Optimalisasi Produksi Benih Ikan Hias Air Tawar pada Taufan’s Fish Farm, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

(1)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang dilewati oleh garis khatulistiwa. Indonesia memiliki pulau dengan jumlah lebih dari 13.000 pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Sebagai negara kepulauan, dua per tiga wilayah Indonesia merupakan wilayah perairan dengan panjang garis pantai mencapai 81.000 km. Selain itu dengan didukung iklim tropis menjadikan perairan Indonesia sangat berpotensi dalam sektor perikanan khususnya ikan hias.

Ikan hias merupakan salah satu keanekaragaman hayati Indonesia yang dapat dibanggakan, baik ikan hias air laut maupun air tawar. Ikan hias air laut merupakan ikan hias hasil usaha perikanan tangkap sedangkan ikan hias air tawar saat ini sudah dapat dibudidayakan sehingga ketersediaannya tidak tergantung dari alam.Selain itu jenis ikan hias air tawar di Indonesia pada saat ini mencapai 400 spesies dari 1.100 jenis yang ada di dunia. Hal tersebut menjadikan ikan hias air tawar berpotensi untuk terus dikembangkan di Indonesia.

Ikan hias air tawar merupakan produk unggulan dari sektor perikanan Indonesia. Saat ini Indonesia menduduki peringkat ketiga sebagai negara eksportir ikan hias dunia dengan pangsa pasar sebesar tujuh persen setelah negara Singapura dan Malaysia, dengan dominasi negara tujuan ekspor ke Asia, Uni Eropa dan Amerika Serikat, dengan nilai mencapai US$ 7,1 juta pada tahun 20091. Pada tahun 2011 target produksi untuk ikan hias adalah sebesar 3 milyar ekor dan mengalami peningkatan terus hingga delapan milyar ekor pada tahun 2014. Target produksi ikan hias yang cukup besar ini dilandasi atas potensi sumber daya ikan hias Indonesia.

Ikan hias merupakan komoditas strategis dan ekonomis, potensi pengembangannya cukup besar dan berada di sebagian besar wilayah Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua. Salah satu sentra budidaya ikan hias adalah provinsi Jawa Barat. Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak diantara 5º50´ - 7º50´ Lintang Selatan dan 104º48´ - 108º48´ Bujur Timur. Kondisi geografis Jawa Barat yang strategis merupakan keuntungan bagi daerah


(2)

Jawa Barat terutama dari segi komunikasi dan perhubungan (BPS,2009). Selain itu propinsi Jawa Barat memiliki kedekatan dengan propinsi DKI Jakarta sebagai pusat perdagangan ikan hias di Indonesia. Sehingga hal tersebut menguntungkan bagi propinsi Jawa Barat terutama dalam segi pemasaran ikan hias air tawar.

Total nilai ekspor ikan hias air tawar Jawa Barat tahun 2006 sampai dengan tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar US$ 261.187,93 dengan negara tujuan Jepang, Perancis, Jerman, Denmark, Afrika, Belanda, Saudi Arabia, Singapura, Belgia, Korea dan Filipina. Negara tujuan ekspor terbesar Jawa Barat pada tahun 2007 adalah Jepang dengan total nilai ekspor sebesar US$ 278.323,57 yaitu 87,11 persen dari total nilai ekspor ikan hias air tawar Jawa Barat. Kemudian negara Jerman dengan total nilai ekspor pada tahun 2007 sebesar US$ 26.549,70 yaitu 8,3 persen dari total nilai ekspor ikan hias air tawar Jawa Barat (Sitorus, 2009).

Kabupaten Bogor merupakan salah satu daerah sentra penghasil ikan hias air tawar di provinsi Jawa Barat. Wilayah Kabupaten Bogor didukung iklim yang sesuai dengan habitat ikan hias air tawar. Sehingga pengembangan ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor dapat terus dilakukan. Pada tahun 2008 jumlah produksi ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor mencapai angka 84.517,00 ribu ekor dan mengalami peningkatan menjadi 104.603,55 ribu ekor pada tahun 20092. Pada saat ini produksi ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor digunkan untuk memenuhi pasar internasional dan selebiihnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Produksi ikan hias Produksi ikan hias hias air tawar di Kabupaten Bogor tersebar di berbagai kecamatan di Kabupaten Bogor.

Industri ikan hias di Kabupaten Bogor terbentuk dari banyak perusahaan. Terdapat 16 perusahaan ikan hias air tawar yang berperan aktif dalam industri ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor. Data perusahaan ikan hias di Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Tabel 1.


(3)

Tabel 1. Pengusaha Ikan Hias Air Tawar Kabupaten Bogor Tahun 2008

No Nama Pengusaha Alamat

Kapasitas Produksi (ekor/tahun)

1 Yap Kiat Bun (CV Maju Aquarium) Cibinong 500.000.000 2 Sumarjo Wongso (PT Sunny Indopramita) Cibinong 3.500.000 3 Budianto Tasma (CV Terraria Indonesia) Gunung Sindur 325.000 4 Johanes Wijaya (Ciseeng Aquarium) Parung 450.000.000 5 Ir. Sugiarto Wijaya (Taufan’s Fish Farm) Ciluar 120.000.000

6 Edi Raharja (Arwana) Babakan Madang

-7 Hendro Pranoto (CV Aquatic Indonesia) Babakan Madang 240.000.000

8 Pang Lesmana Cibinong 500.000

9 Drs. Setiadi Darmadi Citeureup 2.000.000

10 Edi Abdul Hakim Parung 10.000.000

11 Yatsin Suwiryo Parung 5.000.000

12 Hari Lesmana Ciampea 120.000

13 Tri Santoso Indrawijaya Cibinong 180.000

14 Arip Leuwliang 275.000

15 Yulianto Cibinong

-16 Jaya Sumpena Ciomas 70.000

Sumber: http://www.disnakan.bogorkab.go.id (2008)

Salah satu pembudidaya ikan hias di Kabupaten Bogor adalah Taufan’s Fish Farm yang terletak di Jalan Raya Bogor Km. 7, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dari keenam belas pengusaha ikan hias air tawar, Taufan’s Fish Farm merupakan satu-satunya perusahaan yang mempunyai tiga unit bisnis utama, yaitu sebagai pedagang besar (whole seller), produsen benih ikan hias air tawar dan penjual sarana produksi ikan. Sehingga keberadaan Taufan’s Fish Farm didalam industri ikan hias Bogor dianggap penting dan mendukung pengusaha yang lainnya.

Salah satu unit bisnis utama Taufan’s Fish Farm adalah pembenihan ikan hias air tawar. Terdapat beberapa jenis benih ikan hias yang diproduksi oleh Taufan’s Fsh Farm. Adapun jenis benih ikan hias air tawar yang diproduksi Taufan’s Fish Farm antara lain adalah Angelfish (Pterophyllum Scalare), Blackghost(Apteronotus Albifrons),Diamond Tetra(Moenkhausia Pittieri),False Chocolate Doradid (Platydoras Armatulus), Leopard Ctenopoma (Ctenopoma Acutirostre), Rasbora Galaxy (Rasbora Pauciperforata), White-Spotted Doradid (Agamyxis Pectinifrons).

1.2 Perumusan Masalah

Taufan’s Fish Farm merupakan perusahaan perseorangan yang bergerak dalam bidang Agrbisnis. Taufan’s Fish Farm didirikan pada tahun 1986 oleh Ir.


(4)

Farm mempunyai beberapa unit bisnis yang terdiri dari perdagangan ikan hias air tawar (whole seller), pembenihan ikan hias air tawar dan penjualan sarana produksi ikan hias air tawar.

Tujuan utama Taufan’s Fish Farm dalam menjalankan kegiatan produksi benih ikan hias air tawar adalah mencapai keuntungan yang maksimal. Untuk memaksimalkan keuntungan dapat dicapai dengan mengoptimumkan produksi dari ketujuh jenis benih ikan hias yang diproduksi. Adapun keputusan produksi ketujuh benih ikan hias tersebut dapat dipengaruhi oleh harga, biaya dan permintaan ketujuh benih ikan hias tersebut serta ketersediaan sumberdaya input produksi yang dimiliki Taufan’s Fish Farm.

Pada awalnya Taufan’s Fish Farm memulai usaha pembenihan ikan hias air tawar dengan lima jenis benih ikan hias air tawar. Sejalan dengan perkembanganya Taufan’s Fish Farm menambah dua jenis benih ikan hias air tawar untuk diproduksi. Adapun jenis benih ikan hias air tawar tersebut antara lain Blackghost (Apteronotus Albifrons) dan Rasbora Galaxy (Rasbora Pauciperforata). Penambahan dua jenis benih ikan hias air tawar yang diproduksi mengakibatkan penggunaan sumberdaya input produksi harus dialokasikan sedemikian rupa, sehingga dapat menghasilkan output yang paling optimal guna mencapai keuntungan yang maksimal.

Proses produksi benih ikan hias air tawar memerlukan input produksi. Adapun input produksi tersebut antara lain adalah induk ikan hias, akuarium, pakan kutu air (Daphnia. Sp), obat-obatan dan tenaga kerja. Dalam keadaan aktual ketujuh jenis benih ikan hias menggunakan input produksi secara bersama-sama, sehingga terjadi persaingan dalam penggunaan input-input produksi tersebut. Input produksi seperti akuarium dan pakan kutu air (Daphnia Sp.) merupakan input produksi yang dapat dikategorikan sebagai input yang berkendala. Hal ini dikarenakan ketersediaan akuarium pada Taufan’s Fish Farm tidak dapat ditambah dalam jumlah yang lebih banyak, karena keterbatasan lahan yang dimiliki. Selain itu pakan kutu air (Daphnia Sp.) ketersediaannya masih tergantung dari alam, sehingga pasokanya seringkali mengalami hambatan. Untuk itu perusahaan harus mengalokasikan sumberdaya tersebut secara tepat untuk


(5)

Ketujuh jenis benih ikan hias yang diproduksi Taufan’s Fish Farm memiliki harga bervariasi disetiap jenisnya. Tingkat harga dari masing-masing benih ikan hias akan mempengaruhi tingkat keuntungannya. Sehingga dengan demikian perlu dilakukan analisis terhadap keputusan produksi ketujuh jenis benih ikan hias untuk menghasilkan keuntungan yang paling maksimal. Adapun Tabel harga benih ikan hias pada Taufan’s Fish Farm dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Harga Benih Ikan Hias Air Tawar Taufan’s Fish Farm

No Jenis Ikan Hias

Harga Benih Ikan Hias

(Rp/Ekor)

1 Angelfish (Pterophyllum Scalare) 225,00

2 Blackghost (Apteronotus Albifrons) 325,00 3 Diamond Tetra (Moenkhausia Pittieri) 250,00 4 False Chocolate Doradid (Platydoras Armatulus) 250,00 5 Leopard Ctenopoma (Ctenopoma Acutirostre) 350,00 6 Rasbora Galaxy (Rasbora Pauciperforata) 275,00 7 White-Spotted Doradid (Agamyxis Pectinifrons) 250,00 Sumber: Taufan’s Fish Farm (2011)

Pada Tabel 2 terlihat harga benih ikan hias bervariasi pada setiap jenisnya. Harga benih ikan hias Leopard Ctenopoma memiliki harga tertinggi diatara keenam jenis benih ikan hias yang lain. Pada benih ikan hias Diamond Teta, False Chocolate Doradid dan White-Spotted Doradid memiliki tingkat harga yang sama yaitu sebesar Rp 250,00 per ekor. Diantara ketujuh jenis benih ikan hias yang diproduksi Taufan’s Fish Farm, jenis benih ikan hias Angelfish memiliki harga terendah yaitu Rp 225,00 per ekor.

Permintaan benih ikan hias pada Taufan’s Fish Farm memiliki jumlah yang bervariasi pada setiap jenisnya. Variasi jumlah permintaan benih ikan hias tersebut akan berpengaruh terhadap kombinasi produksi dari ketujuh jenis benih ikan hias yang diproduksi. Pada akhirnya permintaan benih ikan hias akan menjadi pembatas produksi ketujuh benih ikan hias tersebut, karena jumlah


(6)

permintaan benih ikan hias. Untuk itu perlu dilakukan analisis terhadap keputusan produksi guna mencapai titik produksi benih ikan hias yang optimal, sehingga dapat memaksimalkan keuntungan. Jumlah permintaan benih ikan hias pada Taufan’s Fish Farm pada minggu ketiga bulan Agustus dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah Permintaan Benih Ikan Hias Air Tawar Pada Minggu ketiga Bulan Agustus 2011.

No Jenis Ikan Hias Jumlah Permintaan

(Ekor) 1 Angelfish (Pterophyllum Scalare) 2.150

2 Blackghost (Apteronotus Albifrons) 2.950 3 Diamond Tetra (Moenkhausia Pittieri) 2.000 4 False Chocolate Doradid (Platydoras Armatulus) 1.870 5 Leopard Ctenopoma (Ctenopoma Acutirostre) 1.800 6 Rasbora Galaxy (Rasbora Pauciperforata) 2.000 7 White-Spotted Doradid (Agamyxis Pectinifrons) 1.900

Total 14.670

Pada Tabel di atas dapat dilihat adanya variasi tingkat permintaan benih ikan hias pada Taufan’s Fish Farm. Variasi tingkat permintaan terjadi karena permintaan pasar terhadap masing-masing jenis benih ikan hias berbeda. Permintaan tertinggi terjadi pada jenis benih ikan hias Black Ghost, sedangkan permintaan terendah terjadi pada jenis benih ikan hias Leopard Ctenopoma.

Permasalahan yang telah dikemukakan di atas merupakan penyebab perlu dilakukannya evaluasi terhadap kegiatan produksi yang dilakukan oleh Taufan’s Fish Farm. Apakah sejauh ini kegiatan produksi yang dilakukan perusahaan telah mencapai optimal atau belum. Penambahan jenis benih ikan hias yang diproduksi, variasi harga jual benih ikan hias, variasi biaya dan permintaan ketujuh benih ikan hias tersebut serta ketersediaan sumberdaya input produksi yang dimiliki Taufan’s Fish Farm menjadikan optimalisasi produksi penting untuk dilakukan agar tujuan perusahaan dapat tercapai.


(7)

Selain itu perusahaan dihadapkan pada keadaan lingkungan yang berubah-ubah yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. Dengan perberubah-ubahan- perubahan-perubahan tersebut, tentu perlu dilakukan skenario untuk dapat mengetahui dampaknya terhadap solusi optimal. Skenario tersebut antara lain adalah dengan mengurangi ketersediaan pakan kutu air (Daphnia sp) dan kenaikan harga pakan kutu air (Daphnia sp), hal ini didasarkan pada ketersediaan pakan kutu air yang dapat menghambat berlangsungnya proses produksi serta peningkatan biaya produksi yang dapat mengurangi keuntungan perusahaan.

Berdasarkan hal-hal tersebut maka perumusan masalah pada Taufan’s Fish Farm dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Bagaimana kombinasi produksi optimal benih ikan hias air tawar pada Taufan’s Fish Farm?

2. Bagaimana alokasi sumberdaya yang dimiliki oleh Taufan’s Fish Farm untuk mencapai kombinasi optimal?

3. Bagaimana solusi terbaik jika terjadi penurunan ketersediaan dan kenaikan harga pakan kutu air (daphnia sp) ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini antara lain adalah:

1. Menganalisis kombinasi produksi optimal benih ikan hias air tawar pada Taufan Fish Farm.

2. Menganalisis alokasi sumberdaya yang dimiliki oleh Taufan Fish Farm untuk mencapai kondisi optimal.

3. Menganalisis pengaruh yang terjadi pada kombinasi produksi awal Taufan’s Fish Farm apabila terjadi perubahan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini antara lain adalah:

1. Bagi penulis sebagai sarana untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh dari kegiatan perkuliahan dan sebagai salah satu syarat unutk memperoleh gelar Sarjana pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan


(8)

2. Bagi perusahaan diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pada proses pengambilan keputusan pada aspek produksi.

3. Sebagai bahan informasi, pustaka dan pengetahuan mengenai optimalisasi produksi bagi penelitian selanjutnya.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam hal ini peneliti hanya akan melakukan optimalisasi produksi benih ikan hias air tawar jenis Angelfish (Pterophyllum Scalare), Blackghost (Apteronotus Albifrons), Diamond Tetra (Moenkhausia Pittieri), False Chocolate Doradid (Platydoras Armatulus), Leopard Ctenopoma (Ctenopoma Acutirostre), Rasbora Galaxy (Rasbora Pauciperforata), White-Spotted Doradid (Agamyxis Pectinifrons). Variabel yang diamati berjumlah tujuh variabel, dimana ketujuh jenis benih ikan hias air tawar tersebut merupakan jenis benih ikan hias air tawar yang diproduksi oleh Tufan’s Fish Farm.


(9)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Hias Air Tawar di Indonesia

Indonesia kaya akan keanekaragaman spesies ikan hias. Indonesia memiliki 400 spesies ikan air tawar dari 1.100 jenis ikan hias air tawar yang ada di dunia1. Beberapa ikan hias air tawar yang telah berhasil dibudidayakan di Indonesia antara lain adalah Angelfish (Pterophyllum Scalare), Blackghost (Apteronotus Albifrons), Diamond Tetra (Moenkhausia Pittieri), False Chocolate Doradid (Platydoras Armatulus), Leopard Ctenopoma (Ctenopoma Acutirostre), Rasbora Galaxy (Rasbora Pauciperforata), White-Spotted Doradid (Agamyxis Pectinifrons). Penjelasan mengenai karateristik dan gambar ketujuh jenis benih ikan hias tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2. Selanjutnya deskripsi mengenai ketujuh ikan hias tersebut menurut Axelrods (1992) adalah sebagai berikut:

1.Angelfish(Pterophyllum Scalare)

Angelfishatau yang biasa disebut Manfishmerupakan jenis ikan hias yang banyak dikenal oleh para penggemar maupun pembudidaya ikan hias di Indonesia. Ikan yang bernama latin Pterophyllum Scalare ini memiliki ciri-ciri fisiologis dengan bentuk pipih dan memiliki sirip yang panjang dan lebar seperti kain. Ikan hias air tawar ini mampu mencapai panjang maksimal hingga 15 cm. Angelfish tergolong jenis ikan hias yang tenang dan tidak aktif berenang (Axelrods,1992).

2.Blackghost(Apteronotus Albifrons)

Ikan hantu atau Blackghost (Apteronotus Albifrons) merupakan ikan hias yang berasal dari sungai Amazon, Brasil, Amerika Selatan. Tubuhnya berwarna biru kearah ungu tua hingga kehitaman dan kadang-kadang terlihat hitam pekat. Ciri fisik lainnya adalah terdapat beberapa goresan atau garis putih pada bagian ekornya dan garis putih dari dahi hingga ke dagu (leher). Bentuk tubuh ikan hias Blackghostseperti pipa pipih dengan panjang 26-48 cm. Ikan ini dicirikan dengan bersatunya sirip dada dan sirip perut. Sirip yang menyatu ini memanjang dari dada


(10)

hingga pangkal ekor. Pada saat berenang atau ada aliran air, sirip ini berkibar-kibar sehingga membuat daya tarik tersendiri.

Aktivitas ikan ini lebih banyak dilakukan di malam hari (nokturnal), sehingga pada siang hari ikan ini lebih suka bersembunyi di bebatuan, daun-daun, akar tanaman, atau benda lainnya di dasar sungai. Dilihat dari kebiasaan berenangnya, ikan ini cenderung lebih banyak menghabiskan waktunya di dasar sungai. Namun yang masih kecil akan berenang ke atas dan ke bawah perairan dengan lincahnya (Axelrods,1992).

3.Diamond Tetra(Moenkhausia Pittieri)

Diamond Tetra dengan nama latin Moenkhausia Pittieri merupakan jenis ikan hias air tawar yang mempunyai ukuran badan kecil. Panjang maksimum ikan hias tersebut adalah 6 cm. Diamon Tetra dapat berkembang dengan baik apabila suhu dan kondisi pH air sesuai dengan habitat aslinya. Adapun suhu yang paling baik adalah 26 derajat celcius dengan pH air 7. Jenis pakan yang sesuai adalah jenis pakan hidup seperti cacing ataupun daphnia (Axelrods,1992).

4.False Chocolate Doradid(Platydoras Armatulus)

False Chocolate Doradid (Platydoras Armatulus) atau yang lebih dikenal dengan nama Platydoras ini merupakan jenis ikan yang banyak menghasbiskan waktu di dasar air. Platydoras mempunyai struktur sisik yang cukup keras, sehingga akan terasa kasar pada saat permukaan tubuhnya disentuh. Ikan hias tersebut mampu untuk mencapai panjang maksimal 20 cm. Platydoras akan tumbuh dengan baik pada suhu air 26 derajat celcius dengan tingkat pH sebesar 6,9 dan dengan sedikit pencahayaan (Axelrods,1992).

5.Leopard Ctenopoma(Ctenopoma Acutirostre)

Ikan daun atau Leopard Ctenopoma (Ctenopoma Acutirostre) merupakan jenis ikan hias yang cukup sukar untuk dibudidayakan. Ikan ini memiliki ciri-ciri fisik berbentuk lebar seperti daun dengan warna cokelat dan mempunyai titik-titik diseluruh tubuhnya. Ikan daun akan tumbuh dengan baik pada suhu air 28 derajat celcius dengan tingkat pH sebesar 7 dan dengan pencahayaan yang terang. Ikan daun lebih menyukai berenang di bagian tengah air dibandingkan bagian dasar


(11)

6.Rasbora Galaxy(Rasbora Pauciperforata)

Rasbora Galaxy (Rasbora Pauciperforata) tergolong kedalam ikan hias yang lincah dan bergerak aktif. Rasbora Galaxy akan tumbuh dengan baik pada suhu air 25 derajat celcius dengan tingkat pH sebesar 7 dan dengan pencahayaan yang terang. Rasbora Galaxyhanya dapat mencapai panjang maksimal 5 cm, oleh karena itu ikan hias ini tergolong ikan hias yang memiliki tubuh kecil (Axelrods,1992).

7. White-Spotted Doradid (Agamyxis Pectinifrons)

White-Spotted Doradid (Agamyxis Pectinifrons) atau yang lebih dikenal dengan nama Agamyxis merupakan jenis ikan hias yang mempunyai pergerakan aktif. Agamyxis mempunyai warna tubuh cokelat dengan bagian perut yang membesar. Ikan hias ini akan terlihat aktif di dalam akuarium dan berenang disemua bagian akuarium. Agamyxis akan tumbuh dengan baik pada suhu air 25 derajat celcius dengan tingkat pH sebesar 7 dan dengan sedikit pencahayaan (Axelrods,1992).

2.2 Pembenihan Ikan Hias Air Tawar

Kegiatan pembenihan ikan hias air tawar termasuk kedalam kegiatan pembudidayaan ikan, karena didalam kegiatan pembenihan erat kaitannya dengan kegatan pengembangbiakan ikan hias air tawar. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 tentang perikanan, pembudidayaan ikan adalah kegiatan memelihara, membesarkan dan atau membiakkan ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan atau mengawetkannya.

Proses produksi benih ikan hias air tawar menurut Silaban (2011) terbagi menjadi empat tahap. Adapun tahap-tahap tersebut antara lain adalah:

1) Pemijahan

Pemijahan dapat dikatakan sebagai proses perkawinan antara induk ikan hias jantan dan betina. Pada umumnya pemijahan ikan hias dilakukan secara masal maupun berpasangan. Pemijahan masal umumnya dilakukan dengan


(12)

sedangkan pemijahan secara berpasangan dilakukan dengan menggunakan satu induk jantan dan satu induk betina.

2) Penetasan Telur

Setelah melalui proses pemijahan maka akan dihasilkan telur-telur ikan. Telur ikan tersebut kemudian dipisahkan dari induknya dan ditempatkan pada akuarium yang berbeda. telur ikan hias menetas dalam kurun waktu tertentu biasanya empat sampai lima hari tergantung jenis ikan hias.

3) Pendederan I

Setelah telur menetas maka akan dihasilkan larva ikan. Larva tersebut dipindahkan ke akuarium lain. Dalam satu akuarium dapat menampung sekitar tiga ratus sampai lima ratus larva. PEmberian pakan berupa kutu air atau artemia dilakukan setelah larva berumur tiga hari dengan frekuensi dua sampai tiga kali sehari. Pendederan I berlangsung sampai benih berumur satu bulan.

4) Pendederan II

Benih berukuran satu bulan dipindahkan ke akuarium lain disertai dengan penyeragaman ukuran ikan. Pada umur satu bulan pada umumnya ikan telah mencapai ukuran kecil (small). Benih ikan yang telah mencapai ukuran small dipisahkan dengan ikan yang belum mencapai ukuran small. Pemisahan dilakukan dengan cara penyortiran dan dikelompokkan menurut ukurannya. Benih ikan hias dapat diberi pakan berupa kutu air dan cacing sutera secukupnya.

Sama halnya dengan penelitian Silaban, penelitan yang dilakukan oleh Rohmawati (2010) dam Sitorus (2009) juga menyebutkan bahwa proses produksi terbagi ke dalam beberapa tahap. Akan tetapi dalam penelitian Rohmawati menyebutkan bahwa sebelum proses pemijahan diawali dengan proses persiapan wadah. Wadah yang digunakan berupa akurium yang terbuat dari kaca. Persiapan wadah diawali dengan pencucian akuarium. Setelah proses pencucian akuarium selesai, akuarium dikeringkan selama dua hari untuk mematikan kuman dan penyakit yang menempel pada akuarium. Pada hari ketiga pengisian air dilakukan dengan volume air sebanyak dua per tiga volume akuarium. Kemudian


(13)

menetralkan pH air dan mencegah terserangnya penyakit pada benih ikan hias air tawar.

2.3 Optimalisasi Produksi

Tujuan dari optimalisasi adalah untuk memaksimalkan keuntungan pada suatu perusahaan berdasarkan proses produksi yang dilakukan dengan memperhatikan kendala-kendala yang ada. Penyusunan produksi yang optimal dapat dilakukan dengan teknik linear programming. Linear Porgramming dapat memberikan pemecahan persoalan sebagai alternatif pengambilan keputusan. Linear Programming ini mampu menghasilkan kombinasi output yang optimal untuk memaksimalkan keuntungan dengan memperhatikan kendala-kendala yang dihadapi perusahaan.

Teknik linear programming dapat digunakan dalam dua cara, yaitu maksimisasi keuntungan dan minimisasi laba. Kedua cara tersebut menghasilkan informasi yang relatif tidak berbeda. Pada penelitian Sitorus (2009) dan Sutiah (2008) disebutkan bahwa optimalisasi prododuksi dilakukan dengan tujuan untuk memaksimumkan laba yang diperoleh perusahaan dengan memperhatikan kendala-kendala sumberdaya yang ada.

Penyusunan produksi optimal pada umumnya dihadapkan dengan berbagi kendala. Kendala tersebut dapat berupa kendala faktor-faktor produksi seperti modal, bahan baku, tenaga kerja dan mesin yang merupakan input serta ruang dan waktu ataupun kendala permintaan pasar untuk mengetahui batasan produksi. Dalam penelitian Sutiah (2008) semua kendala berasal dari sumberdaya yang dimiliki perusahaan. Sementara itu pada penelitiannya, Sitorus (2008) menambahkan kendala permintaan pasar sebagai batasan produksi yang dihasilkan dalam memenuhi permintaan pasar.

Penyusunan produksi optimal akan mengahasilkan suatu jawaban atau solusi optimal. Solusi optimal yang diperoleh dari model yang terbentuk dapat berbeda dengan kondisi aktual yang ada pada perusahaan. Sitorus (2009) menyatakan bahwa berdasarkan model yang dibentuk terdapat adanya perbedaan tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa solusi optimal mampu memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi


(14)

tersebut juga terjadi pada penelitian Sutiah (2008) yang menyebutkan bahwa pada kondisi produksi yang optimal mampu menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi aktual.

Penelitian mengenai optimalisasi produksi yang telah dilakukan sebelumnya memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Adapun perbedaanya terletak pada jenis ikan yang dikaji serta variabel-variabel kendala yang ada. Sedangkan persamaan penelitian ini dapat terlihat dari metode analisis yang sama yaitu Linear Programming. Penelitian terdahulu mempunyai manfaat bagi penelitian ini sebagai bahan referensi dalam penyusunan fungsi tujuan serta fungsi kendala yang terdapat dalam Linear Programming.


(15)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Produksi

Menurut Salvatore (2002), produksi merujuk pada transformasi dari berbagai input atau sumberdaya menjadi output berupa barang atau jasa. Proses transformasi (pengubahan) input menjadi output (skema proses produksi ) dapat dilihat pada Gambar 1.

Umpan balik informasi

Gambar 1. Skema Proses Produksi Sumber : Nicholson (1999)

Adapun hubungan matematik antara input dengan output tersebut disebut fungsi produksi (Nicholson, 2002). Nicholson (2002) memformulasikan hubungan antara masukan (input) dengan keluaran (output) berbentuk : q = f (K, L, M, …..), dimana q mewakili output barang-barang tertentu yang dihasilkan selama satu periode tertentu, sedangkan K, L, M mewakili input yang berturut-turut melambangkan input berupa modal, tenaga kerja, dan bahan baku.

3.1.2 Teori Produksi Optimum

Menurut Salvatore (2002), produksi merupakan transformasi dari berbagai input atau sumberdaya menjadi output berupa barang dan jasa. Kegiatan produksi dihadapkan oleh beberapa permasalahan yang disebabkan oleh sumberdaya yang terbatas, oleh karena itu kegiatan produksi dibatasi oleh sumberdaya yang ada. Menurut Lipsey (1995), batas kemungkinan produksi menggambarkan tiga konsep, yaitu kelangkaan, pilihan dan biaya imbangan. Kelangkaan ditunjukkan

Masukan

SDM SDModal

SDA Mesin Teknologi

Keluaran

Barang Jasa

Proses Transformasi atau


(16)

ditunjukkan oleh keharusan untuk memilih di antara kombinasi yang mungkin dicapai, biaya imbangan ditunjukkan oleh batas kurva yang miring ke bawah.

Gambar 2.Kurva Kemungkinan Produksi Produk X dan Y Sumber: Nicholson (1999)

Keterangan: X : Produk X Y : Produk Y TR1 :Isorevenue1 TR2 :Isorevenue2

R : Kombinasi produksi optimum

X2 : Jumlah produk X yang diproduksi pada kondisi optimum Y2 : Jumlah produk Y yang dapat diproduksi pada kondisi optimum

U : Kombinasi produksi yang tidak menghabiskan sumberdaya yang tersedia P : Kombinasi produksi X dan Y yang tidak optimum

Q : Kombinasi produksi X dan Y yang tidak optimum

ARB :Batas kemungkinan produksi yang membatasi kombinasi produksi yang dapat dicapai dan tidak dapat dicapai oleh perusahaan

OARB : Kurva kemungkinan produksi untuk produk X dan Y Y

X Q

P A

X2 B

U

R Y2

TR2

TR1


(17)

Pada gambar diasumsikan perusahaan memproduksi dua jenis barang yaitu barang X dan Y dengan menggunakan sumberdaya yang ada pada jumlah tertentu. Kurva Kemungkinan Produksi (KKP) untuk barang X dan Y diwakili oleh titik 0ARB. Batas kemungkinan produksi yang membatasi antara kombinasi produksi yang dapat dicapai dan tidak dapat dicapai oleh perusahaan. Titik kombinasi produk untuk barang X dan Y dengan tidak menghabiskan semua sumberdaya yang dimiliki pleh perusahaan ditandai dengan huruf U. Wilayah luar garis ARB merupakan wilayah kombinasi produksi barang X dan Y yang tidak dapat dicapai oleh perusahaan karena sumberdaya yang dimiliki perusahaan tidak mencukupi untuk memproduksi kedua barang tersebut.

Kombinasi produk yang belum optimal ditunjukkan oleh perpotongan antara garis isorevenue (TR1) dengan batas kemungkinan produksi. Barang X dan

Y masing-masing diproduksi pada titik P atau memproduksi barang X dan Y masing-masing pada titik Q menghasilkan penerimaan yang masih rendah dibandingkan dengan jika perusahaan melakukan kombinasi produksi saat garis isorevenue (TR2) bersinggungan dengan batas kemungkinan produksi. Pada titik

persinggungan (titik R), perusahaan memproduksi X dan Y masing-masing sejumlah X2dan Y2dengan penerimaan yang diperoleh TR2lebih tinggi dari TR1.

Pada kombinasi yang kedua sumberdaya yang tersedia bagi perusahaan habis digunakan untuk memproduksi X dan Y sehingga mampu menekan sumberdaya yang berlebih.

3.1.2 Teori Optimalisasi

Optimalisasi adalah serangkaian proses untuk mendapatkan gugus kondisi yang diperlukan untuk mendapatkan hasil terbaik dalam situasi tertentu (Nasendi dan Anwar, 1985). Dengan demikian, optimalisasi mengidentifikasikan penyelesaian terbaik suatu masalah yang diarahkan pada maksimisasi atau minimisasi melalui fungsi tujuan.

Tujuan dari optimalisasi adalah untuk memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan biaya pada suatu perusahaan berdasarkan proses produksi yang dilakukan dengan memperhatikan kendala-kendala yang ada. Terdapat dua kriteria mendasar dalam optimalisasi, yaitu:


(18)

1. Maksimisasi yaitu mengalokasikan atau menggunakan input-input tertentu untuk menghasilkan keuntungan maksimal. Maksimisasi keuntungan ini dapat dilihat baik dari segi laba, sistem kerja yang efektif (rancangan penugasan), maksimisasi pangsa pasar dan lokasi perusahaan.

2. Minimalisasi yaitu menghasilkan tingkat output dengan menggunakan input (biaya) yang paling minimal. Minimalisasi dapat berupa minimalisasi penggunaan sumberdaya, biaya distribusi, biaya perusahaan, biaya persediaan, biaya pengendalian mutu, jumlah tenaga kerja, waktu proses pelayanan dan fasilitas perusahaan.

Keuntungan yang menjadi tujuan perusahaan harus selalu memperhatikan keterbatasan yang dihadapi perusahaan. Dalam keterbasan inilah perusahaan harus mampu menentukan kombinasi produk yang memberikan keuntungan maksimal agar tujuan perusahaan tercapai.

3.1.3Linear Programming

Menurut Soekartawi (1992) Linear programming adalah suatu metode programisasi yang variabelnya disusun dengan persamaan linier. Tujuan Linear programming adalah untuk menyusun suatu model yang dapat dipergunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam menentukan aloksai yang optimal dari sumberdaya perusahaan ke berbagai alternatif. Model linear programming dapat diselesaikan dengan tiga metode yaitu metode grafik, simplex, dan komputer (Muslich, 1993). Menurut Dimyati et.al (2010) karakteristik yang biasa digunakan dalam persoalan linear programming, antara lain :

1) Variabel keputusan

Variabel keputusan adalah variabel yang menguraikan secara lengkap keputusan-keputusan yag akan dibuat.

2) Fungsi tujuan

Fungsi tujuan merupakan fungsi dari variabel keputusan yang akan dimaksimumkan (untuk pendapatan atau keuntungan) atau diminimumkan (untuk biaya)

3) Pembatas


(19)

variabel keputusan pada pembatas disebut koefisien teknologis, sedangkan bilangan yang ada di sisi kanan setiap pembatas disebut ruas kanan pembatas. 4) Pembatas tanda

Pembatas tanda adalah pembatas yang menjelaskan apakah variabel keputusannya diasumsikan hanyalah berharga nonnegatif atau variabel keputusan tersebut boleh berharga positif , boleh juga negatif (tidak terbatas dalam tanda).

Terdapat empat kondisi utama yang diperlukan dalam penerapan linear programmingmenurut Muslich (1993), yaitu :

1) Terdapat sumberdaya yang terbatas, 2) Terdapat fungsi tujuan

3) Bersifat linearitas, dan 4) Keseragaman

Menurut Dimyati et.al (2010), dalam menggunakan model linear programmingdiperlukan beberapa asumsi, diantaranya :

1) Kesebandingan (Proportionality)

a. Kontribusi setiap varibel keputusan terhadap fungsi tujuan adalah sebanding dengan nilai variabel keputusan. Misalnya jika membuat

sebanyak 4 maka kontribusinya terhadap fungsi tujuan adalah sebanyak empat kali kontribusi .

b. Kontribusi setiap varibel keputusan terhadap ruas kiri dari setiap pembatas adalah sebanding dengan nilai variabel itu. Misalnya jika membuat

sebanyak 4 maka diperlukan empat kali variabel kendala. 2) Penambahan (Additivity)

a. Kontribusi setiap varibel keputusan terhadap fungsi tujuan besifat tidak bergantung pada nilai variabel keputusan yang lain. Misalnya berapapun nilai maka pembuatan akan selalu berkontribusi terhadap fungsi

tujuan sebesar nilai yang sama.

b. Kontribusi setiap varibel keputusan terhadap ruas kiri dari setiap pembatas besifat tidak bergantung pada nilai variabel keputusan yang lain. Misalnya


(20)

berapapun nilai , maka pembuatan akan selalu memerlukan

sebanyak variabel kendala.

3) Pembagian (Divisibility)

Pada persoalan linear programming variabel keputusan dapat diasumsikan berupa bilangan pecahan.

4) Kepastian (Certainty)

Setiap parameter dalam model, yaitu koefisien fungsi tujuan, ruas kanan, dan koefisien teknologis diasumsikan dapat diketahui secara pasti.

Dalam program linier terdapat tiga jenis analisis antara lain adalah: 1) Analisis Primal

Analalisis primal dilakukan untuk mengetahui jumlah kombinasi produk (Xj)

yang terbaik dengan menghasilkan tujuan (Z), dimana tujuan Z tersebut meminimumkan biaya, risiko-risiko atau memaksimumkan keuntungan, pendapatan dan sebagainya dengan keterbatasan sumberdaya yang tersedia (Nasendi dan Anwar,1985).

2) Analisis Dual

Nilai dual yang dihasilkan dalam analisis dual menunjukkan perubahan dalam fungsi tujuan apabila sumberdaya tersebut berubah satu satuan. Dari analisis dual juga dapat diketahui sumberdaya mana saja yang membatasi fungsi tujuan. Hal tersebut diketahui dengan cara melihat sumberdaya yang mempunyai nilai dual yang lebih besar dari nol dan sering disebut kendala aktif (Nasendi dan Anwar, 1985).

3) Analisis Post Optimal

Analisis post optimal menyangkut analisis terhadap nilai-nilai peubah pengambilan keputusan sebagai dampak dari perubahan dalam:

a) Perubahan koefisien fungsi tujuan

b) Perubahan koefisien teknologi input atau output

c) Perubahan ketersediaan sumberdaya atau nilai sebelah kanan atau RHS (Right Hand Side) fungsi kendala


(21)

Analisis post optimal bertujuan untuk memperoleh informasi tentang solusi optimal yang baru dan yang mungkin sesuai dengan perubahan dalam parameter model melalui perhitungan tambahan yang minimal.

3.1.4Integer Programming

Menurut Muslich (1993), persoalan optimasi linear programmingdimana solusi variabel keputusannya harus menggunakan bilangan bulat disebut Integer Programming. Terdapat tiga jenis model program linear interger yaitu :

1. Model total interger, yaitu semua variabel keputusannya bernilai bulat

2. Model 0-1 interger, yaitu variabel keputusannya dibatasi dengan bilangan bulat satu atau nol

3. Model interger campuran, yaitu beberapa variabel keputusannya bernilai bulat

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Taufan’s Fish Farm merupakan perusahaan perseorangan yang bergerak dalam bidang Agrbisnis. Pembenihan ikan hias air tawar merupakan salah satu kegiatan yang dijalankan Taufan’s Fish Farm. Benih ikan hias yang diproduksi oleh Taufan’s Fish Farm ini digunakan untuk memenuhi permintaan konsumen yang sebagian besar merupakan petani ikan hias.

Taufan’s Fish Farm memproduksi beberapa jenis benih ikan hias air tawar. Adapun jenis benih ikan hias yang diproduksi oleh Taufan’s Fish Farm antara lain adalah Angelfish (Pterophyllum Scalare), Blackghost (Apteronotus Albifrons), Diamond Tetra (Moenkhausia Pittieri), False Chocolate Doradid (Platydoras Armatulus), Leopard Ctenopoma (Ctenopoma Acutirostre), Rasbora Galaxy (Rasbora Pauciperforata),White-Spotted Doradid(Agamyxis Pectinifrons).

Pada awalnya Taufan’s Fish Farm memulai usaha pembenihan ikan hias air tawar dengan lima jenis benih ikan hias air tawar. Sejalan dengan perkembangannya Taufan’s Fish Farm menambah dua jenis benih ikan hias air tawar untuk diproduksi. Adapun kedua jenis benih ikan hias air tawar tersebut antara lain adalah Rasbora Galaxy (Rasbora Pauciperforata) dan Blackghost (Apteronotus Albifrons). Penambahan produk yang akan dihasilkan mengakibatkan kompetisi penggunaan sumberdaya yang tersedia semakin


(22)

yang bersifat terabatas, namun jumlah benih ikan hias yang diproduksi semakin bertambah.

Beberapa macam kendala ketersediaan sumberdaya input produksi yang dihadapi perusahaan akan berdampak pada tujuan utama Taufan’s Fish Farm. Adapun kendala tersebut antara lain adalah ketersediaan akuarium, ketersediaan induk, ketersediaan pakan, potensi tenaga kerja dan ketersediaan obat-obatan. Keuntungan maksimal yang ingin dicapai perusahaan tidak akan terwujud karena hambatan kendala tersebut. Untuk itu Taufan’s Fish Farm harus dapat mengalokasikan sumberdaya input produksi yang tersedia dan terbatas jumlahnya kepada ketujuh benih ikan hias yang diproduksi sedemikian rupa agar tujuan perusahaan dapat tercapai.

Harga benih ikan hias yang bervariasi turut menjadi faktor penyebab perlu dilakukannya optimalisasi produksi.Perusahaan dapat mencapai keuntungan yang maksimal dengan hanya memproduksi benih-benih ikan hias yang memiliki tingkat harga yang tinggi. Akan tetapi hal tersebut tidak dapat dilakukan karena benih ikan hias tersebut memiliki tingkat permintaan yang bervariatif sebagai pembatasnya. Sehingga perlu dilakukan analisis untuk mengetahui bagaimana kombinasi produksi benih ikan hias air tawar yang optimal.

Tujuan dari optimalisasi adalah untuk memaksimalkan keuntungan pada suatu perusahaan berdasarkan proses produksi yang dilakukan dengan memperhatikan kendala-kendala yang ada. Optimalisasi tersebut dibentuk dengan model maksimisasi keuntungan, hal ini disebabkan pada kondisi aktual perusahaan tidak ditemukan adanya kendala anggaran. Adapun permasalahan yang dihadapi perusahaan adalah terdapat adanya kendala permintaan.

Penyusunan produksi yang optimal dapat dilakukan dengan teknik integer programming. Integer Porgramming dapat memberikan pemecahan persoalan sebagai alternatif pengambilan keputusan. Integer programming ini mampu menghasilkan kombinasi output yang optimal untuk memaksimalkan keuntungan dengan memperhatikan kendala-kendala yang dihadapi perusahaan. Analisis integer programming yang dapat dilakukan yaitu analisis primal, analisis dual dan post optimal.


(23)

Selama proses produksi perusahaan akan dihadapkan dengan banyak perubahan. Perubahan-perubahan tersebut antara lain dapat berupa perubahan ketersediaan sumberdaya perusahaan dan harga sumberdaya input yang secara langsung dapat mempengaruhi tujuan perusahaan dalam memaksimalkan keuntungan. Adanya perubahan-perubahan tersebut mengakibatkan diperlukannya analisis untuk mengetahui dampak perubahan yang terjadi pada solusi optimal. Berdasarkan hal di atas, maka kerangka pemikiran dari penelitian ini terlihat pada Gambar 4.

Gambar 4.Kerangka Pemikiran Operasional PRODUKSI

HARGA JUAL DAN PERMINTAAN KENDALA INPUT

PRODUKSI 1. Akuarium 2. Pakan Kutu Air 3. Indukan

4. Obat-obatan 5. Tenaga Kerja

OUTPUT PRODUKSI


(24)

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Taufan’s Fish Farm yang terletak di Jalan Raya Bogor Km. 7, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Taufan’s Fish Farm merupakan salah satu pembudidaya ikan hias air tawar sekaligus sebagagi pemasok ikan hias bagi eksportir ikan hias air tawar di daerah Jabodetabek. Selai itu Taufan’s Fish Farm merupakan perusahaan ikan hias air tawar yang telah dikenal luas di industri ikan hias. Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei sampai Agustus 2011.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara dengan pemilik perusahaan dan tenaga kerja bagian produksi. Data sekunder yang digunakan sebagai data pelengkap diperoleh dari dokumen tertulis perusahaan yang relevan dengan penelitian, bahan pustaka, website dan skripsi. Adapun data-data yang dibutuhkan dari perusahaan antara lain adalah:

1. Data keragaan perusahaan yang meliputi sejarah dan perkembangan perusahaan, lokasi usaha, ketenagakerjaan, proses produksi dan pemasaran. 2. Harga jual, biaya produksi dan keuntungan tiap jenis benih ikan hias air tawar. 3. Jumlah ketersediaan sumberdaya pakan, obat-obatan, indukan dan juga tenaga

kerja untuk memproduksi ikan hias air tawar.

4. Permintaan pasar dan jumlah produksi dari setiap jenis benih ikan hias air tawar.

Pengumpulan data dilakukan selama 45 hari. Dimulai dari bulan Juli hingga Agustus 2011. Hal ini dikarenakan waktu yang dibutuhkan untuk satu kali siklus produksi adalah 45 hari.

Dalam kurun waktu 45 hari terjadi enam kali siklus produksi. Dimana setiap satu minggu sekali dilakukan proses produksi baru. Akan tetapi dalam penelitian ini hanya akan mengamati satu siklus produksi saja, yaitu siklus


(25)

dikarenakan karakteristik proses produksi dan permintaan setiap siklusnya relatif sama.

4.3 Metode Analisis dan Pengolahan Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah program linier integer. Langkah-langkah yang dilakukan dalam metode analisis dan pengolahan data antara lain adalah:

1. Pembentukan fungsi tujuan dan formulasi pertidaksamaan kendala perusahaan

2. Pengolahan data dengan menggunakan program komputer LINDO (Linear interactive and Discrete Optimizer).

3. Analisis data (Analisis primal,analisis dual dan post optimal)

4.4 Formulasi Model

Formulasi model harus diketahui terlebih dahulu sebelum data diolah dengan program linier, diawali dengan menentukan variabel keputusan kemudian dilanjutkan dengan menentukan fungsi tujuan dan fungsi kendala dari usaha pembenihan ikan hias air tawar yang diteliti.

4.4.1 Menentukan Variabel Keputusan

Penentuan varibel keputusan didasarkan pada produk yang akan dioptimalkan. Varibel keputusan menunjukkan jumlah produksi setiap jenis produk yang dihasilkan Taufan’s Fish Farm. Taufan’s Fish Farm memproduksi tujuh jenis benih ikan hias air tawar. Variabel keputusan disimbolkan dengan Xj

( j menunjukkan jenis produk yang diproduksi). Varibel keputusan produksi ikan hias air tawar pada Taufan’s Fish Farm periode Juli sampai Agustus dapat dilihat pada Tabel 4.


(26)

Tabel 4. Variabel Keputusan Produksi Benih Ikan Hias Air Tawar pada Taufan’s Fish Farm Selama Periode Analisis (45 hari)

No Jenis Benih Ikan Hias Air

Tawar Satuan

Variabel Keputusan

1 Jumlah Angelfish Ekor/Periode X1

2 Jumlah Blackghost Ekor/Periode X2

3 Jumlah Diamond Tetra Ekor/Periode X3

4 Jumlah False Chocolate Doradid Ekor/Periode X4

5 Jumlah Leopard Ctenopoma Ekor/Periode X5

6 Jumlah Rasbora Galaxy Ekor/Periode X6

7 Jumlah White-Spotted Doradid Ekor/Periode X7

4.4.2 Menentukan Fungsi Tujuan

Variabel keputusan disusun berdasarkan tingkat keuntungan yang diperoleh selama satu periode analisis dan jumlah ikan hias air tawar yang diproduksi. Adapun tingkat keuntungan diperoleh dari total penerimaan dikurangi dengan total biaya pengeluarannya.

Memaksimumkan keuntungan :

Z

=

C

j

X

j

j=1 7

Dimana,

Z : Keuntungan total yang diterima oleh perusahaan dari hasil optimalisasi selama satu periode analisis (Rupiah).

Cj : Keuntungan produksi per ekor benih ikan hias jenis ke-j selama satu periode

analisis (Rp/ekor)

Xj : Jumlah benih ikan hias yang diproduksi setiap jenis selama satu periode

analisis (ekor)

4.4.3 Menentukan Fungsi Kendala a) Kendala Akuarium

a

j

X

j

A

j=1 7


(27)

Dimana:

aj : Koefisien penggunaan akuarium per ekor benih ikan hias air tawar jenis

ke-j selama satu periode analisis (m3/ekor)

A : Jumlah ketersediaan akuarium selama satu periode analisis (m3).

b) Kendala Indukan Ikan Hias

b

j

X

j

B

j

Dimana :

bj : Koefisien indukan ikan hias jenis ke-j (set/ekor)

Bj : Jumlah ketersediaan induk ikan hias jenis ke-j selama satu periode

analisis (set) c) Kendala Pakan Kutu Air

c

j

X

j

C

j=1 7

Dimana :

cj : Koefisien penggunaan pakan kutu air per ekor benih ikan hias air tawar

jenis ke-j selama satu periode analisis (gram/ekor)

C : Jumlah ketersediaan pakan kutu air selama satu periode analisis (gram)

d) Kendala Obat Enrofloxain

d

j

X

j

D

j=1 7

Dimana :

dj : Koefisien penggunaan obat Enrofloxacin per ekor benih ikan hias air

tawar jenis ke-j selama satu periode analisis (ml/ekor)

D : Jumlah ketersediaan obat Enrofloxacin selama satu periode analisis (ml)

e) Kendala Obat Methylene Blue

e

j

X

j

E

j=1 7


(28)

ej : Koefisien penggunaan obat Methylene Blue per ekor benih ikan hias air

tawar jenis ke-j selama satu periode analisis (ml/ekor)

E : Jumlah ketersediaan obat Methylene Blue selama satu periode analisis (ml)

f) Kendala Tenaga Kerja

f

j

X

j

F

j=1 7

Diamana :

fj : Koefisien penggunaan tenaga kerja per ekor benih ikan hias air tawar

jenis ke-j selama satu periode analisis (jam/ekor)

F : Jumlah ketersediaan tenaga kerja selama satu periode analisis (jam)

g) Kendala Permintaan

X

j

G

j

Dimana :

Xj : Jumlah produksi untuk setiap jenis ikan hias ke-j

Gj : Jumlah permintaan untuk setiap jenis ikan hias ke-j

4.5 Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah data diolah dan diformulasikan ke dalam model linier integer programming. Secara komputerisasi, data diolah dengan bantuan program komputer LINDO (linear interactive discrete optimizer) adalah sebuah program yang dirancang untuk menyelesaikan kasus-kasus pemrograman linear.

4.5.1 Analisis Primal

Analisis primal digunakan untuk mengetahui kombinasi produk (Xj) yang terbaik yang dapat menghasilkan tujuan (Z) yang maksimum dengan keterbatasan sumberdaya yang ada (bi). Dengan membandingkan antara kombinasi aktivitas terbaik hasil perhitungan dengan aktivitas produksi yang dilakukan perusahaan, maka akan diketahui sejauh mana keoptimalan kegiatan produksi yang telah dilakukan oleh perusahaan.


(29)

4.5.2 Analisis Dual

Analisis nilai dual berfungsi untuk mengetahui penilaian terhadap sumberdaya. Penilaian ini dilakukan dengan melihat nilai slack atau surplus dan nilai dual price yang ada. Sumberdaya yang akan di amati dalam analisis dual antara lain adalah akuarium, induk, pakan, tenaga kerja, obat-obatan serta kendala permintaan benih ikan hias air tawar. Dengan melihat nilai slack dan surplusdari masing-masing sumberdaya tersebut dapat diketahui seberapa besar perubahan fungsi tujuan apabila terjadi perubahan sumberdaya sebesar satu satuan.

4.5.3 Analisis Post Optimal

Analisis post optimal dilakukan untuk melihat perubahan-perubahan yang dapat menyebabkan perubahan pada kondisi optimal. Analisis post optimal dalam penelitian ini akan dibentuk dengan suatu skenario. Dimana skenario dilakukan dengan cara mengurangi ketersediaan pakan kutu air dan menaikkan harga kutu air.

Kutu air merupakan input produksi yang penting bagi keberlangsungan kegiatan pembenihan ikan hias air tawar. Pakan kutu air diduga menjadi kendala aktif dalam permodelan yang dibentuk. Ketersediaan kutu air masih bergantung pada alam dan sangat beresiko terhadap kontinyuitas pasokannya. Sehingga ingin diketahui solusi optimal yang terjadi jika dilakukan pengurangan terhadap ketersediaan pakan kutu air dan peningkatan harga beli kutu air.

Skenario perubahan terhadap harga dan permintaan benih ikan hias air tawar tidak dilakukan. Hal tersebut dikarenakan tingkat harga dan permintaan pada Taufan’s Fish Farm tidak mengalami perubahan yang signifikan. Sehingga skenario perubahan lebih ditekankan kepada perubahan ketersediaan dan harga sumberdaya produksi.


(30)

V. DESKRIPSI TAUFAN’S FISH FARM

5.1Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

Taufan Fish Farm berlokasi di Jl. Raya Bogor Km. 7, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Taufan’s Fish Farm merupakan perusahaan perseorangan yang didirikan pada tahun 1986 oleh Bapak Gunawan Widjadja. Bapak Gunawan Widjadja yang merupakan penggemar ikan hias memulai usaha tersebut dengan modal awal sebesar Rp. 200.000.000,00 yang diperoleh melalui pinjaman bank.

Pada awal mulanya perusahaan ini berlokasi di Maseng, Kecamatan Caringin. Komoditi yang dibudidayakan adalah ikan mas, nila, gurame dan beberapa jenis ikan konsumsi lainnya, karena produksi yang dihasikan tidak bisa mengikuti kenaikan harga pakan, maka usaha dialihkan ke jenis ikan lain seperti ikan bawal (Colossoma macropomum) dan ikan patin (Pangasius Sutchi) yang dipasarkan sebagai benih ikan konsumsi dan sebagai ikan hias, serta beberapa jenis ikan hias lain. Jenis ikan hias yang dibudidayakan semakin bertambah dengan dibukanya dua lokasi baru di Ciluar dan Kompleks Perumahan Baranangsiang Indah Blok G1.

Lokasi perusahaan yang terletak di Ciluar dipilih sebagai kantor pusat perusahaan dengan pertimbangan bahwa letaknya paling strategis dibandingkan dengan letak kedua lokasi lainnya. Ikan-ikan yang diproduksi di unit Maseng dan Barangsiang Indah sebagian ditampung di unit Ciluar. Keadaan tersebut memudahkan bagi pembeli untuk melihat langsung ikan yang akan dibeli.

Taufan’s Fish Farm selalu mengalami kerugian pada awal usahanya. Hal ini disebabkan karena sistem manajemen perusahaan yang tidak efektif . Pada tahun 1989 terjadi pergantian pemimpin di dalam perusahaan Taufan’s Fish Farm. Ibu Euis S. Djohan menggantikan Bapak Gunawan Widjadja sebagai pemimpin perusahaan, sejak saat itu semua kewenangan Taufan’s Fish Farm berada di tangan Ibu Euis S. Djohan dan memberlakukan sistem bagi hasil antara Bapak Gunawan Widjadja dengan Ibu Euis S. Djohan. Sejak dipimpin oleh Ibu Euis S. Djohan, keadaan perusahaan perlahan mengalami kemajuan, dan hampir tidak pernah mengalami kerugian.


(31)

Farm mengadakan riset dan pengembangan ikan hias jenis Botiadi daerah Jambi dengan bantuan seorang Insinyur Perikanan yang berasal dari Perancis. Selain itu, Perusahaan Taufan’s Fish Farm juga melakukan riset mengenai kawin suntik ikan hias jenis Bala Shark.

Pada saat ini Taufan’s Fish Farm melakukan kegiatan pembenihan ikan hias air tawar. Adapun jenis benih ikan hias air tawar yang diproduksi Taufan’s Fish Farm antara lain adalah Angelfish (Pterophyllum Scalare), Blackghost (Apteronotus Albifrons), Diamond Tetra (Moenkhausia Pittieri), False Chocolate Doradid (Platydoras Armatulus), Leopard Ctenopoma (Ctenopoma Acutirostre), Rasbora Galaxy (Rasbora Pauciperforata), White-Spotted Doradid (Agamyxis Pectinifrons). Gambar ketujuh jenis benih ikan hias tersebut dapat dilihat pada Lampiran 2.

5.2 Fasilitas Produksi Pada Taufan’s Fish Farm

Fasilitas produksi digunakan oleh Taufan’s Fish Farm untuk menunjang kegiata produksi benih ikan hias air tawar. Beberapa fasilitas produksi yang digunakan oleh Taufan’s Fish Farm antara lain:

1. Blower

Blower merupakan alat yang digunakan untuk menghasilkan oksigen pada akuarium. Keberadaan blower sangat diperlukan dalam proses produksi untuk menjamin ketersediaan oksigen didalam air akuarium. Taufan’s Fish Farm memiliki dua unit blower, masing-masing berukuran 275 watt dan 80 watt.

2. Filter

Filter digunakan untuk menjaga kebersihan air didalam akuarium. Berkurangnya tingkat kebersihan air didalam akuarium dapat disebabkan oleh sisa pakan dan kotoran ikan hias.

3. Pompa Air

Taufan’s Fish Farm memiliki dua unit pompa air berukuran 250 watt dan 125 watt. Pompa air dengan ukuran 250 watt digunakan untuk memompa air dari sumber mata air ke dalam bak penampungan air. Selanjutnya pompa air dengan ukuran 125 watt digunakan untuk memompa air dari bak


(32)

4. Akuarium

Akuarium digunakan sebagai media pembenihan dan perawatan induk ikan hias. Akuarium yang digunakan dalam proses pembenihan berukuran 100 cm x 100 cm x 20cm, sedangkan untuk perawatan induk berukuran 100 cm x 50 cm x 35 cm.

5. Selang

Selang yang digunakan dalam proses pembenihan ikan hias terdiri dari tiga jenis. Adapun jenis selang yang digunakan adalah:

- Selang sifon kecil, digunakan untuk membersihkan kotoran pada akuarium benih.

- Selang sifon besar, digunakan untuk membersihkan kotoran pada akuarium indukan.

- Selang Aerasi, digunakan untuk mengalirkan udara dari paralon menuju ke akuarium.

- Selang Air, digunakan untuk mengalirkan air dari bak penampungan menuju akuarium.

6. Paralon

Paralon digunakan untuk menunjang sistem instalasi air dan udara pada proses produksi.

7. Serokan

Serokan mempunyai beberapa fungsi, antara lain adalah untuk mengambil ikan hias dari dalam akuarium, membersihkan sisa pakan dan sebagai tempat penampungan ikan hias untuk sementara waktu.

8. Baskom

Baskom digunakan sebagai wadah dalam kegiatan penyortiran ataupun wadah sementara dalam proses pemanenan.

9. Centong

Centong digunakan sebagai alat untuk mengambil ikan pada saat proses penyortiran.

10. Gayung


(33)

11. Tabung Oksigen

Tabung oksigen merupakan tempat penyimpanan oksigen yang akan digunakan pada proses pengemasan benih ikan hias air tawar.

12. Genset (5000 watt)

Genset digunakan apabila terjadi pemadaman listrik. Proses produksi benih ikan hias air tawar memerlukan sumberdaya listrik secara terus menerus. Oleh karena itu genset digunakan sebagai alternatif sumberdaya listrik.

5.3 Input Produksi 1. Pakan

Pakan yang digunakan pada proses pembenihan ikan hias air tawar merupakan pakan alami yaitu kutu air (daphnia sp.). Kutu air digunakan sebagai pakan utama benih ikan hias air tawar. Kutu air dibeli dari para supplier dengan harga Rp 5.000,00 per takar (240ml).

Kutu air didapatakan oleh para supplier dari sungai dan selokan didaerah Cibinong dan sekitarnya. Pakan tersebut dibeli seminggu sekali dan diantar oleh

supplier secara langsung. Pembayaran dilakukan secara tunai pada saat pakan tersebut sampai di tempat Taufan’s Fish Farm.

Dalam sekali pembelian Taufan’s Fish Farm membutuhkan pakan berupa kutu air (daphnia sp.) sebanyak 60 takar. Satu takar pakan setara dengan 240 ml, sehingga dalam sekali pembelian Taufan’s Fish Farm membeli sebanyak 14.400 ml. Pembelian pakan kutu air (daphnia sp.) selama kurun waktu 45 hari dilakukan sebanyak enam kali, sehingga total ketersediaan pakan kutu air (daphnia sp.) adalah sebanyak 86.400 ml, akan tetapi dalam 45 hari terjadi enam kali siklus produksi sehingga ketersediaan pakan kutu air selama periode analisis adalah sebanyak 14.400 ml.

Pakan kutu air yang telah didatangkan dari supplier selanjutnya dimasukkan dalam baskom yang telah diisi air. Sebelum diberikan kepada benih ikan hias terlebih dahulu pakan tersebut dicuci. Pencucian kutu air dilakukan dengan cara menyaring kutu air dengan menggunakan kain kasa sebanyak tiga kali. Setelah melalui proses pencucian kutu air dapat diberikan kepada benih ikan hias air tawar.


(34)

Pada proses penyimpanan kutu air diupayakan agar tetap hidup. Pakan kutu air disimpan dalam wadah yang dilengkapi dengan sistem aerasi. Hal ini dilakukan untuk memeberikan suplai oksigen dan sirkulasi air sehingga kutu air dapat bertahan hidup lebih lama. Gambar pakan kutu air yang ditempatkan dalam wadah penyimpanan dapat dilihat pada Lampiran 3.

2. Obat-Obatan

Terdapat dua jenis obat yang digunakan dalam proses pembenihan ikan hias. Taufan’s Fish Farm menggunakan obat jenis Enrofloxacin dan Methylene Blue. Kedua jenis obat tersebut dapat dibeli di toko yang menjual sarana produksi ikan hias.

Obat jenis Enrofloxacin dan Methylene Blue dibeli sebanyak satu bulan sekali. Jumlah obat yang dibeli dalam sekali pembelian masing-masing berjumlah 1 liter. Kedua jenis obat tersebut mempunyai harga yang berbeda, adapun harga untuk obat Enrofloxacin dan Methylene Blue adalah Rp 75.000,00 dan Rp 50.000,00 per liter. Sehingga dalam 45 hari ketersediaan kedua obat tersebut adalah 3000 ml (3 liter), akan tetapi ketersediaan tersebut dibagi untuk enam siklus produksi. Jadi ketersediaan obat-obatan tersebut selama periode analisis adalah sebanyak 500 ml.

3. Induk Ikan Hias

Induk merupakan input produksi utama yang digunakan untuk menghasilkan benih ikan hias. Taufan’s Fish Farm memiliki beberapa jenis indukan ikan hias. Adapun jenis benih ikan hias dan jumlah yang tersedia di Taufan’s Fish Farm dapat dilihat pada Tabel 5.


(35)

Tabel 5. Jenis dan Ketersediaan Induk Ikan Hias Pada Taufan’s Fish Farm

No Jenis Ikan Hias Jumlah

(Ekor)

1 Angelfish(Pterophyllum Scalare) 12

2 Blackghost(Apteronotus Albifrons) 14

3 Diamond Tetra(Moenkhausia Pittieri) 21

4 False Chocolate Doradid(Platydoras Armatulus) 8

5 Leopard Ctenopoma(Ctenopoma Acutirostre) 10

6 Rasbora Galaxy(Rasbora Pauciperforata) 20

7 White-Spotted Doradid(Agamyxis Pectinifrons) 10

4. Tenaga Kerja

Taufan’s Fish Farm memiliki pekerja pada bagian produksi untuk melaksanakan kegiatan pembenihan ikan hias air tawar. Pada saat ini Taufan’s Fish Farm memiliki pekerja pada bagian produksi sebanyak tiga orang. Dua orang bertugas untuk memelihara benih ikan hias air tawar dan satu pekerja bertugas untuk memelihara dan bertanggung jawab terhadap proses perkawinan induk ikan hias air tawar.

Taufan’s Fish Farm menerapkan jam kerja selama tujuh jam perhari dan enam hari kerja dalam seminggu. Para pekerja memulai pekerjaan pada pukul 09.00 WIB dan berakhir pada pukul 16.00 WIB setiap harinya. Selain itu dalam seminggu mereka bekerja selama enam hari kerja dan libur pada hari minggu. Dengan demikian Taufa’s Fish Farm mempunyai ketersediaan jam tenaga kerja sebesar 504 jam per 45 hari, akan tetapi ketersediaan tersebut dibagi untuk enam siklus produksi. Jadi dalam satu periode analisis ketersediaan tenaga kerja adalah sebesar 84 jam.

5.4 Pembenihan Ikan Hias Air Tawar

Taufan’s Fish Farm merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang budidaya ikan hias air tawar. Kegiatan budidaya yang dilakukan perusahaan Taufan’s Fish Farm yaitu berupa pembenihan ikan hias air tawar. Kegiatan pembenihan merupakan proses produksi benih ikan hias air tawar.


(36)

Kegiatan pembenihan dimulai dengan melakukan pemijahan atau perkawinan indukan ikan hias air tawar hingga berakhir pada kegiatan pemanenan. Lama waktu pembenihan adalah selama 45 hari. Usaha pembenihan ikan hias air tawar pada Taufan’s Fish Farm dilakukan dengan satu media budidaya yaitu akuarium yang berukuran 100 cm x 100 cm x 32 cm.

Proses kegiatan pembenihan ikan hias terjadi dalam beberapa tahap kegiatan. Pembenihan dimulai dengan kegiatan pemijahan indukan ikan hias air tawar, persiapan akuarium benih ikan hias air tawar, penebaran telur ikan hias, pemberian obat, pemberian pakan, kontrol kualitas air, pemanenan dan pengepakan. Alur proses produksi benih ikan hias air tawar pada Taufan’s Fish Farm secara umum dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Alur Proses Produksi Benih Ikan Hias Air Tawar Pada Taufan’s Fish Farm

5.4.1 Perkawinan Induk Ikan Hias

Perkawinan induk ikan hias adalah kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan telur-telur ikan hias. Adapun telur-telur tersebut merupakan bakal calon dari benih ikan hias. Kegiatan pemijahan pada masing-masing jenis ikan hias memiliki cara yang berbeda-beda pada setiap jenisnya. Perbedaan mendasar pada proses pemijahan pada tiap jenis induk ikan hias adalah cara perkawinannya.

Pada proses perkawinan ikan hias air tawar terdapat dua metode

Perkawinan Induk Penebaran Telur

Benih Ikan Hias

Penetasan Telur Benih Ikan Hias Perawatan Larva:

1. Pemberian Pakan

2. Pemberian Obat 3. Kontrol

Kualitas Air Persiapan Akuarium Benih

Ikan Hias

Pemanenan Pengepakan


(37)

Perkawinan secara masal yaitu dengan cara mengawinkan induk ikan hias dalam jumlah banyak di dalam satu akuarium, sedangkan cara pasangan yaitu mengawinkan induk hias secara berpasangan (satu induk betina dan induk jantan) dalam satu akuarium. Penjelasan mengenai penggunaan induk dalam cara perkawinan dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Penggunaan Induk Jantan dan Betina dalam Proses Perkawinan

No Jenis Ikan Hias Cara

Perkawinan

Perbandingan

Induk Total

Indukan (Set) Jantan

(Ekor)

Betina (Ekor) 1 Angelfish

(Pterophyllum Scalare) Pasangan 1 1 2

2 Blackghost

(Apteronotus Albifrons) Massal 3 4 7

3 Diamond Tetra

(Moenkhausia Pittieri) Massal 3 4 7

4 False Chocolate Doradid

(Platydoras Armatulus) Pasangan 1 1 2

5 Leopard Ctenopoma

(Ctenopoma Acutirostre) Pasangan 1 1 2

6 Rasbora Galaxy

(Rasbora Pauciperforata) Massal 4 6 10

7 White-Spotted Doradid

(Agamyxis Pectinifrons) Pasangan 1 1 2

Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa penggunaan indukan jantan dan betina berbeda pada setiap metode perkawinan. Metode perkawinan dengan cara berpasangan membutuhkan jumlah induk yang lebih sedikit dibandingkan dengan cara perkawinan secara masal. Kombinasi penggunaan induk jantan dan betina dalam proses perkawinan tersebut merupakan kombinasi yang digunakan Taufan’s Fish Farm. Gambar proses perkawinan indukan ikan hias dapat dilihat pada Lampiran 4.

Setelah proses pemijahan selesai maka selanjutnya induk betina akan bertelur. Masing-masing jenis induk betina akan bertelur dengan jumlah yang berbeda-beda. Jumlah telur yang dihasilkan oleh induk betina pada setiap jenis ikan hias dapat dilihat pada Tabel 7.


(38)

Tabel 7. Produksi Telur per Induk Betina Pada Setiap Jenis Ikan Hias

No Jenis Ikan Hias Jumlah Telur (Butir/Induk)

Jumlah Induk Betina Dalam Sekali Proses

Perkawinan (Ekor)

Total Telur (Butir)

1 Angelfish

(Pterophyllum Scalare) 700 1 700

2 Blackghost

(Apteronotus Albifrons) 1.000 4 4.000

3 Diamond Tetra

(Moenkhausia Pittieri) 400 4 1600

4 False Chocolate Doradid

(Platydoras Armatulus) 800 1 800

5 Leopard Ctenopoma

(Ctenopoma Acutirostre) 600 1 600

6 Rasbora Galaxy

(Rasbora Pauciperforata) 400 6 2400

7 White-Spotted Doradid

(Agamyxis Pectinifrons) 800 1 800

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa total telur yang dihasilkan merupakan perkalian dari produksi telur per indukan betina dengan total indukan betina yang digunakan dalam sekali proses perkawinan.

5.4.2 Persiapan Akuarium Pembenihan

Pada Taufan’s Fish Farm wadah yang digunakan adalah akuarium dengan ukuran 100 cm x 100 c x 20 cm. Waktu yang digunakan tenaga kerja untuk persiapan akuarium lamanya sama untuk masing-masing jenis benih ikan hias yaitu 7,2 menit. Adapun tahap-tahap persiapan akuarium antara lain adalah:

1. Pencucian Akuarium

Pencucian akuarium dilakukan untuk membersihkan kuman-kuman penyakit dan sisa-sisa kotoran yang menempel pada akuarium. Caranya adalah dengan menggosok bagian dalam akuarium dengan menggunakan busa spon dan dibilas dengan air bersih.

2. Pengisian Air Akuarium

Pengisian air dilakukan sebanyak tiga per empat dari volume total akuarium. Akurium dengan ketinggian 20 cm diisi dengan air setinggi 15 cm. Pengisian air akuarium dilakukan dengan mengalirkan air dari bak penampungan air menuju akuarium dengan menggunakan selang.


(39)

3. Pemberian Garam dan Obat Methylene Blue

Pemberian garam dan Methylene Bluedimaksudkan untuk mencegah adanya serangan jamur pada telur-telur yang akan dimasukkan kedalam akuarium. Dosis Methylene Bluedan garam masing-masing adalah 15 ml dan 250 gr per akuarium.

5.4.3 Penebaran Telur

Setelah proses pemijahan selesai dilakukan maka telur-telur yang ada pada akuarium dipindahkan kedalam akuarium pembenihan. Waktu yang dibutuhkan untuk penebaran telur kedalam akuarium pada umumnya selama satu menit. Padat tebar untuk setiap jenis ikan hias pada akuarium berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Adapun padat tebar per akuarium dari tiap jenis ikan hias dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Padat Tebar Benih Ikan Hias per Akuarium

NO JENIS IKAN HIAS PADAT TEBAR

(Ekor/Aquarium)

1 Angelfish (Pterophyllum Scalare) 1.000

2 Blackghost (Apteronotus Albifrons) 750

3 Diamond Tetra(Moenkhausia Pittieri) 1.200

4 False Chocolate Doradid(Platydoras Armatulus) 1.000

5 Leopard Ctenopoma(Ctenopoma Acutirostre) 900

6 Rasbora Galaxy(Rasbora Pauciperforata) 1.300

7 White-Spotted Doradid(Agamyxis Pectinifrons) 1.000

Telur-telur tersebut akan menetas setelah tiga hingga lima hari. Telur yang menetas ini merupakan telur yang fertil, telur fertil ditandai dengan warna telur yang kuning cerah yang diliputi lendir. Telur yang tidak menetas (berwarna putih susu), tidak akan menetas dan akan membusuk.

Telur-telur yang busuk dibersihkan dari akuarium pembenihan. Pembersihan telur busuk dilakukan dengan menggunakan selang sipon kecil,


(40)

lainnya yang baru menetas. Lama waktu yang dibutuhkan oleh pekerja dalam membersihkan telur-telur busuk tersebut adalah selama tiga menit. Ikan-ikan yang telah menetas akan hidup dan berkembang pada akuarium yang sama. Lamanya waktu pemeliharaan hingga proses pemanenan adalah 45 hari untuk semua jenis benih ikan hias.

5.4.4 Pemberian Obat

Pemberian obat dilakukan untuk penanggulangan penyakit yang menyerang benih ikan hias air tawar. Penyakit yang biasanya menyerang benih ikan hias air tawar pada Taufan’s Fish Farm adalah penyakit bintik putih (white spot) dan penyakit velvet. Penyakit white spot disebabkan oleh adanya parasit

Ichthyopthirius multifiliis, sedangkan penyakit velvet disebabkan parasit Oodinum pillularum. Pada Taufan’s Fish Farm obat yang digunakan untuk kedua jenis penyakit tersebut yaitu Enrofloxacin.

Pemberian obat tidak hanya dilakukan pada ikan yang terserang penyakit. Tindakan pencegahan lebih diutamakan untuk menghindari terserangnya kedua jenis penyakit tersebut. Tindakan pencegahan dilakukan dengan cara memberikan obat sebanyak dua kali selama periode produksi. Dosis obat yang diberikan adalah sebanyak 10 ml untuk satu akuarium. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk pemberian obat adalah 0,2 menit.

5.4.5 Pemberian Pakan

Pemberian pakan pada Taufan’s Fish Farm dilakukan sebanyak dua kali sehari. Adapun pemberian pakan dilakukan pada pagi dan sore hari dengan jenis pakan berupa kutu air. Frukuensi dan kuantitas pemberian pakan ditambah menjadi tiga kali sehari pada umur benih mencapai dua minggu. Kuantitas dan frekuensi pakan yang diberikan kepada tiap jenis benih ikan hias berbeda. Penjelasan mengenai frekuensi dan kuantias pakan dapat dilihat pada Lampiran 5.

5.4.6 Kontrol Kualitas Air

Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan cara melakukan penyiponan pada akuarium. Kegiatan penyiponan dilakukan dengan tujuan membuang kotoran


(41)

dengan diikutu penggantian air sebanyak 20 hingga 30 persen dari volume air sebelum dilakukan penyiponan. Gambar kegiatan penyiponan dapat dilihat pada Lampiran 6.

Kontrol kualitas air dilakukan dengan frekuensi lima hari sekali. Sehingga total kontrol kualitas air yang dilakukan selama periode produksi adalah sebanyak sembilan kali. Adapun waktu yang dibutuhkan dalam melakukan kontrol kualitas air adalah selama empat menit per akuarium.

5.4.7 Pemanenan

Pemanenan dilakukan setelah pemeliharaan benih berlangsung selama 45 hari. Waktu untuk melakukan kegiatan pemanenan berbeda-beda antara jenis benih ikan hias. Hal ini dikarenakan jumlah produksi benih yang berbeda. Gambar kegiatan pemanenan dapat dilihat pada Lampiran 7. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pemanenan pada masing-masing jenis benih ikan hias per akuarium dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Kebutuhan Waktu per Ekor Benih Ikan Hias Pada Proses Pemanenan

No Jenis Benih Ikan Hias Lama Waktu

(menit/akuarium)

1 Angelfish(Pterophyllum Scalare) 20

2 Blackghost(Apteronotus Albifrons) 15

3 Diamond Tetra(Moenkhausia Pittieri) 25

4 False Chocolate Doradid(Platydoras Armatulus) 25 5 Leopard Ctenopoma(Ctenopoma Acutirostre) 25 6 Rasbora Galaxy (Rasbora Pauciperforata) 25 7 White-Spotted Doradid(Agamyxis Pectinifrons) 25

Kegiatan pemanenan dilakukan dalam beberapa tahap. Adapun tahap-tahap tersebut antara lain:

1. Mempersiapkan peralatan panen, antara lain baskom, kain kasa, centong dan serok masing-masing satu buah.


(42)

2. Baskom diisi dengan air kemudian kain kasa ditempatkan diatas baskom dengan posisi sedikit tenggelam. Penggunaan kain kasa dimaksudkan untuk mempermudah pengambilan benih ikan hias dari dalam baskom.

3. Benih ikan hias diambil dari akuarium dengan menggunakan serok. Setelah proses pengambilan selesai kemudian benih ikan hias ditempatkan di dalam baskom yang telah dipersiapkan sebelumnya.

4. Benih ikan hias yang telah ditempatkan di baskom kemudian disortir dan dihitung jumlahnya sesuai dengan pesanan.

5. Setelah proses penyortiran dan penghitungan selesai, selanjutnya ikan hias masuk kedalam proses pengepakan.

5.4.8 Pengepakan

Proses pengepakan dilakukan dengan menggunakan kantong plastik berukuran 60 cm x 40 cm dengan tebal 0,5 mm. Cara melakukan pengepakan antara lain:

1. Mempersiapkan kantong plastik dan karet.

2. Kantong plastik diisi dengan air sebanyak empat gayung.

3. Ikan yang telah disortir dan dihitung jumlahnya kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik.

4. Udara yang berada dalam kantong plastik dikeluarkan, selanjutnya kantong plastik diisi dengan oksigen setinggi kurang lebih 20 cm.

5. Langkah terakhir yaitu mengikat kantong plastik yang telah terisi air dan benih ikan hias dengan menggunakan karet.

Kepadatan benih ikan hias dalam kantong plastik berbeda-beda pada setiap jenisnya. Kepadatan benih ikan hias jenis Angelfish (Pterophyllum Scalare),

Blackghost (Apteronotus Albifrons),Diamond Tetra(Moenkhausia Pittieri),False Chocolate Doradid (Platydoras Armatulus), Leopard Ctenopoma (Ctenopoma Acutirostre), Rasbora Galaxy (Rasbora Pauciperforata) dan White-Spotted Doradid(Agamyxis Pectinifrons) masing-masing adalah 700 ekor, 500 ekor, 1000 ekor, 700 ekor, 600 ekor, 1000 ekor dan 700 ekor per kantong plastik. Gambar kegiatan pengepakan dapat dilihat pada Lampiran 8.


(43)

VI. ANALISIS OPTIMALISASI PRODUKSI BENIH IKAN

HIAS AIR TAWAR PADA TAUFAN’S FISH FARM

6.1Perumusan Model

Untuk merumuskan model interger programming, tahap awal yang dilakukan adalah merumuskan fungsi tujuan. Fungsi tujuan dari model yang dibentuk adalah maksimisasi keuntungan per ekor benih ikan hias. Kemudian dilanjutkan dengan merumuskan fungsi kendala yang terdiri dari kendala akuarium, kendala indukan, kendala pakan, kendala obat, kendala tenaga kerja dan kendala permintaan. Permintaan benih ikan hias dimasukkan kedalam model agar kombinasi produksi optimal dapat diserap oleh pasar.

6.1.1 Perumusan Fungsi Tujuan

Fungsi tujuan menggambarkan tujuan yang ingin dicapai perusahaan yaitu memaksimumkan keuntungan dari kegiatan pembenihan ikan hias air tawar. Koefisien fungsi tujuan merupakan keuntungan per ekor masing-masing jenis benih ikan hias yang diproduksi. Nilai keuntungan per ekor diperoleh dari selisih harga jual dengan total biaya per ekor dari masing-masing jenis ikan hias. Adapun biaya tersebut antara lain adalah:

1. Biaya Pakan Kutu Air

Pakan kutu air dibeli dengan harga per takar adalah Rp 5.000,00. Dalam satu takar terdapat pakan kutu air sebanyak 240 ml. Dikarenakan penggunaan penggunaan pakan kutu air untuk masing-masing jenis benih ikan hias per ekor berbeda-beda, maka biaya pakan kutu air per ekor masing-masing jenis benih ikan hias berbeda pula. Perhitungan biaya pakan kutu air per ekor benih ikan hias air tawar dapat dilihat pada Tabel 10.


(44)

Tabel 10. Biaya Pakan Kutu Air per Ekor Benih Ikan Hias Air Tawar

No Jenis Ikan Hias

Penggunaan Pakan (ml/ekor) Harga Pakan (Rp/takar) Jumlah per Takar (ml) Harga Pakan (Rp/ml) Biaya Pakan (Rp/ekor)

1 Angelfish 1,0550 5000 240 20,83 21,98

2 Blackghost 1,7387 5000 240 20,83 36,22

3 Diamond Tetra 0,6925 5000 240 20,83 14,43

4 False Chocolate Doradid

1,0930 5000 240 20,83 22,77

5 Leopard Ctenopoma

1,2511 5000 240 20,83 26,06

6 Rasbora Galaxy 0,7038 5000 240 20,83 14,66

7 White-Spotted Doradid

1,0930 5000 240 20,83 22,77

2. Biaya Obat Enrofloxacin

Obat Enrofloxacin merupakan obat yang digunakan untuk mengobati penyakit velvet dan white spot. Harga obat tersebut per liter adalah Rp 75.000,00. Perhitungan biaya penggunaan obat per ekor benih ikan hias air tawar dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Biaya Obat Enrofloxacinper Ekor Benih Ikan Hias Air Tawar

No Jenis Ikan Hias

Penggunaan Obat (ml/ekor) Harga Obat (Rp/liter) Harga Obat (Rp/ml) Biaya Obat (Rp/ekor)

1 Angelfish 0,0200 75.000 75 1,50

2 Blackghost 0,0267 75.000 75 2,00

3 Diamond Tetra 0,0167 75.000 75 1,25

4 False Chocolate Doradid 0,0200 75.000 75 1,50

5 Leopard Ctenopoma 0,0222 75.000 75 1,67

6 Rasbora Galaxy 0,0154 75.000 75 1,15

7 White-Spotted Doradid 0,0200 75.000 75 1,50

3. Biaya Obat Methylene Blue

Obat Methylene Blue merupakan obat yang digunakan untuk mencegah terjadinya serangan jamur pada telur ikan hias air tawar. Obat tersebut dibeli dengan harga Rp 50.000 per liter. Penggunaan jumlah obat yang berbeda-beda pada tiap jenis benih yang diproduksi mengakibatkan perbedaan biaya obat


(45)

Methylene Blue per ekor benih ikan hias. Perhitungan biaya penggunaan oabt

Methylene Bluedapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Biaya Obat Methylene Blueper Ekor Benih Ikan Hias Air Tawar

No Jenis Ikan Hias

Penggunaan Obat (ml/ekor) Harga Obat (Rp/liter) Harga Obat (Rp/ml) Biaya Obat (Rp/ekor)

1 Angelfish 0,0150 50000 50 0,75

2 Blackghost 0,0200 50000 50 1,00

3 Diamond Tetra 0,0125 50000 50 0,63

4 False Chocolate Doradid 0,0150 50000 50 0,75

5 Leopard Ctenopoma 0,0167 50000 50 0,83

6 Rasbora Galaxy 0,0115 50000 50 0,58

7 White-Spotted Doradid 0,0150 50000 50 0,75

4. Biaya Garam

Garam digunakan untuk menetralkan air yang ada didalam akuarium. Penggunaannya diperlukan pada saat kegiatan persiapan akuarium. Garam dimasukkan kedalam akuarium yang telah terisi air. Garam tersebut dibeli dengan harga Rp 5.000 per kilogram. Penggunaan jumlah garam yang berbeda-beda pada tiap jenis benih yang diproduksi mengakibatkan perbedaan biaya garam per ekor benih ikan hias. Perhitungan biaya penggunaan garam dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Biaya Penggunaan Garam per Ekor Benih Ikan Hias Air Tawar

No Jenis Ikan Hias

Penggunaan Garam (gr/ekor) Harga Garam (gr/kg) Harga Garam (Rp/g) Biaya Garam (Rp/ekor)

1 Angelfish 0,250 50.000 50 1,25

2 Blackghost 0,333 50.000 50 1,67

3 Diamond Tetra 0,208 50.000 50 1,04

4 False Chocolate Doradid 0,250 50.000 50 1,25

5 Leopard Ctenopoma 0,278 50.000 50 1,39

6 Rasbora Galaxy 0,192 50.000 50 0,96

7 White-Spotted Doradid 0,250 50.000 50 1,25

5. Biaya Oksigen


(46)

Frekuensi pembelian oksigen adalah sebanyak satu kali dalam satu bulan. Pada keadaan aktual, penggunaan oksigen dibagi untuk enam siklus produksi sehingga biaya selama satu periode analisis adalah sebesar Rp 18.750,00. Penggunaan oksigen per ekor benih ikan hias air tawar dapat dilihat pada Lampiran 9.

6. Biaya Plastik Dan Karet

Plastik dan karet diperlukan pada kegiatan pengepakan benih ikan hias. Taufan’s Fish Farm mengeluarkan biaya pembelian plastik dan karet sebesar Rp 50.000 per bulan. Sehingga dalam satu periode analisis biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 12.500,00. Perhitungan biaya plastik dan karet dapat dilihat pada Lampiran 9.

7. Biaya Tenaga Kerja

Tenaga kerja bagian pemeliharaan benih ikan hias pada Taufan’s Fish Farm berjumlah dua orang tenaga kerja. Masing-masing tenaga kerja menerima gaji sebesar Rp 1.500.000,00 per bulan. Sehingga total biaya tenaga kerja per periode analisis adalah sebesar Rp 750.000,00.Perhitungan biaya tenaga kerja per ekor benih ikan hias air tawar dapat dilihat pada Lampiran 9.

8. Biaya Listrik

Tagihan listrik yang dibebankan kepada Taufan’s Fish Farm adalah sebesar Rp. 578.000,00 per bulan. Dalam kurun waktu 45 hari Taufan’s Fish Farm membayar tagihan listrik sebesar Rp 867.000,00. Pada kondisi aktual penggunaan listrik tidak hanya digunakan oleh benih ikan hias yang diproduksi pada siklus produksi dimana periode analisis dilakukan, akan tetapi digunakan juga untuk kegiatan siklus yang lainnya serta pemeliharaan induk. Sehingga terdapat adanya penggunaan biaya secara bersama-sama (joint cost).

Penghitungan persentase joint cost didasarkan pada akuarium yang digunakan untuk proses pemeliharaan (induk dan benih). Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa persentase akuarium yang dipakai untuk kegiatan pemeliharaan benih ikan hias adalah sebesar 81 persen, sedangkan indukan adalah sebesar 19 persen. Nilai persentase tersebut digunakan sebagai


(47)

sama. Rincian biaya listrik per ekor benih ikan hias air tawar tersaji pada Lampiran 9.

9. Biaya Transportasi

Pada proses produksi benih ikan hias air tawar memerlukan sarana transportasi. Hal tersebut menjadikan keluarnya biaya transportasi bagi Taufan’s Fish Farm. Saran transportasi yang digunakan oleh Taufan’s Fish Farm adalah kendaraan bermotor. Bentuk biaya yang dikeluarkan adalah pembelian bahan bakar minyak (BBM) untuk kendaraan bermotor tersebut. Adapun biaya transportasi Taufan’s Fish Farm adalah Rp. 400.000,00 per bulan.

Sama halnya dengan biaya listrik, biaya transportasi juga digunkan secara bersama-sama dengan induk, sehingga Perhitungan biaya transportasi dihitung dengan persentase joint cost. Rincian biaya transportasi per ekor benih ikan hias dapat dilihat pada Lampiran 9.

10. Biaya Telepon

Biaya telepon yang dikeluarkan Taufan’s Fish Farm selama satu bulan adalah Rp 137.000,00. Perhitungan biaya telepon menggunakan persentase joint cost, karena pemakain telepon digunakan secara bersama-sama antara induk dan benih. Rincian biaya telepon per ekor benih ikan hias dapat dilihat pada Lampiran 9.

11. Biaya Penyusutan

Investasi diperlukan dalam memulai suatu usaha. Dalam kegiata pembenihan ikan hias air tawar diperlukan investasi yang besar, sehingga biaya investasi turut diperhitungkan dalam komponen biaya. Biaya investasi diperhitungkan dalam bentuk biaya penyusutan. Dalam perhitungannya, biaya penyusutan juga menggunakan persentase joint cost. Hal ini disebabkan penggunaan investasi dipakai secara bersama-sama antara induk dan benih. Rincian biaya penyusutan dapat dilihat pada Lampiran 10.

12. Biaya Pemeliharaan Indukan

Indukan membutuhkan perawatan serta pemeliharaan setiap harinya. Perawaratan dan pemeliharaan indukan bertujuan untuk menjaga agar indukan


(1)

Lampiran 13.Masukan Integer Programming

MAX114.23X1+196.56X2+133.25X3+130.88X4+219.97X5+139.14X6+140

.36X7

ST

IND1)0.0027X1<=6

IND2)0.0005X2<=2

IND3)0.0012X3<=3

IND4)0.0024X4<=4

IND5)0.0032X5<=5

IND6)0.0008X6<=2

IND7)0.0024X7<=5

PAKAN)1.055X1+1.739X2+0.693X3+1.093X4+1.251X5+0.704X6+1.093X

7<=14400

ENRO)0.020X1+0.027X2+0.017X3+0.020X4+0.022X5+0.015X6+0.020X7

<=500

METHYL)0.015X1+0.020X2+0.013X3+0.015X4+0.017X5+0.012X6+0.015

X7<=500

TK)0.00143X1+0.00180X2+0.00126X3+0.00152X4+0.00169X5+0.00116

X6+0.00152X7<=84

AKUA)0.00020X1+0.00027X2+0.00017X3+0.00020X4+0.00022X5+0.000

15X6+0.00020X7<=4.4

PER1)X1<=1950

PER2)X2<=2700

PER3)X3<=1900

PER4)X4<=1700

PER5)X5<=1650

PER6)X6<=1800

PER7)X7<=1750


(2)

Lampiran 14. Keluaran Integer Programming LAST INTEGER SOLUTION IS THE BEST FOUND

RE-INSTALLING BEST SOLUTION...

OBJECTIVE FUNCTION VALUE

1) 2020529.

VARIABLE VALUE REDUCED COST X1 595.000000 -114.230003 X2 2948.000000 -196.559998 X3 2000.000000 -133.250000 X4 1666.000000 -130.880005 X5 1562.000000 -219.970001 X6 2000.000000 -139.139999 X7 1900.000000 -140.360001

ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES IND1) 4.393500 0.000000 IND2) 0.526000 0.000000 IND3) 0.600000 0.000000 IND4) 0.001600 0.000000 IND5) 0.001600 0.000000 IND6) 0.400000 0.000000 IND7) 0.440000 0.000000 PAKAN) 0.002844 0.000000 ENRO) 238.819992 0.000000 METHYL) 302.071014 0.000000 TK) 64.942650 0.000000 AKUA) 1.388200 0.000000 PER1) 1555.000000 0.000000 PER2) 2.000000 0.000000 PER3) 0.000000 0.000000 PER4) 204.000000 0.000000 PER5) 238.000000 0.000000 PER6) 0.000000 0.000000 PER7) 0.000000 0.000000

NO. ITERATIONS= 156

BRANCHES= 29 DETERM.= 1.000E 0


(3)

Lampiran 15.NilaiReduced Cost

No Jenis Ikan Hias Variabel Reduced Cost

1 Angelfish X1 -114.230003

2 Blackghost X2 -196.559998

3 Diamond Tetra X3 -133.250000

4 False Chocolate Doradid X4 -130.880005

5 Leopard Ctenopoma X5 -219.970001

6 Rasbora Galaxy X6 -139.139999


(4)

Lampiran 16. Keluaran LINDO untuk analisis perubahan ketersediaan dan harga pakan kutu air

LAST INTEGER SOLUTION IS THE BEST FOUND RE-INSTALLING BEST SOLUTION...

OBJECTIVE FUNCTION VALUE

1) 1255368.

VARIABLE VALUE REDUCED COST X1 0.000000 -105.440002 X2 75.000000 -182.080002 X3 1900.000000 -127.480003 X4 1664.000000 -121.769997 X5 1562.000000 -209.539993 X6 1800.000000 -133.270004 X7 1750.000000 -131.250000

ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES IND1) 6.000000 0.000000 IND2) 1.962500 0.000000 IND3) 0.720000 0.000000 IND4) 0.006400 0.000000 IND5) 0.001600 0.000000 IND6) 0.560000 0.000000 IND7) 0.800000 0.000000 PAKAN) 0.110716 0.000000 ENRO) 336.031006 0.000000 METHYL) 374.436005 0.000000

TK) 71.553940 0.000000

AKUA) 2.760310 0.000000 PER1) 1950.000000 0.000000 PER2) 2625.000000 0.000000 PER3) 0.000000 0.000000 PER4) 36.000000 0.000000 PER5) 88.000000 0.000000 PER6) 0.000000 0.000000 PER7) 0.000000 0.000000

NO. ITERATIONS= 274

BRANCHES= 86 DETERM.= 1.000E 0


(5)

RINGKASAN

RIDZKI IAN ANDRIADI. Optimalisasi Produksi Benih Ikan Hias Air Tawar pada Taufan’s Fish Farm, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan HARMINI)

Indonesia merupakan negara kepulauan yang dilewati oleh garis khatulistiwa. Selain itu dengan didukung iklim tropis menjadikan perairan Indonesia sangat berpotensi dalam sektor perikanan khususnya ikan hias. Pada saat ini jenis ikan hias air tawar di Indonesia mencapai 400 spesies dari 1.100 jenis yang ada di dunia. Hal tersebut menjadikan ikan hias air tawar berpotensi untuk terus dikembangkan di Indonesia. Kabupaten Bogor merupakan salah satu daerah sentra penghasil ikan hias air tawar di Indonesia, khususnya provinsi Jawa Barat. Jumlah produksi ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor mengalami peningkatan dari tahun 2008 hingga 2009, sehingga hal tersebut sangat penting untuk ditingkatkan. Taufan’s Fish Farm merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor.

Tujuan utama Taufan’s Fish Farm dalam menjalankan usahanya adalah mencapai keuntungan yang maksimal. Untuk memaksimumkan keuntungan dapat dicapai dengan mengoptimumkan produksi dari ketujuh jenis benih ikan hias yang diproduksi. Keputusan produksi dapat dipengaruhi oleh harga, biaya dan permintaan ketujuh benih ikan hias tersebut serta ketersediaan sumberdaya input produksi yang dimiliki, sehingga dengan demikian perlu dilakukan analisis terhadap keputusan produksi ketujuh jenis benih ikan hias untuk menghasilkan keuntungan yang paling maksimal. Melihat permasalahan tersebut, penelitian ini akan menjawab pertanyaan berikut: 1) bagaimana kombinasi produksi optimal benih ikan hias air tawar pada Taufan’s Fish Farm, 2) bagaimana alokasi sumberdaya yang dimiliki oleh Taufan’s Fish Farm untuk mencapai kombinasi optimal, 3) bagaimana solusi terbaik jika terjadi penurunan ketersediaan dan kenaikan harga pakan kutu air (daphnia sp).

Berdasarkan model yang dibentuk dalam penelitian ini terdapat perbedaan antara kombinasi produksi aktual dan optimal. Adapun besarnya produksi pada kedua kondisi tersebut memiliki jumlah yang berbeda. Pada kombinasi produksi aktual, total benih ikan hias yang diproduksi adalah sebesar 10.463 ekor, sedangkan pada kombinasi produksi optimal adalah sebesar 12.671ekor. Perbedaan produksi pada kedua kondisi tersebut mengakibatkan jumlah keuntungan yang berbeda pula. Keuntungan yang diperoleh pada kondisi optimal


(6)

dan nilai dual price sama dengan nol. Hal ini menunjukkan bahwa jika Taufan’s Fish Farm menambah jumlah ketersediaan sumberdaya sebanyak satu satuan maka tidak akan menambah keuntungan bagi Taufan’s Fish Farm.

Pengaruh penurunan ketersediaan dan peningkatan harga pakan kutu air secara keseluruhan mempengaruhi jumlah kombinasi produksi optimal awal yang telah terbentuk. Selain perubahan tersebut juga mengakibatkan penurunan keuntungan yang diperoleh Taufan’s Fish Farm. Penurunan keuntungan tersebut adalah sebesar Rp 765.165,18 atau 38 persen dari kondisi optimal awal.