Latar belakang Defensive and agressive factors response of white rat stomach to aspirin as a human model

1.PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Perbaikan dalam sistim kesehatan, baik dalam pencegahan maupun pengobatan, akan meningkatkan angka harapan hidup. Akibatnya akan terjadi peningkatan jumlah kelompok usia lanjut. Penyakit degeneratif merupakan penyakit yang sering didapatkan pada kelompok usia lanjut, diantaranya adalah penyakit degeneratif sendi osteoartrosis, penyakit jantung, penyakit saraf, penyakit keganasan yang juga akan meningkat. Resiko peningkatan penyakit penyakit ini akan diikuti oleh peningkatan konsumsi obat2 golongan obat anti inflamasi non steroid OAINS atau Aspirin. Kondisi ini juga akan meningkatkan kemungkinan terjadinya efek samping pada saluran cerna bagian atas khususnya pada lambung Auyang 2011 Kelainan yang terjadi dalam bentuk ringan yaitu hiperemia, sedang dalam bentuk erosi, sampai dengan yang paling berat dalam bentuk ulkus tanpa atau dengan perdarahan atau perforasi Derry dan Loke 2000, Ibrahim, Mofleh etal 2007. Data hasil penelitian di RS Ciptomangunkusumo didapatkan bahwa lesi mukosa yang terjadi khususnya pada lambung memiliki prevalensi 50-70. Di sisi lain didapatkan 30-50, kelompok pengguna OAINS tidak didapatkan kelainan, meskipun dari jenis dan dosis OAINS yang dikonsumsi adalah sama Manan 2005. Sejak tahun 1980 Aspirin terbukti mempunyai kemampuan menghambat agregasi trombosit, sehingga terdapat indikasi tambahan sebagai antitrombosis. Pada saat ini indikasi pemakaian aspirin tidak hanya pada kasus-kasus penyakit rematik, tapi juga dipakai pada kasus-kasus penyakit jantung koroner dan strok. Dalam penelitian jangka panjang selama 10 tahun terbukti aspirin akan dapat menekan risiko terjadinya kanker kolorektal Flower.2003. Perluasan dari indikasi ini tentu juga berakibat akan meningkatnya komplikasi dalam bentuk lesi mukosa akut khususnya pada lambung Derry dan Loke 2000, Rodriguez 2004, Laine dan Curtis etal 2010. Pada penelitian ini akan dibuktikan pada hewan coba tikus putih yang mengkonsumsi Aspirin tapi tidak mengalami lesi mukosa lambung dibandingkan dengan kelompok dengan lesi mukosa dan kelompok kontrol. Pada kelompok tanpa lesi mukosa didapatkan ketahanan mukosa yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok dengan lesi mukosa. Perbedaan yang akan ditentukan adalah reaksi seluler yang berperan sebagai faktor defensif maupun agresif. Sebagai faktor defensif mukus merupakan komponen utama sedangkan sebagai faktor agresif seperti sel radang, asam lambung dan pepsin sebagai komponen yang akan berperan dalam terjadinya lesi mukosa lambung. Gejala klinik sindroma dispepsia pada manusia merupakan gejala awal terjadinya efek samping pada lambung. Gejala terdiri dari perasaan tidak nyaman pada daerah epigastrium, kembung, mual dan dapat disertai muntah. Pada hewan coba tikus putih gejala tersebut akan dapat ditentukan dari aktifitas dalam bentuk tidak mau makan dan dapat disertai muntah. Penilaian secara makroskopik dalam bentuk perubahan morfologi lambung merupakan data objektif yang dapat menerangkan gejala dispepsia. Secara mikroskopik akan ditentukan reaksi sel mukus sebagai komponen faktor defensif dan reaksi sel radang, sel parietal, sel chief sebagai komponen faktor agresif yang berhubungan dengan ketahanan mukosa lambung. Peran isoenzim Cyclooxygenase satu dan dua COX-1 dan COX-2 akan diketahui dari pemeriksaan imunohistokimia pada kelompok dengan lesi mukosa. Hal ini disebabkan fungsi COX-1 sebagai faktor konstitutif dan COX-2 sebagai faktor inflamatif, dalam terjadinya lesi mukosa lambung akibat Aspirin masih didapatkan kontroversi. Penentuan peran seluler maupun enzimatik terjadinya lesi mukosa akut lambung akan mudah diketahui pada hewan coba tikus putih galur Sprague Dawley oleh karena mempunyai struktur lambung yang sama dengan manusia yaitu monogastrik Ghoshal dan Bal 1989, Fox dan Anderson etal 2002. Selain itu penelitian dengan hewan coba tikus putih ini akan dapat membuktikan secara jelas setelah dilakukan nekropsi. Hasil penelitian akan memberikan gambaran makroskopik Patologi Anatomi dan mikroskopik HistoPatologi sebagai model untuk diterapkan pada manusia dalam pencegahan primer maupun sekunder terjadinya lesi mukosa akut lambung akibat Aspirin Azuumi dan Ohara 1980, Haworth dan Oakley etal 2005.

1.2. Identifikasi Masalah