ukuran keuangan dan non-keuangan dalam tiap perspektif BSC diturunkan dari Chang dan Chow 1999 dan Vermaak dan Cronje
2001. Para responden ditanya mengenai tingkat penggunaan tiap
ukuran kinerja untuk masing-masing perspektif BSC yang digunakan dalam evaluasi kinerja manajerial di perguruan tinggi mereka. Tiap item
pertanyaan memiliki skala respon lima poin, mulai nilai 1 tidak sama sekali hingga nilai 5 sangat tinggi.
D. Sumber Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sumber data primer. Data primer adalah data yang diperoleh dengan survey lapangan yang
menggunakan semua metode pengumpulan data original Kuncoro, 2003. Penelitian ini menggunakan data primer dari kuesioner yang dikumpulkan
dan diolah.
E. Metode Pengumpulan Data
Data primer penelitian ini diperoleh melalui survei dengan memberikan kuesioner yang bersifat tertutup. Sehingga responden hanya
tinggal memilih salah satu jawaban yang sudah tersedia atas beberapa item pertanyaan yang diberikan.
Teknik penyebaran
kuesioner kepada
responden dengan
mengunjungi perguruan tinggi yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Selanjutnya, peneliti meminta izin kepada pimpinan masing-masing
commit to users
perguruan tinggi melalui bagian tata usaha atau administrasi perguruan tinggi tersebut. Jika diizinkan, maka peneliti kemudian menyebarkan kuesioner.
Kuesioner disebarkan melalui dua cara. Cara pertama, kuesioner diberikan secara langsung kepada jajaran dekanat, ketua jurusan atau ketua program
studi, kepala biro, kepala bagian, dan kepala subbagian yang menjadi sampel penelitian. Sedangkan cara yang kedua yaitu dengan menitipkan kuesioner
kepada bagian yang diberi kewenangan oleh perguruan tinggi tersebut, mengingat tidak semua perguruan tinggi mengizinkan peneliti untuk
berhadapan langsung dengan jajaran middle-management. Namun demikian, peneliti akan memberikan penjelasan ringkas terlebih dahulu mengenai tata
cara pengisian kuesioner, bahkan item-item pertanyaan dalam kuesioner jika diminta, kepada pihak yang menerima kuesioner tersebut dengan harapan
mereka dapat benar-benar memahami kuesioner tersebut.
F. Metode Analisis Data
1. Analisis Deskriptif Analisis ini berisi tentang bahasan secara deskriptif mengenai
tanggapan yang diberikan responden pada kuesioner. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum Sugiyono, 2001. Dalam analisis ini akan dideskripsikan data responden serta deskripsi variabel penelitian.
commit to users
2. Pengujian Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner dengan
pertanyaan tertutup. Kuesioner tersebut dikembangkan dari penelitian Chang dan Chow 1999, Vermaak dan Cronje 2001, dan Aryani 2009. Data yang
diperoleh melalui kuesioner kemudian diolah menggunakan bantuan program SPSS for Windows versi 16. Pengujian yang dilakukan terhadap instrumen
penelitian, antara lain : a. Pilot Study
Pada penelitian ini, peneliti melakukan pilot study sebelum penyebaran kuesioner pada sampel besar. Pilot study dilakukan untuk
menguji apakah kuesioner bisa bekerja dengan tepat. Pilot study dilakukan untuk pengujian pada item-item pertanyaan yang digunakan untuk mengukur
apakah instrumen penelitian benar-benar mampu mengukur konstruk yang digunakan. Tujuan lain adalah untuk mengukur tingkat validitas awal dari
variabel yang akan diuji dengan sampel besar. Jumlah responden sebanyak 15 orang, diantaranya ketua jurusan, ketua program studi, kepala bagian, kepala
subbagian, dan kepala unit yang ada di Fakultas Ekonomi UNS. Pengujian pada item-item pertanyaan yang diujikan pada pilot
study diuji dengan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas menggunakan uji korelasi Pearson’s Product Moment, sedangkan uji reliabilitas menggunakan
Cronbach’s alpha, dengan bantuan software SPSS 16.0. b. Uji Validitas
Uji validitas bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen penelitian benar-benar mampu mengukur konstruk yang dimaksudkan dalam
commit to users
penelitian ini dengan tepat. Butir-butir pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini direplikasi dari kuesioner jurnal yang digunakan dalam
penelitian terdahulu. Perbedaan setting penelitian, waktu, dan objek penelitian dengan penelitian terdahulu menyebabkan pengujian ulang atas validitas
instrumen penelitian perlu dilakukan. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Pearson’s Product Moment. Instrumen dikatakan
valid jika r-hitung r-tabel Sekaran, 2006. c. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat konsistensi instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur konsep. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu Ghozali, 2006.
Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s alpha 0,60 Sekaran, 2006.
d. Uji Nonresponse Bias Uji ini dilakukan untuk membuktikan bahwa data yang diperoleh
pada awal pengumpulan data sama dengan data yang diperoleh pada akhir pengumpulan data. Dengan kata lain, data yang dikumpulkan konsisten dari
waktu ke waktu. Uji beda berpasangan paired t-test digunakan untuk menguji nonresponse bias dalam penelitian ini. Melalui uji ini, data yang
telah diperoleh, selanjutnya dibagi ke dalam dua kategori. Setengah awal dari jumlah kuesioner yang dapat dianalisis dikategorikan sebagai data awal,
sedangkan setengah akhir dari jumlah kuesioner yang dapat dianalisis dikategorikan sebagai data akhir. Kriteria yang digunakan yaitu jika nilai
commit to users
signifikansi hitung 0.05, maka dapat dikatakan bahwa data yang diperoleh pada awal pengumpulan data sama dengan data yang diperoleh pada akhir
pengumpulan data Sekaran, 2006. 3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk memastikan bahwa hasil penelitian adalah valid dengan data yang digunakan secara teori adalah tidak bias,
konsisten, dan penaksiran koefisien regresinya efisien. Pengujian asumsi klasik terdiri dari beberapa macam pengujian sebagai berikut :
a. Uji Normalitas Untuk dapat dilakukan uji statistik terhadap sebuah model regresi
variabel residual, maka normalitas nilai residual harus terpenuhi. Jika asumsi ini tidak terpenuhi, maka hasil pengujian tidak valid. Uji yang digunakan
untuk melihat normalitas nilai residual persamaan regresi dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Kriteria yang harus dipenuhi yaitu nilai
signifikansi p-value hitung 0,05 Sekaran, 2006. Jika kriteria tersebut dipenuhi, maka dapat dikatakan data berdistribusi normal.
b. Uji heteroskedastisitas Heteroskedastisitas muncul apabila terjadi kesalahan atau residual
dari model yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari suatu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah model regresi
yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Adanya heteroskedastisitas dalam model regresi akan menyebabkan penaksiran koefisien regresi menjadi bias.
Heteroskastisitas dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan uji Scatterplot. Ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
commit to users
melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang diprediksi dan sumbu
X adalah residual. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian
menyempit maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas dan titik menyebar di atas dan di bawah angka 0
pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas, atau dengan kata lain data penelitian bersifat homoskedastisitas.
c. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terdapat korelasi antarvariabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjasi korelasi antarvariabel independen. Jika
variabel independen salong berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi
antarsesama variabel independen sama dengan nol Ghozali, 2006. Multikolinieritas dapat dilihat dari : 1 nilai tolerance dan
lawannya; dan 2 variance influence factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh
variabel independen lainnya. Dengan kata lain, setiap variabel independen menjadi variabel dependen dan diregres terhadap variabel independen
lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Kriteria nilai yang
umum digunakan untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau nilai VIF ≥ 10 Ghozali, 2006.
commit to users
d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi,
maka dinamakan problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari suatu observasi ke observasi
lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time-series. Sedangkan pada data cross-sectional, masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena gangguan
pada observasi yang berbeda berasal dari individukelompok yang berbeda pula Ghozali, 2006.
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Alat uji Durbin-Watson Statistik-d dapat digunakan untuk
mendeteksi ada tidaknya autokorelasi. Uji autokorelasi dilakukan dengan membandingkan nilai Durbin-Waston tabel yaitu batas lebih tinggi upper
bond atau d
u
dan batas lebih rendah lower bond atau d
i
. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut Ghozali, 2006 :
1 0 d d
1
: terjadi autokorelasi positif; 2 d
1
d d
u
: tidak ada kepastian apakah terjadi autokorelasi atau tidak 3 4 – d
1
d 4 : terjadi autokorelasi negatif; 4 4 – d
u
d 4 – d
1
: tidak ada kepastian apakah terjadi autokorelasi atau tidak ragu-ragu; dan
5 d
u
d 4 – d
u
: tidak terjadi autokorelasi baik positif maupun negatif.
commit to users
Dengan demikian, kriteria yang bebas dari autokorelasi adalah apabila nilai Durbin-Watson berada diantara nilai d
u
dan 4- d
u.
e. Uji Linieritas Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah spesifikasi model
persamaan yang digunakan sudah benar atau tidak, sehingga kita mengetahui apakah fungsi yang kita gunakan sebaiknya berbentuk linier, kuadrat, atau
kubik. Ada beberapa pengujian yang dapat dilakukan, diantaranya uji Durbin watson, Ramsey test, dan Lagrange Multiplier Ghozali, 2006. Dalam
penelitian ini, untuk menguji linieritas digunakan uji Lagrange Multiplier. 4. Pengujian Hipotesis
Untuk memperoleh bukti empiris, hipotesis yang telah dikembangkan akan diuji melalui data yang telah dikumpulkan. Keempat hipotesis yang
dikembangkan dalam penelitian ini diuji menggunakan dua uji yang berbeda, yaitu uji regresi linier dan uji chi-square. Selain itu, juga dilakukan uji
variabel mediating melalui path analysis analisis jalur. a. Hipotesis 1
Pengujian terhadap hipotesis 1 dilakukan dengan menggunakan uji regresi linier untuk mengetahui perngaruh partisipasi terhadap kinerja
manajerial. Model regresi untuk H1 dapat dijabarkan sebagai berikut : =
+ +
b. Hipotesis 2 Pengujian terhadap hipotesis 2 dilakukan dengan menggunakan uji
regresi linier untuk mengetahui perngaruh partisipasi terhadap fairness perception. Model regresi untuk H2 dapat dijabarkan sebagai berikut :
commit to users
= +
+ c. Hipotesis 3
Pengujian terhadap hipotesis 3 dilakukan dengan menggunakan uji regresi linier untuk mengetahui pengaruh fairness perception terhadap kinerja
manajerial. Model regresi untuk H2 dapat dijabarkan sebagai berikut : =
+ +
d. Uji Variabel Mediating Pengujian terhadap variabel mediating dilakukan untuk mengetahui
apakah variabel fairness perception benar-benar dapat dikatakan sebagai variabel mediating atau bukan. Ada dua tahap dalam pengujian variabel ini.
Tahap pertama yaitu menguji pengaruh partisipasi ke kinerja manajerial seperti uji H1. Dari pengujian ini akan diperoleh hasil yang menunjukkan
besarnya pengaruh langsung partisipasi ke kinerja manajerial. Sedangkan tahap kedua adalah menguji pengaruh partisipasi dan fairness perception
secara bersama-sama terhadap kinerja manajerial. Dari pengujian ini akan diperoleh hasil yang menunjukkan besarnya pengaruh partisipasi terhadap
kinerja manajerial setelah dimediasi oleh fairness perception. Atau dengan kata lain, besarnya pengaruh tidak langsung partisipasi terhadap kinerja
manajerial melalui fairness perception sebagai variabel mediating. e. Hipotesis 4
Pengujian terhadap hipotesis 4 dilakukan dengan menggunakan uji chi-square untuk mengetahui ukuran kinerja mana yang lebih fair, apakah
ukuran kinerja keuangan ataukah ukuran kinerja nonkeuangan.
commit to users
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN