BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Denzin and Lincoln 1994 penelitian kualitatif merupakan suatu metode
berganda dalam fokus yang melibatkan suatu pendekatan interpretative dan wajar terhadap setiap pokok permasalahanya. Hal ini berarti penelitian kualitatif bekerja dengan setting yang
alami, berupaya untuk memahami, memberi tafsiran pada fenomena yang dilihat dari arti yang diberikan orang-orang kepadanya. Penelitian kualitatif melibatkan penggunaan dan
pengumpulan data berbagai bahan empiris, yang menggambarkan momen rutin dan problematis serta maknanya dalam kehidupan individual dan kolektif Salim,2001: 6-7.
Sementara Moleong 2001:5-6 menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur statistik atau cara
kuantifikasi lainnya. Pengertian ini mempertentangkan penelitian kualitatif dengan penelitian yang bernuansa kuantitatif dengan menonjolkan usaha kuantifikasi apapun tidak perlu
digunakan dalam penelitian kualitatif. Kombinasi dalam teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif ini menjadi
strategi yang sangat baik untuk menambah kekuatan, keluasaan, dan kedalaman suatu penelitian. Jadi secara khusus penelitian kualitatif ini bertujuan untuk memahami fenomena
yang menitikberatkan pada gambaran secara lengkap tentang fenomena yang diteliti dari berbagai sudut pandang.
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan yakni bulan Oktober-Desember 2014. Lokasi penelitian dilakukan pada empat kecamatan di Kabupaten Bantul, yang dipilih secara
purposive sampling berdasarkan claster area. Pemilihan kecamatan didasarkan kepada banyaknya jumlah pelaku pernikahan dini. Berdasarkan data Pengadilan Agama diperoleh
empat kecamatan yang tergolong tinggi angka pernikahan dininya, yaitu Kecamatan Imogiri, Banguntapan, Kasihan, dan Sewon.
C.Subyek Penelitian
Subyek penelitian berjumlah 73 responden, terbagi dalam tiga unsur yakni pelaku pernikahan dini sebanyak 40 orang, orang tua pelaku nikah dini sebanyak 24 orang , dan
tokoh masyarakat atau tokoh agama sebanyak 9 orang di empat kecamatan yakni kecamatan Kasihan, Imogiri, Banguntapan, dan Sewon, semuanya berada di kabupaten Bantul.
Pemilihan subyek dilakukan secara
snop bowl.
Hal itu dikarenakan, pernikahan dini merupakan suatu aib dalam pandangan sebagian besar masyarakat, sehingga subyek tidak
mungkin dihadirkan dalam
focuss group discussion
. Oleh karena itu, subyek penelitian didatangi untuk diwawancarai secara mendalam dengan menggunakan metode
delphi.
D.Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah fenomenologi dengan pendekatan studi kasus. Landasan teoritis dari penelitian kualitatif bertumpu secara mendasar
pada fenomenologi Moleong: 2001 : 14. Penelitian lapangan dapat juga dianggap sebagai pendekatan luas dalam penelitian kualitatif atau sebagai metode untuk mengumpulkan data
kualitatif. Dalam hal ini peneliti akan berangkat ke lapangan untuk melakukan pengamatan tentang suatu fenomena dalam suatu keadaaan ilmiah.
Penelitian fenomenologi ini bertujuan untuk menggali kesadaran terdalam para subyek mengenai pengalaman serta maknanya. Tokoh yang dikenal dalam kajian fenomenologi
adalah Alfred Schutz yang telah berhasil membawa fenomenologi ke dalam ilmu social, Schutz
berusaha mengembangkan feneomenologi pada usaha menghubungkan antara pengetahuan ilmiah dengan pengalaman sehari-hari dan dari kegiatan di mana pengalaman
dan pengetahuan ini berakar Littlejohn: 2001. Penelitian ini akan mengambil kasus bagaimana pandangan remaja dan orangtua terhadap
pernikahan dini dalam membangun keluarga. Dalam penelitian ini, terdapat 4 kategori subyek penelitian yaitu :
1. Pelaku nikah dini
2. Orang tua yang mempunyai anak nikah dini
3. Tokoh masyarakat dan agama setempat
4. Kepala KUA setempat
Dengan menggunakan metode
delphi
dengan pendekatan fenomenologi, dapat digali data
tentang apa yang dialami oleh subyek sebagai pihak-pihak yang bertanggung jawab tentang pelaksanaan nikah dini. Selanjutnya juga dapat digali bagaimana masing-masing subyek
mengalami dan memaknai pengalamannya tentang nikah dini.
E.Definisi Operasional
Adapun definisi secara operasional dari variabel-variabel di atas sebagai berikut:
a. Pernikahan Dini
Pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan pada saat umur dari salah satu atau kedua mempelai masih di bawah umur yang ditentukan Undang-Undang No 1 Tahun
1974 tentang Perkawinan, maka yang demikian disebut dengan Nikah dini.
b. Keluarga
Duvall 1977 mengemukakan bahwa, keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, dan kelahiran, yang bertujuan menciptakan
dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap anggota. Menurut Bailon dan Maglaya 1978
mengemukakan bahwa keluarga adalah sebagai dua atau lebih individu yang berhubungan karena hubungan darah, ikatan perkawinan, atau adopsi, hidup dalam satu
rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dalam perannya, menciptakan, dan mempertahankan suatu budaya Supartini, 2004. Kondisi keluarga yang telah
direncanakan memiliki kebahagiaan dan kesejahteraan lahir dan batin. Usia remaja biasanya dianggap sebagai kelompok usia peralihan antara usia anak-anak dan usia
dewasa, kurang lebih antara usia 12 dan 20 tahun.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi non partisipan, wawancara terpimpin, angket semi terbuka, dan dokumentasi. Angket sebagai
alat pengumpul data utama dalam pelaksanaannya akan diberikan kepada remaja putra- putri 40 orang dan orang tua 24 orang yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
Demikian pula, wawancara mendalam juga dilakukan kepada pelaku nikah dini, orang
tua pelaku nikah dini, dan kepada tokoh agama, tokoh masyarakat, dan kepada Kepala KUA setempat. Observasi atau pengamatan langsung, digunakan untuk mengamati
kebahagiaan dan kesejahteraan keluarga pelaku pernikahan dini.
G. Fokus Penelitian