Analisis Kelayakan Usaha Ikan Hias Cardinal Tetra (Paracheirodon axelrodii) di Kirana Fish Farm Bogor, Jawa Barat

ANALIS
SIS KELA
AYAKAN
N USAHA
A IKAN H
HIAS
CARDIINAL TETRA (Paracheiroddon axelroodii)
D KIRAN
DI
NA FISH FARM BOGOR,
B
J
JAWA
BA
ARAT

BE
ENEDICTU
US VICTO
OR SIMATUPANG


DEPAR
RTEMEN AGRIBIS
A
NIS
FAKU
ULTAS EK
KONOMI DAN MA
ANAJEME
EN
INSTITUT PERTA
ANIAN BO
OGOR
2013
3

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ”Analisis
Kelayakan Usaha Ikan Hias Cardinal Tetra (Paracheirodon axelrodii) di Kirana
Fish Farm Bogor, Jawa Barat” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam

bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2013

Benedictus Victor Simatupang
H34104077

RINGKASAN
BENEDICTUS VICTOR SIMATUPANG. Analisis Kelayakan Usaha Ikan Hias
Cardinal Tetra (Paracheirodon axelrodii) di Kirana Fish Farm Bogor, Jawa Barat.
Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan RITA NURMALINA SURYANA).
Salah satu pembudidaya ikan hias yang bergerak dalam kegiatan usaha ikan
hias adalah Kirana Fish Farm yang terletak di Kelurahan Pabuaran, Kecamatan
Cibinong, Kabupaten Bogor. Komoditas ikan hias yang diproduksi oleh Kirana
Fish Farm adalah ikan hias jenis tetra yaitu Cardinal tetra (Paracheirodon

axelrodii), Red phantom tetra (Megalomphodus megalopterus), Black phantom
tetra (Megalomphodus sp.), Emperor tetra (Nematobrycon palmeri), Neon tetra
(Paracheirodon innesi), dan Red nose (Hemigrammus rhodostomus).
Ikan Cardinal tetra (Paracheirodon axelrodii) merupakan salah satu jenis
ikan hias yang diekspor. Ikan ini tergolong eksotis karena memiliki warna dasar
abu-abu dengan garis biru menyala, memanjang dari insang hingga pangkal ekor.
Keistimewaan ikan ini, selain bentuk tubuhnya yang unik dan indah, ikan ini juga
digemari oleh importir dari Asia maupun Eropa, sehingga peluang pasar masih
terbuka.
Kegiatan produksi yang dijalankan Kirana Fish Farm yaitu kegiatan
pembesaran ikan hias Cardinal tetra yang menghasilkan output ikan berukuran
SM yaitu 1,6-1,7 cm. Investasi dan biaya yang dikeluarkan, serta berbagai kendala
yang dihadapi memerlukan adanya analisis kelayakan untuk menilai apakah
kegiatan produksi ikan hias Cardinal tetra ini layak atau tidak untuk dijalankan
dan dapat memberikan keuntungan terhadap pelaku usaha sebagai pengembalian
terhadap investasi yang digunakan.
Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis kelayakan usaha ikan hias
Cardinal tetra dari aspek non finansial dan aspek finansial (2) menganalisis
kepekaan kelayakan usaha ikan hias Cardinal tetra (3) mengevaluasi bisnis
kegiatan produksi ikan hias Cardinal tetra layak atau tidak untuk dilaksanakan.

Lokasi penelitian ini di Kirana Fish Farm Bogor, Jawa Barat. Lokasi ini
dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kirana Fish Farm
merupakan unit usaha yang menjalankan kegiatan usaha pembesaran ikan hias
Cardinal tetra yang sudah cukup besar. Pengolahan data menggunakan microsoft
excel dan disajikan dalam bentuk tabulasi. Data yang digunakan merupakan hasil
rata-rata, jumlah, dan kondisi yang dialami pada saat penelitian berlangsung.
Perhitungan biaya-biaya dan manfaat disajikan dalam bentuk cashflow. Waktu
penelitian pada bulan Desember 2012 sampai dengan Februari 2013.
Permintaan ikan hias Cardinal tetra memiliki potensi pasar yang cukup
besar dan strategi yang diterapkan menjadikan ikan hias Cardinal tetra yang
diproduksi oleh Kirana Fish Farm dapat diterima pasar dengan baik. Pemilihan
lokasi usaha, skala usaha, proses produksi, tata letak, dan pemilihan teknologi
mampu menghasilkan produk secara optimal dan mendukung untuk dilakukan
pengembangan usaha. Secara teknis proses produksi ikan hias Cardinal tetra di
Kirana Fish Farm layak untuk dijalankan dan dikembangkan. Aspek manajemen
dengan organisasi yang digunakan oleh Kirana Fish Farm masih sederhana,
namun mampu mengorganisir kegiatan produksi ikan hias di Kirana Fish Farm
dengan baik. Kegiatan usaha yang dilakukan tidak menentang hukum dan izin

usaha. Kegiatan produksi ikan hias di Kirana Fish Farm menghasilkan limbah air

hasil budidaya yang sudah tidak produktif lagi. Penanggulangan yang dilakukan
pihak Kirana Fish Farm terhadap limbah plastik (obat, pakan, dan benih) dan besi
(rak akuarium, pompa air) yakni dengan menjual kepada penampung limbah
plastik dan besi di sekitar lokasi usaha. Berdasarkan aspek sosial, ekonomi, dan
budaya dalam pelaksanaanya usaha Kirana Fish Farm layak untuk dijalankan dan
tidak menimbulkan kerugian bagi kelestarian lingkungan sekitar.
Hasil analisis finansial dari kegiatan produksi ikan hias Cardinal tetra layak
untuk dilakukan. Empat kriteria investasi menunjukkan hasil di atas nilai standar
kelayakan suatu usaha. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai NPV sebesar
Rp. 104.866.189, Net B/C sebesar 1,99, IRR sebesar 35%, dan nilai Payback
Period selama 4,52 tahun.
Pada penelitian ini juga dilakukan analisis sensitivitas dengan melakukan
nilai perubahan yaitu perubahan discount rate yang lebih besar yaitu sebesar enam
dan tujuh persen, dimana variabel yang digunakan pada kondisi normal yaitu lima
persen, penurunan produksi sebesar lima persen, dan kenaikan harga pakan cacing
sutera sebesar 25 persen. Secara keseluruhan, penurunan jumlah produksi
memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingan dengan perubahan lainnya.
Kata kunci : ikan hias Cardinal tetra, analisis kelayakan, sensitivitas

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2011

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

ANALISIS KELAYAKAN USAHA IKAN HIAS
CARDINAL TETRA (Paracheirodon axelrodii)
DI KIRANA FISH FARM BOGOR, JAWA BARAT

BENEDICTUS VICTOR SIMATUPANG

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi

pada
Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi

Nama
NIM

: Analisis Kelayakan Usaha Ikan Hias Cardinal Tetra
(Paracheirodon axelrodii) di Kirana Fish Farm Bogor,
Jawa Barat
: Benedictus Victor Simatupang
: H34104077


Disetujui oleh
Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Rita Nurmalina Suryana, MS
NIP. 19550713 198703 2 001

Diketahui oleh
Ketua Departemen Agribisnis
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS
NIP. 19580908 198403 1 002

Tanggal Lulus:

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis
Kelayakan Usaha Ikan Hias Cardinal Tetra (Paracheirodon axelrodii) di Kirana

Fish Farm Bogor, Jawa Barat”.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan usaha ikan hias
Cardinal tetra pada aspek non finansial yang terdiri dari aspek pasar, aspek teknis,
aspek manajemen dan hukum, aspek sosial ekonomi budaya, dan aspek
lingkungan, menganalisis kelayakan usaha ikan hias Cardinal tetra pada aspek
finansial dengan menggunakan kriteria investasi, yaitu Net Present Value (NPV),
Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback
Period (PP), serta menganalisis sensitivitas kegiatan usaha untuk melihat dampak
suatu perubahan keadaan pada hasil analisis kelayakan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan skripsi ini. Namun demikian, sangat disadari masih
terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Semoga
skripsi ini dapat memberikan dukungan kontribusi pemikiran bagi semua pihak
yang berkepentingan.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juni 2013

Benedictus Victor Simatupang

UCAPAN TERIMA KASIH


Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagi pihak sebagai
bentuk rasa syukur dan pujian kepada Tuhan Yang Maha Esa, penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS selaku dosen pembimbing atas bimbingan,
arahan, waktu, dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama
penyusunan skripsi.
2. Ir. Popong Nurhayati, MM selaku dosen evaluator pada kolokium dan dosen
penguji pada sidang yang telah memberikan koreksi dan saran demi
perbaikan skripsi.
3. Ir. Harmini, MS selaku dosen penguji akademik pada sidang yang telah
memberikan koreksi dan saran demi perbaikan skripsi.
4. Ir. Dwi Rachmina, M. Si yang telah menjadi pembimbing akademik dan
seluruh dosen serta staf Departemen Agribisnis.
5. Orang tua dan keluarga tercinta untuk setiap dukungan dan doa yang
diberikan. Semoga ini bisa menjadi persembahan yang terbaik.
6. Bapak Alfian beserta karyawan Kirana Fish Farm atas waktu, kesempatan,
informasi, dan dukungan yang diberikan.
7. Pihak Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bogor, Direktorat
Jenderal Perikanan Budidaya, dan Badan Pusat Statistik atas informasi yang

diberikan kepada penulis berkaitan dengan penyusunan skripsi ini.
8. Yoga Arya Pratama selaku pembahas seminar, terima kasih atas masukan
dan dukungan selama penulis menyelesaikan skripsi.
9. Teman-teman seperjuangan di Alih Jenis 1 Agribisnis atas semangat dan
sharing selama penelitian hingga penulisan skripsi, serta seluruh pihak yang
tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas bantuannya.
10.Annisa yang selalu memberikan semangat, kasih sayang, dan perhatiannya
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Bogor, Juni 2013

Benedictus Victor Simatupang

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
Latar Belakang ............................................................................................ 1
Perumusan Masalah..................................................................................... 5
Tujuan Penelitian......................................................................................... 8
Kegunaan Penelitian .................................................................................... 8
Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................... 8
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 9
Agribisnis Perikanan ................................................................................... 9
Ikan Hias ................................................................................................... 13
Perkembangan Ikan Hias Indonesia .......................................................... 15
Penelitian mengenai Kelayakan Usaha ..................................................... 17
KERANGKA PEMIKIRAN .......................................................................... 20
Kerangka Pemikiran Teoritis .................................................................... 20
Studi Kelayakan Bisnis ...................................................................... 20
Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kegagalan Usaha ........................ 21
Tujuan Studi Kelayakan Bisnis .......................................................... 21
Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis ............................................... 22
Aspek Pasar ................................................................................ 23
Aspek Teknis .............................................................................. 24
Aspek Manajemen ..................................................................... 24
Aspek Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan ................................ 25
Aspek Finansial .......................................................................... 26
Tahap-tahap Dalam Studi Kelayakan Bisnis...................................... 26
Teori Biaya dan Manfaat .................................................................... 27
Teori Investasi .................................................................................... 28
Teori Time of Money .......................................................................... 28
Teori Time of Preferen ....................................................................... 29
Analisis Finansial ............................................................................... 29
Net Present Value (NPV) ............................................................ 30
Net Benefit and Cost Ratio (Net B/C Ratio) ................................ 30
Internal Rate of Return (IRR) ...................................................... 30
Payback Period (PP) ..................................................................... 30
Analisis Sensitivitas ........................................................................... 30
Kerangka Pemikiran Operasional ................................................................. 31
METODE PENELITIAN ................................................................................. 34
Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................................... 34
Jenis dan Sumber Data .............................................................................. 34
Metode Pengolahan Data dan Analisis Data ............................................. 35
Analisis Aspek Pasar .......................................................................... 35

ix

Analisis Aspek Teknis........................................................................ 35
Analisis Aspek Manajemen ................................................................ 36
Analisis Aspek Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan ............................ 36
Analisis Kelayakan Finansial ............................................................. 36
Net Present Value (NPV) .......................................................... 36
Net Benefit and Cost Ratio (Net B/C Ratio) ............................ 37
Internal Rate of Return (IRR) ................................................... 37
Payback Period (PP) ................................................................. 38
Analisis Sensitivitas ........................................................................... 38
Definisi Operasional .................................................................................. 40
Asumsi Dasar Yang Digunakan ................................................................ 40
GAMBARAN UMUM .................................................................................... 42
Gambaran Umum Kirana Fish Farm ......................................................... 42
Sejarah Pembentukan dan Perkembangan................................................. 42
Fasilitas Produksi pada Kirana Fish Farm................................................. 43
Input Produksi ........................................................................................... 49
Pakan .................................................................................................. 49
Obat-obatan ........................................................................................ 50
Benih Ikan Hias Air Tawar ................................................................ 50
Budidaya Ikan Hias Air Tawar.................................................................. 51
Persiapan Akuarium ........................................................................... 52
Aklimatisasi........................................................................................ 53
Penebaran Benih................................................................................. 54
Pemberian Pakan ................................................................................ 54
Pemberian Obat .................................................................................. 54
Kontrol Kualitas Air ........................................................................... 55
Kontrol Kualitas Ikan ......................................................................... 55
Penyortiran ......................................................................................... 56
Pemanenan ......................................................................................... 56
Pengepakan ....................................................................................... 57
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 58
Analisis Aspek Non Finansial ................................................................... 58
Aspek Pasar ........................................................................................ 58
Permintaan dan Penawaran Ikan Hias Cardinal Tetra................... 58
Strategi Pemasaran ....................................................................... 58
Hasil Analisis Aspek Pasar .......................................................... 60
Aspek Teknis ...................................................................................... 60
Lokasi Usaha ................................................................................ 60
Skala Usaha .................................................................................. 62
Proses Produksi ............................................................................ 63
Layout .......................................................................................... 65
Pemilihan Jenis Teknologi ........................................................... 65
Hasil Analisis Aspek Teknis ........................................................ 66
Aspek Manajemen dan Hukum .......................................................... 66
Aspek Manajemen........................................................................ 67
Aspek Hukum .............................................................................. 67
Hasil Analisis Manajemen dan Hukum ........................................ 67
Aspek Sosial, Ekonomi, Budaya dan Lingkungan ............................. 68

x

Analisis Aspek Finansial ........................................................................... 68
Arus Penerimaan (Inflow) .................................................................. 69
Nilai Sisa (Salvage Value) ................................................................. 70
Arus Biaya (Outflow) ......................................................................... 71
Biaya Investasi ............................................................................. 71
Biaya Reinvestasi ......................................................................... 73
Biaya Operasional ........................................................................ 73
Pajak Penghasilan......................................................................... 74
Analisis Laba Rugi Usaha .................................................................. 75
Analisis Kelayakan Finansial ............................................................. 76
Analisis Sensitivitas ........................................................................... 77
Hasil Analisis Aspek Finansial .......................................................... 79
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 80
Kesimpulan................................................................................................ 80
Saran .......................................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 81
LAMPIRAN .......................................................................................................... 83

xi

DAFTAR TABEL

Halaman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

xii

Nilai Produksi Perikanan Nasional Tahun 2007-2011 (dalam juta rupiah) ..... 1
Nilai Ekspor Ikan Hias Indonesia Tahun 2008-2011 ....................................... 2
RTP (Rumah Tangga Perikanan) di Kabupaten Bogor Tahun 2010 ............... 3
Luas Areal Perikanan di Kabupaten Bogor Tahun 2010 ................................. 3
Pencapaian Produksi Perikanan di Kabupaten Bogor Tahun 2009.................. 4
Pencapaian Produksi Perikanan di Kabupaten Bogor Tahun 2010.................. 4
Data Penawaran dan Permintaan Ikan Hias Tetra di Kirana Fish Farm
(periode Januari-April 2012)............................................................................ 6
Perkembangan Nilai Ekspor Ikan Hias Indonesia (Dalam USD) .................. 17
Jumlah Benih Ikan Hias Air Tawar yang Diusahakan Kirana Fish Farm ...... 51
Ukuran untuk Jenis Ikan Hias Air Tawar pada Kirana Fish Farm ................. 52
Data Penjualan Ikan Hias Cardinal Tetra di Kirana Fish Farm ..................... 59
Kebutuhan Bahan Baku Kirana Fish Farm .................................................... 61
Penerimaan Kirana Fish Farm dalam Perencanaan Usaha............................. 70
Nilai Sisa Kirana Fish Farm dalam Perencanaan Usaha ................................ 70
Biaya Investasi Kirana Fish Farm .................................................................. 72
Biaya Tetap Kirana Fish Farm ....................................................................... 74
Biaya Variabel Kirana Fish Farm .................................................................. 74
Analisis Laba Rugi Kirana Fish Farm............................................................ 75
Laba Bersih Kirana Fish Farm dalam Perencanaan Usaha ............................ 75
Kriteria Kelayakan Investasi Kirana Fish Farm............................................. 76
Analisis Sensitivitas Kirana Fish Farm terhadap Perubahan Tingkat Discount
Rate sebesar enam dan tujuh persen ............................................................. 78
Analisis Sensitivitas Kirana Fish Farm terhadap Penurunan Produksi sebesar
5 persen .......................................................................................................... 79
Analisis Sensitivitas Kirana Fish Farm terhadap Kenaikan Harga Input
Produksi Pakan Cacing Sutera sebesar 25 persen .......................................... 79

DAFTAR GAMBAR

Halaman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

Beberapa aspek penting dalam agribisnis perikanan ..................................... 11
Aspek-aspek dalam Penilaian Studi Kelayakan Bisnis .................................. 23
Tahapan dalam Studi Kelayakan Bisnis......................................................... 27
Kerangka Operasional Penelitian ................................................................... 33
Ikan Hias Cardinal Tetra ................................................................................ 42
Blower (pompa udara).................................................................................... 44
Filter fisik (busa) ............................................................................................ 44
Pompa air ....................................................................................................... 45
Akuarium ....................................................................................................... 45
Selang ............................................................................................................. 46
Pipa paralon.................................................................................................... 46
Serokan........................................................................................................... 47
Bak Tandon .................................................................................................... 47
Bangunan ....................................................................................................... 48
Tabung oksigen .............................................................................................. 48
Pakan Kutu Air .............................................................................................. 49
Pakan Cacing sutera ....................................................................................... 50
Obat-obatan .................................................................................................... 50
Alur Distribusi Ikan Hias Cardinal Tetra di Kirana Fish Farm ..................... 60

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

xiv

Produksi Ikan Hias di Kabupaten Bogor Tahun 2010 ................................... 84
Tujuan Perdagangan Ikan Hias Indonesia di Dunia ........................... 85
Nilai dan Persentase Perdagangan Ikan Hias Indonesia di Dunia ................. 86
Layout Bangunan Perencanaan Usaha Ikan Hias Cardinal Tetra di Kirana
Fish Farm ....................................................................................................... 87
Layout Akuarium Kegiatan Usaha Ikan Hias Cardinal Tetra di Kirana Fish
Farm ............................................................................................................... 88
Total Penerimaan Per Tahun Ikan Hias Air Tawar Cardinal Tetra di
Kirana Fish Farm ....................................................................................... 89
Laporan Laba Rugi Budi Daya Budidaya Ikan Hias Air Tawar
Cardinal Tetra di Kirana Fish Farm ....................................................... 90
Siklus Produksi Ikan Hias Cardinal tetra di Kirana Fish Farm ...................... 92
PolaTanam yang diterapkan Kirana Fish Farm.............................................. 93
Cash Flow Budidaya Ikan Cardinal Tetra di Kirana Fish Farm .................... 95
Analisis sensitivitas Kenaikan Discount Factor 7 % Budidaya Ikan Cardinal
Tetra di Kirana Fish Farm .............................................................................. 98
Analisis sensitivitas Kenaikan Discount Factor 6 % Budidaya Ikan Cardinal
Tetra di Kirana Fish Farm ............................................................................ 101
Analisis sensitivitas Penurunan Jumlah Produksi 10 % Budidaya Ikan
Cardinal Tetra di Kirana Fish Farm ............................................................. 104
Analisis sensitivitas Kenaikan Biaya Pakan 25 % Budidaya Ikan Cardinal
Tetra di Kirana Fish Farm ............................................................................ 107

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi yang mempunyai potensi
dan peranan penting bagi perekonomian Indonesia. Pembangunan perikanan
merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Peranan sektor perikanan
dalam pembangunan nasional terutama dapat dilihat dari berbagai fungsinya
seperti sebagai penyedia bahan baku agroindustri, peningkatan devisa negara
melalui penyediaan ekspor hasil perikanan, penyedia kesempatan kerja dengan
terbukanya lapangan pekerjaan baru, peningkatan pendapatan nelayan atau
peternak ikan dan pembangunan daerah, serta peningkatan kelestarian sumberdaya
perikanan dan lingkungan hidup. Perikanan dan kelautan Indonesia memiliki
potensi pembangunan ekonomi dan termasuk prospek bisnis yang cukup besar,
sehingga dapat dijadikan sebagai sektor andalan untuk mengatasi krisis ekonomi.
Ikan hias merupakan salah satu komoditas perikanan yang dewasa ini
menjadi komoditas perdagangan yang potensial di dalam maupun di luar negeri.
Ikan hias memiliki daya tarik tersendiri untuk menarik minat para pecinta ikan
hias (hobiis) dan juga kini banyak para pengusaha ikan konsumsi yang beralih
profesi pada usaha ikan hias. Kelebihan dari usaha ikan hias adalah karena usaha
ini dapat diusahakan dalam skala besar, menengah, kecil maupun rumah tangga,
selain itu perputaran modal pada usaha ini relatif cepat. Kegiatan usaha ikan hias
juga memiliki beberapa keunggulan lain, diantaranya pasarnya tidak pernah jenuh,
pengembangan strain baru yang dapat dilakukan secara individu, serta kegiatan
usaha ini dapat memberdayakan masyarakat melalui industrinya yang bermuara
pada pasar ekspor.
Peningkatan nilai produksi perikanan tahun 2007-2011 dapat dilihat pada
Tabel 1. Pada tahun 2007-2011 total peningkatan nilai produksi sebesar 15,61
persen dari Rp. 57,62 triliun menjadi Rp. 102,78 triliun. Jika dibandingkan
pertumbuhan volume produksi terhadap nilai, maka pertumbuhan nilai lebih tinggi
daripada pertumbuhan volume. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa secara
umum komoditas perikanan mengalami peningkatan kualitas dan kenaikan harga.
Tabel 1 Nilai Produksi Perikanan Nasional Tahun 2007-2011 (dalam juta rupiah)
Tahun
2007
2008
2009
2010
Penangkapan
36.171
40.069
48.431
51.611
Perikanan laut
33.255
37.162
45.025
46.598
Perairan umum
2.916
2.906
3.406
5.013
Budidaya :
21.451
23.776
27.928
37.842
−Laut
3.141
1.996
4.035
9.241
−Tambak
13.201
15.713
16.408
17.304
−Kolam
2.929
3.481
4.237
6.805
−Keramba
670
583
788
1.620
−Jaring Apung
645
1.093
1.690
1.493
−Sawah
862
908
768
1.376
Sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan (2012)
Rincian

2011
56.077
50.863
5.213
46.705
11.678
19.404
8.736
2.930
1.996
1.958

Pertumbuhan (%)
2007-2011
11,72
11,39
17,01
21,81
55,27
10,26
32,39
52,14
36,48
27,83

2

Seiring dengan peningkatan volume dan nilai produksi perikanan di
Indonesia, maka jumlah ekspor ikan hias juga mengalami peningkatan seperti
pada Tabel 2. Pada tahun 2010 sampai tahun 2011 mengalami peningkatan
masing-masing sebesar 5,7 persen pada tahun 2010 dan 3,55 persen pada tahun
2011, sedangkan penurunan jumlah ekspor terjadi pada tahun 2009 sebesar 22,34
persen dari tahun 2008, penurunan nilai ekspor ini dipengaruhi oleh jumlah
permintaan yang berfluktuatif. Pada Tabel 2 juga dapat dilihat jika peningkatan
jumlah ekspor tidak seimbang dengan peningkatan nilai ekspor ikan hias. Hal ini
dipengaruhi oleh jenis dan harga ikan hias yang berbeda-beda. Negara tujuan
ekspor ikan hias yang berbeda juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
perbedaan presentase nilai ekspor dan jumlah ikan yang diperdagangkan.
Tabel 2. Nilai Ekspor Ikan Hias Indonesia Tahun 2008-2011
Tahun
2008
2009
2010
2011

Nilai Ekspor Ikan Hias (dollar AS)
Nilai
Pertumbuhan (%)
9.400.000
7.300.000
-28,76
8.300.000
13,69
10.000.000
20,48

Jumlah (juta ekor)
Nilai
Pertumbuhan (%)
8,40
8,24
-1,94
8,71
5,70
9,02
3,55

Sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan (2012)

Berdasarkan data Ornamental Fish International (2011), Indonesia
menduduki peringkat ketiga dunia dengan ekspor senilai USD 12,6 juta atau
menguasai 7,5 persen pasar dunia. Posisi Indonesia masih di bawah Singapura
yang memiliki ekspor USD 41,5 juta dan menguasai 22,8 persen pasar dunia, serta
Malaysia dengan ekspor USD 20 juta. Potensi kekayaan alam belum dimanfaatkan
maksimal oleh pemangku kepentingan, seperti pelaku industri maupun pembuat
kebijakan.
Bogor merupakan salah satu kabupaten penghasil ikan hias yang cukup
tinggi. Berdasarkan data dari Dinas Perikanan dan Peternakan (Dinaskan)
Kabupaten Bogor (2011), perkembangan produksi ikan hias terus mengalami
peningkatan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 dengan rata-rata
peningkatan per tahun sebesar 7,96 persen. Hal tersebut berarti bahwa prospek
budidaya ikan hias di Kabupaten Bogor cukup baik. Besarnya produksi ikan hias
yang dapat dihasilkan oleh usaha pembesaran turut ditentukan pula oleh jumlah
produksi benih yang mampu dihasilkanoleh pembudidaya pembenihan. Besarnya
perkembangan produksi ikan hias di Kabupaten Bogor dapat dilihat pada
Lampiran 1.
Perkembangan produksi ini dikarenakan adanya peningkatan dan jumlah
pembudidaya ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor. Pembudidaya ikan hias air
tawar di Kabupaten Bogor tersebar di beberapa wilayah seperti Ciampea, Ciseeng,
dan Cibinong. Sebagian besar pembudidaya ikan hias air tawar di Kabupaten
Bogor adalah usaha yang dijalankan oleh Rumah Tangga Perikanan (RTP). RTP
yang tersebar di Kabupaten Bogor meningkat seiring dengan bertambahnya
permintaan ikan hias air tawar terutama di Kabupaten Bogor. Data RTP di
Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Tabel 3.

3

Tabel 3. RTP (Rumah Tangga Perikanan) di Kabupaten Bogor Tahun 2010
No.

1
2
3
4
5

Jenis Usaha
A. Budidaya Perikanan
Air Tawar
Kolam Air Tenang (KAT)
Kolam Air Deras (KAD)
Perikanan Sawah
Jaring Apung
Karamba
B. Perairan Umum
Jumlah A+B (Ikan Konsumsi)
C. Ikan Hias
D. Pembenihan

Jumlah RTP (Orang)
8.230
6.605
480
788
201
156
1.355
9.585
492
1.105

Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Bogor, 2011

Jumlah RTP dari data Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor
sebanyak 492 orang ini tersebar di beberapa Kecamatan. Jumlah RTP yang
memproduksi ikan hias masih cukup kecil jika dibandingkan dengan jumlah RTP
yang memproduksi ikan konsumsi yaitu sebesar 9.585 orang yang juga tersebar
di beberapa Kecamatan. RTP ikan hias memiliki potensi yang berbeda, yang
disesuaikan dengan jumlah areal lahan yang digunakan. Areal lahan yang
digunakan ini sangat bergantung kepada kualitas ikan hias air tawar yang
diproduksi, karena pengaruh potensi lahan tersebut terutama kualitas air yang
dimiliki. Berdasarkan data dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor
besarnya areal perikanan di Kabupaten Bogor pada tahun 2010 dapat dilihat pada
Tabel 4.
Tabel 4. Luas Areal Perikanan di Kabupaten Bogor Tahun 2010
No.
1
2
3
4
5

Jenis Usaha
A. Budidaya Perikanan
Kolam Air Tenang (KAT)
Kolam Air Deras (KAD)
Perikanan Sawah
Jaring Apung
Karamba
B. Perairan Umum
Jumlah A+B (Ikan Konsumsi)
C. Ikan Hias
D. Pembenihan

Luas Areal (Ha)
1.310,021
1.075,94
12,72
220,27
0,999
0,092
1.031,34
2.341,361
55,706
226,11

Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, 2011

Jumlah areal lahan yang digunakan untuk produksi ikan hias juga terbilang
masih sangat kecil jika dibandingkan jumlah areal yang digunakan oleh usaha
produksi ikan konsumsi. Jumlah areal lahan yang digunakan oleh petani ikan hias
hanya sebesar 55,706 Ha, sedangkan jumlah areal lahan yang digunakan untuk
ikan konsumsi adalah 2.341,361 Ha. Hal ini tidak dapat dapat diuraikan secara
spesifik, karena keterbatasan data yang dimiliki oleh Dinas Peternakan dan
Perikanan Kabupaten Bogor. Namun, potensi ikan hias di Kabupaten Bogor terus
mengalami peningkatan produksi setiap tahunnya.

4

Perkembangan produksi yang meningkat dan positif ini, komoditas ikan
hias air tawar dapat dikembangkan dan harus mendapat perhatian dari semua
pihak yang terkait karena telah menjadi sumber mata pencaharian masyarakat
Kabupaten Bogor, komoditas ekspor bagi Kabupaten Bogor, dan menjadi
pemasukkan daerah bagi Kabupaten Bogor. Data pencapaian produksi ikan tahun
2009 di Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Pencapaian Produksi Perikanan di Kabupaten Bogor Tahun 2009
No

Jenis Usaha
Target
Realisasi
A. Ikan Konsumsi (Ton)
27.596,02
28.742,72
1
Kolam Air Tenang (KAT)
19.159,80
24.072,98
2
Kolam Air Deras (KAD)
7.444,80
4.023,64
3
Perikanan Sawah
616,00
261,87
4
Jaring Apung
267,30
302,38
5
Karamba
35,20
31,56
6
Perairan Umum
72,92
50,29
B. Ikan Hias (Ribu ekor)
87.052,51
104.603,55
C. Pembenihan (Ribu ekor)
819.060,00
847.112,06
Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, 2010

Pencapaian(%)
104,16
125,64
54,05
42,51
113,12
89,66
68,97
120,16
103,42

Pencapaian target produksi komoditas budidaya ikan konsumsi mencapai
realisasi pencapaian target sebesar 104,16 persen. Ikan hias air tawar di
Kabupaten Bogor juga sangat memiliki potensi untuk dikembangkan, karena
memiliki pencapaian target sebesar 120,16 persen pada tahun 2009, yaitu dari
87.051 ribu ekor yang ditargetkan ternyata dapat dihasilkan 104.603 ribu ekor
pada tahun 2009. Pencapaian tersebut terus meningkat sampai pada tahun 2010.
Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Pencapaian Produksi Perikanan di Kabupaten Bogor Tahun 2010
No.

Jenis Produksi

Target 2010

Realisasi 2010

1
Ikan Konsumsi (Ton)
34.919,69
36.062,44
2
Ikan Hias (Ribu Ekor)
110.879,76
112.085,82
3
Pembenihan (Ribu Ekor)
914.569,26
920.352,39
Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, 2011

Pencapaian Target
(%)
103,270
101,088
100,632

Pencapaian produksi pada tahun 2009, menunjukkan bahwa Kabupaten
Bogor memiliki potensi yang sangat baik dalam produksi perikanan, terutama
ikan hias air tawar. Pencapaian produksi ikan hias pada tahun 2010 mengalami
peningkatan dibandingkan tahun 2009, yaitu dari 110.879 ribu ekor yang
ditargetkan dapat dihasilkan 112.085 ribu ekor pada tahun 2010 dengan persentase
pencapaian produksi sebesar 101,088 persen.
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor menargetkan produksi
ikan hias di tahun 2012 mencapai 14 juta ekor. Jumlah tersebut lebih tinggi 7,5%
dari tahun 2011, sebesar 13.254.124 ekor. Jenis ikan yang dihasilkan cukup
bervariasi diantaranya yaitu Ctenopoma, Neon tetra, Diskus, Blackghost,
Corydoras dan sebagainya. Menurut Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten
Bogor tahun 2012, jenis-jenis ikan hias impor sebagaimana disebut itu umumnya

5

membuat para pembudidaya ikan hias di Kabupaten Bogor sejahtera (penghasilan
besar).
Menurut data dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor
tahun 2012, semakin besar ikan hias air tawar yang dihasilkan sangat tergantung
kepada jumlah permintaan, jumlah RTP, jumlah areal lahan yang digunakan, dan
jenis ikan hias yang dibudidayakan. Setiap komoditas ikan hias air tawar memiliki
keunggulan yang kompetitif yang berbeda satu sama lain, tergantung bagaimana
perusahaan sebagai pelaku usaha dalam memproduksi dan memasarkan
produknya. Setiap perusahaan harus memiliki cara bagaimana agar dapat
melakukan kegiatan usaha ikan hias yang layak, efisien, dan efektif sehingga
dapat bersaing di pasar demi tercapainya suatu target yang maksimal yaitu
keuntungan.
Salah satu pembudidaya ikan hias yang bergerak dalam kegiatan usaha
ikan hias adalah Kirana Fish Farm yang terletak di Kelurahan Pabuaran,
Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Komoditas ikan hias yang diproduksi
oleh Kirana Fish Farm adalah ikan hias jenis tetra yaitu Cardinal tetra
(Paracheirodon axelrodii), Red phantom tetra (Megalomphodus megalopterus),
Black phantom tetra (Megalomphodus sp.), Emperor tetra (Nematobrycon
palmeri),Neon tetra (Paracheirodon innesi), dan Red nose (Hemigrammus
rhodostomus).
Ikan Cardinal tetra (Paracheirodon axelrodii) merupakan salah satu jenis
ikan hias yang diekspor. Ikan ini tergolong eksotis karena memiliki warna dasar
abu-abu dengan garis biru menyala, memanjang dari insang hingga pangkal
ekor.Keistimewaan ikan ini, selain bentuk tubuhnya yang unik dan indah, ikan ini
juga digemari oleh importir dari Asia maupun Eropa, sehingga peluang pasar
masih terbuka.
Perumusan Masalah

Suatu usaha pada umumnya didirikan untuk mencapai tujuan tertentu,
salah satunya yaitu untuk mendapatkan keuntungan yang optimal. Kirana Fish
Farm dalam mencapai tujuannya dihadapkan pada berbagai masalah, baik kendala
dari dalam dan luar perusahaan. Kendala dari dalam perusahaan diantaranya
adalah keterbatasan lahan, wadah yang digunakan berupa akuarium, ketersediaan
pakan, dan ketersediaan tenaga kerja. Kendala dari luar perusahaan antara lain
adalah jumlah permintaan ikan hias air tawar dan daya saing dari perusahaan lain
yang memproduksi jenis ikan hias yang sama.
Kirana Fish Fam memiliki wadah akuarium sebanyak 800 buah yang
mampu menampung ikan hias air tawar jenis tetra maksimal sebanyak 400.000
ekor yang disesuaikan dengan kapasitas wadah akuarium yang digunakan dan
jenis ikan yang dipelihara atau ditampung. Meskipun permintaan yang tinggi
menjadi peluang, namun sekaligus juga menjadi pembatas produksi karena
kapasitas dan keterbatasan input yang digunakan. Upaya terus dilakukan oleh
pihak Kirana Fish Farm untuk dapat terus meningkatkan produksi, diantaranya
menjalin hubungan yang baik dengan petani ikan hias air tawar lain jenis tetra,
agar dapat meningkatkan produksi dengan mengadakan pembinaan ke tiap petani

6

ikan yang menghasilkan output berupa benih ikan hias jenis tetra yang digunakan
dalam kegiatan pembesaran di Kirana Fish Farm. Pembinaan ini dilakukan oleh
pihak Kirana Fish Farm, seperti menyediakan induk berkualitas yang merupakan
input bagi petani ikan hias lain yang menghasilkan output berupa benih dan
memberikan bantuan obat-obatan, serta pengarahan kepada petani pembenihan
ikan hias air tawar jenis tetra yang merupakan input bagi kegiatan produksi, yang
menghasilkan output berupa ikan hias air tawar jenis tetra ukuran M.Data
penawaran dan permintaan dari Kirana Fish Farm dapat dilihat dari Tabel 7.
Tabel 7. Data Penawaran dan Permintaan Ikan Hias Tetra di Kirana Fish Farm
periode Januari-April 2012 (satu siklus produksi)
Komoditas Tetra

Permintaan di
Pasar (ekor)
Cardinal Tetra
750.000
Neon Tetra
1.500.000
Rednose Tetra
300.000
Blackphantom Tetra
100.000
Redphantom Tetra
100.000
Emperor Tetra
25.000
Sumber : Kirana Fish Farm, 2012

Jumlah (ekor)
Penjualan di
Penjualan di Kirana
Industri (ekor)
Fish Farm (ekor)
200.000
68.580
500.000
656.510
100.000
150.100
50.000
20.520
50.000
21.900
10.000
4.700

Market Share
(%)
34,29
65,65
50,04
41,04
43,80
47,00

Keberhasilan Kirana Fish Farm dalam menyerap pasar yang ada dan
munculnya pasar yang baru sangat tergantung kepada beberapa faktor,
diantaranya adalah keberhasilan petani pembenihan yang menghasilkan output
benih ikan hias. Selain itu, dalam memanfaatkan peluang pasar yang semakin
terbuka lebar ini, Kirana Fish Farm juga dapat membuat alternatif lain, seperti
membuat pengembangan usaha dengan menambah kapasitas produksi baik dari
dalam maupun luar perusahaan. Alternatif yang dibuat dari dalam perusahaan
seperti dengan menambah input-input produksi yaitu penambahan akuarium agar
target produksi dapat tercapai, penambahan persediaan pakan, dan penambahan
sumber daya manusia (tenaga kerja). Alternatif lain dari luar perusahaan dibuat
dengan cara menambah mitra untuk pembenihan yang menghasilkan output benih
ikan hias air tawar. Alternatif ini tentunya dapat membuat masalah, kendala,
bahkan risiko yang lain dari Kirana Fish Farm seperti biaya investasi untuk
penambahan input-input lain, dimana penambahan akuarium sebagai wadah
budidaya ikan hias air tawar juga memerlukan biaya lain dalam pendirian
bangunan untuk produksi (farm), instalasi air dan listrik, penerapan teknologi,
serta fasilitas pendukung kegiatan produksi di Kirana Fish Farm.
Namun demikian, dalam budidaya ikan Cardinal tetra masih terdapat
kendala.Selain pertumbuhan yang lambat, ikan Cardinaltetra tidak dapat
dipelihara dengan kepadatan tinggi, sehingga banyak petani pembesaran ikan
Cardinaltetra yang memelihara ikannya dengan tidak efisien dan optimal.Hal ini
menyebabkan biaya investasi yang harus ditanamkan dalam kegiatan usaha
pembesaran Cardinal tetra begitu besar, sehingga margin keuntungan yang didapat
oleh petani rendah.
Dibuktikan masih banyak petani-petani pembesaran
Cardinaltetra yang memproduksi ikannya dalam skala kecil dan dilakukan hanya
sebagai pekerjaan sampingan. Oleh karena itu, diperlukan teknologi untuk
meningkatkan kapasitas produksi ikan cardinal.

7

Intensifikasi merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan produksi
budidaya. Salah satu kegiatan intensifikasi dalam budidaya perikanan terutama
ikan hias Cardinal tetra di Kirana Fish Farm yaitu teknologi penambahan filter
pada wadah akuarium sebagai penyaring kekeruhan air dan sumber oksigen yang
diperlukan dalam pemeliharaan ikan Cardinal tetra pada akuarium, dimana pada
teknologi ini terdapat kelebihan berupa efisiensi antara lain efisiensi air, lahan,
dan waktu kerja. Pemeliharaan ikan Cardinal tetra dengan sistem ini yang
menggunakan filter fisika berupa busa yang menyelubungi pipa sebagai pemberat
sumber aerasi diharapkan mampu meningkatkan padat penebaran, efisiensi pakan,
serta efisiensi kerja.Sistem ini juga dapat menjadi alternatif bagi petani
pembudidaya ikan Cardinal tetra yang tinggal di kota, yang ketersediaan sumber
airnya terbatas.
Pada awal melakukan produksi ikan hias air tawar membutuhkan investasi
yang tidak sedikit, sehingga dibutuhkan biaya yang cukup besar untuk
mempersiapkan dan melaksanakan usaha produksi ini. Keberhasilan yang dicapai
akan tinggi karena dalam hal ini Kirana Fish Farm telah lama berkecimpung di
usaha ini dan ikan hias air tawar yang dibudidayakan tergolong hewan yang sudah
biasa dibudidayakan di Kirana Fish Farm, tetapi biaya yang besar harus
dikeluarkan sesuai dengan skala usaha yang dilakukan dan tingkat pendapatan
atau keuntungan yang diperoleh. Analisis kelayakan sangat diperlukan untuk
mengetahui apakah usaha pengembangan yang akan dijalankan layak untuk
dilaksanakan, sehingga investasi yang ditanamkan untuk melakukan usaha ini
dapat menghasilkan apa yang diharapkan (profit).
Investasi yang dikeluarkan pihak Kirana Fish Farm dalam kegiatan usaha
pengembangan ikan hias air tawar Cardinal tetra belum pernah dianalisis
kelayakannya baik secara finansial maupun non finansial, sehingga belum dapat
diketahui apakah usaha ini akan mendatangkan keuntungan atau kerugian bagi
pihak Kirana Fish Farm. Analisis kelayakan juga sangat penting bagi mitra dari
pihak Kirana Fish Farm untuk sama-sama mengembangkan usaha yang dijalankan
selanjutnya, agar usaha produksi ikan hias air tawar tersebut menjadi skala yang
besar serta mampu memenuhi permintaan ikan hias air tawar baik di dalam
maupun luar negeri. Menghadapi situasi dan kondisi demikian maka untuk
memaksimalkan keuntungan di Kirana Fish Farm perlu melakukan analisis
kelayakan terhadap pengembangan usaha yang akan dijalankan.
Pihak Kirana Fish Farm menargetkan akan melakukan produksi sebanyak
900.000 ekor per tahun ikan hias Cardinal tetra. Produksi ikan hias Cardinal tetra
yang akan dijalankan di pihak Kirana Fish Farm menggunakan teknologi
pemanfaatan sumber berupa oksigen (blower) dengan penambahan titik aerasi
yang juga digunakan sebagai filter fisik (busa) yang berfungsi menyaring air
(mengurangi kekeruhan) dengan tujuan membuat hasil produksi semaksimal
mungkin dengan bertambahnya padat tebar.
Berkaitan dengan hal-hal di atas maka perumusan masalah yang diambil
dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana kelayakan kegiatan usaha ikan hias Cardinal tetra dari aspek
non finansial yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen,aspek
sosial dan ekonomi, serta aspek lingkungan sekitar?
2. Bagaimana kelayakan finansial usaha ikan hias Cardinal tetra dilihat dari
kriteria investasi di kegiatan usaha?

8

3. Bagaimana kepekaan kelayakan usaha ikan hias Cardinal tetra terhadap
perubahan komponen biaya khususnya peningkatan biaya pakan, dan
perubahan manfaat yaitu penurunan produksi, serta perubahan tingkat
discount factor dalam melakukan kegiatan usaha?
Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan perumusan masalah tersebut, maka
tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Menganalisis kelayakan usaha ikan hias Cardinal tetra dari aspek non
finansial dan aspek finansial.
2. Menganalisis kepekaan kelayakan usaha ikan hias Cardinal tetra.
Kegunaan Penelitian

Penelitian ini sangat berguna bagi penulis untuk pengembangan usaha
yang sedang dijalankan. Penelitian ini diharapkan mampu berguna bagi
pemerintah, khususnya Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor dalam memberikan
informasi untuk pemberdayaan dan pengembangan masyarakat sehingga mampu
mengembangkan usaha kecil dan sedang berkembang.
Selain itu, penelitian ini juga diharapkan mampu berguna bagi pengusaha
atau investor sehingga diharapkan para investor mampu mengambil bagian dalam
merencanakan usaha dengan pola kemitraan yang saling menunjang dan saling
menguntungkan,sehingga semua elemen dalam kegiatan usaha ini dapat
meningkatkan pendapatan.
Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kirana Fish Farm Kabupaten Bogor, Propinsi
Jawa Barat. Sasaran utamanya adalah usaha budidaya ikan hias Cardinal tetra
dengan penekanan pada aspek non finansial yang terdiri dari aspek pasar, aspek
teknis, aspek manajemen, aspek sosial dan lingkungan, serta aspek finansial
meliputi Net Present Value (NPV), Net Benefit and Cost Ratio (Net B/C),Internal
Rate of Return (IRR), dan Payback Period. Hasil perhitungan pada aspek finansial
menggunakan cashflow yang diolah dengan menggunakan software Microsoft
Excel.

9

TINJAUAN PUSTAKA

Agribisnis Perikanan

Berkaitan dengan pengembangan agribisnis perikanan, perlu
dikembangkan dengan empat alasan, yaitu :
1. Perikanan sebagai salah satu sumber pertumbuhan bagi ekonomi
Indonesia,
2. Sebagai usaha reorientasi kebijaksanaan pembangunan subsector
perikanan dengan member peranan lebih besar kepada sektor swasta,
3. Sebagai pelaksanaan diversifikasi secara horizontal dan vertical,
4. Perubahan orientasi bisnis berdasarkan keunggulan komparatif menjadi
keunggulan kompetitif.
Diuraikan lebih lanjut bahwa pengembangan agribisnis perikanan
memerlukan beberapa kondisi yang kondusif yaitu : 1) eksistensi semua
komponen (subsistem) agribisnis di lokasi atau wilayah pengembangan, 2)
keserasian atau keterkaitan yang tinggi antar sub system, 3) kejelasan tanggung
jawab, risiko, intensif pada setiap simpul ikatan, 4) kehadiran wirausaha dan 5)
jalinan kemitraan.
Rahardi, et al (2000) menjelaskan bahwa dalam bisnis perikanan,
manajemen diperlukan agar bisnis dapat berjalan lancar dan mendapat hasil
seperti yang diharapkan. Manajemen yang berbeda dibutuhkan untuk kegiatan
yang berbeda di bidan