Laju Pertumbuhan Spesifik Pertumbuhan Mutlak Efisiensi Pemberian Pakan Pertumbuhan Panjang Mutlak Efisiensi Ekonomi

2.2.5 Pengumpulan Data

Pengumpulan data diperoleh dari hasil sampling yang dilakukan setiap 10 hari sekali, sedangkan uji kualitas air dilakukan 3 kali yakni pada awal, tengah dan akhir penelitian. Parameter yang diamati ialah derajat kelangsungan hidup SR, laju pertumbuhan harian SGR, pertumbuhan bobot mutlak GR, pertumbuhan panjang mutlak, efisiensi penggunaan pakan EPP dan kualitas air suhu, oksigen terlarut, pH, DHL, alkalinitas, kesadahan, amoniak dan nitrit 2.3 Parameter yang Diamati 2.3.1 Derajat Kelangsungan Hidup Derajat kelangsungan hidup atau Survival Rate SR merupakan persentase jumlah ikan yang hidup dari jumlah seluruh ikan yang dipelihara dalam suatu wadah Hepher, 1981. Untuk mengetahui tingkat kelangsungan hidup ikan pada kegiatan ini, digunakan rumus sebagai berikut: 100   o t N N SR Keterangan : SR = Survival Rate Nt = Jumlah ikan pada akhir pemeliharaan ekor No = Jumlah ikan pada saat awal ekor

2.3.2 Laju Pertumbuhan Spesifik

Laju pertumbuhan spesifik atau Spesific Growth Rate SGR merupakan laju pertambahan bobot individu dalam persen Huisman, 1987 dan dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut: Keterangan : Wt = Berat rata-rata pada akhir pemeliharaan Wo = Berat rata-rata pada awal pemeliharaan t = Waktu percobaan

2.3.3 Pertumbuhan Mutlak

Pertumbuhan mutlak atau Growth Rate GR dapat dihitung berdasarkan selisih bobot rata-rata akhir Wt dengan bobot rata-rata awal Wo pemeliharaan, dan dihitung menggunakan rumus Effendie, 1979. Pertumbuhan mutlak dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: Keterangan: GR = Pertumbuhan mutlak gramekorhari Wt = Bobot rata-rata pada hari ke-t gram Wo = Bobot rata-rata saat tebar gram

2.3.4 Efisiensi Pemberian Pakan

Efisiensi pemberian pakan menunjukkan seberapa banyak pakan yang dimanfaatkan oleh ikan dari total pakan yang diberikan, dihitung dengan persamaan sebagai berikut Zonneveld et al., 1991: 100     Wp Wo Wd Wt EPP Keterangan : EPP = Efisiensi pemberian pakan Wt = Biomassa total ikan pada akhir pemeliharaan Wd = Biomassa total ikan yang mati Wo = Biomassa toatal ikan pada awal pemeliharaan Wp = Total jumlah pakan yang diberikan

2.3.5 Pertumbuhan Panjang Mutlak

Panjang total dan panjang standar tubuh benih ikan botia diukur setiap satu minggu sekali dengan menggunakan penggaris Effendie, 1979. Pertumbuhan panjang mutlak dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: L Lt Pm   Keterangan : Pm = Pertumbuhan panjang mutlak cm Lt = Panjang rata-rata akhir pemeliharaan cm Lo = Panjang rata-rata awal pemeliharaan cm

2.3.6 Efisiensi Ekonomi

Efisiensi ekonomi merupakan metode untuk menghitung biaya output dan input sehingga dapat diketahui keuntungan atau kerugian usaha. Pemeliharaan ikan botia yang dilakukan berskala laboratorium, sehingga tidak memungkinkan untuk menganalisis semua komponen secara terperinci layaknya analisis usaha yang baik. Oleh karena itu, biaya pengeluaran hanya meliputi biaya pembelian benih dan biaya pakan. Sedangkan untuk biaya penerimaan meliputi total penerimaan yang diperoleh dari jumlah ikan dikalikan dengan harga satuan benih ikan botia. Kemudian keuntungan atau profit dapat dihitung berdasarkan selisih antara biaya input dan biaya output pada setiap perlakuan padat tebar. Keuntungan dihitung dengan persamaan sebagai berikut: Keuntungan = Penerimaan – Pengeluaran Reveneu Cost Ratio merupakan salah satu alat analisis yang digunakan untuk mengetahui pendapatan relatif usaha dalam 1 tahun terhadap biaya yang dipakai dalam kegiatan tersebut. Usaha yang layak apabila memiliki nilai RC ratio lebih besar dari 1. Semakin tinggi RC ratio, tingkat keuntungan suatu usaha akan semakin tinggi. Berikut merupakan perhitungan RC ratio yang dilakukan pada penelitian ini. Total pendapatan RC Ratio = Biaya pengeluaran

2.3.7 Pengukuran Kualitas Air