2.3.1 Kontraktor diwajibkan membuat Direksi keet selama pekerjaan berlangsung,
untuk ruang kontraktor, konsultan Pengawas dan Direksi. 2.3.2
Untuk menunjang kegiatan harian maka kontraktor harus mengadakan perlengkapan Direksi keet sesuai dengan kebutuhan, seperti meja, kursi, papan
tulis dan lain-lain.
2.3.3 Kontraktor harus menyediakan seperangkat ceret termos dan gelas, serta setiap
hari harus menjaga kebersihan Direksi keet dengan perlengkapannya dan menyediakan air minum untuk staf Direksi tamu.
2.4 Pagar Pengaman Kegiatan Pekerjaan
Untuk menghindari pekerjaan dari gangguan lingkungan luar dan menjaga keamanan, pagar pengaman proyek yang telah ada tetap dipakai untuk tahap kedua.
2.5 Fasilitas Penunjang
2.5.1 Gudang penyimpan bahan.
Gudang penyimpanan bahan pada tahap pertama dapat dipakai untuk tahap kedua.
2.5.2 Kontraktor harus menyediakan fasilitas penerangan pada waktu malam hari.
Penerangan tersebut harus terdapat pada setiap bagian bangunan permanen dan bangunan sementara.
2.5.3 Kontraktor harus mempersiapkan fasilitas air untuk keperluan pekerjaan
pengecoran beton dan pencucian bahan dengan kapasitas yang cukup.
2.5.4 Kontraktor harus menyediakan petugas keamanan untuk menjaga keselamatan
proyek dari gangguan pencurian, pengrusakan dan lain-lain, baik siang maupun pada malam hari.
PASAL 3 PEKERJAAN TANAH
3.1 Galian Tanah
3.1.1 Galian tanah dimana pondasi akan dipasang atau keperluan yang lain harus
dilakukan menurut gambar rencana dalam, panjang dan lebarnya.
3.2 Urugan Kembali
3.2.1 Lobang bekas galian baik untuk pondasi maupun keperluan lain harus di urug
kembali dengan tanah bekas galian atas persetujuan Direksi.
3.2.2 Urugan harus dilakukan lapis demi lapis setiap 20 cm, disiram dan dipadatkan
kembali.
3.3 Urugan Pasir
3.3.1 Urugan pasir dilakukan pada seluruh lantai kerjaalas pondasi, di bawah lantai
ubin keramik dan seluruh lantai lainnya yang tertera pada gambar bestek.
3.3.2 Bahan urugan yang dipergunakan adalah pasir pasang dan mendapat
persetujuan Direksi.
PASAL 4 PEKERJAAN BETON BERTULANG
4.1 Lingkup Pekerjaan
4.1.1 Lingkup pekerjaan beton bertulang yang dikerjakan adalah : Pondasi Tapak,
Sloof, Kolom, Balok Lantai, plat Lantai, Ring Balk.
4.1.2 Mutu beton yang dipergunakan untuk kontruksi-kontruksi tersebut adalah beton
K-225 setara campuran 1 pc : 2.5 kerikil dan untuk beton selain kontruksi diatas digunakan Mutu Beton K-175 setara campuran 1 pc : 2 pasir 3 : kerikil.
4.2 Syarat - Syarat Bahan
4.2.1 Semen
a. Merek semen yang digunakan adalah setara Semen Type I dan harus satu
jenismerek. b.
Pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. c.
Semen yang sampai ditempat pekerjaan harus dalam kantong yang utuhtidak koyak.
d. Semen harus disimpan dalam ruangan yang terlindung dari cuaca dan tidak
menyinggung dinding beton dan lantai. e.
Penimbunan semen maksimum setinggi 2 meter. f.
Semen yang telah menggumpalmembantu tidak diperkenankan untuk di pakai.
4.2.2 Kerikil
– T.15 1991. b.
Diameter maksimum batu pecah kerikil 2,5 cm. c.
Penyimpanan kerikil batu pecah harus sedemikian rupa sehingga tidak tercampur tanah pada saat pemakaian.
4.2.3 Pasir
a. Pasir harus terdiri dari butiran yang keras, tajam dan bersih.
b. Pasir tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 5 dan harus yang
direkomendasikan sesuai dengan mix design yang dilakukan. c.
Pasir laut tidak boleh digunakan.
4.2.4 Air
a. Air yang digunakan untuk campuran beton harus jernih, tidak berbau, tawar
dan bersih. b.
Air tidak mengandung minyak dan bahan organic atau bahan-bahan zat lain yang dapat merusak ikatan beton.
c. Sebaiknya digunakan air leding dari PDAM.
d. Air yang meragukan kualitasnya tidak diperkenankan untuk pergunakan.
4.2.5 Baja Tulangan
a. Jenis baja tulangan untuk struktur beton bertulang untuk diameter 19 mm ke
bawah digunakan besi polos mutu U-24 yang mempunyai tegangan leleh 2.400 kgcm
2
, sedangkan untuk diameter lebih besar dari 19 mm digunakan
baja ulir mutu U-32 yang mempunyai tegangan leleh 3.200 kgcm
2
. b.
Bahan tulangan harus bersih dari minyak, gemuk atau bahan lainnya yang dapat mengurangai daya lekat antara beton dan tulangan.
c. Baja tulangan yang dibengkokkan lebih dari satu kali tidak diperkenankan
dipakai lagi. d.
Ukuran-ukuran baja tulangan, sebelum dipakai harus diukur oleh Direksi dengan menggunakan alat ukur diameter, bentuknya harus bulat, tidak pipih
serta tidak retak sewaktu digunakan.
e. Apabila ukuran Direksi tidak sama dengan ukuran faktur pasar maka yang
dipakai adalah ukuran Direksi. f.
Bahan yang didatangkan ketempat pekerjaan harus merupakan barang baru dan disimpan ditempat penyimpanan bahan terlindung.
g. Direksi dapat menolak bahan baja tulangan yang datang sudah berkarat
dan kontraktor harus membawa keluar untuk ganti dengan yang baru.
4.2.6 Kawat Ikatan
4.2.7 Cetakan bekisting
a. Kayu bekisting dari papan kayu klas III atau multiplex khusus untuk cetakan.
b. Kayu penopang stutwerk dari kayu semantok klas 1 dengan ukuran 4 x 6
cm dengan jarak maksimum 50 cm. Ukuran-ukuran tersebut di atas dapat di rubah sesuai dengan petunjuk Direksi.
4.3 Tata Cara Kerja
4.3.1 Pekerjaan Beton Bertulang
a. Pemasangan bekisting harus rapi agar diperoleh bidang-bidang yang cukup
rata, pada permukaan cetakan dan pasangan dinding yang berhubungan dengan beton harus dibersihkan dari kotoran dan dibasahi dengan air bersih
sebelum diadakan pengecoran.
b. Pada penulangan kolom harus disediakan stik yang cukup yang sesuai
dengan yang isyatkan dalam SKSNI T-15 1991.
4.3.2 Pelaksana Pekerjaan Pengecoran
a. Sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, kontraktor harus mempersiapkan
semua keperluan bahan, peralatan, tenaga kerja, tukang dan tenaga ahli yang diperlukan untuk pekerjaan pengecoran.
b. Bahan yang akan digunakan cukup tersedia ditempat pekerjaan dan
peralatan dengan kondisi siap pakai. Untuk menjaga kelancaran pekerjaan semua peralatan harus disiapkan cadangan.
c. Cetakan dan baja tulangan sudah terpasang dengan baik, setelah diperiksa
oleh Direksi dan mendapat persetujuan untuk pengecoran. d.
Semua kotoran-kotoran dalam cetakan harus dibersihkan. e.
Permukaan beton lama harus dikasarkan dan dibersihkan. f.
Penempatan semua peralatan sudah ditentukan dalam posisi yang tepat, serta alat bantu tersedia dalam jumlah yang cukup.
g. Sebelum pengecoran beton dilaksanakan, kontraktor harus diberitahu
Direksi untuk mendapat persetujuan. Pelaksanaan pengecoran harus dihadiri oleh Direksi atau wakilnya.
h. Semua bahan semen, batu pecah kerikil, pasir harus ditakar dalam
perbandingan volume sesuai dengan hasil mix design di laboratorium. Bila perbandingan tersebut tidak dituruti, Direksi akan memerintahkan untuk
menyingkirkan adukan tersebut dari tempat pekerjaan.
i. Beton harus diaduk dengan menggunakan mesin pengaduk molen. Beton
harus diaduk sampai homogen, sehingga memberikan warna yang sama. Waktu adukan minimal 1,5 menit.
j. Pengecoran diwaktu hujan tidak diperbolehkan.
a. Kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi bilamana bermaksud
akan membongkar cetakan, pembongkaran cetakan tersebut tidak berarti kontraktor lepas dari tanggung jawabnya.
b. Pembongkoran cetakan pada balok dan plat dapat dilakukan pada umur
beton minimal 4 minggu kecuali ada petunjuk lain dari Direksi secara tertulis.
c. Bagian-bagian yang tidak sempurna harus segera diperbaiki menurut
petunjuk Direksi apakah boleh diperbaiki atau boleh dibongkar. d.
Dalam hal apapun kontraktor harus bertanggung jawab terhadap bentuk hasil pengecoran, harus lurus dan rapi.
PASAL 5 PEKERJAAN BATU, PASANGAN DAN PLESTERAN
5.1 Pekerjaan Pasangan Bata Adukan 1 pc : 4 ps
5.1.1 Pasangan bata adukan 1 pc : 4 ps dipasang pada tolak angin dan dinding penutup diatas ring balk.
5.1.2 Adukan yang dipergunakan adalah 1 pc : 4 ps. 5.1.3 Bahan semen, pasir dan air yang dipergunakan sama seperti yang disyaratkan
pada pekerjaan beton. 5.1.4 Batu bata yang dipergunakan batu bata biasa dengan ukuran 4.5 x 9 x 18 cm,
kwalitas baik. Bata harus kuat, tidak mudah pecah, mempunyai ukuran yang seragam, dengan pembakaran yang baik dan tidak cacat. Sebelum didatangkan
kelapangan pekerjaan, kontraktor harus memberikan contoh untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
5.2 Pekerjaan Pasangan Bata Adukan 1 pc : 2 ps
5.2.1 Pasangan bata adukan 1 pc : 2 ps dipasang pada pondasi batu bata. 5.2.2 Adukan yang dipergunakan adalah 1 cp : 2 ps.
5.2.3 Bahan semen, pasir dan air yang dipergunakan sama seperti yang isyaratkan pada pekerjaan beton.
5.2.4 Batu bata yang dipergunakan adalah batu bata biasa dengan ukuran 4,5 x 9 x 18 cm, Kwalitas baik. Bata harus kuat, tidak mudah pecah, mempunyai ukuran yang
seragam, dengan pembakaran yang baik dan tidak cacat. Sebelum didatangkan kelapangan pekerjaan, kontraktor harus memberikan contoh untuk mendapatkan
persetujuan Direksi.
5.3.1 Adukan harus diaduk dengan mesin pengaduk molen. 5.3.2 Pasangan harus tegak lurus, waterpass dalam satu garis dan berjarak sama
dengan tebal spesi 1 – 2 cm.
5.3.3 Angker-angker yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan lainnya harus dipasang sesuai dengan kebutuhan.
5.4 Pekerjaan Plesteran