Berat Kering Tanaman Neraca Air

1991; Handoko 1996. Analisis sistem adalah studi tentang sistem dan atau organisasi dengan menggunakan azas ilmiah yang menghasilkan suatu konsepsi atau model Tubiello and Ewert 2002. Handoko 1994 juga mengemukakan bahwa model dapat dipergunakan untuk 1 pemahaman proses 2 prediksi, dan 3 keperluan manajemen. Model simulasi tanaman merupakan penyederhanaan proses dari sejumlah hubungan antara berbagai variabel yang mencakup lingkungan tanaman dan perilaku tanaman dengan menggunakan persamaan matematik atau statistika Stansel dan Fries 1980 dalam Handoko 1994. Aplikasi model simulasi tanaman dapat digunakan dalam kaitannya dengan issue pemanasan global akibat efek rumah kaca yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim.

2.13. Fenomena Perubahan Iklim

Pemanasan Global Perubahan iklim disebabkan oleh pemanasan global. Pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata atmosfer di dekat permukaan bumi dan laut selama beberapa dekade terakhir dan proyeksi untuk beberapa waktu yang akan datang. Pengamatan selama 150 tahun terakhir menunjukkan bahwa suhu permukaan bumi mengalami peningkatan sebesar 0,05 o Cdekade. Selama 25 tahun terakhir peningkatan suhu semakin tajam, yaitu sebesar 0,18 o Pemanasan global terjadi akibat dari peningkatan efek rumah kaca yang disebabkan oleh peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Semakin tinggi konsentrasi gas rumah kaca maka semakin banyak radiasi gelombang panjang dari bumi yang terperangkap di atmosfer dan dipancarkan kembali ke bumi. Hal tersebut menyebabkan peningkatan suhu udara di permukaan bumi. Adanya pemanasan global akan menghasilkan pengaruh nyata terhadap perubahan iklim yang ditandai dengan perubahan karakteristik musim musim hujan dan musim kemarau. Cdekade. Gejala pemanasan juga terlihat dari peningkatan suhu lautan dan tinggi muka laut, pencairan es serta pengurangan salju di belahan bumi utara Handoko et al. 2008. Perubahan Iklim Radiasi matahari memiliki kemampuan untuk menembus atmosfer bumi. Radiasi matahari yang masuk tersebut sebagian akan direfleksikan keluar atmosfer, sebagian lagi akan diabsorpsi oleh benda-benda yang berada di permukaan bumi. Radiasi yang diabsorpsi oleh benda-benda tersebut akan diradiasikan kembali dalam bentuk radiasi gelombang panjang. Sebagian besar gelombang panjang ini tidak dapat melewati atmosfer bumi melainkan akan diabsorpsi oleh atmosfer. Proses tersebut menyebabkan akumulasi energi bahang yang akan meningkatkan suhu permukaan bumi. Peningkatan suhu tersebut akan memicu terjadinya perubahan unsur iklim lainnya yang kemudian menyebabkan perubahan iklim Dasanto dan Impron 2008. Perubahan iklim merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan berubahnya pola iklim dunia yang mengakibatkan timbulnya fenomena cuaca yang tidak menentu. Perubahan iklim diindikasikan oleh adanya perubahan variabel iklim, khususnya suhu udara dan curah hujan yang terjadi secara berangsur-angsur dalam jangka waktu yang panjang antara 50 sampai 100 tahun Kementerian Lingkungan Hidup 2004. Perubahan iklim dapat juga diartikan sebagai suatu keadaan berubahnya pola iklim dunia diakibatkan oleh berbagai aktivitas manusia di bumi. Perubahan iklim dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia anthropogenic ini akan mengubah komposisi atmosfer serta memperbesar keragaman iklim yang teramati pada periode cukup panjang Trenberth et al. 1995. Aktivitas manusia diyakini sebagai penyebab utama peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Kegiatan manusia, terutama berupa pembakaran bahan bakar fosil dan aktivitas pertanian, menghasilkan emisi berupa gas rumah kaca yaitu CO 2 , CH 4 , N 2 O dan halokarbon kelompok gas yang mengandung florine, klorin dan bromin. Gas-gas tersebut terakumulasi di atmosfer sehingga menyebabkan peningkatan konsentrasi seiring dengan perjalanan waktu. Perubahan Iklim di Indonesia Menurut hasil penelitian menyatakan bahwa iklim di Indonesia telah berubah. Selama abad 20, suhu rata-rata tahunan meningkat sekitar 0,3 o Perubahan iklim di masa mendatang dapat diproyeksikan dengan menggunakan model iklim berdasarkan skenario perubahan emisi tertentu. Hasil proyeksi perubahan iklim di Indonesia berdasarkan model mengindikasikan adanya peningkatan suhu udara, penurunan curah hujan di sebagian wilayah sedangkan di wilayah lain mengalami peningkatan Alfyanti 2011; Kusaeri 2010; Sarah dan Tohari 2009; Susandi et al. 2008; Susandi 2006. C sejak tahun 1900 dengan suhu tahun 1990-an merupakan dekade terhangat dalam abad ini. Sementara itu terjadi perubahan cuaca dan musim yang ditandai oleh peningkatan curah hujan di satu wilayah sedangkan wilayah lain terjadi penurunan curah hujan sebesar 2 – 3 dengan pengurangan tertinggi terjadi selama periode bulan Desember – Februari yang merupakan musim terbasah dalam setahun Hulme dan Sheard 1999. Beberapa kajian untuk wilayah Indonesia juga dilakukan berdasarkan data observasi dengan adanya peningkatan suhu udara dan perubahan curah hujan yang cenderung menurun Boer et al. 2007 dalam Ministry of Environment 2007; Kaimuddin 2000. Skenario Perubahan Iklim Dalam menghadapi kondisi perubahan iklim, IPCC menerbitkan satu set skenario untuk digunakan dalam laporan yang ketiga Third Assessment ReportTAR yang disebut sebagai Special Report on Emission Scenarios SRES. Skenario SRES dibangun untuk melihat perkembangan masa depan secara konsisten di lingkungan global terhadap produksi emisi GRK dan polutan lain di masa yang akan datang IPCC 2000. Secara sederhana, ada empat storyline emisi GRK utama yang disusun oleh IPCC. Empat storyline tersebut menggabungkan dua set kecenderungan yang berbeda yaitu antara nilai-nilai ekonomi dan nilai-nilai lingkungan yang dilihat secara global maupun regional. Kondisi tersebut dijelaskan dalam Tabel 2 IPCC 2000.