AUTOKRITIK: MENJADI GEREJA PENYEMBUH
Dari KINGMI Getah Ubi Ke KINGMI Getah Otonomi Khusus By: Dominggus Pigay
A. Pengantar
………..Nakhoda perahu memeriksa dan menimbang dengan seksama perahu dan persediaan-persediaan lainnya dan pada akhirnya melihat kepada keadaan cuaca yang
mengijinkan Mohamad Achmad
Hanya engkau sendirilah yang akan menentukan masa depanmu. Engakau sendiri yang tahu kalau Tuhan sedang bekerja dalam dirimu. Karena engkau sendiri yang sedang
berdialog secar pribadi dengan kekuatan luar ataupun kekuatan dari dalam dirimu sendiri. Mengenal diri sendri adalah pintu masuk untuk mengenal orang lain. Terlebih dahului
bicaralah kepada dirimu sendiri sebelum engkau berbicara dan berdialog dengan orang lain. Karena lebih bermartabat jika engkau berbicara dan mengkritik dirimu sendiri.
Lantas apa program yang dapat dikembangkan sehubungan dengan Agenda Periksa Diri autokritik, bagaimana menjalankan program Periksa Diri.
Ide ini ditulis dalam bingkai dan spritualitas yang ingin menempatkan gereja Kingmi sebagai pembawa obat yang dapat menyembuhkan sakit penyakit orang Papua. Ret-reat
Depertemen Perdamaian dan Keadilan KINGMI Papua dalam kesempatan seperti ini obat yang akan mentahirkan penderitaan orang Papua.
Tanda orang papua sedang skait ialah menigkatnya angka kematian melalui:
1. Tindakan pelanggaran HAM berat 1963-dewasa ini 2. Makanan beracun
3. Minuman keras 4. HIV?AIDS menigkat drastic
5. Orang Papua dalam ambang pemusnaan etnisgenocida menurut laporan:
Universitas Yale Amerika 2002 dan Universitas Sydney 2003, buku Sendius Wonda “Tenggelamnya Rumpun Melanesia” tahun 2007.
6. Konflik internal gereja yang memanjang antara KINGMI papua dan Gereja Pusat GKII yang harus diakhiri melalui jalur pengadilan.
Tulisan ini secara sepintas akan menyinggung dan menampilkan potret wajah KINGMI Papua dalam tiga masa periodisasi sejarah. Ide-ide sejarah pelayanan ini adalah upaya
dari bagian pengenalan jati diri gereja. Kerena, sejarah ialah cermin diri. Pokok pikiran yang dirunut dari iktisar sejarah gereja, tidak lain adalah studi diagnosa.
B. Periode KINGMI Getah Ubi 1962-1984
Kingmi pre intergrasi dalam wadah GKII, lebih berfokus kepada pelayanan Pastoral dan bersifat rohani. Lebih memetingkan aspek penginjilan. Membuka pos-pos penginjilan,
melipatgandakan umat, membuka sekolah-sekolah teologi, terjemahkan Alkitab, perbanyakan lagu kemenangan iman. Tenaga pelayan kingmi kebanyakan didorong
orang-orang bumi putera. Misionaris berperan sebagai lembaga penyandang dana. Jemaat local menjadi oksigen yang menghidupkan atau membiayai kehidupan rumah tangga
organisasi gereja. Gaji dibawah standar. Hidup dengan hasil kebun. Para pekerja gereja tidak dapat mengembangkan potensi sumber ekonomi. Kingmi masih dipengaruhi oleh
tradisi teologi misi CMA yang lebih memuja kehidupan wetwrnisasi kebarat-baratan. Kaum perempuan dilarang dilatik sebagai pendeta. Perempuan tidak diperbolehkan
memimpin, mengajar atau berkotbah di mimbar gereja. Dalam hubungan dengan Keputusan Organisasi Gereja Ketua Sinode ikut pertemuan di Amerika Serikat.
Wibawa kepemimpinan gereja Sinode dan Klasis dihormati. Dijemput dengan tari-tarian adapt. Sama seperti menjemput pimpinan pemerintahan. Mempunyai kewenangan untuk
mengirim anak-anak papua untuk berpendidikan ke luar negeri ditentukan oleh Ketua Sinode Kingmi Pdt. Dr. Benny Giay, Pdt. Dr, Noakh Nawipa dan Pdt. Geradus Adii di
kirim ke Philipina Ada perang obano 1956 masyarakat membunuh anak dari Ch.D Paksoal yang bernama
Rulland Lesnusa dan anak Rumaseb Pekerja Gereja Kingmi karena dituduh menyebarkan penyakit mematikan bagi babi dan melakukan tindakan pelehan seksual dengan
memegang payudara para gadis saat itu. 30 Oktober 1961 Komite Nasional Papua berdebat membuat manifesto politik.
1 Desember 1961 ditetapkan sebagai Hari Kemerdekaan Papua Barat dibawah panji mendera bintang kejora yang dirancang oleh Pemerintah Kerajaan Belanda.
6 April 1962 konferensi I Gereja Kemah Injil dilaksanakan di Beoga dan melahirkan nama Gereja Kingmi Papua.
Perjanjian New York Yew York Agreement 15 Agustus 1962. Indonesia, Amerika Serikat dan Belanda menentukan status politik Papua Barat tanpa mengikut sertakan
gereja dan orang Papua dalam menysun perundingan demi menentykan status politik Papua Barat.
1 Mei 1963 Papua dianeksasi oleh pemerintah RI. Pecah perang revolusi politik di Paniai tahun 1969 pasca plebisit, Gerekan perjuangan
Organisasi Papua Merdeka dan semangat ideology politik tumbuh subur dan menyebar. Papua diberlakukan daerah DOM Daerah Opersi Militer oleh NKRI. Dengan berbagai
operasi militer banyak rakyat terbunuh. OPM hidup bergerilya memperjuangkan kemerdekaan politik di hutan-hutan. Buku-buku teologi di STP Kebo dibakar.
Pecah peranggejolak social 1977 di Jayawijaya. Warga gereja di Walak, Pyramid, Dani Lembah terusir dari tanah airnya dan mengungsi ke hutan-hutan. Mereka lari kearah
Kobakma menyebrang sungai Mamberamo dan hingga ke Papua New Guinea PNG. Di hutan mereka berlatih militer sehingga membentuk Organisasi Papua Merdeka. Ada pula
yang llari sampai ke Lereh. Mereka terserang sakit Malaria, kelaparan dan sakit maag. Banyak harta dan jiwa korban.
Sekolah Teologi Pertama STP ditutup karena guru-guru dan siswa-siswanya mengungsi ke hutan-hutan.
Gereja KINGMI tidak terlibat dalam peran pembelaan terhadap gejolak social, ekonomi, politik atas warga gerejanya yang menjadi korban. KINGMI bisu dan tidak berdaya
menyatakan kesalahan dan dosa militer, Negara. Teologi KINGMI belum mengembangkan fungsi pastoral terhadap para korban kekerasan militer, pembangunan,
ideologi politik.
Diakui tenaga-tenaga ahli di bidang HAM, pengetahuan dan wawasan social politik yang lebih luas belum ada dan doktrin teologi CMA yang brsifat rohanisentris. Secara struktur
belum ada Depatemen Perdamaian dan Keadilan.
Inikah gereja yang sehat. Apakah model gereja seperti ini ialah gereja yang telah menyembuhkan?
C. GKII Wilayah Papua 1984-2005