4.3. Kandungan dan Serapan N pada Setiap Kombinasi Tanaman
Hasil analisis N-total pada tanaman Tabel 5 menunjukkan tanaman yang memiliki kandungan N tertinggi pada pemanenan pertama dan kedua adalah koro
benguk. Pada panen pertama serapan N tertinggi dihasilkan pada koro benguk di perlakuan kelima 26.61 kgha dan pada panen kedua serapan tertinggi dihasilkan
koro benguk di perlakuan pertama 13.05 kgha. Hal ini sejalan dengan Buckles et al. 1998 yang menyatakan bahwa jenis legum pada umumnya memiliki potensi
untuk memperbaiki siklus N melalui hubungan simbiosis dengan mikroorganisme tanah. Nitrogen diubah oleh bakteri bintil akar tanaman menjadi bentuk yang lebih
tersedia yang tersimpan dalam daun, rambatan dan benih, menjadikan tanaman ini sumber N yang efisien. Kadar N pada keseluruhan tanaman tergolong rendah,
dimana rata-rata nilainya di bawah 2 . Pada panen pertama rumput gajah, kadar N tertinggi dihasilkan pada rumput gajah di perlakuan kedua 0.80 dan pada
panen kedua dihasilkan rumput gajah di perlakuan ketiga sebesar 1.17 . Peningkatan kadar ini dapat disebabkan perkembangan akar tanaman yang lebih
baik sampai pada panen kedua, sehingga serapan nitrogen pada tanamanpun dapat meningkat. Untuk serapan N tertinggi pada pemanenan pertama tanaman rumput
gajah dihasilkan di perlakuan keempat sebesar 52.89 kgha dan pada panen kedua dihasilkan oleh tanaman rumput gajah di perlakuan ketiga sebesar 14.24 kgha.
Tabel 5. Kadar dan serapan N rata-rata pada setiap perlakuan tanaman Perlakuan
Jenis Tanaman Panen Pertama
Panen Kedua N
Serapan N kgha
N Serapan N
kgha 1
Koro Benguk 1.87
22.22 2.23
13.05 2
Rumput Gajah 0.80
36.88 1.03
11.66 3
Rumput Gajah dan Flemingia
0.72 49.88
1.17 14.24
4 Rumput Gajah dan
Kaliandra 0.73
52.89 0.84
9.21 5
Koro Benguk dan Flemingia
1.65 26.61
1.82 9.40
6 Koro Benguk dan
Kaliandra 1.76
24.49 1.17
5.42 Keterangan : analisis hanya pada tanaman utama
Tanaman koro benguk yang tergolong jenis legum seharusnya mampu menghasilkan kadar N yang lebih tinggi lagi. Nilai N yang rendah ini dapat
disebabkan karena kekurangan hara pada saat pertumbuhan tanaman, sehingga perkembangan bintil akar terhambat dan sulit untuk tumbuh, atau dapat tumbuh
namun tidak aktif menangkap N di udara seperti tanaman legum pada umumnya.
4.4. Kandungan dan Serapan P pada Setiap Kombinasi Tanaman