BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Variabel penelitian dan definisi operasional A. Variabel penelitian
Variable dalam penelitian ini terdiri dari : a.
Variabel Dependen Variable dependen dalam penelitian ini adalah ketepatan waktu, dimana
kategori 0 untuk perusahaan yang tidak tepat waktu dan kategori 1 untuk perusahaan yang tepat waktu.
b. Variabel independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio, profitabilitas dan kualitas auditor.
B. Definisi Operasional Variabel
a. Ketepatan waktu pelaporan keuangan
Ketepatan waktu menunjukkan rentang waktu antara penyajian informasi yang diinginkan dengan frekuensi pelaporan informasi. Ketepatan waktu
diukur dengan dummy variabel, dimana kategori 1 untuk perusahaan yang tepat waktu dan kategori 0 untuk perusahaan yang tidak tepat waktu.
Perusahaan dikatergorikan terlambat jika laporan keuangan dilaporkan setelah tanggal 31 Maret, sedangkan perusahaan yang tepat waktu adalah
perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan sebelum tanggal 31 Maret.
b. Debt To Equity Ratio
Universitas Sumatera Utara
Debt to equity Ratio DER digunakan untuk mengukur tingkat leverage penggunaan utang terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki
perusahaan. Menurut Ang 1997 debt to equity ratio digunakan untuk mengukur tingkat leverage penggunaan hutang terhadap total
shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan. Rasio ini adalah perbandingan yang terdapat antara kekayaan bersih dan jumlah seluruh
utang perusahaan. Rasio ini diperoleh dengan membagi kekayan bersih terhadap seluruh utang baik yang sedang berjalan maupun utang jangka
panjang. c.
Profitabilitas ROA Profitabilitas diukur dengan menggunakan return on asset ROA dan
return on equity ROE. Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas dalam penelitian ini adalah return on asset ROA. Rasio ini
menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.
d. Kualitas Auditor
Reputasi auditor sering digunakan sebagai gambaran dari kualitas audit, reputasi auditor didasarkan pada kepercayaan pemakai jasa auditor.
Auditor skala besar juga lebih cenderung untuk mengungkapkan masalah- masalah yang ada karena mereka lebih kuat menghadapi risiko proses
pengadilan. Argumen tersebut berarti bahwa auditor skala besar memiliki insentif lebih untuk mendeteksi dan melaporkan masalah yang terdapat
pada perusahaan yang diauditnya. Tuanakotta 2007 menyebutkan
Universitas Sumatera Utara
klasifikasi auditor yang termasuk dalam The Big Four sejak tahun 2002 adalah :
1 Ernest Young
2 Deloitte Touche Tohmatsu
3 KPMG Peat Marwick
4 Price Waterhouse Coopers
Adapun Kantor Akuntan Publik KAP Indondesia yang bermitra dengan The Big Four adalah :
1 KAP Purwantono, Sarwoko Sandjaja Ernest Young
2 KAP Osman Bing Satrio Deloitte Touche Tohmatsu
3 KAP Siddarta Widjaja KPMG Peat Marwick
4 KAP Drs Haryanto Sahari Price Waterhouse Coopers.
Variabel ini diukur dengan menggunakan model regresi dichotomus atau merupakan variabel dummy, dimana kategori 1 untuk perusahaan yang
merupakan klien KAP The Big Four dan angka 0 untuk perusahaan yang bukan klien KAP The Big Four.
3.2. Populasi dan Penentuan Sampel