Kurkumin Tinjauan Pustaka 1. Sepsis

commit to user ganguan fungsi pertahanan mukosa saluran pencernaan Alscher et al., 2001. Beberapa marker pada sepsis yaitu C-reactive protein CRP telah digunakan sebagai marker infeksi, Procalcitonin PCT dan LBP merupakan marker yang sensitif dan spesifik pada sepsis Shahin et al., 2006. Pengobatan sepsis gram negatif didasarkan pada pemberian obat antimikroba yang adekuat Oscar et al., 2006. Pengobatan supportif standar untuk sepsis terdiri dari support ventilasi, resusitasi volume darah yang adekuat dan aplikasi obat vasoaktif, dengan tujuan memelihara pengiriman oksigen yang adekuat ke seluruh organ dan usus Jurgen et al., 2006. Penatalaksanaan sepsis di dasarkan tidak hanya mengeliminasi kuman patogen tetapi juga mendukung flora normal yang terdapat pada host, pemberian imunonutrisi juga cukup bermanfaat Calder, 2003.

2. Kurkumin

Kurkumin adalah kandungan utama dari kunyit, digunakan dalam makanan dan pengobatan tradisional Gradisar et al., 2007. Tumbuhan ini sudah digunakan sejak jaman dahulu untuk pengobatan tradisional untuk bermacam-macam penyakit seperti gangguan bilier, anoreksia, batuk, luka akibat diabetes, kelainan hati, rematik dan sinusitis Chattopadhyay et al., 2004. commit to user Gambar 2.1. Struktur kimia kurkumin Stankovic, 2004. Kurkumin mempunyai 3 macam struktur kimia, yaitu; a. Bila yang menempati R 1 dan R 2 adalah gugus OCH 3 , disebut diferuloylmethane 1,7-Bis-4-hydroxy-3-methoxyphenyl-hepta-1,6- diene-3,5-dione. b. Bila yang menempatiR1 adalah gugus OCH 3 , dan R 2 adalah atom H, disebut p-hydroxycinnamoylferuloylmethane 1-4-Hydroxyphenyl-7- 4-hydroxy-3-methoxyphenyl-hepta-1,6-diene-3,5-dione. c. Bila yang menempati R 1 dan R 2 adalah atom H,disebut p,p- dihidroxydicinnamoylmethane 1,7-Bis-4-hydroxyphenyl-hepta-1,6- diene-3,5-dione Stankovic, 2004. Gugus α,β tak jenuh diketon kurkumin merupakan gugus yang bertanggung jawab terhadap penekanan aktivitas NF κB Supardjan et al., 2005. Grup α, β-diketo yang terkonjugasi dan tidak jenuh memegang peranan penting dalam reaksi dengan protein dan 2 grup phenolic hydroxyl yang membawa sifat anti-oksidatif pada kurkumin. Posisi terkonjugasi di grup fungsional meningkatkan stabilitas saat bereaksi Schulz, 2008. Dasar dari efek anti-inflamasi kurkumin berkaitan efek pada bermacam-macam target, termasuk faktor transkripsi, regulator pertumbuhan dan molekul commit to user sinyal seluler. Kurkumin dilaporkan mempengaruhi langsung aktifitas regulator inflamasi, yang ditunjukan oleh penurunan aktivasi NF κB, ikatan Activator Protein 1 AP-1 dengan DNA, juga menurunkan produksi enzim COX-2, yang berperan penting dalam jalur inflamasi Davis et al., 2007. Penghambatan COX-2 dianggap cara yang efektif untuk menghentikan respon inflamasi, meskipun tidak menghentikan secara total tetapi hanya pembentukan prostaglandin E2 Schulz, 2008. Kurkumin juga mengaktivasi peroxisome-proliferator activated receptor- γ PPAR-γ yang dapat menekan ekspresi sitokin pro-inflamasi TNF- α. Satu skenario yang mungkin adalah kurkumin berikatan pada reseptor PPAR- γ dan secara langsung berikatan pada peroxisome proliferation response element PPRE dari gen TNF- α itu sendiri atau gen yang mengkode untuk peningkatan mediator dan mengaktivasinya. Skenario kedua, kurkumin berikatan dengan reseptornya sendiri dan interaksi ligand-reseptor mengaktivasi signal yang mengatur regulasi PPAR- γ Jacob et al., 2007.

3. Omega-3