Biologi Reproduksi Ikan Keting (Arius oetik) di Perairan Delta Cimanuk Indramayu Provinsi Jawa Barat
BIOLOGI REPRODUKSI IKAN KETING (Arius oetik)
DI PERAIRAN DELTA CIMANUK INDRAMAYU
PROVINSI JAWA BARAT
ANIS HAERUNNISA
DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Biologi Reproduksi
Ikan Keting (Arius oetik) di Perairan Delta Cimanuk Indramayu Provinsi Jawa
Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Agustus 2014
Anis Haerunnissa
NIM C24100027
ABSTRAK
ANIS HAERUNNISA. Biologi Reproduksi Ikan Keting (Arius oetik) di Perairan
Delta Cimanuk Indramayu Provinsi Jawa Barat. Dibimbing oleh YUNIZAR
ERNAWATI dan ALI MASHAR.
Delta Cimanuk memiliki peranan yang penting bagi beberapa biota akuatik.
Salah satu biota akuatik yang hidup di Delta Cimanuk adalah ikan keting (Arius
oetik). Ikan keting merupakan salah satu ikan ekonomis penting karena banyak
dimanfaatkan oleh warga sebagai bahan pangan. Kajian mengenai aspek biologi
reproduksi ikan keting sebagai landasan dalam pengelolaan masih sangat minim.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi beberapa aspek biologi
reproduksi ikan keting di Delta Cimanuk yang mencakup rasio kelamin, tingkat
kematangan gonad, indeks kematangan gonad, fekunditas, diameter telur, serta
mengetahui waktu pemijahan dan ukuran ikan pertama kali matang gonad sebagai
informasi untuk pengelolaan yang sesuai. Penelitian dilakukan selama enam
bulan, pada bulan Juli-Desember 2013. Total ikan contoh yang diamati sebanyak
240 ekor ikan, terdiri dari 160 ekor ikan betina dan 80 ekor ikan jantan. Rasio
kelamin ikan jantan dan ikan betina tidak seimbang. Pola pertumbuhan ikan
keting isometrik dengan nilai b sebesar 2,792. Potensi produksi ikan keting
adalah 1.469-34.832 butir telur pada satu siklus pemijahan dan tipe pemijahan
total spawner.
Kata kunci: Arius oetik, Delta Cimanuk, reproduksi.
ABSTRACT
Anis Haerunnisa. Reproduction Biology of Keting (Arius oetik) at Cimanuk Bay
Indramayu West Java Province. Supervised by YUNIZAR ERNAWATI and ALI
MASHAR.
Cimanuk bay has an important role to aquatic biota. One of the aquatic biota
in Cimanuk Bay is keting (Arius oetik). Keting has important economically
function for human as food. Study on aspects of the reproductive biology of
keting in Cimanuk Bay as the foundation in the resource management is still
unknown. The present study of this research are to get information on some
aspects of the reproductive biology of keting Cimanuk bay include sex ratio,
maturity level of gonads, maturity index of gonads, fecundity, eggs diameter, time
of fish spawning, and also the first mature size of gonads as approprite for
management. Research was carried out for six months, July-December 2013. The
total number of observed fish were 240 fish, they were 160 male and 80 female.
The sex ratio of male and female is not balance. The type of growth is isometric
with b value is 2,792. The result of potential fish production was 1.469-34.832
eggs in one spawning and spawning type is total spawner.
Keywords: Arius oetik, Cimanuk Bay, reproduction.
BIOLOGI REPRODUKSI IKAN KETING (Arius oetik)
DI PERAIRAN DELTA CIMANUK INDRAMAYU
PROVINSI JAWA BARAT
ANIS HAERUNNISA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan
DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PRAKATA
Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi berjudul “Biologi Reproduksi
Ikan Keting (Arius oetik) di Perairan Delta Cimanuk Indramayu Provinsi Jawa
Barat” dapat diselesaikan. Skripsi disusun dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk menyelesaikan studi di Departemen Manajemen Sumber Daya
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, terutama kepada:
1. IPB yang telah memberikan kesempatan untuk studi.
2. Beasiswa Bidik Misi yang telah memberikan bantuan finansial selama masa
kuliah.
3. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan atas biaya penelitian melalui Biaya Operasional Perguruan
Tinggi Negeri (BOPTN).
4. Bapak Zairion, SPi MSc selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan selama perkuliahan.
5. Dr Ir Yunizar Ernawati, MS selaku pembimbing I dan Ali Mashar, SPi MSi
selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan,
dan saran selama pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi.
6. Prof Dr Ir Ridwan Affandi DEA selaku dosen penguji tamu serta Dr Ir
Rahmat Kurnia, MSi selaku komisi pendidikan yang telah banyak
memberikan saran dalam penyusunan skripsi ini.
7. Keluarga tercinta : Ibu, bapak, teh Nenah, teh Ende, a Cece, Adi, Wina.
8. Tim Indramayu I, Ranitya Nurlita dan Wahyu Susi K, Bang Prawira, bang
Aries, Ashaf, Reza, Yogi, Mada yang telah membantu pelaksanaan penelitian.
9. Keluarga besar MSP IPB.
10. Teman-teman MSP 47 IPB yang telah banyak membantu.
Demikian skripsi ini disusun, semoga bermanfaat.
Bogor, Agustus 2014
Anis Haerunnisa
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
METODE
Waktu dan Lokasi
Pengumpulan Data
Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pembahasa
KESIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
vi
vi
vi
1
1
1
2
2
2
3
3
7
7
13
17
17
17
17
20
28
DAFTAR TABEL
1 Penentuan TKG secara visual dengan menggunakan klasifikasi Cessie
2 Nisbah kelamin ikan keting (Arius oetik)
3 Nisbah kelamin ikan keting (Arius oetik) TKG IV
6
9
9
DAFTAR GAMBAR
1 Peta lokasi penelitian biologi reproduksi ikan keting (Arius oetik) di
perairan Delta Cimanuk
2 Sebaran selang kelas ukuran panjang ikan keting (Arius oetik)
3 Hubungan panjang dan berat ikan keting
4 Faktor kondisi ikan keting betina dan jantan
5 Tingkat kematangan gonad ikan keting (a) betina dan (b) jantan
berdasarkan waktu pengambilan data
6 Indekks kematangan gonad ikan keting betina dan jantan.
7 Fekunditas ikan keting (Arius oetik)
8 Sebaran diameter telur ikan keting berdasarkan selang kelas diameter
telur.
3
7
8
9
10
11
12
12
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Dokumentasi pengambilan sampel
Data parameter perairan
Pengujian tipe pertumbuhan
Nisbah kelamin
Selang kelas panjang ikan jantan dan betina
Faktor kondisi ikan keting
TKG ikan keting
Sebaran diameter telur ikan keting
Fekunditas ikan keting
24
25
26
27
27
27
28
28
29
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Delta merupakan perairan cekungan dan terdapat beberapa sungai yang
bermuara, sehingga terjadi pencampuran air tawar dan air laut. Salah satu delta
yang memiliki potensi perikanan adalah Delta Cimanuk di Kabupaten Indramayu,
Jawa Barat. Delta Cimanuk merupakan salah satu perairan yang memiliki peran
penting di Indramayu. Daerah Delta Cimanuk merupakan daerah estuari yang
selalu mengalami kondisi air yang berfluktuasi, terutama salinitas. Kondisi
perairan yang selalu berfluktuasi ini, akan mempengaruhi sistem biologi suatu
individu, yaitu berupa pertumbuhan, kebiasaan makan, reproduksi, mortalitas, dan
rekrutmen. Daerah estuari merupakan daerah yang produktif untuk mendukung
berbagai aspek kehidupan ikan (Kimirei et al. 2011). Delta Cimanuk adalah
habitat hidup dari berbagai organisme akuatik, salah satunya adalah ikan keting
(Arius oetik).
Ikan keting (Arius sp.) adalah ikan demersal (Burhanuddin 1987),
termasuk pada kelompok catfish (Marceniuk et al. 2014). Ikan keting merupakan
organisme yang memiliki daya tahan yang baik terhadap perubahan salinitas dan
merupakan salah satu ikan ekonomis yang dapat hidup di perairan estuari (Sjafei
et al. 2004). Pemanfaatan yang tinggi terhadap ikan keting oleh warga seharusnya
didasari oleh pengelolaan yang sesuai dan didasari oleh informasi mengenai aspek
biologi, terutama aspek reproduksi.
Reproduksi ikan merupakan salah satu aspek penting dari biologi ikan.
Aspek reproduksi ikan meliputi nisbah kelamin, faktor kondisi, tingkat
kematangan gonad, indeks kematangan gonad, fekunditas, diameter telur, dan
ukuran ikan pertama kali matang gonad (Hoar 1988 in Suryaningsih 2012).
Reproduksi adalah salah satu kunci keberlanjutan dari suatu populasi spesies
untuk tetap ada sehingga tidak terjadi kepunahan dan diperlukan informasi
mengenai aspek reproduksi ikan dalam upaya pengelolaannya.
Upaya pengelolaan harus didasari dengan informasi yang benar. Namun,
hingga saat ini informasi mengenai aspek biologi ikan keting masih sangat minim.
Oleh karena itu, diperlukan suatu kajian mengenai aspek reproduksi ikan keting,
sehingga informasi yang didapatkan dapat digunakan sebagai landasan dalam
pengelolaan.
Perumusan Masalah
Ikan keting (Arius oetik) di Delta Cimanuk merupakan salah satu sumber
daya ikan dominan yang memiliki nilai ekonomis cukup penting, karena banyak
dimanfaatkan oleh warga sekitar sebagai bahan pangan baik berupa ikan segar
maupun hasil olahan.
Tingginya pemanfaatan ikan keting oleh warga
mengakibatkan penangkapan yang tidak terkendali dan mengakibatkan
kepunahan. Pemanfaatan ikan keting di alam seharusnya dikelola dengang baik
dan didasari oleh informasi mengenai aspek biologi reproduksi. Informasi
mengenai aspek reproduksi hingga saat ini masih sangat minim, sehingga
2
dibutuhkan suatu kajian mengenai aspek reproduksi ikan keting. Informasi aspek
reproduksi selanjutnya digunakan sebagai dasar pengelolaan sumber daya ikan
keting.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi beberapa aspek
biologi reproduksi ikan keting di Delta Cimanuk yang mencakup rasio kelamin,
tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, fekunditas, diameter telur,
serta mengetahui waktu pemijahan dan ukuran ikan pertama kali matang gonad.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dasar untuk
pengelolaan dan pemanfaatan secara berkelanjutan sumber daya ikan keting di
Delta Cimanuk.
METODE PENELITIAN
Waktu dan Lokasi
Pengambilan contoh ikan keting dilakukan selama enam bulan pada bulan
Juli 2013 hingga Desember 2013 di perairan Delta Cimanuk Indramayu, Provinsi
Jawa Barat.
108015’0”E
108020’0”E
108025’0”E
108030’0”E
Pabean
Song
Gambar 1 Peta lokasi penelitian biologi reproduksi ikan keting (Arius oetik)
di perairan Delta Cimanuk
3
Lokasi penelitian terbagi menjadi empat stasiun, yaitu dua stasiun di daerah
Pabean dan dua stasiun di Song (Gambar 1). Analisis laboratorium dilakukan di
Laboratorium Biologi Makro, Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Pengumpulan Data
Pengambilan contoh ikan
Pengambilan contoh ikan dilakukan dengan metode pengambilan contoh
acak sederhana. Contoh ikan diambil dari empat titik sampling yaitu dua titik di
Pabean dan dua titik di Song (Gambar 1). Penangkapan ikan menggunakan jaring
insang dan sero. Jaring insang dipasang selama 40 menit. Kemudian dilakukan
pengamatan parameter kualitas air berupa suhu, salinitas, kedalaman, substrat
dasar, warna perairan, kecerahan, dan pH pada setiap stasiun pengamatan.
Pengamatan ikan contoh di lapang
Contoh ikan hasil tangkapan dipisahkan berdasarkan spesies, kemudian
dilakukan identifikasi yang mengacu pada buku identifikasi ikan Allen (1991) dan
Kottelat et al. (1993). Selanjutnya dilakukan pengukuran panjang menggunakan
papan ukur dan bobot menggunakan timbangan digital. Setelah itu, ikan dibedah
dan diambil bagian gonadnya untuk dilakukan pengamatan jenis kelamin dan
tingkat kematangan gonad berdasarkan tanda-tanda umum yang dibandingkan
dengan klasifikasi tingkat kematangan gonad berdasarkan Cassie (Effendie 1979).
Gonad dimasukkan ke botol contoh dan diawetkan menggunakan formalin dengan
konsentrasi 4%.
Pengamatan ikan contoh di laboratorium
Pengamatan ikan contoh di laboratorium adalah penimbangan bobot gonad,
penghitungan jumlah telur, dan pengamatan diameter telur ikan. Penghitungan
jumlah telur dilakukan dengan metode gravimetri. Diameter telur diamati
menggunakan mikroskop. Telur yang diamati sebanyak 300 butir dari setiap ikan
betina TKG IV.
Analisis Data
Pola Pertumbuhan
Pola pertumbuhan dapat dilihat dengan menghubungkan pertumbuhan
panjang dan pertumbuhan bobot. Rumus yang dapat digunakan untuk mengetahui
hubungan parameter panjang dan bobot mengacu pada Effendie (1979).
W = aLb
Keterangan :
W
= berat
L
= panjang
(1)
4
Distribusi Frekuensi Panjang dan Berat
Rumus yang digunakan untuk menentukan banyaknya kelas mengacu pada
Stargess in Walpole (1995).
Σ kelas = 1+ 3,32 log N
(2)
Keterangan :
N = Jumlah keseluruhan data
Rumus yang digunakan untuk menentukan selang kelas Walpole (1995).
x max x min
kelas
SK
(3)
Rumus untuk menentukan frekuensi relatif ikan jantan dan betina (Walpole 1995).
Fr = (Fi/total frekuensi)x100
(4)
Keterangan:
Fr = frekuensi relatif
Fi = frekuansi kelas
Faktor Kondisi
Faktor kondisi adalah keadaan atau kemontokan ikan untuk mengetahui
kapasitas fisik ikan dalam bertahan hidup dan bereproduksi. Jika pertumbuhan
ikan yang ditemukan isometrik (b=3) atau setelah dilakukan uji t diketahui bahwa
hipotesis nol adalah 3, maka model yang dipakai menurut Effendie (1979) adalah
sebagai berikut.
K
W.105
L3
Keterangan:
K
W
L
a dan b
(6)
= Faktor kondisi yang diamati berdasarkan panjang total.
= Bobot
= Panjang
= konstanta
Reproduksi
Proporsi Rasio Kelamin
Analisis rasio kelamin dilakukan untuk melihat perbandingan dari jantan
dan betina pada suatu perairan. Dalam hal ini, yang dihitung adalah proporsi
jenis, standar deviasi, dan selang kepercayaan 95%.
Pj
A
x100
B
(7)
5
Keterangan:
Pj = Proporsi jenis (jantan/betina)
A = Jumlah jenis ikan tertentu (jantan/betina)
B = Jumlah total individu ikan yang ada (jantan+betina)
Standar deviasi dari rasio kelamin (Walpole 1995).
Sd = p q
(8)
n
Sebaran kelamin ikan pada selang kepercayaan 95% (Walpole 1995).
p – 1.64 x
pq
n
DI PERAIRAN DELTA CIMANUK INDRAMAYU
PROVINSI JAWA BARAT
ANIS HAERUNNISA
DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Biologi Reproduksi
Ikan Keting (Arius oetik) di Perairan Delta Cimanuk Indramayu Provinsi Jawa
Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Agustus 2014
Anis Haerunnissa
NIM C24100027
ABSTRAK
ANIS HAERUNNISA. Biologi Reproduksi Ikan Keting (Arius oetik) di Perairan
Delta Cimanuk Indramayu Provinsi Jawa Barat. Dibimbing oleh YUNIZAR
ERNAWATI dan ALI MASHAR.
Delta Cimanuk memiliki peranan yang penting bagi beberapa biota akuatik.
Salah satu biota akuatik yang hidup di Delta Cimanuk adalah ikan keting (Arius
oetik). Ikan keting merupakan salah satu ikan ekonomis penting karena banyak
dimanfaatkan oleh warga sebagai bahan pangan. Kajian mengenai aspek biologi
reproduksi ikan keting sebagai landasan dalam pengelolaan masih sangat minim.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi beberapa aspek biologi
reproduksi ikan keting di Delta Cimanuk yang mencakup rasio kelamin, tingkat
kematangan gonad, indeks kematangan gonad, fekunditas, diameter telur, serta
mengetahui waktu pemijahan dan ukuran ikan pertama kali matang gonad sebagai
informasi untuk pengelolaan yang sesuai. Penelitian dilakukan selama enam
bulan, pada bulan Juli-Desember 2013. Total ikan contoh yang diamati sebanyak
240 ekor ikan, terdiri dari 160 ekor ikan betina dan 80 ekor ikan jantan. Rasio
kelamin ikan jantan dan ikan betina tidak seimbang. Pola pertumbuhan ikan
keting isometrik dengan nilai b sebesar 2,792. Potensi produksi ikan keting
adalah 1.469-34.832 butir telur pada satu siklus pemijahan dan tipe pemijahan
total spawner.
Kata kunci: Arius oetik, Delta Cimanuk, reproduksi.
ABSTRACT
Anis Haerunnisa. Reproduction Biology of Keting (Arius oetik) at Cimanuk Bay
Indramayu West Java Province. Supervised by YUNIZAR ERNAWATI and ALI
MASHAR.
Cimanuk bay has an important role to aquatic biota. One of the aquatic biota
in Cimanuk Bay is keting (Arius oetik). Keting has important economically
function for human as food. Study on aspects of the reproductive biology of
keting in Cimanuk Bay as the foundation in the resource management is still
unknown. The present study of this research are to get information on some
aspects of the reproductive biology of keting Cimanuk bay include sex ratio,
maturity level of gonads, maturity index of gonads, fecundity, eggs diameter, time
of fish spawning, and also the first mature size of gonads as approprite for
management. Research was carried out for six months, July-December 2013. The
total number of observed fish were 240 fish, they were 160 male and 80 female.
The sex ratio of male and female is not balance. The type of growth is isometric
with b value is 2,792. The result of potential fish production was 1.469-34.832
eggs in one spawning and spawning type is total spawner.
Keywords: Arius oetik, Cimanuk Bay, reproduction.
BIOLOGI REPRODUKSI IKAN KETING (Arius oetik)
DI PERAIRAN DELTA CIMANUK INDRAMAYU
PROVINSI JAWA BARAT
ANIS HAERUNNISA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan
DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PRAKATA
Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi berjudul “Biologi Reproduksi
Ikan Keting (Arius oetik) di Perairan Delta Cimanuk Indramayu Provinsi Jawa
Barat” dapat diselesaikan. Skripsi disusun dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk menyelesaikan studi di Departemen Manajemen Sumber Daya
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, terutama kepada:
1. IPB yang telah memberikan kesempatan untuk studi.
2. Beasiswa Bidik Misi yang telah memberikan bantuan finansial selama masa
kuliah.
3. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan atas biaya penelitian melalui Biaya Operasional Perguruan
Tinggi Negeri (BOPTN).
4. Bapak Zairion, SPi MSc selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan selama perkuliahan.
5. Dr Ir Yunizar Ernawati, MS selaku pembimbing I dan Ali Mashar, SPi MSi
selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan,
dan saran selama pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi.
6. Prof Dr Ir Ridwan Affandi DEA selaku dosen penguji tamu serta Dr Ir
Rahmat Kurnia, MSi selaku komisi pendidikan yang telah banyak
memberikan saran dalam penyusunan skripsi ini.
7. Keluarga tercinta : Ibu, bapak, teh Nenah, teh Ende, a Cece, Adi, Wina.
8. Tim Indramayu I, Ranitya Nurlita dan Wahyu Susi K, Bang Prawira, bang
Aries, Ashaf, Reza, Yogi, Mada yang telah membantu pelaksanaan penelitian.
9. Keluarga besar MSP IPB.
10. Teman-teman MSP 47 IPB yang telah banyak membantu.
Demikian skripsi ini disusun, semoga bermanfaat.
Bogor, Agustus 2014
Anis Haerunnisa
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
METODE
Waktu dan Lokasi
Pengumpulan Data
Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pembahasa
KESIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
vi
vi
vi
1
1
1
2
2
2
3
3
7
7
13
17
17
17
17
20
28
DAFTAR TABEL
1 Penentuan TKG secara visual dengan menggunakan klasifikasi Cessie
2 Nisbah kelamin ikan keting (Arius oetik)
3 Nisbah kelamin ikan keting (Arius oetik) TKG IV
6
9
9
DAFTAR GAMBAR
1 Peta lokasi penelitian biologi reproduksi ikan keting (Arius oetik) di
perairan Delta Cimanuk
2 Sebaran selang kelas ukuran panjang ikan keting (Arius oetik)
3 Hubungan panjang dan berat ikan keting
4 Faktor kondisi ikan keting betina dan jantan
5 Tingkat kematangan gonad ikan keting (a) betina dan (b) jantan
berdasarkan waktu pengambilan data
6 Indekks kematangan gonad ikan keting betina dan jantan.
7 Fekunditas ikan keting (Arius oetik)
8 Sebaran diameter telur ikan keting berdasarkan selang kelas diameter
telur.
3
7
8
9
10
11
12
12
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Dokumentasi pengambilan sampel
Data parameter perairan
Pengujian tipe pertumbuhan
Nisbah kelamin
Selang kelas panjang ikan jantan dan betina
Faktor kondisi ikan keting
TKG ikan keting
Sebaran diameter telur ikan keting
Fekunditas ikan keting
24
25
26
27
27
27
28
28
29
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Delta merupakan perairan cekungan dan terdapat beberapa sungai yang
bermuara, sehingga terjadi pencampuran air tawar dan air laut. Salah satu delta
yang memiliki potensi perikanan adalah Delta Cimanuk di Kabupaten Indramayu,
Jawa Barat. Delta Cimanuk merupakan salah satu perairan yang memiliki peran
penting di Indramayu. Daerah Delta Cimanuk merupakan daerah estuari yang
selalu mengalami kondisi air yang berfluktuasi, terutama salinitas. Kondisi
perairan yang selalu berfluktuasi ini, akan mempengaruhi sistem biologi suatu
individu, yaitu berupa pertumbuhan, kebiasaan makan, reproduksi, mortalitas, dan
rekrutmen. Daerah estuari merupakan daerah yang produktif untuk mendukung
berbagai aspek kehidupan ikan (Kimirei et al. 2011). Delta Cimanuk adalah
habitat hidup dari berbagai organisme akuatik, salah satunya adalah ikan keting
(Arius oetik).
Ikan keting (Arius sp.) adalah ikan demersal (Burhanuddin 1987),
termasuk pada kelompok catfish (Marceniuk et al. 2014). Ikan keting merupakan
organisme yang memiliki daya tahan yang baik terhadap perubahan salinitas dan
merupakan salah satu ikan ekonomis yang dapat hidup di perairan estuari (Sjafei
et al. 2004). Pemanfaatan yang tinggi terhadap ikan keting oleh warga seharusnya
didasari oleh pengelolaan yang sesuai dan didasari oleh informasi mengenai aspek
biologi, terutama aspek reproduksi.
Reproduksi ikan merupakan salah satu aspek penting dari biologi ikan.
Aspek reproduksi ikan meliputi nisbah kelamin, faktor kondisi, tingkat
kematangan gonad, indeks kematangan gonad, fekunditas, diameter telur, dan
ukuran ikan pertama kali matang gonad (Hoar 1988 in Suryaningsih 2012).
Reproduksi adalah salah satu kunci keberlanjutan dari suatu populasi spesies
untuk tetap ada sehingga tidak terjadi kepunahan dan diperlukan informasi
mengenai aspek reproduksi ikan dalam upaya pengelolaannya.
Upaya pengelolaan harus didasari dengan informasi yang benar. Namun,
hingga saat ini informasi mengenai aspek biologi ikan keting masih sangat minim.
Oleh karena itu, diperlukan suatu kajian mengenai aspek reproduksi ikan keting,
sehingga informasi yang didapatkan dapat digunakan sebagai landasan dalam
pengelolaan.
Perumusan Masalah
Ikan keting (Arius oetik) di Delta Cimanuk merupakan salah satu sumber
daya ikan dominan yang memiliki nilai ekonomis cukup penting, karena banyak
dimanfaatkan oleh warga sekitar sebagai bahan pangan baik berupa ikan segar
maupun hasil olahan.
Tingginya pemanfaatan ikan keting oleh warga
mengakibatkan penangkapan yang tidak terkendali dan mengakibatkan
kepunahan. Pemanfaatan ikan keting di alam seharusnya dikelola dengang baik
dan didasari oleh informasi mengenai aspek biologi reproduksi. Informasi
mengenai aspek reproduksi hingga saat ini masih sangat minim, sehingga
2
dibutuhkan suatu kajian mengenai aspek reproduksi ikan keting. Informasi aspek
reproduksi selanjutnya digunakan sebagai dasar pengelolaan sumber daya ikan
keting.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi beberapa aspek
biologi reproduksi ikan keting di Delta Cimanuk yang mencakup rasio kelamin,
tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, fekunditas, diameter telur,
serta mengetahui waktu pemijahan dan ukuran ikan pertama kali matang gonad.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dasar untuk
pengelolaan dan pemanfaatan secara berkelanjutan sumber daya ikan keting di
Delta Cimanuk.
METODE PENELITIAN
Waktu dan Lokasi
Pengambilan contoh ikan keting dilakukan selama enam bulan pada bulan
Juli 2013 hingga Desember 2013 di perairan Delta Cimanuk Indramayu, Provinsi
Jawa Barat.
108015’0”E
108020’0”E
108025’0”E
108030’0”E
Pabean
Song
Gambar 1 Peta lokasi penelitian biologi reproduksi ikan keting (Arius oetik)
di perairan Delta Cimanuk
3
Lokasi penelitian terbagi menjadi empat stasiun, yaitu dua stasiun di daerah
Pabean dan dua stasiun di Song (Gambar 1). Analisis laboratorium dilakukan di
Laboratorium Biologi Makro, Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Pengumpulan Data
Pengambilan contoh ikan
Pengambilan contoh ikan dilakukan dengan metode pengambilan contoh
acak sederhana. Contoh ikan diambil dari empat titik sampling yaitu dua titik di
Pabean dan dua titik di Song (Gambar 1). Penangkapan ikan menggunakan jaring
insang dan sero. Jaring insang dipasang selama 40 menit. Kemudian dilakukan
pengamatan parameter kualitas air berupa suhu, salinitas, kedalaman, substrat
dasar, warna perairan, kecerahan, dan pH pada setiap stasiun pengamatan.
Pengamatan ikan contoh di lapang
Contoh ikan hasil tangkapan dipisahkan berdasarkan spesies, kemudian
dilakukan identifikasi yang mengacu pada buku identifikasi ikan Allen (1991) dan
Kottelat et al. (1993). Selanjutnya dilakukan pengukuran panjang menggunakan
papan ukur dan bobot menggunakan timbangan digital. Setelah itu, ikan dibedah
dan diambil bagian gonadnya untuk dilakukan pengamatan jenis kelamin dan
tingkat kematangan gonad berdasarkan tanda-tanda umum yang dibandingkan
dengan klasifikasi tingkat kematangan gonad berdasarkan Cassie (Effendie 1979).
Gonad dimasukkan ke botol contoh dan diawetkan menggunakan formalin dengan
konsentrasi 4%.
Pengamatan ikan contoh di laboratorium
Pengamatan ikan contoh di laboratorium adalah penimbangan bobot gonad,
penghitungan jumlah telur, dan pengamatan diameter telur ikan. Penghitungan
jumlah telur dilakukan dengan metode gravimetri. Diameter telur diamati
menggunakan mikroskop. Telur yang diamati sebanyak 300 butir dari setiap ikan
betina TKG IV.
Analisis Data
Pola Pertumbuhan
Pola pertumbuhan dapat dilihat dengan menghubungkan pertumbuhan
panjang dan pertumbuhan bobot. Rumus yang dapat digunakan untuk mengetahui
hubungan parameter panjang dan bobot mengacu pada Effendie (1979).
W = aLb
Keterangan :
W
= berat
L
= panjang
(1)
4
Distribusi Frekuensi Panjang dan Berat
Rumus yang digunakan untuk menentukan banyaknya kelas mengacu pada
Stargess in Walpole (1995).
Σ kelas = 1+ 3,32 log N
(2)
Keterangan :
N = Jumlah keseluruhan data
Rumus yang digunakan untuk menentukan selang kelas Walpole (1995).
x max x min
kelas
SK
(3)
Rumus untuk menentukan frekuensi relatif ikan jantan dan betina (Walpole 1995).
Fr = (Fi/total frekuensi)x100
(4)
Keterangan:
Fr = frekuensi relatif
Fi = frekuansi kelas
Faktor Kondisi
Faktor kondisi adalah keadaan atau kemontokan ikan untuk mengetahui
kapasitas fisik ikan dalam bertahan hidup dan bereproduksi. Jika pertumbuhan
ikan yang ditemukan isometrik (b=3) atau setelah dilakukan uji t diketahui bahwa
hipotesis nol adalah 3, maka model yang dipakai menurut Effendie (1979) adalah
sebagai berikut.
K
W.105
L3
Keterangan:
K
W
L
a dan b
(6)
= Faktor kondisi yang diamati berdasarkan panjang total.
= Bobot
= Panjang
= konstanta
Reproduksi
Proporsi Rasio Kelamin
Analisis rasio kelamin dilakukan untuk melihat perbandingan dari jantan
dan betina pada suatu perairan. Dalam hal ini, yang dihitung adalah proporsi
jenis, standar deviasi, dan selang kepercayaan 95%.
Pj
A
x100
B
(7)
5
Keterangan:
Pj = Proporsi jenis (jantan/betina)
A = Jumlah jenis ikan tertentu (jantan/betina)
B = Jumlah total individu ikan yang ada (jantan+betina)
Standar deviasi dari rasio kelamin (Walpole 1995).
Sd = p q
(8)
n
Sebaran kelamin ikan pada selang kepercayaan 95% (Walpole 1995).
p – 1.64 x
pq
n