountur, 2008). risiko
operasional bisa terjadi pada dua tingkatan yaitu teknis dan organisasi. Pada
tatanan teknis bisa terjadi ketika kesalahan dalam mencatat, informasi tidak
memadai, dan pengukuran risiko tidak akurat. Pada tatanan organisasi bisa terjadi
ketika sistem pelaporan dan sistem pemantauan tidak berkerja dengan semestinya
(Bramantyo, 2008). Risiko dari sudut pandang akibat ada dua yaitu risiko murni
dan spekulatif. Risiko murni yaitu apabila suatu kejadian yang berakibat
merugikan saja atau tidak memberikan keuntungan. Sedangkan risiko spekulatif
yaitu risiko yang memberikan keungtungan namun memungkinkan merugikan.
Kemudian kategori yang ketiga yaitu risiko dari sudut pandang aktivitas. Risiko
aktivitas adalah penamaan dari suatu risiko yang ada dalam aktivitasnya.
Banyaknya risiko dari sudut pandang aktivitas, sebanyak juga jumlah aktivitas
yang ada. Kategori keempat yaitu risiko dari sudut pandang kejadian. Risiko
kejadian merupakan suatu penyebab langsung yang dapat merugikan perusahaan,
berbeda dengan faktor yang menyebabkan terjadinya risiko (Kountur, 2008).
Adapun gambaran risiko produksi ini yaitu, berdasarkan kategori satu yaitu sudut
pandang penyebab, termasuk kedalam risiko operasional karena aktivitas produksi
yang dikaji. Kategori kedua yaitu dari sudut pandang akibat. Risiko tersebut
termasuk risiko murni, karena keseluruhan risiko yang dikaji menunjukan
kerugian tanpa memberikan keuntungan yaitu kelangsungan hidup ikan. Kategori
ketiga yaitu risiko dari sudut pandang aktivitas. Adapun aktivitas yang terjadi
didalamnya yaitu pemeliharaan ikan dan memanipulasi kondisi lingkungan hidup
ikan. Kategori yang keempat yaitu dari sudut pandang kejadian. Adapun
kejadiannya yaitu ikan mati karena kejadian perubahan kualitas air, serangan
penyakit dan ikan saling menyerang.
Manajemen Risiko
Pendekatan manajemen risiko terbagi menjadi dua yaitu konvensional dan
terintegrasi. Pendekatan secara konvensional yaitu setiap manajer bertanggung
jawab atas risiko unit kerjanya, seperti manajer produksi bertanggung jawab atas
majemen risiko produksinya, dan manajer pemasaran bertanggung jawab atas
manajemen risiko pemasarannya. Pendekatan secara integrasi yaitu risiko dibagi
menurut jenisnya. Biasanya perusahaan mengangkat seorang direktur risiko atau
dikenal dengan CRO (Chief Risk Officer) untuk menangani risiko perusahaannya
(Bramantyo, 2008). Adapun pengangkatan CRO ini biasanya dilakukan di
perusahaan skala besar yang berbadan hukum.
Beberapa alasan penanganan risiko dianggap sebagai salah satu fungsi
manajemen yaitu setiap menejer harus bertanggung jawab atas risiko yang ada
pada unitnya, maka dari itu manajemen risiko merupakan pekerjaan yang harus
dilakukan oleh setiap menejer yang tidak boleh sampai terabaikan. Enterprise
Risk Manajemen (ERM) adalah suatu cara (metode) yang digunakan perusahaan
untuk menangani risiko-risiko yang dihadapi dalam usaha mencapai tujuannya
(Kountur,2008). Peran ERM menjamin bahwa setiap proses dari manajemen
risiko dilaksanakan dengan baik oleh setiap manajer.
Fungsi manajemen risiko yaitu menangani risiko yang mengancam
pencapaian tujuan perusahaan. Fungsi manajemen yang lazim dikenal yaitu
perencanaan, mengorganisasi, mengarahkan dan mengendalikan. Penambahan
satu fungsi yaitu penanganan risiko atau pengelolaan risiko (Kountur, 2008).
Manajemen risiko pun berfungsi untuk mengetahui yang uncertain menjadi
certain, dengan cara mengukur kemungkinan-kemungkinan yang disebabkan oleh
sumber risiko dan mengetahui dampak kerugian yang akan diterima oleh
perusahaan jika sumber risiko tersebut tidak dapat dicegah maupun dikendalikan.
Pengelolaan atau manajemen risiko dimulai dari identifikasi risiko,
pengukuran risiko, penanganan risiko dan diakhiri dengan evaluasi. Proses
pengelolaan risiko menurut Kountur,2008 dapat dilihat pada gambar 5.
Pengelolaan ini bertujuan untuk mengurangi kemungkinan terjadi dan dampak
kerugian terhadap perusahaan yang ditimbulkan oleh sumber risiko.
Gambar 5. Proses pengelolaan risiko
Pengidentifikasian risiko sebaiknya diketahui unit yang akan dilakukan
pengelolaan risiko seperti unit produksi. pengidentifikasian ini akan menghasilkan
sebuah daftar risiko yang berisikan tentang sumber-sumber risiko. Kemudian
daftar risiko tersebut diukur besaran risikonya. Kegiatan tersebut dikenal dengan
pengukuran risiko. Tujuan dari pengukuran adalah untuk mengetahui status dan
peta risiko. Status risiko menunjukan risiko mana yang paling besar dan paling
kecil. Peta risiko adalah gambaran tentang posisi suatu risiko pada peta yang
memiliki dua sumbu yaitu vertikal (probabilitas) dan horizontal (dampak).
Probabilitas dibagi menjadi dua yaitu besar dan kecil. Batas antara probabilitas (P)
besar dan kecil ini ditentukan oleh manajemen perusahaan. Pada umumnya risikorisiko yang probabilitasnya (P)% atau lebih besar dianggap sebagai kemungkinan
besar, sedangkan probabil
DI UNIT PENDEDERAN I ARIFIN FISH FARM
KOTA BOGOR, JAWA BARAT
PANDU PRATAMA HADINATA
H34114073
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*1
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Risiko
Produksi Ikan Black Ghost di Unit Pendederan I Arifin Fish Farm Kota Bogor,
Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka dibagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2013
Pandu Pratama Hadinata
NIM H34114073
1*
Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak luar IPB harus
didasarkan pada perjanjian kerja sama terkait.
ABSTRAK
PANDU PRATAMA HADINATA, Analisis Risiko Produksi Ikan Black Ghost di
Unit Pendederan I Arifin Fish Farm Kota Bogor Jawa Barat. Dibimbing oleh
SUHARNO.
Apteronotus aldifrons yang dikenal dengan nama ikan black ghost adalah
ikan yang berasal dari Amerika Selatan. Salah satu petani ikan yang memproduksi
ikan black ghost di Kota Bogor adalah Bapak Arifin. Setiap siklus produksinya
terjadi fluktuasi kelangsungan hidup ikan, hal ini diindikasikan adanya risiko.
Tujuan penelitian ini adalah (1). mengidentifikasi risiko produksi yang dihadapi
Bapak Arifin di unit pendederan I ikan blackghost. (2). menganalisi probabilitas
dan dampak dari sumber-sumber risiko yang dihadapi Bapak Arifin di unit
pendederan I ikan black ghost. (3). menentukan strategi yang tepat untuk
menangani risiko produksi yang dihadapi Bapak Arifin di unit pendederan I ikan
black ghost. Data diperoleh dari observasi di lapang dan hasil wawancara dengan
pemilik usaha. Kemudian data tersebut dianalisis dengan metode deskriptif dan
analisis risiko. Hasil analisis diperoleh sumber risiko di Arifin fish farm adalah
perubahan kualitas air, penyakit dan ikan saling menyerang. Nilai probabilitas dan
dampak pada masing-masing risiko adalah perubahan kualitas air 43,3% dan Rp
1,060,436, penyakit sebesar 48,0% dan Rp 1,848,419, ikan saling menyerang
sebesar 34,5% dan Rp 248,781. Strategi penanganan sumber risiko ikan saling
menyerang menggunakan strategi preventif. Strategi penanganan sumber risiko
penyakit dan perubahan kualitas air yaitu dengan menggunakan strategi preventif
dan mitigasi.
ABSTRACT
PANDU PRATAMA HADINATA, Risk Analis Produktion Black Ghost Fish in
The Unit Pendederan I Arifin Fish Farm Kota Bogor Jawa Barat. Supervised by
SUHARNO.
Apteronotus albifrons known as the black ghost fish are fish that
originated from South America. One of the fish farmers who produce fish black
ghost in the city of Bogor is Mr. Arifin. Each production cycle fluctuations fish
survival rate, this indicated the existence of risk. The purpose of this study is (1).
identify risks faced by Mr. Arifin production in units of fish nursery I blackghost
(2). analyzing the probability and impact of risk sources encountered Mr. Arifin in
unit nursery I fish black ghost. (3). determine appropriate strategies to address the
risks faced by Mr. Arifin production in the nursery unit I fish black ghost. Data
obtained from field observation and interviews with business owners. Then the
data were analyzed with descriptive methods and risk analysis. Results obtained
by analysis of sources of risk in Arifin fish farm is changes in water quality, and
fish disease attacking each other. Value of the probability and impact of each risk
is 43,3% change in water quality and Rp 1,060,436, the disease was 48,0% and
Rp 1,848,419, fish attacked each other at 34,5% and Rp 248,781. Sources of risk
management strategies fish use to attack each other preventive strategies. Sources
of risk management strategies and changes in water quality by using preventive
and mitigation strategies.
RINGKASAN
PANDU PRATAMA HADINATA, Analisis Risiko Produksi Ikan Black Ghost di Unit
Pendederan I Arifin Fish Farm Kota Bogor Jawa Barat, skripsi. Departemen Agribisnis,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (di bawah bimbingan SUHARNO).
Indonesia memiliki potensi sumberdaya ikannya sangat besar dengan beraneka ragam ikan
bernilai ekonomis tinggi. Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan bahwa
Indonesia saat ini menduduki peringkat ketiga ke-3 di dunia sebagai eksportir ikan hias. Banyak
jenis ikan hias air tawar yang dibudidayakan di Indonesia tidak seluruhnya merupakan asli
Indonesia, karena iklim Indonesia yang cocok untuk membudidayakan berbagai jenis ikan hias
dan memungkinkan untuk berproduksi sepanjang tahun. Salah satu kota penghasil ikan hias di
Indonesia adalah Kota Bogor di propinsi Jawa Barat. Ikan yang diminati untuk dibudidayakan
oleh para petani yaitu ikan corydoras, gapi, black ghost, dan ikan mas koki. Hal tersebut
dibuktikan bahwa produksi keempat ikan hias tersebut lebih dari 1.000.000 ekor per tahunnya
dan mengalami peningkatan. Dari keempat ikan tersebut, ikan black ghost menduduki tingkat
produksi paling tinggi di Kota Bogor. Produksi ikan black ghost yang tinggi tidak terlepas dari
peranan para petani ikan hias yang bergerak sebagai breeder dan raiser. Semakin banyak
fasilitas untuk mendederkan benih dan jumlah benih yang didederkan semakin banyak, maka
semakin banyak juga benih yang dihasilkan. Namun keadaan dilapangan tidak selalu banyak
benih yang dihasilkan, karena ada faktor-faktor yang dapat mengurangi kelangsungan hidup
(survival rate/SR) benih. Salah satu petani ikan black ghost di Kota Bogor adalah Bapak Arifin.
Dalam usahanya terjadi fluktuasi kelangsungan hidup di tiap siklusnya. Hal ini mengindikasikan
adanya risiko dalam kegiatan produksinya.
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu (1). mengidentifikasi risiko produksi yang dihadapi
Bapak Arifin di unit pendederan I ikan blackghost. (2). menganalisi probabilitas dan dampak dari
sumber-sumber risiko yang dihadapi Bapak Arifin di unit pendederan I ikan black ghost. (3).
menentukan strategi yang tepat untuk menangani risiko produksi yang dihadapi Bapak Arifin di
unit pendederan I ikan black ghost.
Berdasarkan identifikasi sumber risiko di Arifin fish farm tidak semua sumber risiko yang
di hadapi pembudidaya ikan sama. Adapun beberapa pertimbangan bahwa hama, suhu air, cuaca,
kualitas induk, pakan dan sumber daya manusia tidak termasuk kedalam kategori sumber risiko.
Berdasarkan identifikasi yang dilakukan di Arifin fish farm, diperoleh sumber risiko yang
dihadapi Arifin fish farm pada unit pendederan I yaitu kualitas air, ikan saling menyerang dan
penyakit yang dapat mempengaruhi secara langsung terhadap kelangsungan hidup (survival rate)
larva dan benih black ghost yang berfluktuasi.
Berdasarkan hasil analisis probabilitas dengan menggunakan z-score, diperoleh nilai
probabilitas dari masing-masing sumber risiko produksi dari yang terbesar sampai yang terkecil
yaitu yang pertama adalah penyakit sebesar 48,0 persen, kedua perubahan kualitas air sebesar
43,3 persen, ketiga ikan saling menyerang sebesar 34,5 persen. Berdasarkan hasil analisis
dampak risiko enggunakan metode VaR, diperoleh nilai dampak yang diakibatkan oleh masingmasing sumber risiko produksi dari yang terbesar sampai yang terkecil yaitu pertama adalah
penyakit sebesar Rp. 1,848,419, kedua adalah perubahan kualitas air sebesar Rp. 1,060,436,
ketiga adalah ikan saling menyerang sebesar Rp. 248,781. Strategi penanganan sumber risiko
ikan saling menyerang menggunakan strategi preventif. Strategi penanganan sumber risiko
penyakit dan perubahan kualitas air yaitu dengan menggunakan strategi preventif dan mitigasi.
ANALISIS RISIKO PRODUKSI IKAN BLACK GHOST
DI UNIT PENDEDERAN I ARIFIN FISH FARM
KOTA BOGOR, JAWA BARAT
PANDU PRATAMA HADINATA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul skripsi : Analisis Risiko Produksi Ikan Black Ghost di Unit Pendederan I
Arifm Fish Farm Kota Bogor, Jawa Barat
Nama
: Pandu Pratama Hadinata
NIM
: H34114073
Disetujui oleh,
Dr.Ir. S
' 0, M.Adev.
Pembimbing
Diketahui oleh,
Tanggal Lulus :
セ@
セ@
,
-
0 2 SEP 2013
Judul skripsi : Analisis Risiko Produksi Ikan Black Ghost di Unit Pendederan I
Arifin Fish Farm Kota Bogor, Jawa Barat
Nama
: Pandu Pratama Hadinata
NIM
: H34114073
Disetujui oleh,
Dr.Ir. Suharno, M.Adev.
Pembimbing
Diketahui oleh,
Dr.Ir. Nunung Kusnadi, MS
Ketua Departemen
Tanggal Lulus :
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian ini adalah risiko yang dilaksanakan sejak bulan Meret-Juni 2013
dengan judul Analisis Risiko Produksi Ikan Black Ghost di Unit Pendederan I
Arifin Fish Farm Kota Bogor Jawa Barat.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr.Ir. Suharno, M.Adev. selaku
dosen pembimbing. Disamping itu penulis ucapkan terimakasih kepada Bapak
Arifin Wangsadiredja selaku pemilik usaha Arifin Fish Farm yang telah
membantu selama pengumpulan data. Ucapan terimakasih juga disampaikan
kepada Ayah, Ibu, serta seluruh keluarga atas do’a dan kasih sayangnya. Saya
ucapkan terimakasih kepada teman-teman di Departemen Agribisnis angkatan 1,
2, dan 3 yang telah membantu saya saat di dalam dan luar kelas.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2013
Pandu Pratama Haadinata
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... v
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang .................................................................................................... 1
Perumusan Masalah ............................................................................................ 6
Tujuan Penelitian ................................................................................................ 7
Manfaat Penelitian .............................................................................................. 7
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 8
Gambaran Produksi Komoditas Ikan Black Ghost ............................................. 8
Penelitian Terdahulu ........................................................................................... 9
Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................................................ 11
Pengertian Ketidakpastian dan Risiko .......................................................... 11
Kategori Risiko ............................................................................................. 11
Manajemen Risiko ........................................................................................ 12
Kerangka Pemikiran Operasional ..................................................................... 14
METODE PENELITIAN...................................................................................... 15
Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................ 15
Sumber dan Jenis Data ...................................................................................... 15
Metode Pengumpulan Data ............................................................................... 15
Metode Analisis Data ........................................................................................ 16
Metode Analisis Deskriptif ........................................................................... 16
Metode Analisis Kemungkinan Terjadinya Risiko ....................................... 17
Analisis Dampak Risiko ............................................................................... 18
Pemetaan Risiko............................................................................................ 19
Penanganan Risiko ........................................................................................ 20
GAMBARAN UMUM ARIFIN FISH FARM ...................................................... 22
ANALISIS RISIKO PRODUKSI IKAN BLACK GHOST DI UNIT
PENDEDERAN I ARIFIN FISH FARM .............................................................. 27
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 37
LAMPIRAN .......................................................................................................... 38
DAFTAR TABEL
1. Jumlah rumah tangga pembudidaya (RTP) ikan hias Kota Bogor tahun 2011 ... 2
2. Ukuran ikan, lama pengangkutan, jumlah ikan, dan banyaknya oksigen
yang harus dipenuhi dalam proses pengangkutan. ............................................. 4
3. Distribusi z 1,5 - 1,8 ......................................................................................... 19
4. Produksi ikan black ghost di anggota BMS tahun 2011 ................................... 22
5. Distribusi z 0,0 - 0,2 ........................................................................................ 31
6. Probabilitas risiko dari sumber risiko produksi ................................................ 31
7. Distribusi z 1,5 - 1,8 .......................................................................................... 32
8. Dampak risiko dari sumber risiko produksi ...................................................... 33
9. Status risiko dari sumber risiko......................................................................... 34
DAFTAR GAMBAR
1. Data produksi ikan hias di Kota Bogor ............................................................... 2
2. Produksi ikan hias air tawar di Kota Bogor ........................................................ 3
3. Produksi benih ikan black ghost tahun 2012 ...................................................... 6
4. Rangkaian kejadian berisiko dengan ketidakpastian ........................................ 11
5. Proses pengelolaan risiko .................................................................................. 13
6. Kerangka pemikiran operasional ...................................................................... 14
7. Peta risiko.......................................................................................................... 20
8. Preventif risiko .................................................................................................. 21
9. Mitigasi risiko ................................................................................................... 21
10. Alur kegiatan produksi benih di Arifin fish farm............................................ 23
11. Struktur organisasi .......................................................................................... 26
12. Hasil pemetaan sumber risiko ......................................................................... 34
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuesioner penelitian ......................................................................................... 38
2. Data produksi per siklus benih ikan black ghost di Arifin fish farm Januri 2011
- April 2013 ...................................................................................................... 41
3. Persentase kematian benih pada tiap sumber risiko .......................................... 42
4. Analisi probabilitas sumber risiko perubahan kualitas air ................................ 42
5. Analisi probabilitas sumber risiko penyakit ..................................................... 43
6. Analisi probabilitas sumber risiko ikan saling menyerang ............................... 43
7. Analisis dampak sumber risiko perubahan kualitas air ..................................... 44
8. Analisis dampak sumber risiko penyakit .......................................................... 44
9. Analisis dampak sumber risiko ikan saling menyerang .................................... 44
10. Dokumentasi produksi ikan black ghost di arifin fish farm ............................ 45
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia memiliki potensi sumberdaya ikannya sangat besar dengan
beraneka ragam ikan bernilai ekonomis tinggi. Kementrian Kelautan dan
Perikanan (KKP) menyatakan bahwa Indonesia saat ini menduduki peringkat
ketiga di dunia sebagai eksportir ikan hias. Dengan peringkat tersebut, nilai
pangsa pasar ikan hias mencapai 7,5 persen. 2Ketua Dewan Ikan Hias Indonesia,
Dr Suseno, Jumat (23/9) mengatakan, posisi Indonesia di bawah Singapura dan
Malaysia yang masing-masing berturut-turut sebesar 22,5 persen dan 11 persen.
Ekspor Ikan hias Indonesia pada tahun 2010 telah mencapai US$ 12 juta atau naik
dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai US$ 10 juta. 3Prospek bisnis ikan
hias memang sangat menjanjikan, apalagi ikan hias di Indonesia memiliki
keragaman baik bentuk tubuh dan warna yang indah sehingga dapat dipercaya
dapat mengurangi stress oleh para pecinta ikan hias, Dirjen Perikanan Budidaya
Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) (Slamet, 2013).
Banyak jenis ikan hias air tawar yang dibudidayakan di Indonesia namun
tidak seluruhnya merupakan asli Indonesia, karena iklim Indonesia yang cocok
untuk membudidayakan berbagai jenis ikan hias dan memungkinkan untuk
berproduksi sepanjang tahun (Satyani dan Dermawan. 2006). Jenis ikan hias air
tawar yang diimpor ke Indonesia kemudian dikembangbiakan untuk dijual di
pasar lokal dan di pasar mancanegara. Ikan hias ini banyak diminati oleh
konsumen seperti hobiis maupun kolektor untuk dipelihara sehingga memberikan
hiburan tersendiri bagi pemeliharanya, karena itu ikan-ikan yang dibudidayakan
harus memiliki bentuk, ukuran, warna, dan kebiasaan atau tingkah laku ikan yang
dapat menarik konsumen. Contohnya seperti ikan discus yang memiliki bentuk
bulat pipih dan ada juga yang lonjong pipih. Ukuran ikan discus biasa dijual mulai
dari ukuran 1,5, 2, 2,5, dan 3 inci. Warna ikan ini bermacam-macam yaitu putih,
coklat, merah, biru, dan hijau. Kebiasaan ikan ini yang menjadikan ikan ini unik
yaitu pada saat induk ikan ini memelihara anaknya seakan-akan seperti menyesui
karena anaknya berenang berdampingan dengan induknya. Ikan discus pun
mempunyai julukan King of Aquarium. Selain ikan discus ada pula ikan black
ghost yang memiliki bentuk seperti pisau dengan warna yang didominasi hitam,
apabila ikan ini berenang bagian siripnya bergetar seperti bendera. Ikan ini aktif
pada malam hari. Bentuk, warna, dan kebiasaan yang tampak menyeramkan
sehingga ikan ini mendapat julukan Black Ghost Fish. Julukan ini tidak segalak
ikan tersebut, pasalnya ikan ini termasuk ikan yang pemalu karena sering
bersembunyi diantara bebatuan atau goa buatan dan tidak memangsa maupun
mengganggu ikan lain (Satyani dan Dermawan, 2006).
Salah satu kota penghasil ikan hias di Indonesia adalah Kota Bogor di
propinsi Jawa Barat. Pada tahun 2011 tercatat ada 200 rumah tangga pembudidaya
(RTP) ikan hias di Kota Bogor yang tersebar di 6 kecamatan. RTP terbanyak ada
2
www.kominfojatim.com March 13, 2013, 2:15:47 AM
www.dkp.kaltimprov.go.id/berita-158-potensi-ikan-hias-indonesia-rp600-miliar.html July 13,
2013, 10:28:33 PM
3
di Kecamatan Tanah Sareal sebanyak 75 orang atau sebesar 37,5 persen, kedua di
Kecamatan Bogor Selatan sebanyak 28 orang atau sebesar 14 persen, ketiga dan
keempat memiliki jumlah yang sama yaitu 26 orang atau sebesar 13 persen di
Kecamatan Bogor Tengah dan Bogor Timur, kelima di Kecamatan Bogor Utara
sebanyak 25 orang atau sebesar 12,5 persen, dan yang keenam di Kecamatan
Bogor Barat sebanyak 20 orang atau sebesar 10 persen. Banyaknya ikan hias yang
diproduksi di Kota Bogor yaitu sebesar 13,789,590 ekor pada tahun 2011. Setiap
Kecamatan berbeda-beda jumlah produksinya. Produksi terbesar ada di
Kecamatan Tanah Sereal yaitu sebesar 47 persen, kedua yaitu Kecamatan Bogor
Utara sebesar 18 persen, ketiga yaitu Kecamatan Bogor Timur sebesar 13 persen,
keempat dan kelima memiliki nilai persentase yang sama yaitu sebesar 10 persen
di Kecamatan Bogor Barat dan Bogor Selatan, dan yang keenam yaitu Kecamatan
Bogor Tengah sebesar 2 persen. Data RTP dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Jumlah rumah tangga pembudidaya (RTP) ikan hias Kota Bogor tahun
2011
Kecamatan
Bogor Barat
Bogor Timur
Bogor Utara
Bogor Tengah
Bogor Selatan
Tanah Sareal
RTP
(orang)
20
26
25
26
28
75
RTP
(%)
10
13
12,5
13
14
37,5
Akuarium
Bak
769
999
1,926
846
1,076
2,076
879
1,143
2,199
967
1,232
2,378
Produksi
(ekor)
1,378,959
1,792,647
2,482,126
275,792
1,378,959
6,481,107
Produksi
(%)
10
13
18
2
10
47
Sumber: Dinas Kota Bogor 2013 (diolah)
Ikan hias yang dibudidayaka di Kota Bogor diantaranya ikan gapy, arwana,
corydoras, discus, koi, cupang, louhan, maanvis, mas koki, neon tetra, black ghost
dan ikan hias lainnya. Perkembangan produksi ikan hias di Kota Bogor terus
mengalami peningkatan. Dari tahun 2010-2011 ikan hias mengalami kenaikan
sebesar 270.384 ekor atau 1.98% dan dari tahun2011-2012 mengalami kenaikan
sebesar 275.793 ekor atau 1.96%. Data peningkatan produksi ikan hias per tahun
dapat dilihat pada gambar 1.
14200000
14100000
14000000
13900000
13800000
13700000
13600000
13500000
13400000
13300000
13200000
14065383
13789590
Ekor
13519206
2010
2011
2012
Gambar 1. Data produksi ikan hias di Kota Bogor
Sumber : Dinas Pertanian Kota Bogor 2013
Ikan yang diminati untuk dibudidayakan oleh para petani yaitu ikan
corydoras, gapi, black ghost, dan ikan mas koki pada gambar 2. Hal tersebut
dibuktikan bahwa produksi keempat ikan hias tersebut lebih dari satu juta ekor per
tahunnya dan mengalami peningkatan. Dari keempat ikan tersebut, ikan black
ghost menduduki tingkat produksi paling tinggi di Kota Bogor.
7,000,000
Arwana
Corydoras
Diskus
Gapi
Black Ghost
Ikan Cupang
Ikan Koi
Louhan
Manvis
Mas Koki
Neon Tetra
6,000,000
5,000,000
4,000,000
3,000,000
2,000,000
1,000,000
2010
2011
2012
Gambar 2. Produksi ikan hias air tawar di Kota Bogor
Sumber : Dinas Pertanian Kota Bogor 2013
4
Ikan Black ghost ( Afteronotus albifrons, Linneaus ) merupakan salah satu
jenis ikan yang mempunyai peluang bisnis yang potensial. Ikan jenis ini belum
banyak dikenal oleh masyarakat tetapi saat ini beberapa pengusaha ikan hias
memproduksi benih sebagai komoditas lokal maupun ekspor. Black ghost berasal
dari sungai Amazon. Ikan ini dikenal pendamai yaitu ikan yang tidak mengusik
atau memangsa ikan yang kecil sehingga ikan black ghost dapat dipelihara dengan
ikan hias lainnya. Ikan ini memiliki gaya berenang yang unik, yaitu bisa berenang
maju, mundur, berputar-putar dan terbalik. Sirip yang menyatu ini memanjang
dari dada hingga pangkal ekor. Pada saat berenang atau ada aliran air, sirip ini
berkibar-kibar sehingga membuat daya tarik tersendiri.
Produksi ikan black ghost yang tinggi tidak terlepas dari peranan para petani
ikan hias yang bergerak sebagai breeder dan raiser. Breeder adalah petani ikan
yang berfungsi mengawinkan indukan ikan hias untuk menghasilkan keturunan
yang memiliki karakter yang diinginkan. Setelah mendapatkan hasil perkawinan
induk yang dapat menghasilkan benih yang diinginkan dan stabil karakternya.
Breeder mulai mengembangkan dan memperbanyak indukan. Hasil dari
perkawinan indukan yaitu telur-telur ikan. Ikan black ghost yang dikawinkan
masal dengan perbandingan jantan dan betina 5:10 dapat menghasilkan telur
sebanyak 200 telur per baki per hari. telur-telur ini akan menetas setelah 3-4 hari,
kemudian keluarlah larva. Larva ini kemudian didederkan sampai menjadi benih.
Ikan black ghost Petani ikan hias yang memiliki fungsi membesarkan atau
mendederkan larva dan benih-benih ini disebut raiser. Ukuran ikan hias umumnya
4
www.cara pembenihan_ikan_hiasblack_ghost_budidaya_informasi_budidaya.com March 10,
2013, 11:20:38 PM
digunakan istilah S untuk ikan dengan ukuran terkecil, M untuk ikan dengan
ukuran sedang, dan L untuk ukuran besar. Ukuran ikan berbeda-beda, tergantung
pada jenis ikannya. Kesuksesan pada akhir produksi ikan hias yaitu benih-benih
ikan hias yang berhasil didederkan sesuai dengan ukuran ikan hias yang diminta
konsumen akhir.
Raiser membutuhkan tempat pendederan yang lebih luas dari pada tempat
pemijahan, karena untuk memelihara anak ikan hasil dari beberapa perkawinan,
Selain itu ukuran benih ikan yang semakin besar perlu dilakukan penjarangan atau
pemindahan ketempat yang lebih besar agar ikan cepat tumbuh dan tidak
berdesakan sehingga tidak terjadi rebutan oksigen. Tempat pendederannya berupa
kolam semen dengan ukuran berkisar 3m x 2m mampu membesarkan larva
dengan jumlah yang banyak (Lingga dan Susanto, 1987). Semakin banyak
fasilitas untuk mendederkan benih dan jumlah benih yang didederkan semakin
banyak, maka semakin banyak juga benih yang dihasilkan. Namun keadaan
dilapangan tidak selalu banyak benih yang dihasilkan, karena ada faktor-faktor
yang dapat mengurangi kelangsungan hidup (survival rate/SR) benih.
Fluktuasi jumlah kelangsungan hidup produksi benih bisa dikarenakan
faktor keterampilan tenaga kerja, faktor ikan, faktor jarak pengangkutan larva ke
unit pendederan, faktor lingkungan hidup dan faktor hama dan penyakit, Faktor
keterampilan tenaga kerja yaitu latar belakang pendidikan dan pengalaman. Faktor
ikan yaitu benih yang terlalu dini dipindahkan (tanpa melakukan aklimatisasi) ke
bak pendederan atau ikan yang terlahir cacat sehingga tidak dapat bertahan hidup.
Faktor lingkungan hidup umumnya dilakukan pemeriksaan suhu air, pH air
(Dealami,2001). Selain itu faktor jarak pengangkutan yang berhubungan dengan
jumlah ikan dan banyaknya oksigen dalam kemasan menjadi faktor kelangsungan
hidup benih selama perjalanan dari tempat larva atau benih ukuran kecil ke petani
pendeder ikan ukuran besar, sehingga dibentuk standarisasi untuk pengemasan.
Standarisasi pengemasan dapat dilihat pada tabel 2. Adanya hubungan antara
ukuran ikan, lama pengangkutan, jumlah ikan, dan banyaknya oksigen, menjadi
pertimbangan petani untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup ikan hias
selama perjalanan. Kemungkinan ikan kehabisan oksigen selama perjalanan,
sehingga petani harus mengatur seberapa banyak ikan, pada ukuran berapakah
ikan, dan berapa lama perjalanan sampai pada tujuannya.
Tabel 2. Ukuran ikan, lama pengangkutan, jumlah ikan, dan banyaknya oksigen
yang harus dipenuhi dalam proses pengangkutan.
No.
Ukuran Ikan
Lama pengangkutan
Jumlah Ikan
O2
(inci)
(jam)
(ekor)
(Liter)
1.
0.5-1
10
700-800
5
2.
1-2
10
300-400
7
Sumber: Bachtiar, 2008
Selain itu penting untuk menjaga kondisi ikan pada kantong pengiriman agar
tidak bocor. Adapun standar ukuran kemasan untuk mengemas ikan yaitu dengan
ketebalan 0,3-0,5 mm, lebar 50-60 cm, dan tinggi 70-80 cm. Di dalam kemasan
perlu diisi air yang sama pada saat benih ikan dipelihara, sebab ikan yang akan
didederkan ini butuh kondisi yang mirip dengan kondisi di tempat asal telur
tersebut menetas (Bachtiar, 2004). Pembuatan kondisi air yang sesuai dengan
kehidupannya di alam menjadi salah satu langkah awal dalam mempertahankan
kehidupan ikan. Beberapa cara itu seperti mengubah pH air, menstabilkan suhu,
dan penyesuaian secara visual kondisi lingkungan sesuai habitanya. Beberapa
langkah merubah pH air secara alami yaitu dengan memberi tanah gambut kering
dipermukaan air yang terkena hujan maka secara alamiah pH air akan meningkat
ke arah basa. Pengontrolan suhu dengan menggunakan thermometer,sedangkan
untuk menaikan suhu dengan pemanas atau heater (Lambert, 2009).
Faktor lainnya yang dapat mengganggu kelangsungan hidup benih seperti
hama dan penyakit. Di tempat budidaya yang terbuka, hama dan penyakit sulit
dikontrol. Hama yang suka bersembunyi dalam air maupun tanah, dan penyakit
yang ukurannya mikro sulit untuk diditeksi dan diprediksi keberadaannya di
tempat budidaya yang terbuka. Tempat budidaya yang terbuka akan mudah hama
dan penyakit berkembangbiak dibandingkan tempat yang tertutup, karena di
tempat budidaya yang terbuka tidak ada pelindung seperti dinding dan atap yang
dapat mencegah hama dan penyakit masuk kelingkungan budidaya untuk
menyerang benih. Apabila hama dan panyakit menyerang maka memungkinkan
dapat merusak separuh atau lebih populasi ikan pada kolam, sehingga
memberikan dampak rugi bagi pembudidayanya. Benih maupun indukan akan
dimangsa hama atau terkena penyakit jika pembudidayanya tidak melakukan
pencegahan (Satyani dan Dermawan, 2006).
Salah satu pelaku yang bergerak dalam usaha produksi ikan hias adalah
Bapak Arifin Wangsadiredja. Beliau memiliki tempat usaha yang diberi nama
Arifin fish farm (AFF). Bapak Arifin adalah seorang breeder sekaligus seorang
raiser. Salah satu komoditi yang diunggulkan di Arifin fish farm adalah ikan
black ghost, dengan pertimbangan menurut beliau permintaan pasar ikan black
ghost masih tinggi karena pelanggannya belum dapat terpenuhi kebutuhannya.
Arifin fish farm memiliki tiga unit fungsi dalam memproduksi ikan hias black
ghost. Unit fungsi tersebut yaitu unit pemijahan, unti pendederan I dan unit
pendederan II. Unit pemijahan adalah suatu unit yang menjalankan fungsi untuk
mengawinkan indukan ikan black ghost. Kegiatan di unit pemijahan yaitu
memelihara indukan, menseterilkan alat pemijahan, mengawinkan indukan, dan
memanen telur. Keberhasilan dari kegiatan ini yaitu dapat menghasilkan telur dan
telah terbuahi dalam jumlah yang optimal yaitu 180-200 butir yang menempel
pada pakis. Kemudian telur-telur tersebut dimasukan ke kolam pendederan yaitu
di unit pendederan I. Unit pendederan I berfungsi untuk menetaskan telur,
memelihara larva dan benih sampai panen atau umur 45 hari atau ukuran 1,5 inci
(ukuran M). apabila ada benih ikan black ghost yang terlampau lebih besar yaitu
berkisar 2 inci, maka benih ini di pelihara di unit pendederan II, sampai panen
ukuran 2,5 inci atau umur benih 60 hari setelah telur menetas. Dari ketiga unit ini,
pada unit pendederan I memiliki waktu pemeliharaan yang lebih lama yaitu
berkisar 45 hari, sehigga rentan kematian larva atau benih ikan menjadi suatu hal
yang harus difokuskan mengingat hasil akhir dari kegiatan peroduksi ini adalah
benih-benih ukuran 1,5 inci. Arifin fish farm menghasilkan benih ikan black ghost
rata-rata 5.500 ekor per siklusnya dengan ukuran 1.5 inch. Namun dalam
menjalankan usahanya tentu tidak dapat terpisahkan dari risiko. Kegiatan
mendederkan benih di Arifin fish farm sering berhadapan dengan ketidakpastian
jumlah kelangsungan hidup benih per siklusnya. Maka perlu adanya suatu
kegiatan untuk mengelola ketidakpastian tersebut, sehingga dapat diambil
keputusan yang diperlukan untuk menghindari atau mengurangi risiko yang akan
dihadapi.
Perumusan Masalah
Pembudidaya ikan hias tidak terlepas dari risiko dan ketidakpastian dalam
usahanya. Situasi risiko dan ketidakpastian dalam hal ini adalah terganggunya
kelangsungan hidup benih ikan black ghost di unit pendederan yang dihadapi oleh
raiser, sehingga kemungkinan terjadi variasi jumlah ikan yang hidup. Faktor
ketidakpastian ini merupakan suatu hal yang dapat mempengaruhi dalam proses
pengambilan keputusan dalam kegiatan berproduksi.
Salah satu pembudidaya ikan black ghost adalah Bapak Arifin
Wangsadiredja. Beliau sebagai seorang breeder sekaligus raiser ikan black ghost.
Lokasi unit pemijahan dan pendederannya masih dalam satu tempat prosuksi.
Beliau sering menghadapi ketidakpastian dan risiko produksi pada budidaya ikan
black ghost. Hal ini tampak pada kelangsungan hidup benih atau survival rate
(SR) benih per siklus yang mengalami fluktuasi pada gambar 3.
120.0
95.3
100.0
95.0
98.1
92.3
99.0
90.5
SR (%)
80.0
68.2
63.6
62.7
56.2
60.0
58.4
67.8
64.5
40.0
SR (%)
50.0
20.0
0.0
bulan
Gambar 3. Produksi benih ikan black ghost tahun 2012
Sumber: Arifin, 2013
Pada gambar 3 survival rate (SR) tertinggi yaitu 99 % terjadi pada bulan
Mei-Juni 2012, dan SR yang terendah yaitu 50 % ada pada bulan SeptemberOktober 2012. Rata-rata SR pada tahun 2011 yaitu sebesar 72.5 % dan mengalami
kenaikan rata-rata SR di tahun 2012 sebesar 76.8 %. Berdasarkan informasi dari
pemilik usaha, yang menyebabkan fluktuasi SR yaitu serangan penyakit, ikan
yang saling menyerang dan kualitas air. Terjadinya fluktuasi kelangsungan benih
ikan black ghost di Arifin fish farm mengindikasikan adanya risiko. Adanya
ketidakpastian kelangsungan hidup benih ikan black ghost menimbulkan
ketidakpastian terhadap dampak kerugian yang akan merugikan usaha Bapak
Arifin. Berdasarkan gambaran kondisi diatas dapat diterapkan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa saja sumber-sumber risiko yang dihadapi Bapak Arifin di unit
pendederan I ikan black ghost?
2. Bagaimana probabilitas dan dampak dari sumber-sumber risiko yang
dihadapi di unit pendederan I tersebut?
3. Strategi apa yang sebaiknya dilakukan Bapak Arifin untuk menangani
risiko?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan :
1. Mengidentifikasi risiko produksi yang dihadapi Bapak Arifin di unit
pendederan I ikan blackghost.
2. Menganalisi probabilitas dan dampak dari sumber-sumber risiko yang
dihadapi Bapak Arifin di unit pendederan I ikan black ghost.
3. Menentukan strategi yang tepat untuk menangani risiko produksi yang
dihadapi Bapak Arifin di unit pendederan I ikan black ghost.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan sebagai berikut:
1. Bagi pemilik usaha, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
masukan bagi Bapak Arifin dalam penanganan risiko.
2. Bagi penulis, sebagai pembelajaran dalam menganilisis dan memberikan
alternative solusi dari permasalahan risiko yang dihadapi di unit
pendederan dengan komoditi black ghost.
3. Bagi pembaca, sebagai informasi dan rujukan.
4. Bagi akademis, sebagai bahan pembandingan untuk penelitian selanjutnya
TINJAUAN PUSTAKA
Gambaran Produksi Komoditas Ikan Black Ghost
Ikan black ghost ( Afteronotus albifrons, Linneaus ) berasal dari sungai
Amazon di Amerika Selatan merupakan ikan pendamai, yang ukurannya dapat
mencapai 50 cm, tubuhnya memanjang dan pipih dengan warna tubuh hitam. Ikan
ini digolongkan kedalam ikan pisau (Knifefishes), karena secara keseluruhan
bentuk tubuhnya menyerupai pisau melebar dari bagian kepala dan badan
kemudian melancip dibagian perut (Satyani dan Dermawan, 2006)
Persyaratan kualitas air sebaiknya digunakan untuk ikan black ghost yaitu
suhu air dipertahankan yaitu berkisar anatara 25 sampai dengan 28 derajat Celcius
dengan kisaran pH antara 6.5 – 7.5. Pakan ikan sebaiknya memilih makanan jenis
tertentu, dapat memakan pakan kering, beku maupun makanan hidup, walaupun
demikian lebih suka jika diberi pakan cacing rambut. Perawatan induk yang akan
dipijahkan sebaiknya menggunakan suhu air yang harus dipertahankan dengan
kisaran 26-28°C dan kisaran pH antara 6 - 7. Jenis pakan untuk induk black
ghost, yaitu cacing darah (blood worm) dan jentik nyamuk (larva nyamuk)
(Satyani dan Dermawan, 2006).
Pemijahan dapat dilakukan secara berpasangan ataupun secara masal.
Pemijahan secara masal dilakukan dengan perbandingan jantan dan betina yaitu
1:1 atau 1:2. Pemijahan masal biasanya dilakukan di dalam akuarium dengan
ukuran 100 cm x 50 cm x 40 cm, biasanya dapat dipakai untuk memijahkan induk
sekitar 5-8 ekor karena ukuran induk bisa mencapai panjang 20 cm. Setelah
indukan berhasil dipijahkan, kemudian induk betina ikan akan bertelur dan
menyembunyikan telurnya di substrat, seperti pakis. Indukan akan melakukan
perkawinan pada malam hari dan mengeluarkan telurnya pada malam hari juga.
Pengambilan pakis yang berisi telur dari kolam pemijahan dilakukan pada pagi
hari. Telur black ghost akan menetas dalam waktu 3-4 hari. Telur yang tidak
menetas atau membusuk sebaiknya segera disipon atau dibuang agar tidak
mengganggu kelangsungan hidup ikan yang baru menetas. Larva black ghost yang
baru menetas mula-mula berwarna putih dan seperti lendir. Setelah berumur satu
minggu, anak black ghost telah berwarna hitam. Anak black ghost yang masih
berukuran kecil diberi pakan kutu air atau artemia (Bachtiar, 2004).
5
Pendederan dapat dilakukan di akuarium ukuran 100 cm x 35 cm x 50 cm
dan dapat diisi anak black ghost yang baru menetas 3-4 hari sebanyak 200 - 250
ekor atau bak ukuran 100 cm x 50 cm x 40 cm dapat diisi 500 – 800 ekor per 100
liter air selama 25-30 hari. Air yang digunakan sebaiknya air yang telah
diendapkan selama sehari semalam. Untuk pembesaran ikan black ghost dapat
diberi cacing sutra, jentik nyamuk dan cacing darah. Pada pendederan tahap
kedua bisa menggunakan ukuran akuarium maupunbak yang sama namun
kepadatan ikan dikurangi, sehingga kepadatan ikan mencapai 300-500 ekor per
100 liter air, Agar ikan dapat merasa nyaman sebaiknya dilengkapi juga dengan
tempat persembunyiannya seperti potongan paralon. Dari usaha pendederan, black
ghost biasanya dipanen saat mencapai 1.5-3 inchi (Bachtiar, 2004).
5
www.BudidayaIkanHiasAirTawarBudidayaIkanBlackGhost.com
Penelitian Terdahulu
Sumber-sumber risiko
Sumber-sumber risiko produksi pertanian, dan perikanan pada umumnya
disebabkan faktor-faktor seperti perubahan cuaca, hama dan penyakit, kesalahan
teknis dari pekerja (human error). Risiko ini dapat diminimalisasi dengan
penggunaan teknologi tepat guna seperti green house yang dilengkapi
thermometer, hygrometer, pH-meter, dan dinding dari jaring kawat atau kaca
untuk menangani perubahan suhu, kelembapan, serangan hama dan penyaki pada
komoditi pertanian, begitu pun dengan pemeliharaan ikan di hecri yang dilengkapi
thermometer dan pH-meter. Sumber risiko berupa penyakit umumnya di lakukan
pencegahan dengan pemeliharaan kondisi lingkungannya yang bersih dan
pemberian obat-obatan.
Penelitian Silaban (2011) mengidentifikasikan bahwa sumber-sumber risiko
pada kegiatan operasional di PT. Taufan Fish farm pada komoditi lobster, ikan
discus, dan maanvis yaitu cuaca, kualitas pakan, hama dan penyakit. Cuaca
menjadi risiko operasional, karena faktor cuaca ini bersumber dari eksternal
sehingga sulit diprediksi. Produksi ikan discus, lobster dan maanvis mengalami
penurunan pada musim hujan. Kualitas pakan menjadi salah satu fakor timbulnya
penyakit, sehingga berbagai penanganan terhadap pakan ikan seperti memuasakan
cacing sebelum diberikan ke ikan menjadi alternative pencegahannya.
Penelitian Listya (2012) mengidentifikasikan bahwa sumber-sumber risiko
pada kegiatan operasional di kelompok tani caringin dengan komoditi pepaya
California yaitu cuaca, hama dan penyakit. Produksi papaya terjadi penurunan
pada saat musim hujan. Tanaman papaya rentan terhadap penyakit pada musim
hujan. Serangan penyakit tersebut seperti pembusukan pada buah papaya yang
merupakan hasil produksinya. Serangan hama pada tanaman papaya
menyebabkan kerusakan pada bagian organ tanaman seperti daun, batang dan
buah.
Penelitian Amanda (2012) mengidentifikasikan bahwa sumber-sumber
risiko pada kegiatan operasional di PT. ESAPUTLii dengan komoditi udang
vannamei yaitu faktor cuaca dan tenaga kerja. Faktor cuaca dapat mempengaruhi
pH, suhu dan salinitas pada air, dampak sering terjadi perubahan ini
mengakibatkan penurunan produksi benur. Sumber risiko yang muncul akibat dari
para pekerjanya karena kurang ulat dalam bekerja. Kelalaian yang muncul saat
bekerja diantaranya kesalahan dalam melakukan penyesuaian suhu dan
pemindahan induk udang vannamei pada media, kesalahan dalam memperkirakan
fase induk yang akan diablasi, kelalaian dalam menjaga kebersihan kolam, dan
pengontrolan air pada bak larva.
Metode analisis risiko
Pengukuran risiko yang dilakukan oleh Listya (2012) menggunakan analisis
z-score. Sumber risiko paling tinggi tingkat probabilitasnya secara berturut-turut
yaitu yaitu penyakit, iklim dan paling kecil adalaha hama. Pengukuran dampak
risiko menggunakan Value at Risk (VaR). Dampak terbesar sampai terkecil secara
berurut yang ditimbulkan oleh sumber risiko yaitu penyakit, hama, iklim.
Pengukuran risiko yang dilakukan oleh Silaban (2011) menggunakan
analisis portofolio. Produksi tertinggi yaiu lobster dan risiko terendah adalah
mannvis pada kegitan spesialisasi. Pada penilaian risiko dua portofolio diperoleh
bahwa diversifikasi mannvis dan lobster memiliki risiko paling tinggi
dibandingkan dengan diversifikasi mannvis dan discus serta lobster dan discus.
Pengukuran risiko yang dilakukan oleh Amanda (2012) menggunakan
analisis expected return dan analisis penyimpangan. Hasil dari penilaian expected
return memberikan nilai sebesar 14.999.400, artinya PT. ESAPUTLii dapat
mengharapkan perolehan hasil sebanyak 14.999.400 benur vannamei untuk setiap
kondisi dalam proses produksi yang telah diakomodasi oleh PT. ESAPULTLii.
Nilai coefficient variation yaitu 0.12, artinya untuk setiap satu satuan hasil yang
diperoleh dari kegiatan produksi benur memiliki risiko sebesar 12%.
Strategi pengelolaan
Silaban (2011) menyarankan strategi penanganannya dengan diversifikasi
yaitu menggabungkan asset yang ada. Diversifikasi dua dan tiga jenis ikan hias
ternyata dapat menekan risiko produksi. Amanda (2012) menyarankan
menggunakan strategi preventif. Strategi tersebut yaitu meningkatkan penanganan
induk, peningkatan ketelitian terhadap indukan yang akan diablasi, pembersihan
dan pengecekan kolam tiap harinya dan pemberian alarm pada bak larva, tendon,
dan bak induk. Listya (2012) menyarankan menggunakan strategi mitigasi dan
preventif. Strategi mitigasi yang dilakukan yaitu mengatur jarak tanam dan
penggunaan obat-obatan, sedangkan strategi preventif yang dilakukan yaitu
dengan pemusnahan buah yang busuk.
Berdasarkan penelitian terdahulu kegiatan operasional di pertanian maupun
perikanan memiliki kesamaan sumber risiko. Cuaca yang merupakan sumber
risiko dari eksternal, umumnya menjadi sumber risiko yang ditemui oleh ketiga
peneliti diatas. Pada penelitian Listya (2012) dan Silaban (2011), ada kesamaan
sumber risiko yaitu hama dan penyakit, ada tambahan sumber risiko pada Silaban
yaitu kualitas pakan. Pada penelitian Amanda (2012) sumber risiko yang
ditemukan yaitu faktor tenaga kerja. Variabel-variabel tersebut diduga menjadi
sumber risiko pada kegiatan pendederan I ikan black ghost di Arifin fish farm
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Pengertian Ketidakpastian dan Risiko
Ketidakpastian atau uncertainty sering diartikan dengan keadaan dimana ada
beberapa kemungkinan kejadian dan setiap kejadian akan menyebabkan hasil
yang berbeda. Tetapi tingkat kemungkinan atau probabilitas kejadian itu sendiri
tidak diketahui secara kuantitatif. Sedangkan risiko adalah ketidakpastian yang
telah diketahui probabilitasnya Risiko dapat diartikan juga penyebaran atau
penyimapangan dari target, sasaran, atau harapan (Bramantyo, 2008).
Ada tiga unsur penting dari sesuatu yang dianggap sebagai risiko yaitu
merupakan suatu kejadian, kejadian tersebut masih merupakan kemungkinan, jadi
bisa saja terjadi atau bisa saja tidak terjadi dan jika sampai terjadi, akan
menimbulkan kerugian (Kountur, 2008). Tiga unsur ini harus terpenuhi sebagai
bentuk suatu risiko. Penting bagi seorang ahli untuk mengetahui perbedaan risiko
dan ketidakpastian.
Menurut Soekartawi et al. (1993), pengertian risiko dan ketidakpastian
secara mudah digambarkan dalam satu rangkaian kesatuan seperti pada Gambar 4.
Gambar tersebut menjelaskan bahwa peristiwa di dunia dapat digolongkan
menjadi dua situasi ekstrim, yaitu peristiwa atau kejadian yang mengandung
risiko (risk events) dan kejadian yang tidak pasti (uncertainty events). Gambar
tersebut juga menjelaskan bahwa risiko berbeda dengan ketidakpastian. Risiko
berhubungan dengan kejadian yang peluang terjadinya dapat diketahui sedangkan
ketidakpastian dihubungkan dengan keadaan yang hasil dan akibatnya tidak dapat
diketahui. Sehingga dapat disimpulkan bahwa risiko dan ketidakpastian dapat
dibedakan berdasarkan diketahui atau tidaknya peluang kemunculan suatu
kejadian.
Gambar 4. Rangkaian kejadian berisiko dengan ketidakpastian
Kategori Risiko
Ada empat kategori risiko tergantung dari sudut pandang diantaranya
penyebab terjadinya risiko, akibat yang ditimbulkan risiko, aktivitas yang
dilakukan dan kejadian yang terjadi. Risiko dapat dilihat dalam sudut pandang
penyebab. Ada dua macam risiko dari sudut pandang penyebab yaitu risiko
keuangan dan risiko operasional. Risiko keuangan adalah risiko yang disebabkan
oleh faktor-faktor keuangan seperti harga, tingkat bunga, dan mata uang asing.
Sedangkan risiko operasional adalah risiko-risiko yang disebabkan oleh faktofaktor non-keuangan, seperti manusia, teknologi, dan alam (Kountur, 2008). risiko
operasional bisa terjadi pada dua tingkatan yaitu teknis dan organisasi. Pada
tatanan teknis bisa terjadi ketika kesalahan dalam mencatat, informasi tidak
memadai, dan pengukuran risiko tidak akurat. Pada tatanan organisasi bisa terjadi
ketika sistem pelaporan dan sistem pemantauan tidak berkerja dengan semestinya
(Bramantyo, 2008). Risiko dari sudut pandang akibat ada dua yaitu risiko murni
dan spekulatif. Risiko murni yaitu apabila suatu kejadian yang berakibat
merugikan saja atau tidak memberikan keuntungan. Sedangkan risiko spekulatif
yaitu risiko yang memberikan keungtungan namun memungkinkan merugikan.
Kemudian kategori yang ketiga yaitu risiko dari sudut pandang aktivitas. Risiko
aktivitas adalah penamaan dari suatu risiko yang ada dalam aktivitasnya.
Banyaknya risiko dari sudut pandang aktivitas, sebanyak juga jumlah aktivitas
yang ada. Kategori keempat yaitu risiko dari sudut pandang kejadian. Risiko
kejadian merupakan suatu penyebab langsung yang dapat merugikan perusahaan,
berbeda dengan faktor yang menyebabkan terjadinya risiko (Kountur, 2008).
Adapun gambaran risiko produksi ini yaitu, berdasarkan kategori satu yaitu sudut
pandang penyebab, termasuk kedalam risiko operasional karena aktivitas produksi
yang dikaji. Kategori kedua yaitu dari sudut pandang akibat. Risiko tersebut
termasuk risiko murni, karena keseluruhan risiko yang dikaji menunjukan
kerugian tanpa memberikan keuntungan yaitu kelangsungan hidup ikan. Kategori
ketiga yaitu risiko dari sudut pandang aktivitas. Adapun aktivitas yang terjadi
didalamnya yaitu pemeliharaan ikan dan memanipulasi kondisi lingkungan hidup
ikan. Kategori yang keempat yaitu dari sudut pandang kejadian. Adapun
kejadiannya yaitu ikan mati karena kejadian perubahan kualitas air, serangan
penyakit dan ikan saling menyerang.
Manajemen Risiko
Pendekatan manajemen risiko terbagi menjadi dua yaitu konvensional dan
terintegrasi. Pendekatan secara konvensional yaitu setiap manajer bertanggung
jawab atas risiko unit kerjanya, seperti manajer produksi bertanggung jawab atas
majemen risiko produksinya, dan manajer pemasaran bertanggung jawab atas
manajemen risiko pemasarannya. Pendekatan secara integrasi yaitu risiko dibagi
menurut jenisnya. Biasanya perusahaan mengangkat seorang direktur risiko atau
dikenal dengan CRO (Chief Risk Officer) untuk menangani risiko perusahaannya
(Bramantyo, 2008). Adapun pengangkatan CRO ini biasanya dilakukan di
perusahaan skala besar yang berbadan hukum.
Beberapa alasan penanganan risiko dianggap sebagai salah satu fungsi
manajemen yaitu setiap menejer harus bertanggung jawab atas risiko yang ada
pada unitnya, maka dari itu manajemen risiko merupakan pekerjaan yang harus
dilakukan oleh setiap menejer yang tidak boleh sampai terabaikan. Enterprise
Risk Manajemen (ERM) adalah suatu cara (metode) yang digunakan perusahaan
untuk menangani risiko-risiko yang dihadapi dalam usaha mencapai tujuannya
(Kountur,2008). Peran ERM menjamin bahwa setiap proses dari manajemen
risiko dilaksanakan dengan baik oleh setiap manajer.
Fungsi manajemen risiko yaitu menangani risiko yang mengancam
pencapaian tujuan perusahaan. Fungsi manajemen yang lazim dikenal yaitu
perencanaan, mengorganisasi, mengarahkan dan mengendalikan. Penambahan
satu fungsi yaitu penanganan risiko atau pengelolaan risiko (Kountur, 2008).
Manajemen risiko pun berfungsi untuk mengetahui yang uncertain menjadi
certain, dengan cara mengukur kemungkinan-kemungkinan yang disebabkan oleh
sumber risiko dan mengetahui dampak kerugian yang akan diterima oleh
perusahaan jika sumber risiko tersebut tidak dapat dicegah maupun dikendalikan.
Pengelolaan atau manajemen risiko dimulai dari identifikasi risiko,
pengukuran risiko, penanganan risiko dan diakhiri dengan evaluasi. Proses
pengelolaan risiko menurut Kountur,2008 dapat dilihat pada gambar 5.
Pengelolaan ini bertujuan untuk mengurangi kemungkinan terjadi dan dampak
kerugian terhadap perusahaan yang ditimbulkan oleh sumber risiko.
Gambar 5. Proses pengelolaan risiko
Pengidentifikasian risiko sebaiknya diketahui unit yang akan dilakukan
pengelolaan risiko seperti unit produksi. pengidentifikasian ini akan menghasilkan
sebuah daftar risiko yang berisikan tentang sumber-sumber risiko. Kemudian
daftar risiko tersebut diukur besaran risikonya. Kegiatan tersebut dikenal dengan
pengukuran risiko. Tujuan dari pengukuran adalah untuk mengetahui status dan
peta risiko. Status risiko menunjukan risiko mana yang paling besar dan paling
kecil. Peta risiko adalah gambaran tentang posisi suatu risiko pada peta yang
memiliki dua sumbu yaitu vertikal (probabilitas) dan horizontal (dampak).
Probabilitas dibagi menjadi dua yaitu besar dan kecil. Batas antara probabilitas (P)
besar dan kecil ini ditentukan oleh manajemen perusahaan. Pada umumnya risikorisiko yang probabilitasnya (P)% atau lebih besar dianggap sebagai kemungkinan
besar, sedangkan probabil