Laju Pertumbuhan Spesifik Specific Growth Rate Pertambahan Panjang Mutlak Kelangsungan Hidup Kualitas Air

7 menghitung laju pertumbuhan spesifik, pertambahan panjang mutlak, analisa fitoplankton, kelangsungan hidup, dan analisa kualitas air. Parameter-parameter yang dihitung selama pemeliharaan ikan nilem antara lain sebagai berikut.

2.2.3.1 Laju Pertumbuhan Spesifik Specific Growth Rate

Laju pertumbuhan spesifik dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut Huisman, 1987. ∝ = − 1 x 100 Keterangan : α = Laju pertumbuhan harian Wt = Bobot rata-rata akhir g Wo = Bobot rata-rata awal g t = Waktu pemeliharaan hari

2.2.3.2 Pertambahan Panjang Mutlak

Ukuran panjang pada nilem adalah antara ujung kepala hingga ujung ekor nilem. Pertambahan panjang mutlak dihitung dengan menggunakan rumus Effendie 1997. � = � − � Keterangan : Pm = Pertambahan panjang mutlak Lt = Rata-rata panjang individu pada hari ke-t cm Lo = Rata-rata panjang individu pada hari ke-0 cm

2.2.3.3 Analisa Fitoplankton

Pengamatan kelimpahan fitoplankton dilakukan setiap 10 hari sekali. Perhitungan kelimpahan fitoplankton dilakukan untuk mengetahui total kelimpahan setiap genus tertentu yang ditemukan selama pengamatan. Metode pengamatan fitoplankton menggunakan Sedgwick-Rafter Cell dan menggunakan mikroskop high power. Sedgwick-Rafter Cell adalah suatu alat yang memiliki ukuran panjang 50 mm, lebar 20 mm, dan tinggi 1 mm. Volume Sedgwick-Rafter Cell 1.000 mm 3 atau 1 ml Odum, 1998. Berikut ini gambar pengambilan sampel fitoplankton. 8 Gambar 4. Teknik pengambilan sampel fitoplankton yang disaring menggunakan plankton net. 2.2.3.3.1 Kelimpahan Fitoplankton Nilai kelimpahan fitoplankton dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut Odum, 1998. N = × 1 � × × Keterangan : N = Jumlah fitoplankton sell Vd = Volume air yang disaring l Vt = Volume air tersaring ml Vs = Volume air pada Sedgwick-Rafter Cell ml n = Jumlah fitoplankton terhitung Fp = Faktor pengenceran

2.2.3.3.2 Indeks Keanekaragaman

Indeks keanekaragaman digunakan untuk melihat tingkat stabilitas suatu komunitas atau menunjukkan kondisi struktur komunitas dari keanekaragaman jumlah jenis organisme yang terdapat dalam suatu area. Penentuan tingkat keragaman organisme fitoplankton digunakan indeks keanekaragaman Shannon- Weaner Odum, 1998. H ′ = − pi ln pi �=1 Keterangan : H’ = Indeks keanekaragaman Shannon-Weaner Pi = niN ni = Jumlah individu genus ke-i N = Jumlah total individu n = Jumlah genus i = 1,2,3,....,n 9

2.2.3.3.3 Indeks Keseragaman

Keseragaman adalah komposisi individu tiap genus yang terdapat dalam suatu komunitas. Indeks keseragaman digunakan untuk mengetahui berapa besar kesamaan penyebaran jumlah individu dalam suatu komunitas. Menurut Odum 1998, untuk menentukan keseragaman E dapat diformulasikan sebagai berikut. = �′ �′ �� Keterangan : E = Indeks keseragaman 0-1 H’ = Indeks keanekaragaman Shannon-Weaner H’max = Nilai indeks keseragaman maksimum H’max = ln S S = Jumlah genus

2.2.3.3.4 Indeks Dominansi

Nilai indeks dominansi Odum, 1998 digunakan untuk mengetahui ada tidaknya genus tertentu yang mendominansi suatu komunitas. Kisaran nilai indeks dominansi adalah antara 0-1. Nilai yang mendekati nol menunjukkan bahwa tidak ada genus dominan dalam komunitas. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi struktur komunitas dalam keadaan stabil. Sebaliknya, nilai yang mendekati 1 menunjukkan adanya genus yang dominan. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi struktur komunitas dalam keadaan labil dan terjadi tekanan ekologis. Nilai indeks dominansi Simpson dihitung dengan rumus: C = ni N 2 �=1 Keterangan : C = Indeks dominansi Simpson ni = Jumlah jenis ke-i N = Jumlah total individu S = Jumlah taksajenis

2.2.3.4 Kelangsungan Hidup

Tingkat kelangsungan hidup survival rate ikan nilem dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut. = � � x 100 Keterangan : SR = Kelangsungan hidup Survival Rate SR Nt = Jumlah nilem yang hidup di akhir penelitian ekor No = Jumlah nilem yang hidup di awal penelitian ekor 10

2.2.3.5 Kualitas Air

Pengukuran kualitas air dilakukan secara berkala, terdiri dari sifat fisika kimia air media selama pemeliharaan yaitu suhu, pH, DO, kesadahan, alkalinitas, nitrit, nitrat, fosfat, amonia, dan TOM Total Organic Matter. Tabel 2. Metode pengukuran fisika kimia media pemeliharaan Osteochilus hasselti dalam bak beton No. Parameter Satuan Alat Pengukur Frekuensi MetodeAlat 1. Suhu o C Termometer Harian Pembacaan skala 2. pH – pH meter Per 10 hari pH meter 3. DO mgl DO meter Per 10 hari Pembacaan skala 4. Kesadahan mgl CaCO 3 Biuret Per 10 hari Titrimetri 5. Alkalinitas mgl CaCO 3 Biuret Per 10 hari Titrimetri 6. Nitrit mgl Biuret Per 10 hari Spektrofotometer 7. Nitrat mgl Biuret Per 10 hari Spektrofotometer 8. Fosfat mgl Biuret Per 10 hari Spektrofotometer 9. Amonia mgl Biuret Per 10 hari Spektrofotometer 10. TOM mgl KMnO 4 Biuret Per 10 hari Spektrofotometer

2.2.4 Analisis Data

Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik serta dianalisis secara statistik menggunakan program Microsoft Excel 2007 dan SPSS 16.0; Analisis Ragam ANOVA dengan uji F digunakan untuk menentukan apakah perlakuan berpengaruh nyata terhadap parameter yang diamati pada masing- masing perlakuan. Apabila berpengaruh nyata, untuk melihat perbedaan antar perlakuan akan diuji lanjut dengan menggunakan Uji Tukey pada selang kepercayaan 95. Untuk parameter kualitas air dan pendukung lainnya dianalisis secara deskriptif. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap RAL, dengan tiga perlakuan dan tiga ulangan. Model rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Yij = µ + αi + εij Keterangan : Yij = Nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = Rataan umum αi = Pengaruh perlakuan ke-i εij = Galat percobaan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j