Pengukuran Laju Infiltrasi Metodologi

20. Hal ini menunjukkan bahwa hujan yang sampai ke permukaan tanah tidak terinfiltrasi sampai ke lapisan tanah sebanyak air yang hilang melalui limpasan permukaan. Ferreira dan Carr 2002 menemukan bahwa evapotranspirasi total ETa dari tanaman kentang pada daerah beriklim panas kering di Timur Laut Portugal berkisar 150 – 550 mm, tergantung pada perlakuan irigasi dan masa pertumbuhan. Kisaran ini setara dengan yang ditemukan Onder et al. 2005 yaitu berkisar 166 – 473 mm, akan tetapi jauh lebih kecil dari pada total kehilangan air dalam percobaan ini ETa + Ro = 1.378 mm yang mengindikasikan jumlah limpasan permukaan yang besar. Dalam hubungan ini, jumlah kehilangan air berupa ETa + Ro 1.378 mm yang lebih besar dibandingkan curah hujan 1.314 mm menyebabkan penurunan kadar air tanah pada semua kombinasi perlakuan Gambar 10, khususnya hingga kedalaman 60 cm dari permukaan tanah. Penurunan kadar air tanah terjadi pada semua kombinasi perlakuan setelah 70 HST Gambar 10, ketika jumlah kehilangan air kumulatif melebihi curah hujan Gambar 9. Kadar air tanah pada J1 215 – 431 mm m -1 yang lebih tinggi dari J2 116 – 345 mm m -1 Kadar air tanah perlakuan J1 yang lebih tinggi dari J2 tidak disebabkan oleh perbedaan jarak tanam antara J1 20 cm x 20 cm dan J2 20 cm x 40 cm, karena J1 dan J2 menghasilkan kehilangan air ETa + Ro yang hampir sama. Perbedaan kisaran kadar air tanah disebabkan oleh perbedaan kadar air tanah antar menyediakan jumlah air lebih banyak untuk pertumbuhan tanaman pada J1 yang menjelaskan biomassa tanaman yang lebih besar dan hasil panen yang sedikit lebih tinggi pada J1 dari pada J2 Gambar 11. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian Ierna dan Mauromicale 2006 yang mendapatkan bahwa penurunan ketersediaan air yang mengakibatkan hasil umbi lebih rendah di lingkungan Mediterania tidak ditentukan oleh tanggal tanam. Sementara itu, Ahmadi et al. 2010 berpendapat bahwa perbedaan biomassa tanaman dan hasil umbi barangkali disebabkan oleh sensitivitas kentang terhadap cekaman kekeringan disebabkan oleh sistem perakaran kentang yang jarang dan dangkal. Pernyataan ini bertentangan dengan Stalham dan Allen 2001 yang menyatakan bahwa akar kentang dapat mencapai kedalaman 80 cm sehingga memungkinkan untuk bertahan pada kondisi kekurangan air.