Pemberian Kompos dan Unsur Kelumit Terhadap Pertumbuhan dan Kandungan Gula Stevia Tanaman Stevia (Stevia rebaudiana Bertoni M.)

PEMBERIAN KOMPOS DAN UNSUR KELUMIT TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN GULA STEVIA
TANAMAN STEVIA (Stevia rebaudiana Bertoni M.)

Oleh :
Lussana Rossita Dewi
G34101075

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

2

ABSTRAK
LUSSANA ROSSITA DEWI. Pemberian Kompos dan Unsur Kelumit terhadap
Pertumbuhan dan Kandungan Gula Stevia Tanaman Stevia (Stevia rebaudiana Bertoni M.).
Dibimbing oleh SULISTIJORINI dan DODIT HADIJAYA.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian kompos dan usur
kelumit terhadap pertumbuhan dan kandungan gula stevia pada tanaman Stevia rebaudiana

Bertoni M. Penelitian dilakukan di rumah kaca Program Studi Analisis Lingkungan FMIPA IPB.
Analisis tanah dan kompos di Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, sedangkan analisis
kandungan gula dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, Jurusan Kimia FMIPA IPB. Penelitian
ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 20 perlakuan dengan 3 ulangan.
Perlakuan yang digunakan adalah kombinasi kompos dengan dosis 0 kg, 0,5 kg, 1 kg, dan
1,5 kg, unsur kelumit (dosis 0 ppm, 25 ppm, dan 50 ppm), dan waktu penyemprotan (tanpa
disemprot, disemprot 3 hari sekali, dan disemprot 6 hari sekali). Peubah yang diamati meliputi
tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah dan kering akar, serta bobot basah dan kering tajuk.
Pengamatan dilakukan 4 hari sekali dimulai sejak tanaman berumur 1 minggu setelah tanam
sampai panen. Pengamatan bobot kering tajuk dan akar dilakukan satu kali pada saat pemanenan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kompos berpengaruh nyata pada tinggi
tanaman, jumlah daun, bobot basah tajuk, bobot kering tajuk, bobot basah akar, dan bobot kering
akar. Konsentrasi unsur kelumit berpengaruh nyata pada tinggi tanaman, jumlah daun, dan bobot
basah tajuk. Sedangkan pada bobot kering tajuk dan bobot basah dan kering akar tidak
berpengaruh nyata. Waktu penyemprotan unsur kelumit berpengaruh nyata pada jumlah daun,
bobot basah dan kering tajuk, dan bobot basah akar. Untuk tinggi tanaman dan bobot kering akar
tidak berpengaruh nyata. Kandungan gula stevia pada stevia dengan perlakuan kombinasi pupuk
kandang dan unsur kelumit lebih tinggi daripada kontrol.

ABSTRACT

LUSSANA ROSSITA DEWI. Application of Compost and Trace Elements on Growth and
Stevia Sugar Content of Stevia Plant (Stevia rebaudiana Bertoni M.). Superwised by Sulistijorini
and Dodit Hadijaya.
The aims of this research was to study the effect of compost and trace elements on growth and
stevia sugar content of Stevia rebaudiana. The research was conducted in green house of
Enviromental Analysis FMIPA IPB. Soil and compost analysis was conducted in Research Center
for Soil and Agroclimate (PPTA), while sugar content analysis was conducted in Analytical
Chemistry laboratorium, Department of Chemistry, FMIPA IPB. The research was designed using
Complete Random Design (CRD) consist of 20 factors with 3 repeats. The factors given consist of
combination of 0, 0,5, 1, and 1,5 kg of compost, 0, 25, and 50 ppm of trace elements, and spraying
time, unsprayed, sprayed once every 3 days, and sprayed once every 6 days, respectively.
Observed variable includes plant height, number of leaves, fresh and dry weight of root and shoot.
The observation was conducted every 4 days, started from 1 week after planting up to harvest.
Observation of fresh and dry weight of root and shoot was conducted upon harvesting.
The result indicated that application of compost have significant influence on plant height,
number of leaves, fresh and dry weight of root and shoot. Concentration of trace elements showed
significant influence on plant height, number of leaves, and shoot fresh weight, but didn’t
influence on shoot dry weight and fresh and dry weight of root. Spraying time of trace elements
had significant influence on number of leaves, fresh and dry weight of shoot and root fresh weight,
but didn’t show significant influence on plant height and root dry weight. The content of stevia

sugar using treatment applications with compost and trace elements was higher compared to
control.

3

PEMBERIAN KOMPOS DAN UNSUR KELUMIT TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN GULA STEVIA
TANAMAN STEVIA (Stevia rebaudiana Bertoni M.)

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor

Oleh :

Lussana Rossita Dewi
G34101075


DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

4

Judul : Pemberian Kompos dan Unsur Kelumit terhadap Pertumbuhan
dan Kandungan Gula Stevia Tanaman Stevia (Stevia rebaudiana
Bertoni M.)
Nama : Lussana Rossita Dewi
NIM

: G34101075

Menyetujui :

Pembimbing I

Pembimbing II,


Ir. Sulistijorini, MSi

Ir. D. Dodit Hadijaya

NIP 131851282

NIP 131878939

Mengetahui :

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor

Dr. Drh. Hasim, DEA
NIP 131578806

Tanggal lulus :

5


RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sukoharjo pada tanggal 26 Desember 1982 sebagai anak bungsu dari dua
bersaudara dari pasangan Drs. Purwoto dan Nuratri Merduningsih.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 2 Sukoharjo pada tahun 1995,
dilanjutkan ke SLTP Negeri 1 Sukoharjo pada tahun 1998, SMU Negeri 1 Sukoharjo pada tahun
2001, dan pada tahun yang sama diterima sebagai mahasiswa Departemen Biologi FMIPA IPB
melalui jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN).
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum mata kuliah Ekologi Dasar
pada tahun ajaran 2005/2006.
Organisasi yang pernah diikuti penulis antara lain, Bioworld Divisi Embedding dan Anggota
Himpunan Mahasiswa Biologi (Himabio). Penulis pernah melakukan praktik lapang dengan judul
“Deteksi hCG dalam Spesimen Urin untuk Tes Kehamilan di Laboratorium Klinik Rumah Sakit
Umum PMI Bogor“.

6

PRAKATA
Alhamdulillah, segala puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul Pemberian Kompos dan Unsur Kelumit

terhadap Pertumbuhan dan Kandungan Gula Stevia Tanaman Stevia (Stevia rebaudiana Bertoni
M.).
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada ibu Ir. Sulistijorini, MSi dan bapak Ir. D.
Dodit Hadijaya selaku pembimbing atas segala bimbingan, dorongan, dan ilmu yang diberikan
serta kesabarannya selama penelitian berlangsung hingga tersusunnya tulisan ini. Terima kasih
kepada ibu Dr. Nisa Rachmania, MSi selaku penguji yang telah memberikan saran untuk
perbaikan skripsi ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Ina, pak Endang, dan pak Joni atas bantuan
yang diberikan kepada penulis selama penelitian berlangsung.
Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada keluargaku
tercinta : bapak, ibu, kakakku M’Emmi dan M’Agus, keponakanku Bondan dan Nilam atas
perhatian, doa, dan kasih sayangnya. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Nana, Vina,
Pi’i, Hijrah, Wandi, Bekti, Bahrelfi, teman-teman Biologi 38 lainnya, serta anak – anak CD 20 atas
bantuan dan saran yang diberikan kepada penulis.
Penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat dan memberikan inspirasi bagi
penelitian mendatang.

Bogor, November 2007
Lussana Rossita Dewi


7

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix
PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................................................... 1
Tujuan ................................................................................................................................. 2

BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian ...........................................................................................

2

Bahan dan Alat ..................................................................................................................


2

Metode Penelitian .............................................................................................................

2

Persiapan Tanam ........................................................................................................

2

Penanaman Bibit Stevia ............................................................................................

2

Penyemprotan Unsur Kelumit...................................................................................

2

Analisis Tanah dan Kompos ......................................................................................


2

Analisis Kandungan Gula ........................................................................................... 2
Rancangan Percobaan ................................................................................................. 3
Pengamatan ................................................................................................................. 3

HASIL
Dosis Kompos.............................................................................................................

3

Dosis Unsur Kelumit..................................................................................................

7

Waktu Penyemprotan..................................................................................................

8

Interaksi antara Kompos, Unsur Kelumit, dan Waktu Penyemprotan........................


11

Kandungan Gula Stevia .............................................................................................

11

PEMBAHASAN ............................................................................................... 12
SIMPULAN ...................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 14
LAMPIRAN ..................................................................................................... 16

8

DAFTAR TABEL
Halaman
1 Kombinasi perlakuan kompos, unsur kelumit, dan waktu penyemprotan ............................. 3
2 Pertumbuhan stevia yang ditanam pada media dengan perbedaan dosis kompos .................. 4
3 Pertumbuhan stevia yang ditanam pada media dengan perbedaan dosis
unsur kelumit .......................................................................................................................... 7
4 Pertumbuhan stevia yang ditanam pada media dengan perbedaan waktu penyemprotan
unsur kelumit ........................................................................................................................

9

5 Hasil uji lanjut interaksi antara kompos dan waktu penyemprotan........................................ 11
6 Hasil uji lanjut interaksi antara kompos dan unsur kelumit ................................................

11

7 Hasil uji lanjut interaksi antara kompos, unsur kelumit dan waktu penyemprotan...............

11

8 Hasil analisis kandungan gula ..............................................................................................

12

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Kurva pertumbuhan untuk tinggi tanaman pada dosis kompos (a) 0 kg, (b) 0,5 kg,
(c) 1 kg, dan (d) 1,5 kg .........................................................................................................

4

2 Kurva pertumbuhan untuk jumlah daun pada dosis kompos (a) 0 kg, (b) 0,5 kg,
(c) 1 kg, dan (d) 1,5 kg .........................................................................................................

5

3 Diagram batang bobot basah tajuk pada dosis kompos (a) 0 kg, (b) 0,5 kg,
(c) 1 kg, dan (d) 1,5 kg .........................................................................................................

5

4 Diagram batang bobot basah akar pada dosis kompos (a) 0 kg, (b) 0,5 kg,
(c) 1 kg, dan (d) 1,5 kg .........................................................................................................

6

5 Diagram batang bobot kering tajuk pada dosis kompos (a) 0 kg, (b) 0,5 kg,
(c) 1 kg, dan (d) 1,5 kg .........................................................................................................

6

6 Kurva pertumbuhan untuk tinggi tanaman dengan menggunakan dosis unsur kelumit
(a) 0 ppm, (b) 25 ppm, dan (c) 50 ppm .................................................................................

7

7 Kurva pertumbuhan untuk jumlah daun dengan menggunakan dosis unsur kelumit
(a) 0 ppm, (b) 25 ppm, dan (c) 50 ppm ...............................................................................

8

8 Diagram batang bobot basah tajuk dengan menggunakan dosis unsur kelumit
(a) 0 ppm, (b) 25 ppm, dan (c) 50 ppm ...............................................................................

8

9 Kurva pertumbuhan untuk jumlah daun dengan waktu penyemprotan unsur kelumit
(a) tanpa disemprot, (b) 3 hari sekali, dan (c) 6 hari sekali .................................................

9

10 Diagram batang bobot basah tajuk dengan waktu penyemprotan unsur kelumit
(a) tanpa disemprot, (b) 3 hari sekali, dan (c) 6 hari sekali ................................................

10

11 Diagram batang bobot basah akar dengan waktu penyemprotan unsur kelumit
(a) tanpa disemprot, (b) 3 hari sekali, dan (c) 6 hari sekali .................................................

10

9

12 Diagram batang bobot kering tajuk dengan waktu penyemprotan unsur kelumit
(a) tanpa disemprot, (b) 3 hari sekali, dan (c) 6 hari sekali .................................................

10

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Kandungan unsur mineral dalam larutan unsur kelumit yang digunakan
dalam perlakuan (dalam setiap 60 ml) .................................................................................... 17
2 Tabel sidik ragam tinggi tanaman .......................................................................................... 18
3 Tabel sidik ragam jumlah daun .............................................................................................. 18
4 Tabel sidik ragam bobot basah tajuk .....................................................................................

18

5 Tabel sidik ragam bobot kering tajuk .................................................................................... 19
6 Tabel sidik ragam bobot basah akar ......................................................................................

19

7 Tabel sidik ragam bobot kering akar .....................................................................................

19

8 Hasil analisis tanah ................................................................................................................

20

9 Hasil analisis kompos ............................................................................................................

20

10 Sifat tanah ...........................................................................................................................

21

2

PENDAHULUAN
Latar belakang
Bahan organik tanah merupakan
penimbunan sisa tumbuhan dan binatang
yang sebagian telah mengalami pelapukan.
Bahan
organik
bermanfaat
sebagai
granulator (memperbaiki struktur tanah),
menambah kemampuan tanah untuk
menahan unsur-unsur hara (Kapasitas Tukar
Kation tanah menjadi tinggi), sumber energi
bagi mikroorganisme, dan sumber unsur
hara N, P, K, unsur mikro, dan lain-lain.
Unsur-unsur hara esensial adalah unsur hara
yang sangat diperlukan oleh tanaman dan
fungsinya dalam tanaman tidak dapat
digantikan oleh unsur lain, sehingga bila
tidak terdapat dalam jumlah yang cukup
dalam tanah, tanaman tidak dapat tumbuh
dengan normal (Hardjowigeno 2003).
Kompos adalah bahan organik yang
berasal dari daun-daunan, jerami, rumputrumputan, dedak padi, dan sisa-sisa
tumbuhan lainnya serta kotoran ternak yang
telah mengalami pelapukan. Bahan organik
yang telah mengalami dekomposisi dengan
baik, bukan hanya memperkaya bahan
makanan untuk tanaman, namun juga
berperan besar terhadap perbaikan sifat-sifat
tanah. Pemberian kompos ke dalam tanah
merupakan salah satu cara yang dapat
dilakukan
untuk
mempertahankan
kesuburannya, sehingga tanaman akan
memberi hasil yang memuaskan (Wicaksono
1993).
Nutrisi yang diambil dari tanah dapat
dibagi menjadi tiga berdasarkan jumlah yang
diperlukan. Nutrisi pertama atau disebut
makronutrien terdiri atas : nitrogen, fosfor,
dan kalium. Nutrisi kedua (mikronutrien)
adalah belerang (S), kalsium (Ca), dan
magnesium (Mg). Nutrisi ketiga adalah
unsur kelumit atau trace elements. Nutrisi
ini dibutuhkan dalam jumlah sedikit oleh
tanaman. Unsur kelumit terdiri atas besi
(Fe), boron (B), seng (Zn), tembaga (Cu),
mangan (Mn), molibdenum (Mo), khlor
(Cl), kobalt (Co), selenium (Se), iodium (I),
fluor (F), nikel (Ni), silikon (Si), vanadium
(V), aluminium (Al), dan sodium (Na)
(Ignatief & Page 1958).
Unsur kelumit berfungsi membantu
menjaga produktifitas lahan, memperbaiki
kesuburan tanah yang telah hilang, dan
meningkatkan produksi panen (Sauchelli
1969). Penggunaan unsur kelumit sebagai
pupuk di Indonesia belum terlalu
berkembang seperti di negara lain, misalnya

di Amerika. Unsur kelumit pertama kali
ditemukan sebagai salah satu faktor penting
dalam produksi panen di Amerika
khususnya di Florida sekitar tahun 1920.
Semenjak itu, beberapa hasil penelitian dan
praktek di lapangan membuat penggunaan
unsur kelumit pada produksi jeruk, sayuran,
makanan ternak, dan beberapa hasil panen di
negara
Florida
meningkat
tajam
(Cunningham 1972).
Bahan pemanis adalah salah satu bahan
pangan yang keperluannya selalu meningkat
dari tahun ke tahun. Di samping gula tebu,
beberapa bahan pemanis sintetis seperti
sakarin dan natrium siklamat banyak
digunakan secara luas di Indonesia. Bahan
pemanis tersebut mempunyai tingkat
kemanisan yang jauh lebih tinggi daripada
gula tebu. Akan tetapi suatu penelitian di
Amerika pada tahun 1969 membuktikan
bahwa kedua bahan pemanis tersebut
bersifat dapat menyebabkan kanker,
sehingga pemakaiannya dibatasi dan diatur
sangat ketat (Darnoko & Atmawinata 1984).
Kenaikan jumlah penduduk di Indonesia
yang cukup besar mengakibatkan keperluan
gula tebu dan pemanis sintetis lain seperti
sakarin dan siklamat semakin meningkat.
Namun akhir-akhir ini banyak penduduk
Indonesia yang mengurangi penggunaan
gula tebu dan pemanis sintetis tersebut,
karena alasan kesehatan seperti kegemukan,
diabetes, dan karies gigi. Keadaan ini
mendorong dilakukannya penelitian ke arah
penemuan pemanis alami yang aman, rendah
atau tanpa kalori, dan murah harganya
(Atmawinata et al. 1984). Stevia muncul
sebagai salah satu bahan pemanis alami yang
mempunyai potensi tersebut.
Stevia (Stevia rebaudiana Bertoni M.)
merupakan tanaman terna yang tumbuh
tegak, memiliki banyak percabangan, dan
dapat mencapai ketinggian antara 60-90 cm.
Batang tanaman stevia berbentuk bulat
lonjong dan berbulu halus. Daun berbentuk
lonjong langsing sampai oval, bergerigi
halus, dan terletak berhadapan. Bunga stevia
merupakan bunga sempurna (hermafrodit)
dengan mahkota berbentuk tabung.
Perakaran tanaman stevia merupakan
akar serabut yang terbagi menjadi dua
bagian, yaitu perakaran halus dan perakaran
tebal. Tanaman ini memiliki daya regenerasi
yang kuat sehingga tahan terhadap
pemangkasan. Stevia dapat tumbuh dan
berproduksi dengan baik di daerah yang
mempunyai ketinggian antara 500-1000
meter dari permukaan laut (dpl), suhu udara

PEMBERIAN KOMPOS DAN UNSUR KELUMIT TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN GULA STEVIA
TANAMAN STEVIA (Stevia rebaudiana Bertoni M.)

Oleh :
Lussana Rossita Dewi
G34101075

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

2

ABSTRAK
LUSSANA ROSSITA DEWI. Pemberian Kompos dan Unsur Kelumit terhadap
Pertumbuhan dan Kandungan Gula Stevia Tanaman Stevia (Stevia rebaudiana Bertoni M.).
Dibimbing oleh SULISTIJORINI dan DODIT HADIJAYA.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian kompos dan usur
kelumit terhadap pertumbuhan dan kandungan gula stevia pada tanaman Stevia rebaudiana
Bertoni M. Penelitian dilakukan di rumah kaca Program Studi Analisis Lingkungan FMIPA IPB.
Analisis tanah dan kompos di Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, sedangkan analisis
kandungan gula dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, Jurusan Kimia FMIPA IPB. Penelitian
ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 20 perlakuan dengan 3 ulangan.
Perlakuan yang digunakan adalah kombinasi kompos dengan dosis 0 kg, 0,5 kg, 1 kg, dan
1,5 kg, unsur kelumit (dosis 0 ppm, 25 ppm, dan 50 ppm), dan waktu penyemprotan (tanpa
disemprot, disemprot 3 hari sekali, dan disemprot 6 hari sekali). Peubah yang diamati meliputi
tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah dan kering akar, serta bobot basah dan kering tajuk.
Pengamatan dilakukan 4 hari sekali dimulai sejak tanaman berumur 1 minggu setelah tanam
sampai panen. Pengamatan bobot kering tajuk dan akar dilakukan satu kali pada saat pemanenan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kompos berpengaruh nyata pada tinggi
tanaman, jumlah daun, bobot basah tajuk, bobot kering tajuk, bobot basah akar, dan bobot kering
akar. Konsentrasi unsur kelumit berpengaruh nyata pada tinggi tanaman, jumlah daun, dan bobot
basah tajuk. Sedangkan pada bobot kering tajuk dan bobot basah dan kering akar tidak
berpengaruh nyata. Waktu penyemprotan unsur kelumit berpengaruh nyata pada jumlah daun,
bobot basah dan kering tajuk, dan bobot basah akar. Untuk tinggi tanaman dan bobot kering akar
tidak berpengaruh nyata. Kandungan gula stevia pada stevia dengan perlakuan kombinasi pupuk
kandang dan unsur kelumit lebih tinggi daripada kontrol.

ABSTRACT
LUSSANA ROSSITA DEWI. Application of Compost and Trace Elements on Growth and
Stevia Sugar Content of Stevia Plant (Stevia rebaudiana Bertoni M.). Superwised by Sulistijorini
and Dodit Hadijaya.
The aims of this research was to study the effect of compost and trace elements on growth and
stevia sugar content of Stevia rebaudiana. The research was conducted in green house of
Enviromental Analysis FMIPA IPB. Soil and compost analysis was conducted in Research Center
for Soil and Agroclimate (PPTA), while sugar content analysis was conducted in Analytical
Chemistry laboratorium, Department of Chemistry, FMIPA IPB. The research was designed using
Complete Random Design (CRD) consist of 20 factors with 3 repeats. The factors given consist of
combination of 0, 0,5, 1, and 1,5 kg of compost, 0, 25, and 50 ppm of trace elements, and spraying
time, unsprayed, sprayed once every 3 days, and sprayed once every 6 days, respectively.
Observed variable includes plant height, number of leaves, fresh and dry weight of root and shoot.
The observation was conducted every 4 days, started from 1 week after planting up to harvest.
Observation of fresh and dry weight of root and shoot was conducted upon harvesting.
The result indicated that application of compost have significant influence on plant height,
number of leaves, fresh and dry weight of root and shoot. Concentration of trace elements showed
significant influence on plant height, number of leaves, and shoot fresh weight, but didn’t
influence on shoot dry weight and fresh and dry weight of root. Spraying time of trace elements
had significant influence on number of leaves, fresh and dry weight of shoot and root fresh weight,
but didn’t show significant influence on plant height and root dry weight. The content of stevia
sugar using treatment applications with compost and trace elements was higher compared to
control.

3

PEMBERIAN KOMPOS DAN UNSUR KELUMIT TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN GULA STEVIA
TANAMAN STEVIA (Stevia rebaudiana Bertoni M.)

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor

Oleh :

Lussana Rossita Dewi
G34101075

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

4

Judul : Pemberian Kompos dan Unsur Kelumit terhadap Pertumbuhan
dan Kandungan Gula Stevia Tanaman Stevia (Stevia rebaudiana
Bertoni M.)
Nama : Lussana Rossita Dewi
NIM

: G34101075

Menyetujui :

Pembimbing I

Pembimbing II,

Ir. Sulistijorini, MSi

Ir. D. Dodit Hadijaya

NIP 131851282

NIP 131878939

Mengetahui :

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor

Dr. Drh. Hasim, DEA
NIP 131578806

Tanggal lulus :

5

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sukoharjo pada tanggal 26 Desember 1982 sebagai anak bungsu dari dua
bersaudara dari pasangan Drs. Purwoto dan Nuratri Merduningsih.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 2 Sukoharjo pada tahun 1995,
dilanjutkan ke SLTP Negeri 1 Sukoharjo pada tahun 1998, SMU Negeri 1 Sukoharjo pada tahun
2001, dan pada tahun yang sama diterima sebagai mahasiswa Departemen Biologi FMIPA IPB
melalui jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN).
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum mata kuliah Ekologi Dasar
pada tahun ajaran 2005/2006.
Organisasi yang pernah diikuti penulis antara lain, Bioworld Divisi Embedding dan Anggota
Himpunan Mahasiswa Biologi (Himabio). Penulis pernah melakukan praktik lapang dengan judul
“Deteksi hCG dalam Spesimen Urin untuk Tes Kehamilan di Laboratorium Klinik Rumah Sakit
Umum PMI Bogor“.

6

PRAKATA
Alhamdulillah, segala puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul Pemberian Kompos dan Unsur Kelumit
terhadap Pertumbuhan dan Kandungan Gula Stevia Tanaman Stevia (Stevia rebaudiana Bertoni
M.).
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada ibu Ir. Sulistijorini, MSi dan bapak Ir. D.
Dodit Hadijaya selaku pembimbing atas segala bimbingan, dorongan, dan ilmu yang diberikan
serta kesabarannya selama penelitian berlangsung hingga tersusunnya tulisan ini. Terima kasih
kepada ibu Dr. Nisa Rachmania, MSi selaku penguji yang telah memberikan saran untuk
perbaikan skripsi ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Ina, pak Endang, dan pak Joni atas bantuan
yang diberikan kepada penulis selama penelitian berlangsung.
Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada keluargaku
tercinta : bapak, ibu, kakakku M’Emmi dan M’Agus, keponakanku Bondan dan Nilam atas
perhatian, doa, dan kasih sayangnya. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Nana, Vina,
Pi’i, Hijrah, Wandi, Bekti, Bahrelfi, teman-teman Biologi 38 lainnya, serta anak – anak CD 20 atas
bantuan dan saran yang diberikan kepada penulis.
Penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat dan memberikan inspirasi bagi
penelitian mendatang.

Bogor, November 2007
Lussana Rossita Dewi

7

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix
PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................................................... 1
Tujuan ................................................................................................................................. 2

BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian ...........................................................................................

2

Bahan dan Alat ..................................................................................................................

2

Metode Penelitian .............................................................................................................

2

Persiapan Tanam ........................................................................................................

2

Penanaman Bibit Stevia ............................................................................................

2

Penyemprotan Unsur Kelumit...................................................................................

2

Analisis Tanah dan Kompos ......................................................................................

2

Analisis Kandungan Gula ........................................................................................... 2
Rancangan Percobaan ................................................................................................. 3
Pengamatan ................................................................................................................. 3

HASIL
Dosis Kompos.............................................................................................................

3

Dosis Unsur Kelumit..................................................................................................

7

Waktu Penyemprotan..................................................................................................

8

Interaksi antara Kompos, Unsur Kelumit, dan Waktu Penyemprotan........................

11

Kandungan Gula Stevia .............................................................................................

11

PEMBAHASAN ............................................................................................... 12
SIMPULAN ...................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 14
LAMPIRAN ..................................................................................................... 16

8

DAFTAR TABEL
Halaman
1 Kombinasi perlakuan kompos, unsur kelumit, dan waktu penyemprotan ............................. 3
2 Pertumbuhan stevia yang ditanam pada media dengan perbedaan dosis kompos .................. 4
3 Pertumbuhan stevia yang ditanam pada media dengan perbedaan dosis
unsur kelumit .......................................................................................................................... 7
4 Pertumbuhan stevia yang ditanam pada media dengan perbedaan waktu penyemprotan
unsur kelumit ........................................................................................................................

9

5 Hasil uji lanjut interaksi antara kompos dan waktu penyemprotan........................................ 11
6 Hasil uji lanjut interaksi antara kompos dan unsur kelumit ................................................

11

7 Hasil uji lanjut interaksi antara kompos, unsur kelumit dan waktu penyemprotan...............

11

8 Hasil analisis kandungan gula ..............................................................................................

12

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Kurva pertumbuhan untuk tinggi tanaman pada dosis kompos (a) 0 kg, (b) 0,5 kg,
(c) 1 kg, dan (d) 1,5 kg .........................................................................................................

4

2 Kurva pertumbuhan untuk jumlah daun pada dosis kompos (a) 0 kg, (b) 0,5 kg,
(c) 1 kg, dan (d) 1,5 kg .........................................................................................................

5

3 Diagram batang bobot basah tajuk pada dosis kompos (a) 0 kg, (b) 0,5 kg,
(c) 1 kg, dan (d) 1,5 kg .........................................................................................................

5

4 Diagram batang bobot basah akar pada dosis kompos (a) 0 kg, (b) 0,5 kg,
(c) 1 kg, dan (d) 1,5 kg .........................................................................................................

6

5 Diagram batang bobot kering tajuk pada dosis kompos (a) 0 kg, (b) 0,5 kg,
(c) 1 kg, dan (d) 1,5 kg .........................................................................................................

6

6 Kurva pertumbuhan untuk tinggi tanaman dengan menggunakan dosis unsur kelumit
(a) 0 ppm, (b) 25 ppm, dan (c) 50 ppm .................................................................................

7

7 Kurva pertumbuhan untuk jumlah daun dengan menggunakan dosis unsur kelumit
(a) 0 ppm, (b) 25 ppm, dan (c) 50 ppm ...............................................................................

8

8 Diagram batang bobot basah tajuk dengan menggunakan dosis unsur kelumit
(a) 0 ppm, (b) 25 ppm, dan (c) 50 ppm ...............................................................................

8

9 Kurva pertumbuhan untuk jumlah daun dengan waktu penyemprotan unsur kelumit
(a) tanpa disemprot, (b) 3 hari sekali, dan (c) 6 hari sekali .................................................

9

10 Diagram batang bobot basah tajuk dengan waktu penyemprotan unsur kelumit
(a) tanpa disemprot, (b) 3 hari sekali, dan (c) 6 hari sekali ................................................

10

11 Diagram batang bobot basah akar dengan waktu penyemprotan unsur kelumit
(a) tanpa disemprot, (b) 3 hari sekali, dan (c) 6 hari sekali .................................................

10

9

12 Diagram batang bobot kering tajuk dengan waktu penyemprotan unsur kelumit
(a) tanpa disemprot, (b) 3 hari sekali, dan (c) 6 hari sekali .................................................

10

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Kandungan unsur mineral dalam larutan unsur kelumit yang digunakan
dalam perlakuan (dalam setiap 60 ml) .................................................................................... 17
2 Tabel sidik ragam tinggi tanaman .......................................................................................... 18
3 Tabel sidik ragam jumlah daun .............................................................................................. 18
4 Tabel sidik ragam bobot basah tajuk .....................................................................................

18

5 Tabel sidik ragam bobot kering tajuk .................................................................................... 19
6 Tabel sidik ragam bobot basah akar ......................................................................................

19

7 Tabel sidik ragam bobot kering akar .....................................................................................

19

8 Hasil analisis tanah ................................................................................................................

20

9 Hasil analisis kompos ............................................................................................................

20

10 Sifat tanah ...........................................................................................................................

21

2

PENDAHULUAN
Latar belakang
Bahan organik tanah merupakan
penimbunan sisa tumbuhan dan binatang
yang sebagian telah mengalami pelapukan.
Bahan
organik
bermanfaat
sebagai
granulator (memperbaiki struktur tanah),
menambah kemampuan tanah untuk
menahan unsur-unsur hara (Kapasitas Tukar
Kation tanah menjadi tinggi), sumber energi
bagi mikroorganisme, dan sumber unsur
hara N, P, K, unsur mikro, dan lain-lain.
Unsur-unsur hara esensial adalah unsur hara
yang sangat diperlukan oleh tanaman dan
fungsinya dalam tanaman tidak dapat
digantikan oleh unsur lain, sehingga bila
tidak terdapat dalam jumlah yang cukup
dalam tanah, tanaman tidak dapat tumbuh
dengan normal (Hardjowigeno 2003).
Kompos adalah bahan organik yang
berasal dari daun-daunan, jerami, rumputrumputan, dedak padi, dan sisa-sisa
tumbuhan lainnya serta kotoran ternak yang
telah mengalami pelapukan. Bahan organik
yang telah mengalami dekomposisi dengan
baik, bukan hanya memperkaya bahan
makanan untuk tanaman, namun juga
berperan besar terhadap perbaikan sifat-sifat
tanah. Pemberian kompos ke dalam tanah
merupakan salah satu cara yang dapat
dilakukan
untuk
mempertahankan
kesuburannya, sehingga tanaman akan
memberi hasil yang memuaskan (Wicaksono
1993).
Nutrisi yang diambil dari tanah dapat
dibagi menjadi tiga berdasarkan jumlah yang
diperlukan. Nutrisi pertama atau disebut
makronutrien terdiri atas : nitrogen, fosfor,
dan kalium. Nutrisi kedua (mikronutrien)
adalah belerang (S), kalsium (Ca), dan
magnesium (Mg). Nutrisi ketiga adalah
unsur kelumit atau trace elements. Nutrisi
ini dibutuhkan dalam jumlah sedikit oleh
tanaman. Unsur kelumit terdiri atas besi
(Fe), boron (B), seng (Zn), tembaga (Cu),
mangan (Mn), molibdenum (Mo), khlor
(Cl), kobalt (Co), selenium (Se), iodium (I),
fluor (F), nikel (Ni), silikon (Si), vanadium
(V), aluminium (Al), dan sodium (Na)
(Ignatief & Page 1958).
Unsur kelumit berfungsi membantu
menjaga produktifitas lahan, memperbaiki
kesuburan tanah yang telah hilang, dan
meningkatkan produksi panen (Sauchelli
1969). Penggunaan unsur kelumit sebagai
pupuk di Indonesia belum terlalu
berkembang seperti di negara lain, misalnya

di Amerika. Unsur kelumit pertama kali
ditemukan sebagai salah satu faktor penting
dalam produksi panen di Amerika
khususnya di Florida sekitar tahun 1920.
Semenjak itu, beberapa hasil penelitian dan
praktek di lapangan membuat penggunaan
unsur kelumit pada produksi jeruk, sayuran,
makanan ternak, dan beberapa hasil panen di
negara
Florida
meningkat
tajam
(Cunningham 1972).
Bahan pemanis adalah salah satu bahan
pangan yang keperluannya selalu meningkat
dari tahun ke tahun. Di samping gula tebu,
beberapa bahan pemanis sintetis seperti
sakarin dan natrium siklamat banyak
digunakan secara luas di Indonesia. Bahan
pemanis tersebut mempunyai tingkat
kemanisan yang jauh lebih tinggi daripada
gula tebu. Akan tetapi suatu penelitian di
Amerika pada tahun 1969 membuktikan
bahwa kedua bahan pemanis tersebut
bersifat dapat menyebabkan kanker,
sehingga pemakaiannya dibatasi dan diatur
sangat ketat (Darnoko & Atmawinata 1984).
Kenaikan jumlah penduduk di Indonesia
yang cukup besar mengakibatkan keperluan
gula tebu dan pemanis sintetis lain seperti
sakarin dan siklamat semakin meningkat.
Namun akhir-akhir ini banyak penduduk
Indonesia yang mengurangi penggunaan
gula tebu dan pemanis sintetis tersebut,
karena alasan kesehatan seperti kegemukan,
diabetes, dan karies gigi. Keadaan ini
mendorong dilakukannya penelitian ke arah
penemuan pemanis alami yang aman, rendah
atau tanpa kalori, dan murah harganya
(Atmawinata et al. 1984). Stevia muncul
sebagai salah satu bahan pemanis alami yang
mempunyai potensi tersebut.
Stevia (Stevia rebaudiana Bertoni M.)
merupakan tanaman terna yang tumbuh
tegak, memiliki banyak percabangan, dan
dapat mencapai ketinggian antara 60-90 cm.
Batang tanaman stevia berbentuk bulat
lonjong dan berbulu halus. Daun berbentuk
lonjong langsing sampai oval, bergerigi
halus, dan terletak berhadapan. Bunga stevia
merupakan bunga sempurna (hermafrodit)
dengan mahkota berbentuk tabung.
Perakaran tanaman stevia merupakan
akar serabut yang terbagi menjadi dua
bagian, yaitu perakaran halus dan perakaran
tebal. Tanaman ini memiliki daya regenerasi
yang kuat sehingga tahan terhadap
pemangkasan. Stevia dapat tumbuh dan
berproduksi dengan baik di daerah yang
mempunyai ketinggian antara 500-1000
meter dari permukaan laut (dpl), suhu udara

3

antara 140C-270C, curah hujan antara 16001850 mm/tahun. Tanaman ini menghendaki
tempat yang terbuka atau cukup mendapat
sinar matahari, dengan panjang penyinaran
lebih dari dua belas jam per hari (Rukmana
2003).
Tujuan
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui pengaruh pemberian kompos
dan unsur kelumit terhadap pertumbuhan
dan kandungan gula stevia pada tanaman S.
rebausidiana

BAHAN DAN METODE

Penyemprotan Unsur Kelumit. Dosis
unsur kelumit yang digunakan adalah 25 dan
50 ppm (part per million) yang disemprot
setiap 3 hari sekali dan 6 hari sekali. Sebagai
kontrol ada yang tidak dilakukan
penyemprotan unsur kelumit. Penghitungan
unsur kelumit untuk dosis 25 dan 50 ppm
ialah :
25
--------------- x 100 ml = 25 x 10-4 ml
1000000
50
-------------- x 100 ml = 50 x 10-4 ml
1000000

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret
sampai November 2006 di rumah kaca
Program Studi Analisis Lingkungan FMIPA
IPB. Analisis tanah dan kompos dilakukan
di Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat,
Bogor, sedangkan analisis kandungan gula
di Laboratorium Kimia Analitik Departemen
Kimia FMIPA IPB.

Unsur kelumit yang telah dimasukkan dalam
botol semprot, disemprotkan pada daun
stevia pada pukul 07.00-10.00 pagi.

Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan yaitu kompos
yang berupa pupuk kotoran sapi, larutan
unsur kelumit ‘SYNERGY’ produksi PT
Sinergiplasindo
Dinamika,
Jakarta,
Indonesia
(komposisi
nutrisi
yang
terkandung di dalamnya terdapat pada
Lampiran 1), dan tanaman stevia klon BPP
72 yang berasal dari stek pucuk yang sama.
Alat yang digunakan meliputi polybag
ukuran 20x35 cm, botol semprot bervolume
100 ml, pipet 0,1 ml, gelas ukur 100 ml,
neraca analitik, oven, dan alat tulis.

Analisis Kandungan Gula. Analisis
kandungan gula dilakukan pada tanaman
dengan perlakuan K0T0, K2T2W1, K1T2W2.
Analisis dilakukan setelah penelitian. Daun
stevia yang akan dianalisis dikeringkan
dengan oven yang bersuhu 700C selama 4-6
jam.
Kandungan gula daun stevia dianalisis
dengan cara ekstraksi dengan sokletasi. 40 g
daun stevia yang telah dihaluskan, diekstrak
dalam soklet selama 8 jam dengan pelarut
methanol 100 % (CH3OH) kemudian cairan
ekstrak diuapkan dalam penguap vakum, dan
pada residu ditambahkan 175 ml air dan
dicuci 3 kali dalam tabung pemisah masingmasing dengan 25 ml khloroform. Fraksi
khloroform dipisahkan, sedangkan, fraksi air
diekstrak dengan butanol 95 % (C4H9OH) 3
kali masing-masing sebanyak 25 ml.
Kumpulan fraksi butanol diuapkan dalam
penguap vakum sampai terbentuk pasta,
kemudian dilarutkan dengan methanol 100
% panas, disaring, dan disimpan pada suhu
50C selama 24 jam. Kristal yang terbentuk
dicuci dengan methanol 100 %, kemudian
dikeringkan pada suhu 700C dan ditimbang
(Darnoko & Atmawinata 1984).

Metode Penelitian
Persiapan Tanam. Bahan tanaman
berupa stek stevia yang berumur satu bulan
dengan tinggi antara 10-20 cm. Untuk
persiapan media tanam, tanah dan kompos
yang
dicampurkan
secara
komposit
dimasukkan ke dalam polybag satu minggu
sebelum penanaman bibit stevia. Dosis
kompos yang digunakan sebagai campuran
dengan media tanah, yaitu : 0 kg, 0,5 kg, 1
kg, 1,5 kg, dan 2 kg.
Penanaman Bibit Stevia. Bibit stevia
yang telah siap tanam ditanam di dalam
polybag yang telah berisi campuran media
tanah dan kompos. Penyiraman dilakukan
setiap dua hari sekali.

Analisis Tanah dan Kompos. Analisis
tanah dan kompos meliputi unsur hara
makro (unsur C, N, P, K, Ca, dan Mg) dan
mikro (unsur Na dan Al) dilakukan pada
awal penelitian.

4

Rumus kandungan gula :
Bks + K - Bk
------------------ x 100 %
Bs

Keterangan :
Bks
= Bobot kertas saring.
K
= Kristal.
Bk
= Bobot kosong.
Bs
= Bobot sampel.

Tabel 1 Kombinasi perlakuan kompos, unsur kelumit, dan waktu penyemprotan
Faktor
kompos
(f1)

Dosis f1
(kg/polibag)

Faktor unsur kelumit (f2)
Dosis f2 (ppm)
T0
T1
T2
0
25
50
Waktu penyemprotan unsur kelumit (f3)
3 hari
6 hari
3 hari
6 hari
sekali (W1) sekali (W2) sekali (W1)
sekali
(W2)
K0
0
K0T0
K0T1W1
K0T1W2
K0T2W1
K0T2W2
K1
0.5
K1T0
K1T1W1
K1T1W2
K1T2W1
K1T2W2
1
K2
K2T0
K2T1W1
K2T1W2
K2T2W1
K2T2W2
K3
1.5
K3T0
K3T1W1
K3T1W2
K3T2W1
K3T2W2
Keterangan : K = kompos, T = unsur kelumit, W = waktu penyemprotan.
Rancangan Percobaan. Rancangan
Percobaan
yang
digunakan
adalah
Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari
20 perlakuan dengan 3 ulangan (Tabel 1).
Model
persamaan
matematika
yang
digunakan adalah sebagai berikut :
Yij = μ + τi + εij
Keterangan :
Yij = nilai pengamatan pada perlakuan ke-i
dan ulangan ke-j.
μ = rataan umum.
τi = pengaruh perlakuan ke-i (dosis
kompos, dosis unsur kelumit,
dan waktu penyemprotan).
εij = pengaruh acak pada perlakuan ke-i
dan ulangan ke – j.
i = 1, 2, 3, ............., 20
j = 1, 2, 3.
Pengolahan data menggunakan program
analysis of varian (ANOVA) untuk melihat
perbedaan antar perlakuan. Pengujian untuk
melihat sejauh mana perbedaan antar
perlakuan dilakukan dengan menggunakan
Uji Duncan Multiple Range Test (DMRT).
Pengamatan. Peubah yang diamati
meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, bobot
basah dan kering tajuk, dan bobot kering dan
basah akar. Pengamatan dilakukan 4 hari
sekali dimulai sejak tanaman berumur satu
minggu setelah tanam sampai panen.
Pengamatan bobot kering tajuk dan akar
dilakukan satu kali pada saat pemanenan,

yaitu dengan cara menimbang tajuk dan akar
tanaman yang telah dioven pada suhu 600C.

HASIL
Dosis Kompos
Analisis sidik ragam menunjukkan
bahwa konsentrasi kompos berpengaruh
nyata pada tinggi tanaman, jumlah daun,
bobot basah akar dan tajuk, dan bobot kering
tajuk (Tabel 2, Lampiran 2-7). Pada bobot
kering akar tidak berpengaruh nyata (Tabel
2, Lampiran 7).
Tanaman tertinggi dihasilkan pada
perlakuan dosis kompos 0,5 kg. Tinggi
tanaman pada dosis 0,5 kg tidak berbeda
nyata dengan tanaman pada dosis 1 kg dan
1,5 kg, tapi berbeda nyata dengan tanaman
pada dosis kompos 0 kg (Tabel 2).
Pertumbuhan tanaman tertinggi untuk tiap
dosis kompos diperoleh pada perlakuan
K0T2W1 (0 kg), K1T2W1 (0,5 kg), K2T2W1 (1
kg), dan K3T2W1 (1,5 kg) (Gambar 1).
Jumlah daun terbanyak dihasilkan pada
perlakuan dosis kompos 0,5 kg. Jumlah daun
pada dosis 0,5 kg tidak berbeda nyata
dengan tanaman pada dosis 1 kg, sedangkan
jumlah daun pada dosis 1,5 kg tidak berbeda
nyata dengan dosis 0 kg (Tabel 2). Pada
kurva pertumbuhan jumlah daun terbanyak
diperoleh perlakuan K0T2W1 (0 kg), K1T0
(0,5 kg), K2T0 (1 kg), dan K3T2W1 (1,5 kg)
(Gambar 2).

4

Bobot basah tajuk tertinggi dihasilkan
pada perlakuan dosis kompos 0,5 kg. Bobot
basah tajuk pada dosis 0,5 kg berbeda nyata
dengan bobot basah tajuk dosis 1kg, 1,5 kg,
dan 0 kg. Bobot basah tajuk pada dosis 1 kg
tidak berbeda nyata dengan tanaman pada
dosis 1,5 kg (Tabel 2). Bobot basah tajuk
tertinggi diperoleh perlakuan K0T0 (0 kg),
K1T2W2 (0,5 kg), K2T1W2 (1 kg), dan
K3T2W1 (1,5 kg) (Gambar 3).
Bobot basah akar tertinggi dihasilkan
pada perlakuan dosis kompos 0 kg. Bobot
basah akar pada dosis kompos 1,5 kg
berbeda nyata dengan dosis kompos lainnya

(Tabel 2). Bobot basah akar tertinggi
diperoleh perlakuan K0T1W2 (0 kg), K1T2W2
(0,5 kg), K2T2W2 (1 kg), dan K3T2W2 (1,5
kg) (Gambar 4).
Bobot kering tajuk tertinggi dihasilkan
pada perlakuan dosis kompos 1 kg. Bobot
kering tajuk pada dosis 1 kg tidak berbeda
nyata dengan bobot kering pada dosis 0,5
kg. Bobot kering tajuk pada dosis 0 kg tidak
berbeda nyata dengan bobot kering tajuk
pada dosis 1,5 kg (Tabel 2). Bobot kering
tajuk tertinggi diperoleh perlakuan K0T0 (0
kg), K1T2W2 (0,5 kg), K2T2W2 (1 kg),
K3T1W1 (1,5 kg) (Gambar 5).

Tabel 2 Pertumbuhan stevia yang ditanam pada media dengan perbedaan dosis kompos
Pertumbuhan Stevia
Bobot
Bobot
Bobot
Bobot
Basah
Kering
Basah
Kering
Akar
Akar
Tajuk
Tajuk
(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
0,5
37.125a
61.169a
19.785a
6.1227ab
0.7467a
0.7100a
1
35.501ab
55.610ab
12.196b
6.5573a
0.6607a
0.6047a
1,5
34.886ab
41.479c
10.614bc 4.8600bc
0.6321b
0.5629a
0
31.530b
46.918bc
9.394c
4.3893c
0.7607a
0.7220a
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji Duncan
pada taraf 5%.
Tinggi
Tanaman
(cm)

Jumlah
Daun
(helai)

70

80

60

70

50

60

Tinggi (cm)

Tinggi (cm)

Dosis
Kompos
(kg)

40
30
20
10

50
40
30
20
10

0

0
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

1

2

3

4

5

Pengamatan keK0T0W0

K0T0W1

K0T1W2

K0T2W1

K0T2W2

K1T0W0

K1T1W1

(a) 0 kg.

7

8

9

10

11

12

13

K1T1W2

K1T2W1

K1T2W2

(b) 0,5 kg.

70

80

60

70

50

60

Tinggi (cm)

Tinggi (cm)

6

Pengamatan ke-

40
30
20
10

50
40
30
20
10

0

0
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

1

2

3

4

5

K2T0W0

K2T1W1

K2T1W2

(c) 1 kg.

K2T2W1

6

7

8

9

10

11

12

13

Pengamatan ke-

Pengamatan keK2T2W2

K3T0W0

K3T1W1

K3T1W2

K3T2W1

K3T2W2

(d) 1,5 kg.

Gambar 1 Kurva pertumbuhan untuk tinggi tanaman pada dosis kompos (a) 0 kg, (b) 0,5 kg,
(c) 1 kg, dan (d) 1,5 kg.

5

100

70

Jumlah daun (helai)

Jumlah daun (helai)

80
60
50
40
30
20
10
0

80
60
40
20
0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

1

2

3

4

5

Pengamatan keK0T0W0

K0T0W1

K0T1W2

K0T2W1

K0T2W2

K1T0W0

K1T1W1

(a) 0 kg.

Jumlah daun (helai)

Jumlah daun (helai)

80
60
40
20
0
2

3

4

5

6

7

K2T1W1

K2T1W2

8

K1T1W2

9

10

11

12

13

K1T2W1

K1T2W2

8

9

10

11

12

90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1

13

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

Pengamatan ke-

Pengamatan keK2T0W0

7

(b) 0,5 kg.

100

1

6

Pengamatan ke-

K2T2W1

K2T2W2

K3T0W0

(c) 1 kg.

K3T1W1

K3T1W2

K3T2W1

K3T2W2

(d) 1,5 kg.

Gambar 2 Kurva pertumbuhan untuk jumlah daun pada dosis kompos (a) 0 kg, (b) 0,5 kg,
(c) 1 kg, dan (d) 1,5 kg.
45
Bobot basah tajuk (gram)

Bobot basah tajuk (gram)

25
20
15
10
5
0

40
35
30
25
20
15
10
5
0

K0T0

K0T1W1

K0T1W2

K0T2W1

K0T2W2

K1T0

K1T1W1

Perlakuan

K1T1W2

K1T2W1

K1T2W2

K3T2W1

K3T2W2

Perlakuan

(a) 0 kg.

(b) 0,5 kg.
30
Bobot basah tajuk (gram)

Bobot basah tajuk (gram )

20
18
16
14
12
10
8
6
4
2

25
20
15
10
5
0

0
K2T0

K2T1W1

K2T1W2
Perlakuan

(c) 1 kg.

K2T2W1

K2T2W2

K3T0

K3T1W1

K3T1W2
Perlakuan

(d) 1,5 kg.

Gambar 3 Diagram batang bobot basah tajuk pada dosis kompos (a) 0 kg, (b) 0,5 kg,
(c) 1 kg, dan (d) 1,5 kg.

6

1,6
1,4

Bobot basah akar (gram)

Bobot basah akar (gram)

1,4
1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2

1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0

0
K0T0

K0T1W1

K0T1W2

K0T2W1

K1T0

K0T2W2

K1T1W1

K1T1W2

K1T2W1

K1T2W2

Perlakuan

Perlakuan

(a) 0 kg.

(b) 0,5 kg.
1,2
Bobot basah akar (gram)

Bobot basah akar (gram)

1,4
1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2

1
0,8
0,6
0,4
0,2
0

0
K2T0

K2T1W1

K2T1W2

K2T2W1

-0,2

K2T2W2

K3T0

K3T1W1

Perlakuan

K3T1W2

K3T2W1

K3T2W2

Perlakuan

(c) 1 kg.

(d) 1,5 kg.

Gambar 4 Diagram batang bobot basah akar pada dosis kompos (a) 0 kg, (b) 0,5 kg,
(c) 1 kg, dan (d) 1,5 kg.

12

6
4
2
0
-2

K0T0

K0T1W1

K0T1W2

K0T2W1

K0T2W2

Bobot kering tajuk (gram)

14

8
Bobot kering tajuk (gram)

10

-4

10
8
6
4
2
0
K1T0

-6

K1T1W1

K1T1W2

Perlakuan