Pengaruh Penambahan Vitamin E dan Selenium (Se) Terhadap Kualitas Karkas Ayam Broiler Di Lingkungan Tropis
PENGARUH PENAMBAHAN VITAMIN E DAN SELENIUM
(Se) TERHADAP KUALITAS KARKAS AYAM BROILER DI
LINGKUNGAN TROPIS
AYU SRI RAHAYU
ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Penambahan
Vitamin E dan Selenium (Se) Terhadap Kualitas Karkas Ayam Broiler Di
Lingkungan Tropis adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2014
Ayu Sri Rahayu
NIM D24100102
ABSTRAK
AYU SRI RAHAYU. Pengaruh Penambahan Vitamin E dan Selenium (Se)
Terhadap Kualitas Karkas Ayam Broiler Di lingkungan Tropis. Dibimbing oleh
RITA MUTIA dan WIDYA HERMANA.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji penambahan vitamin E dan
selenium dalam ransum terhadap kualitas karkas ayam broiler di lingkungan
tropis. Penelitian ini menggunakan 160 DOC yang dipelihara selama 5 minggu
dengan sistem litter. Data dianalisis menggunakan rancangan acak lengkap
dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan (10 ekor ayam perulangan). Perlakuan ransum
yang diuji yaitu: R0 = ransum basal tanpa suplementasi, ayam dipelihara pada
kandang suhu tropis; R1 = ransum basal tanpa suplementasi, ayam dikandang berAC dengan suhu 22 °C; R2 = ransum basal + mineral selenium (Se) 0.3 mg kg-1,
ayam dipelihara dikandang tropis; R3 = ransum basal + vitamin E 225 mg kg-1,
ayam dipelihara dikandang tropis. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis
ragam (ANOVA) dan uji lanjut duncan. Peubah yang diamati adalah performa
broiler (konsumsi, bobot badan, PBB, konversi ransum, dan mortalitas),
persentase karkas, persentase lemak abdominal, persentase potongan komersil,
rasio daging dan tulang dada, kandungan kolesterol, selenium dan vitamin E pada
daging. Hasil menunjukkan pemeliharaan ayam broiler pada kandang suhu
nyaman (R1) atau pemeliharaan pada kandang tropis dengan suplementasi
selenium (R2) dan suplementasi vitamin E (R3) menunjukkan hasil yang setara
pada performa ayam broiler. Penambahan selenium maupun vitamin E belum
menunjukkan hasil yang signifikan terhadap kualitas karkas secara keseluruhan.
Suplementasi vitamin E dapat menurunkan kadar kolesterol daging.
Kata kunci: ayam broiler, cekaman panas, kualitas karkas, selenium, vitamin E
ABSTRACT
AYU SRI RAHAYU. Effect of Suplementation of Vitamin E and Selenium (Se)
on Carcass Quality in Broiler Chickens in Tropical Environment. Supervised by
RITA MUTIA and WIDYA HERMANA.
This research aimed to examine the effect of suplementation vitamin E and
selenium in diets on carcass quality in broiler chicken in tropical enviroment. This
experiment used 160 day old chicks (DOC) of broiler kept with litter system for 5
weeks. Data were analyzed using a completely randomized design with four
treatments and four replicates, consisted of 10 broilers in each replicates. The
treatment diets were R0 = basal diet without suplementation, chickens in wet
tropical climate cage, R1 = basal diet without suplementation, chickens in ideal
cages ,temperature set in 22 °C, R2 = basal diet + selenium (Se) 0.3 mg kg-1,
chickens in wet tropical climate cage, R3 = basal diet + vitamin E 225 mg kg-1,
chickens in wet tropical climate cage. Variables observed were daily intake, body
weight gain, final body weight, feed convertion, mortality, percentage of carcass,
percentage of abdomen fat, percentage of comercial cut, breast meat bone ratio,
cholesterol, selenium, and vitamin E on meat. The result showed there is
significant effect on broiler perfomance but no effect on all cumulative on carcass
quality. Suplementation vitamin E can reduce cholesterol in meat.
Keywords: broiler chicken, carcass quality, heat stress, selenium, vitamin E
PENGARUH PENAMBAHAN VITAMIN E DAN SELENIUM
(Se) TERHADAP KUALITAS KARKAS AYAM BROILER
DILINGKUNGAN TROPIS
AYU SRI RAHAYU
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan
ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
Judul Skripsi : Pengaruh Penambahan Vitamin E dan Selenium (Se) Terhadap
Kualitas Karkas Ayam Broiler Di Lingkungan Tropis
Nama
: Ayu Sri Rahayu
NIM
: D24100102
Disetujui oleh
Dr Ir Rita Mutia MAgr
Pembimbing I
Dr Ir Widya Hermana MSi
Pembimbing II
Diketahui oleh
Prof Dr Ir Panca Dewi MHK M Si
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2013 ini ialah
Pengaruh Penambahan Vitamin E dan Selenium (Se) Terhadap Kualitas Karkas
Ayam Broiler Di Lingkungan Tropis.
Salah satu faktor yang dapat menurunkan kualitas karkas broiler di
lingkungan tropis seperti Indonesia adalah tingginya suhu lingkungan, yang
menyebabkan cekaman panas. Salah satu cara menanggulangi cekaman panas
adalah dengan suplementasi antioksidan seperti vitamin E dan selenium. Vitamin
E bekerja mencegah terbentuknya peroksida bebas, sedangkan selenium bekerja
mengurangi peroksida yang sudah terlanjur terbentuk.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk kelulusan dan memperoleh
gelar Sarjana Peternakan di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan,
Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, September 2014
Ayu Sri Rahayu
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
ix
PENDAHULUAN
1
METODE
2
Bahan
2
Lokasi dan Waktu
3
Prosedur
3
Pembuatan ransum
Persiapan Kandang
Pemeliharaan
Pengambilan Data Suhu dan Kelembaban Kandang
Pengamatan Performa Broiler
Pengukuran Persentase Karkas
Pengukuran Persentase Potongan Komersil
Perhitungan Rasio Tulang dan Daging Bagian Dada
Perhitungan Persentase Lemak Abdominal
Analisis Kandungan Kolesterol Daging
Analisis Kandungan Vitamin E Daging
Analisis Kandungan Mineral Se Daging
Rancangan Percobaan dan Analisis Data
3
3
3
3
6
7
7
7
7
8
8
8
9
HASIL DAN PEMBAHASAN
Suhu dan Kelembaban
Performa Ayam Broiler
Kualitas Karkas
Persentase Karkas
Lemak Abdominal
Potongan Komersil
Rataan Bobot dan Rasio Daging dan Tulang Dada
Kandungan Kolerterol, Vitamin E dan Selenium Daging
10
10
11
11
12
13
13
14
15
SIMPULAN DAN SARAN
16
Simpulan
16
Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
16
LAMPIRAN
19
RIWAYAT HIDUP
21
UCAPAN TERIMA KASIH
21
DAFTAR TABEL
Susunan dan kandungan nutrien ransum perlakuan periode starter
Susunan dan kandungan nutrien ransum perlakuan periode finisher
Hasil analisis ransum starter perlakuan (as fed)
Hasil analisis ransum finisher perlakuan (as fed)
Rata-rata suhu harian di kandang percobaan
Performa Ayam Broiler
Nilai rataan bobot hidup, bobot dan persentase karkas dan persentase
lemak abdominal
8 Persentase rataan potongan komersil
9 Nilai rataan bobot dan rasio daging tulang dada
10 Nilai kandungan kolesterol daging paha
1
2
3
4
5
6
7
4
5
6
6
10
11
12
14
14
15
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
Hasil uji varian (anova) bobot hidup ayam broiler umur 5 minggu
Hasil uji varian (anova) bobot karkas ayam broiler umur 5 minggu
Hasil uji varian (anova) persentase karkas ayam broiler umur 5 minggu
Hasil uji varian (anova) lemak abdominal ayam broiler umur 5 minggu
Hasil uji varian (anova) potongan komersil ayam broiler umur 5minggu
Hasil uji varian (anova) rasio tulang dan daging bagian dada ayam
broiler umur 5 minggu
19
19
19
19
20
20
PENDAHULUAN
Salah satu permasalahan yang menghambat laju pertumbuhan ayam broiler
di negara tropis seperti Indonesia adalah tingginya suhu dan kelembaban
lingkungan. Indonesia merupakan negara tropis dengan rata-rata suhu 29.8 °C 36.9 °C pada siang hari dan suhu pada malam hari berada pada kisaran 22.4 °C 24.2 °C (BMKG 2012). Zona nyaman untuk ayam broiler pada umur 0-3 minggu
agar dapat mempertahankan hidupnya yaitu dengan suhu lingkungan sekitar 28-32
°C dengan tingkat kelembaban sebesar 60%, dan pada umur 4-6 minggu ayam
broiler memerlukan suhu lingkungan yang lebih rendah yaitu berkisar antara 25
°C - 26 °C dengan tingkat kelembaban sebesar 60% agar pertumbuhan dan
produksinya dapat optimum (Charoen Pokphand 2005). Berdasarkan kondisi
tersebut, tentu saja ini merupakan kondisi yang kurang ideal bagi pertumbuhan
ayam broiler dan memicu cekaman panas (heat stress). Peningkatan suhu
lingkungan berpengaruh pada kemampuan pelepasan panas tubuh dan
menimbulkan peningkatan suhu tubuh. Peningkatan suhu tubuh akibat cekaman
panas yang melebihi kisaran zona suhu normal dapat menyebabkan stress
oksidatif.
Stres oksidatif yaitu kondisi aktivitas radikal bebas yang melebihi
antioksidan (Mujahid et al. 2007). Tingginya aktivitas radikal bebas akibat suhu
lingkungan yang tinggi memicu tubuh mensekresikan antibodi lebih banyak.
Semakin sering organ imunitas membentuk antibodi maka akan menyebabkan
deplesi dan pengecilan pada organ imunitas sehingga berat relatifnya menurun.
Akibatnya, antibodi yang dihasilkan oleh organ imunitas tersebut menjadi lebih
rendah yang dapat memberikan dampak negatif terhadap produktifitas, fisiologis
dan sistem kekebalan/ imun pada ternak ayam. Salah satu dampak negatif tersebut
adalah menurunnya kualitas karkas.
Salah satu upaya untuk mengatasi cekaman panas yang mengakibatkan
stress oksidatif pada ayam broiler dilakukan dengan pemeliharaan menggunakan
kandang tertutup (closed house). Kandang tertutup (closed house) memiliki
kondisi nyaman yang menggunakan AC dengan pengaturan suhu 22 ⁰C dapat
menghasilkan nilai konversi pakan yang lebih baik dibandingkan dengan ayam
yang dipelihara dikandang suhu tidak ideal (panas) dengan rataan bobot badan
yang dihasilkan 200 g lebih tinggi dari kondisi panas. Akan tetapi, biaya
pembuatan closed house relatif mahal, sehingga memerlukan investasi yang juga
sangat mahal. Upaya lain yang dapat dilakukan untuk menanggulangi cekaman
panas pada ayam broiler adalah dengan perlakuan antioksidan. Vitamin E dan
mineral selenium (Se) dapat dijadikan sebagai antioksidan karena ketersediaannya
di dalam ransum diduga kuat sangat berpengaruh untuk menghindari cekaman
suhu panas. Vitamin E bekerja mencegah terbentuknya peroksida bebas,
sedangkan selenium bekerja mengurangi peroksida yang sudah terlanjur terbentuk
(Surai 2003). Menurut Leeson dan Summers (2001) suppementasi selenium yang
disarankan untuk broiler adalah 0.15-0.20 ppm dan suplementasi vitamin E
sebesar 50 IU. Namun kebutuhan selenium untuk broiler di daerah tropis
membutuhkan level yang lebih tinggi.
Vitamin E merupakan senyawa α-tokoferol yang dapat menangkal radikalradikal bebas dan menghambat oksidasi lipid khususnya pada sel-sel matriks
2
pembentukan jaringan otot (daging). Mineral Se memiliki fungsi sebagai
komponen pembentuk enzim glutathion peroksidase (GSH-Px), daya kebal tubuh
(Dilaga 1992) dan membantu melindungi membran sel dari proses autooksidasi
(Cheeke 2005). Mekanisme kerja antara vitamin E dan Se yaitu vitamin E
mencegah penempelan radikal bebas pada membran sel, sedangkan Se-GHS-Px
mencegah terbentuknya OH- dari H2O2 (Dilaga 1992). Vitamin E berfungsi
melindungi sel dari radikal bebas dan meningkatkan daya tahan terhadap penyakit.
Menurut Surai (2003), vitamin E termasuk antioksidan primer yang bekerja
sebagai antioksidan pemutus rantai peroksidasi lipid dengan cara menjadi donor
ion hidrogen bagi radikal bebas bebas menjadi molekul yang lebih stabil yaitu
hidroperoksida (H2O2). Surai et al. (2006) melaporkan bahwa selenium berperan
dalam pertahanan antioksidan dan merupakan bagian penting dari GSH-Px, serta
ketersediaan selenium merupakan kunci efektif sintesis GSH-Px. Selenium
mengindikasikan peranannya dalam enzim GSH-Px yang melindungi membran
seldari kerusakan akibat peroksida lipid dan mengurangi efek negatif dari stres
oksidatif yang disebabkan oleh heat stress (Sahin et et al .2007). Heat stress
mengurangi laju pertumbuhan dan kemampuan kekebalan tubuh
(immunocompetence), dimana suplementasi selenium memperbaiki sistem imun
broiler (Niu et al. 2009).
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penambahan vitamin E dan
selenium (Se) dalam ransum terhadap kualitas karkas ayam broiler di lingkungan
tropis.
METODE
Bahan
Ternak
Ternak yang digunakan terdiri dari DOC (Day Old Chick) ayam broiler
sebanyak 160 ekor strain Cobb dengan rata-rata bobot badan ± 37 gram. Untuk
analisis kualitas karkas digunakan 2 sampel pada setiap ulangan di setiap
perlakuan, sehingga sampel ayam broiler yang dianalisis berjumlah 32 ekor.
Ransum
Ransum yang digunakan dalam penelitian adalah ransum basal tanpa dan
dengan suplementasi selenium atau vitamin E. Pembuatan ransum basal dilakukan
di PT. Indofeed Bogor dengan formulasi mengacu pada kebutuhan ayam broiler
yang direkomendasikan oleh Leeson dan Summer (2005). Bahan pakan yang
digunakan adalah jagung kuning, bungkil kedelai, tepung ikan, CGM, minyak,
garam, premix, dan CaCO3.
Alat
Kandang
Kandang yang digunakan terdiri dari kandang A merupakan kandang yang
tertutup dengan ukuran 1.5 x 1.5 m, menggunakan exhaust fan dan air conditioner
(AC) pada suhu 22 °C dengan sistem litter, terdapat 4 petakan, 1 petakan diisi 10
ekor ayam. Kandang B (suhu siklik tropis basah) menggunakan tirai yang tidak
3
tertutup sepenuhnya sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran udara dengan
lancar dengan ukuran kandang 1.5 x 1.5 m dengan sistem litter, terdapat 12
petakan, 1 petakan diisi 10 ekor ayam.
Peralatan
Tempat ransum, tempat air minum, termometer, timbangan, mesin
pencabut bulu, pisau daging, dan gunting.
Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan November 2013.
Pemeliharaan ayam dilakukan di Laboratorium Lapang (Kandang C), analisis fisik
karkas di Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas, analisa kolesterol di Laboratorium
Terpadu, analisa selenium (Se) di Laboratorium Nutrisi Ternak Perah Fakultas
Peternakan IPB dan analisa vitamin E di Balai Besar Industri Agro (BBIA) Bogor.
Prosedur
Pembuatan Ransum Penelitian
Ransum penelitian disusun berdasarkan rekomendasi Leeson dan
Summers (2005). Vitamin E (Lutavit ®E 50, BAFS, Netherland) sebagai
perlakuan ditambahkan sebanyak 225 mg kg-1 dan mineral selenium (Optimum
®
SeY, Nutreco) ditambahkan sebanyak 0.3 mg kg-1. Ransum diberikan dalam
bentuk crumble.
Susunan dan kandungan zat makanan ransum basal yang digunakan dalam
penelitian ditampilkan pada Tabel 1 dan 2. Hasil analisis ransum perlakuan
ditampilkan pada Tabel 3 dan 4.
Persiapan Kandang
Kandang dan peralatan yang digunakan dibersihkan terlebih dahulu
menggunakan desinfektan. Setelah kandang dibersihkan, daerah kandang ditabur
dengan kapur yang bertujuan menghindari dari kuman penyakit.
Pemeliharaan
Pemeliharaan broiler selama penelitian dilakukan pada dua temperatur
yang berbeda. Broiler sebagai kontrol ditempatkan pada suhu thermonetral zone
(suhu nyaman: 19 °C - 27 °C), penyetingan AC dimulai ketika broiler berumur 3
minggu. Broiler perlakuan diletakkan pada kandang tropis yang memiliki suhu
yang berfluktuasi antara pagi, siang dan sore atau malam (kisaran suhu tropis 23
°C - 33 °C). Pengukuran suhu dilakukan pada pagi hari pukul 07.00 WIB, siang
hari pukul 13.00 WIB dan sore hari pukul 17.00 WIB. Pakan perlakuan mulai
diberikan pada broiler umur 3 minggu dan pemberian makan beserta minum
broiler selama penelitian dilakukan secara ad libitum.
Pengambilan Data Suhu dan Kelembaban Kandang
Pengambilan data suhu dan kelembaban dilakukan pada pukul 06.00
(pagi), 12.00 (siang), dan 17.00 (sore) WIB.
4
Tabel 1 Susunan dan kandungan nutrien ransum perlakuan periode starter
Bahan Pakan
Jagung kuning (%)
Bungkil kedele (%)
Tepung ikan (%)
CGM (%)
Minyak (%)
DCP (%)
Garam (%)
Premixa) (%)
CaCO3 (%)
Total
Se yang ditambahkan
(mg kg-1)
Vit. E yang di tambahkan
(mg kg-1)
Kandungan nutrien :b)
Protein kasar (%)
Serat kasar (%)
Lemak kasar (%)
EM (kkal kg-1)
Methionine (%)
Lysin (%)
Methionin+Cystin (%)
Ca (%)
P tersedia (%)
Na (%)
Vitamin E (mg kg-1)
Selenium (mg kg-1)
Ransum Starter (umur 0-3 minggu)
R0
R1
R2
51.00
51.00
51.00
26.00
26.00
26.00
8.00
8.00
8.00
9.65
9.65
9.65
2.50
2.50
2.50
1.25
1.25
1.25
0.50
0.50
0.50
0.30
0.30
0.30
0.80
0.80
0.80
100
100
100
0.3
R3
51.00
26.00
8.00
9.65
2.50
1.25
0.50
0.30
0.80
100
-
-
-
-
225
22.43
2.37
4.92
3128
0.57
1.44
0.96
1.17
0.73
0.28
6.17
0.23
22.43
2.37
4.92
3128
0.57
1.44
0.96
1.17
0.73
0.28
6.17
0.23
22.43
2.37
4.92
3128
0.57
1.44
0.96
1.17
0.73
0.28
6.17
0.23
22.43
2.37
4.92
3128
0.57
1.44
0.96
1.17
0.73
0.28
6.17
0.23
R0 (Ransum basal tanpa suplementasi vitamin E dan mineral Se, ayam dipelihara di kandang suhu
tropis); R1 (Ransum basal tanpa suplementasi vitamin E dan mineral Se, ayam dipelihara di suhu
nyaman, dikandang ber-AC dengan suhu 22 oC); R2 (Ransum basal + Mineral Selenium (Se) 0.3
mg kg-1, ayam dipelihara di kandang suhu tropis); R3 (Ransum basal + Vitamin E 225 mg kg-1,
ayam dipelihara di kandang suhu tropis). a) premix (dalam mg/kg premix): vit A 1200000 IU; vit
D3 200000 IU; vit E 800; vit K 200; vit B1 200; vit B2 500; vit B6 50; vit B121200 g; vit C 2500;
Ca-D pantothenate 600; niacin 4000; choline chloride 1000; methionine 3000; lysine 3000;
manganese 12000; iron 2000; iodine 20; zinc 10000; cobalt 20; copper 400; santoquin 1000; zinc
bacitracin 2100. b) Hasil hitungan berdasarkan Leeson dan Summers (2005), CGM: corn gluten
meal, DCP: dicalcium phosphate, EM: energi metabolis, Ca: calcium, P: phosphor, Na: natrium.
5
Tabel 2 Susunan dan kandungan nutrien ransum perlakuan finisher
Bahan Pakan
Jagung kuning (%)
Bungkil kedele (%)
Tepung ikan (%)
CGM (%)
Minyak (%)
DCP (%)
Garam (%)
Premixa) (%)
CaCO3 (%)
Total
Se yang ditambahkan
(mg kg-1)
Vit. E yang ditambahkan
(mg kg-1)
Kandungan nutrien :b)
Protein kasar (%)
Serat kasar (%)
Lemak kasar (%)
EM (kkal kg-1)
Methionine (%)
Lysin (%)
Methionin+Cystin (%)
Ca (%)
P tersedia (%)
Na (%)
Vitamin E (mg kg-1)
Selenium (mg kg-1)
Ransum Finisher (umur 3-5 minggu)
R0
R1
R2
59.02
59.02
59.02
20.50
20.50
20.50
7.00
7.00
7.00
9.08
9.08
9.08
2.50
2.50
2.50
0.50
0.50
0.50
0.30
0.30
0.30
1.10
1.10
1.10
100
100
100
0.3
R3
59.02
20.50
7.00
9.08
2.50
0.50
0.30
1.10
100
-
-
-
-
225
20.44
2.39
5.16
3204
0.52
1.22
0.86
0.93
0.45
0.28
6.63
0.20
20.44
2.39
5.16
3204
0.52
1.22
0.86
0.93
0.45
0.28
6.63
0.20
20.44
2.39
5.16
3204
0.52
1.22
0.86
0.93
0.45
0.28
6.63
0.20
20.44
2.39
5.16
3204
0.52
1.22
0.86
0.93
0.45
0.28
6.63
0.20
R0 (Ransum basal tanpa suplementasi vitamin E dan mineral Se, ayam dipelihara di kandang suhu
tropis); R1 (Ransum basal tanpa suplementasi vitamin E dan mineral Se, ayam dipelihara di suhu
nyaman, dikandang ber-AC dengan suhu 22 oC); R2 (Ransum basal + Mineral Selenium (Se) 0.3
mg kg-1, ayam dipelihara di kandang suhu tropis); R3 (Ransum basal + Vitamin E 225 mg kg-1,
ayam dipelihara di kandang suhu tropis). a) premix (dalam mg/kg premix): vit A 1200000 IU; vit
D3 200000 IU; vit E 800; vit K 200; vit B1 200; vit B2 500; vit B6 50; vit B121200 g; vit C 2500;
Ca-D pantothenate 600; niacin 4000; choline chloride 1000; methionine 3000; lysine 3000;
manganese 12000; iron 2000; iodine 20; zinc 10000; cobalt 20; copper 400; santoquin 1000; zinc
bacitracin 2100. b) Hasil hitungan berdasarkan Leeson dan Summers (2005), CGM: corn gluten
meal, DCP: dicalcium phosphate, EM: energi metabolis, Ca: calcium, P: phosphor, Na: natrium.
6
Tabel 3 Hasil analisis ransum perlakuan starter umur 0-2 minggu (as fed)
Kandungan Nutrienc)
Bahan kering (%)
Abu (%)
Protein kasar (%)
Serat kasar (%)
Lemak kasar (%)
Beta-N
Energi Bruto (kkal kg-1)
Ca (%)
P total (%)
Selenium (mg kg-1)
Vitamin E (mg kg-1)
R0
90.01
6.07
23.00
3.39
3.95
53.60
4148
1.58
0.81
-
R1
90.01
6.07
23.00
3.39
3.95
53.60
4148
1.58
0.81
-
R2
90.01
6.07
23.00
3.39
3.95
53.60
4148
1.58
0.81
(Se) TERHADAP KUALITAS KARKAS AYAM BROILER DI
LINGKUNGAN TROPIS
AYU SRI RAHAYU
ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Penambahan
Vitamin E dan Selenium (Se) Terhadap Kualitas Karkas Ayam Broiler Di
Lingkungan Tropis adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2014
Ayu Sri Rahayu
NIM D24100102
ABSTRAK
AYU SRI RAHAYU. Pengaruh Penambahan Vitamin E dan Selenium (Se)
Terhadap Kualitas Karkas Ayam Broiler Di lingkungan Tropis. Dibimbing oleh
RITA MUTIA dan WIDYA HERMANA.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji penambahan vitamin E dan
selenium dalam ransum terhadap kualitas karkas ayam broiler di lingkungan
tropis. Penelitian ini menggunakan 160 DOC yang dipelihara selama 5 minggu
dengan sistem litter. Data dianalisis menggunakan rancangan acak lengkap
dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan (10 ekor ayam perulangan). Perlakuan ransum
yang diuji yaitu: R0 = ransum basal tanpa suplementasi, ayam dipelihara pada
kandang suhu tropis; R1 = ransum basal tanpa suplementasi, ayam dikandang berAC dengan suhu 22 °C; R2 = ransum basal + mineral selenium (Se) 0.3 mg kg-1,
ayam dipelihara dikandang tropis; R3 = ransum basal + vitamin E 225 mg kg-1,
ayam dipelihara dikandang tropis. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis
ragam (ANOVA) dan uji lanjut duncan. Peubah yang diamati adalah performa
broiler (konsumsi, bobot badan, PBB, konversi ransum, dan mortalitas),
persentase karkas, persentase lemak abdominal, persentase potongan komersil,
rasio daging dan tulang dada, kandungan kolesterol, selenium dan vitamin E pada
daging. Hasil menunjukkan pemeliharaan ayam broiler pada kandang suhu
nyaman (R1) atau pemeliharaan pada kandang tropis dengan suplementasi
selenium (R2) dan suplementasi vitamin E (R3) menunjukkan hasil yang setara
pada performa ayam broiler. Penambahan selenium maupun vitamin E belum
menunjukkan hasil yang signifikan terhadap kualitas karkas secara keseluruhan.
Suplementasi vitamin E dapat menurunkan kadar kolesterol daging.
Kata kunci: ayam broiler, cekaman panas, kualitas karkas, selenium, vitamin E
ABSTRACT
AYU SRI RAHAYU. Effect of Suplementation of Vitamin E and Selenium (Se)
on Carcass Quality in Broiler Chickens in Tropical Environment. Supervised by
RITA MUTIA and WIDYA HERMANA.
This research aimed to examine the effect of suplementation vitamin E and
selenium in diets on carcass quality in broiler chicken in tropical enviroment. This
experiment used 160 day old chicks (DOC) of broiler kept with litter system for 5
weeks. Data were analyzed using a completely randomized design with four
treatments and four replicates, consisted of 10 broilers in each replicates. The
treatment diets were R0 = basal diet without suplementation, chickens in wet
tropical climate cage, R1 = basal diet without suplementation, chickens in ideal
cages ,temperature set in 22 °C, R2 = basal diet + selenium (Se) 0.3 mg kg-1,
chickens in wet tropical climate cage, R3 = basal diet + vitamin E 225 mg kg-1,
chickens in wet tropical climate cage. Variables observed were daily intake, body
weight gain, final body weight, feed convertion, mortality, percentage of carcass,
percentage of abdomen fat, percentage of comercial cut, breast meat bone ratio,
cholesterol, selenium, and vitamin E on meat. The result showed there is
significant effect on broiler perfomance but no effect on all cumulative on carcass
quality. Suplementation vitamin E can reduce cholesterol in meat.
Keywords: broiler chicken, carcass quality, heat stress, selenium, vitamin E
PENGARUH PENAMBAHAN VITAMIN E DAN SELENIUM
(Se) TERHADAP KUALITAS KARKAS AYAM BROILER
DILINGKUNGAN TROPIS
AYU SRI RAHAYU
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan
ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
Judul Skripsi : Pengaruh Penambahan Vitamin E dan Selenium (Se) Terhadap
Kualitas Karkas Ayam Broiler Di Lingkungan Tropis
Nama
: Ayu Sri Rahayu
NIM
: D24100102
Disetujui oleh
Dr Ir Rita Mutia MAgr
Pembimbing I
Dr Ir Widya Hermana MSi
Pembimbing II
Diketahui oleh
Prof Dr Ir Panca Dewi MHK M Si
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2013 ini ialah
Pengaruh Penambahan Vitamin E dan Selenium (Se) Terhadap Kualitas Karkas
Ayam Broiler Di Lingkungan Tropis.
Salah satu faktor yang dapat menurunkan kualitas karkas broiler di
lingkungan tropis seperti Indonesia adalah tingginya suhu lingkungan, yang
menyebabkan cekaman panas. Salah satu cara menanggulangi cekaman panas
adalah dengan suplementasi antioksidan seperti vitamin E dan selenium. Vitamin
E bekerja mencegah terbentuknya peroksida bebas, sedangkan selenium bekerja
mengurangi peroksida yang sudah terlanjur terbentuk.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk kelulusan dan memperoleh
gelar Sarjana Peternakan di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan,
Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, September 2014
Ayu Sri Rahayu
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
ix
PENDAHULUAN
1
METODE
2
Bahan
2
Lokasi dan Waktu
3
Prosedur
3
Pembuatan ransum
Persiapan Kandang
Pemeliharaan
Pengambilan Data Suhu dan Kelembaban Kandang
Pengamatan Performa Broiler
Pengukuran Persentase Karkas
Pengukuran Persentase Potongan Komersil
Perhitungan Rasio Tulang dan Daging Bagian Dada
Perhitungan Persentase Lemak Abdominal
Analisis Kandungan Kolesterol Daging
Analisis Kandungan Vitamin E Daging
Analisis Kandungan Mineral Se Daging
Rancangan Percobaan dan Analisis Data
3
3
3
3
6
7
7
7
7
8
8
8
9
HASIL DAN PEMBAHASAN
Suhu dan Kelembaban
Performa Ayam Broiler
Kualitas Karkas
Persentase Karkas
Lemak Abdominal
Potongan Komersil
Rataan Bobot dan Rasio Daging dan Tulang Dada
Kandungan Kolerterol, Vitamin E dan Selenium Daging
10
10
11
11
12
13
13
14
15
SIMPULAN DAN SARAN
16
Simpulan
16
Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
16
LAMPIRAN
19
RIWAYAT HIDUP
21
UCAPAN TERIMA KASIH
21
DAFTAR TABEL
Susunan dan kandungan nutrien ransum perlakuan periode starter
Susunan dan kandungan nutrien ransum perlakuan periode finisher
Hasil analisis ransum starter perlakuan (as fed)
Hasil analisis ransum finisher perlakuan (as fed)
Rata-rata suhu harian di kandang percobaan
Performa Ayam Broiler
Nilai rataan bobot hidup, bobot dan persentase karkas dan persentase
lemak abdominal
8 Persentase rataan potongan komersil
9 Nilai rataan bobot dan rasio daging tulang dada
10 Nilai kandungan kolesterol daging paha
1
2
3
4
5
6
7
4
5
6
6
10
11
12
14
14
15
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
Hasil uji varian (anova) bobot hidup ayam broiler umur 5 minggu
Hasil uji varian (anova) bobot karkas ayam broiler umur 5 minggu
Hasil uji varian (anova) persentase karkas ayam broiler umur 5 minggu
Hasil uji varian (anova) lemak abdominal ayam broiler umur 5 minggu
Hasil uji varian (anova) potongan komersil ayam broiler umur 5minggu
Hasil uji varian (anova) rasio tulang dan daging bagian dada ayam
broiler umur 5 minggu
19
19
19
19
20
20
PENDAHULUAN
Salah satu permasalahan yang menghambat laju pertumbuhan ayam broiler
di negara tropis seperti Indonesia adalah tingginya suhu dan kelembaban
lingkungan. Indonesia merupakan negara tropis dengan rata-rata suhu 29.8 °C 36.9 °C pada siang hari dan suhu pada malam hari berada pada kisaran 22.4 °C 24.2 °C (BMKG 2012). Zona nyaman untuk ayam broiler pada umur 0-3 minggu
agar dapat mempertahankan hidupnya yaitu dengan suhu lingkungan sekitar 28-32
°C dengan tingkat kelembaban sebesar 60%, dan pada umur 4-6 minggu ayam
broiler memerlukan suhu lingkungan yang lebih rendah yaitu berkisar antara 25
°C - 26 °C dengan tingkat kelembaban sebesar 60% agar pertumbuhan dan
produksinya dapat optimum (Charoen Pokphand 2005). Berdasarkan kondisi
tersebut, tentu saja ini merupakan kondisi yang kurang ideal bagi pertumbuhan
ayam broiler dan memicu cekaman panas (heat stress). Peningkatan suhu
lingkungan berpengaruh pada kemampuan pelepasan panas tubuh dan
menimbulkan peningkatan suhu tubuh. Peningkatan suhu tubuh akibat cekaman
panas yang melebihi kisaran zona suhu normal dapat menyebabkan stress
oksidatif.
Stres oksidatif yaitu kondisi aktivitas radikal bebas yang melebihi
antioksidan (Mujahid et al. 2007). Tingginya aktivitas radikal bebas akibat suhu
lingkungan yang tinggi memicu tubuh mensekresikan antibodi lebih banyak.
Semakin sering organ imunitas membentuk antibodi maka akan menyebabkan
deplesi dan pengecilan pada organ imunitas sehingga berat relatifnya menurun.
Akibatnya, antibodi yang dihasilkan oleh organ imunitas tersebut menjadi lebih
rendah yang dapat memberikan dampak negatif terhadap produktifitas, fisiologis
dan sistem kekebalan/ imun pada ternak ayam. Salah satu dampak negatif tersebut
adalah menurunnya kualitas karkas.
Salah satu upaya untuk mengatasi cekaman panas yang mengakibatkan
stress oksidatif pada ayam broiler dilakukan dengan pemeliharaan menggunakan
kandang tertutup (closed house). Kandang tertutup (closed house) memiliki
kondisi nyaman yang menggunakan AC dengan pengaturan suhu 22 ⁰C dapat
menghasilkan nilai konversi pakan yang lebih baik dibandingkan dengan ayam
yang dipelihara dikandang suhu tidak ideal (panas) dengan rataan bobot badan
yang dihasilkan 200 g lebih tinggi dari kondisi panas. Akan tetapi, biaya
pembuatan closed house relatif mahal, sehingga memerlukan investasi yang juga
sangat mahal. Upaya lain yang dapat dilakukan untuk menanggulangi cekaman
panas pada ayam broiler adalah dengan perlakuan antioksidan. Vitamin E dan
mineral selenium (Se) dapat dijadikan sebagai antioksidan karena ketersediaannya
di dalam ransum diduga kuat sangat berpengaruh untuk menghindari cekaman
suhu panas. Vitamin E bekerja mencegah terbentuknya peroksida bebas,
sedangkan selenium bekerja mengurangi peroksida yang sudah terlanjur terbentuk
(Surai 2003). Menurut Leeson dan Summers (2001) suppementasi selenium yang
disarankan untuk broiler adalah 0.15-0.20 ppm dan suplementasi vitamin E
sebesar 50 IU. Namun kebutuhan selenium untuk broiler di daerah tropis
membutuhkan level yang lebih tinggi.
Vitamin E merupakan senyawa α-tokoferol yang dapat menangkal radikalradikal bebas dan menghambat oksidasi lipid khususnya pada sel-sel matriks
2
pembentukan jaringan otot (daging). Mineral Se memiliki fungsi sebagai
komponen pembentuk enzim glutathion peroksidase (GSH-Px), daya kebal tubuh
(Dilaga 1992) dan membantu melindungi membran sel dari proses autooksidasi
(Cheeke 2005). Mekanisme kerja antara vitamin E dan Se yaitu vitamin E
mencegah penempelan radikal bebas pada membran sel, sedangkan Se-GHS-Px
mencegah terbentuknya OH- dari H2O2 (Dilaga 1992). Vitamin E berfungsi
melindungi sel dari radikal bebas dan meningkatkan daya tahan terhadap penyakit.
Menurut Surai (2003), vitamin E termasuk antioksidan primer yang bekerja
sebagai antioksidan pemutus rantai peroksidasi lipid dengan cara menjadi donor
ion hidrogen bagi radikal bebas bebas menjadi molekul yang lebih stabil yaitu
hidroperoksida (H2O2). Surai et al. (2006) melaporkan bahwa selenium berperan
dalam pertahanan antioksidan dan merupakan bagian penting dari GSH-Px, serta
ketersediaan selenium merupakan kunci efektif sintesis GSH-Px. Selenium
mengindikasikan peranannya dalam enzim GSH-Px yang melindungi membran
seldari kerusakan akibat peroksida lipid dan mengurangi efek negatif dari stres
oksidatif yang disebabkan oleh heat stress (Sahin et et al .2007). Heat stress
mengurangi laju pertumbuhan dan kemampuan kekebalan tubuh
(immunocompetence), dimana suplementasi selenium memperbaiki sistem imun
broiler (Niu et al. 2009).
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penambahan vitamin E dan
selenium (Se) dalam ransum terhadap kualitas karkas ayam broiler di lingkungan
tropis.
METODE
Bahan
Ternak
Ternak yang digunakan terdiri dari DOC (Day Old Chick) ayam broiler
sebanyak 160 ekor strain Cobb dengan rata-rata bobot badan ± 37 gram. Untuk
analisis kualitas karkas digunakan 2 sampel pada setiap ulangan di setiap
perlakuan, sehingga sampel ayam broiler yang dianalisis berjumlah 32 ekor.
Ransum
Ransum yang digunakan dalam penelitian adalah ransum basal tanpa dan
dengan suplementasi selenium atau vitamin E. Pembuatan ransum basal dilakukan
di PT. Indofeed Bogor dengan formulasi mengacu pada kebutuhan ayam broiler
yang direkomendasikan oleh Leeson dan Summer (2005). Bahan pakan yang
digunakan adalah jagung kuning, bungkil kedelai, tepung ikan, CGM, minyak,
garam, premix, dan CaCO3.
Alat
Kandang
Kandang yang digunakan terdiri dari kandang A merupakan kandang yang
tertutup dengan ukuran 1.5 x 1.5 m, menggunakan exhaust fan dan air conditioner
(AC) pada suhu 22 °C dengan sistem litter, terdapat 4 petakan, 1 petakan diisi 10
ekor ayam. Kandang B (suhu siklik tropis basah) menggunakan tirai yang tidak
3
tertutup sepenuhnya sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran udara dengan
lancar dengan ukuran kandang 1.5 x 1.5 m dengan sistem litter, terdapat 12
petakan, 1 petakan diisi 10 ekor ayam.
Peralatan
Tempat ransum, tempat air minum, termometer, timbangan, mesin
pencabut bulu, pisau daging, dan gunting.
Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan November 2013.
Pemeliharaan ayam dilakukan di Laboratorium Lapang (Kandang C), analisis fisik
karkas di Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas, analisa kolesterol di Laboratorium
Terpadu, analisa selenium (Se) di Laboratorium Nutrisi Ternak Perah Fakultas
Peternakan IPB dan analisa vitamin E di Balai Besar Industri Agro (BBIA) Bogor.
Prosedur
Pembuatan Ransum Penelitian
Ransum penelitian disusun berdasarkan rekomendasi Leeson dan
Summers (2005). Vitamin E (Lutavit ®E 50, BAFS, Netherland) sebagai
perlakuan ditambahkan sebanyak 225 mg kg-1 dan mineral selenium (Optimum
®
SeY, Nutreco) ditambahkan sebanyak 0.3 mg kg-1. Ransum diberikan dalam
bentuk crumble.
Susunan dan kandungan zat makanan ransum basal yang digunakan dalam
penelitian ditampilkan pada Tabel 1 dan 2. Hasil analisis ransum perlakuan
ditampilkan pada Tabel 3 dan 4.
Persiapan Kandang
Kandang dan peralatan yang digunakan dibersihkan terlebih dahulu
menggunakan desinfektan. Setelah kandang dibersihkan, daerah kandang ditabur
dengan kapur yang bertujuan menghindari dari kuman penyakit.
Pemeliharaan
Pemeliharaan broiler selama penelitian dilakukan pada dua temperatur
yang berbeda. Broiler sebagai kontrol ditempatkan pada suhu thermonetral zone
(suhu nyaman: 19 °C - 27 °C), penyetingan AC dimulai ketika broiler berumur 3
minggu. Broiler perlakuan diletakkan pada kandang tropis yang memiliki suhu
yang berfluktuasi antara pagi, siang dan sore atau malam (kisaran suhu tropis 23
°C - 33 °C). Pengukuran suhu dilakukan pada pagi hari pukul 07.00 WIB, siang
hari pukul 13.00 WIB dan sore hari pukul 17.00 WIB. Pakan perlakuan mulai
diberikan pada broiler umur 3 minggu dan pemberian makan beserta minum
broiler selama penelitian dilakukan secara ad libitum.
Pengambilan Data Suhu dan Kelembaban Kandang
Pengambilan data suhu dan kelembaban dilakukan pada pukul 06.00
(pagi), 12.00 (siang), dan 17.00 (sore) WIB.
4
Tabel 1 Susunan dan kandungan nutrien ransum perlakuan periode starter
Bahan Pakan
Jagung kuning (%)
Bungkil kedele (%)
Tepung ikan (%)
CGM (%)
Minyak (%)
DCP (%)
Garam (%)
Premixa) (%)
CaCO3 (%)
Total
Se yang ditambahkan
(mg kg-1)
Vit. E yang di tambahkan
(mg kg-1)
Kandungan nutrien :b)
Protein kasar (%)
Serat kasar (%)
Lemak kasar (%)
EM (kkal kg-1)
Methionine (%)
Lysin (%)
Methionin+Cystin (%)
Ca (%)
P tersedia (%)
Na (%)
Vitamin E (mg kg-1)
Selenium (mg kg-1)
Ransum Starter (umur 0-3 minggu)
R0
R1
R2
51.00
51.00
51.00
26.00
26.00
26.00
8.00
8.00
8.00
9.65
9.65
9.65
2.50
2.50
2.50
1.25
1.25
1.25
0.50
0.50
0.50
0.30
0.30
0.30
0.80
0.80
0.80
100
100
100
0.3
R3
51.00
26.00
8.00
9.65
2.50
1.25
0.50
0.30
0.80
100
-
-
-
-
225
22.43
2.37
4.92
3128
0.57
1.44
0.96
1.17
0.73
0.28
6.17
0.23
22.43
2.37
4.92
3128
0.57
1.44
0.96
1.17
0.73
0.28
6.17
0.23
22.43
2.37
4.92
3128
0.57
1.44
0.96
1.17
0.73
0.28
6.17
0.23
22.43
2.37
4.92
3128
0.57
1.44
0.96
1.17
0.73
0.28
6.17
0.23
R0 (Ransum basal tanpa suplementasi vitamin E dan mineral Se, ayam dipelihara di kandang suhu
tropis); R1 (Ransum basal tanpa suplementasi vitamin E dan mineral Se, ayam dipelihara di suhu
nyaman, dikandang ber-AC dengan suhu 22 oC); R2 (Ransum basal + Mineral Selenium (Se) 0.3
mg kg-1, ayam dipelihara di kandang suhu tropis); R3 (Ransum basal + Vitamin E 225 mg kg-1,
ayam dipelihara di kandang suhu tropis). a) premix (dalam mg/kg premix): vit A 1200000 IU; vit
D3 200000 IU; vit E 800; vit K 200; vit B1 200; vit B2 500; vit B6 50; vit B121200 g; vit C 2500;
Ca-D pantothenate 600; niacin 4000; choline chloride 1000; methionine 3000; lysine 3000;
manganese 12000; iron 2000; iodine 20; zinc 10000; cobalt 20; copper 400; santoquin 1000; zinc
bacitracin 2100. b) Hasil hitungan berdasarkan Leeson dan Summers (2005), CGM: corn gluten
meal, DCP: dicalcium phosphate, EM: energi metabolis, Ca: calcium, P: phosphor, Na: natrium.
5
Tabel 2 Susunan dan kandungan nutrien ransum perlakuan finisher
Bahan Pakan
Jagung kuning (%)
Bungkil kedele (%)
Tepung ikan (%)
CGM (%)
Minyak (%)
DCP (%)
Garam (%)
Premixa) (%)
CaCO3 (%)
Total
Se yang ditambahkan
(mg kg-1)
Vit. E yang ditambahkan
(mg kg-1)
Kandungan nutrien :b)
Protein kasar (%)
Serat kasar (%)
Lemak kasar (%)
EM (kkal kg-1)
Methionine (%)
Lysin (%)
Methionin+Cystin (%)
Ca (%)
P tersedia (%)
Na (%)
Vitamin E (mg kg-1)
Selenium (mg kg-1)
Ransum Finisher (umur 3-5 minggu)
R0
R1
R2
59.02
59.02
59.02
20.50
20.50
20.50
7.00
7.00
7.00
9.08
9.08
9.08
2.50
2.50
2.50
0.50
0.50
0.50
0.30
0.30
0.30
1.10
1.10
1.10
100
100
100
0.3
R3
59.02
20.50
7.00
9.08
2.50
0.50
0.30
1.10
100
-
-
-
-
225
20.44
2.39
5.16
3204
0.52
1.22
0.86
0.93
0.45
0.28
6.63
0.20
20.44
2.39
5.16
3204
0.52
1.22
0.86
0.93
0.45
0.28
6.63
0.20
20.44
2.39
5.16
3204
0.52
1.22
0.86
0.93
0.45
0.28
6.63
0.20
20.44
2.39
5.16
3204
0.52
1.22
0.86
0.93
0.45
0.28
6.63
0.20
R0 (Ransum basal tanpa suplementasi vitamin E dan mineral Se, ayam dipelihara di kandang suhu
tropis); R1 (Ransum basal tanpa suplementasi vitamin E dan mineral Se, ayam dipelihara di suhu
nyaman, dikandang ber-AC dengan suhu 22 oC); R2 (Ransum basal + Mineral Selenium (Se) 0.3
mg kg-1, ayam dipelihara di kandang suhu tropis); R3 (Ransum basal + Vitamin E 225 mg kg-1,
ayam dipelihara di kandang suhu tropis). a) premix (dalam mg/kg premix): vit A 1200000 IU; vit
D3 200000 IU; vit E 800; vit K 200; vit B1 200; vit B2 500; vit B6 50; vit B121200 g; vit C 2500;
Ca-D pantothenate 600; niacin 4000; choline chloride 1000; methionine 3000; lysine 3000;
manganese 12000; iron 2000; iodine 20; zinc 10000; cobalt 20; copper 400; santoquin 1000; zinc
bacitracin 2100. b) Hasil hitungan berdasarkan Leeson dan Summers (2005), CGM: corn gluten
meal, DCP: dicalcium phosphate, EM: energi metabolis, Ca: calcium, P: phosphor, Na: natrium.
6
Tabel 3 Hasil analisis ransum perlakuan starter umur 0-2 minggu (as fed)
Kandungan Nutrienc)
Bahan kering (%)
Abu (%)
Protein kasar (%)
Serat kasar (%)
Lemak kasar (%)
Beta-N
Energi Bruto (kkal kg-1)
Ca (%)
P total (%)
Selenium (mg kg-1)
Vitamin E (mg kg-1)
R0
90.01
6.07
23.00
3.39
3.95
53.60
4148
1.58
0.81
-
R1
90.01
6.07
23.00
3.39
3.95
53.60
4148
1.58
0.81
-
R2
90.01
6.07
23.00
3.39
3.95
53.60
4148
1.58
0.81