3.2 Urugan Kembali
3.2.1 Lobang bekas galian baik untuk pondasi maupun keperluan lain harus di urug
kembali dengan tanah bekas galian atas persetujuan Direksi.
3.2.2 Urugan harus dilakukan lapis demi lapis setiap 20 cm, disiram dan dipadatkan
kembali.
3.3 Urugan Pasir
3.3.1 Urugan pasir dilakukan pada seluruh lantai kerjaalas pondasi, di bawah lantai
ubin keramik dan seluruh lantai lainnya yang tertera pada gambar bestek.
3.3.2 Bahan urugan yang dipergunakan adalah pasir pasang dan mendapat
persetujuan Direksi.
PASAL 4 PEKERJAAN BETON BERTULANG
4.1 Lingkup Pekerjaan
4.1.1 Lingkup pekerjaan beton bertulang yang dikerjakan adalah : Pondasi Tapak,
Sloof, Kolom, Balok Lantai, plat Lantai, Ring Balk.
4.1.2 Mutu beton yang dipergunakan untuk kontruksi-kontruksi tersebut adalah beton
K-225 setara campuran 1 pc : 2.5 kerikil dan untuk beton selain kontruksi diatas digunakan Mutu Beton K-175 setara campuran 1 pc : 2 pasir 3 : kerikil.
4.2 Syarat - Syarat Bahan
4.2.1 Semen
a. Merek semen yang digunakan adalah setara Semen Type I dan harus satu
jenismerek. b.
Pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. c.
Semen yang sampai ditempat pekerjaan harus dalam kantong yang utuhtidak koyak.
d. Semen harus disimpan dalam ruangan yang terlindung dari cuaca dan tidak
menyinggung dinding beton dan lantai. e.
Penimbunan semen maksimum setinggi 2 meter. f.
Semen yang telah menggumpalmembantu tidak diperkenankan untuk di pakai.
4.2.2 Kerikil
– T.15 1991. b.
Diameter maksimum batu pecah kerikil 2,5 cm. c.
Penyimpanan kerikil batu pecah harus sedemikian rupa sehingga tidak tercampur tanah pada saat pemakaian.
4.2.3 Pasir
a. Pasir harus terdiri dari butiran yang keras, tajam dan bersih.
b. Pasir tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 5 dan harus yang
direkomendasikan sesuai dengan mix design yang dilakukan. c.
Pasir laut tidak boleh digunakan.
4.2.4 Air
a. Air yang digunakan untuk campuran beton harus jernih, tidak berbau, tawar
dan bersih. b.
Air tidak mengandung minyak dan bahan organic atau bahan-bahan zat lain yang dapat merusak ikatan beton.
c. Sebaiknya digunakan air leding dari PDAM.
d. Air yang meragukan kualitasnya tidak diperkenankan untuk pergunakan.
4.2.5 Baja Tulangan
a. Jenis baja tulangan untuk struktur beton bertulang untuk diameter 19 mm ke
bawah digunakan besi polos mutu U-24 yang mempunyai tegangan leleh 2.400 kgcm
2
, sedangkan untuk diameter lebih besar dari 19 mm digunakan
baja ulir mutu U-32 yang mempunyai tegangan leleh 3.200 kgcm
2
. b.
Bahan tulangan harus bersih dari minyak, gemuk atau bahan lainnya yang dapat mengurangai daya lekat antara beton dan tulangan.
c. Baja tulangan yang dibengkokkan lebih dari satu kali tidak diperkenankan
dipakai lagi. d.
Ukuran-ukuran baja tulangan, sebelum dipakai harus diukur oleh Direksi dengan menggunakan alat ukur diameter, bentuknya harus bulat, tidak pipih
serta tidak retak sewaktu digunakan.
e. Apabila ukuran Direksi tidak sama dengan ukuran faktur pasar maka yang
dipakai adalah ukuran Direksi. f.
Bahan yang didatangkan ketempat pekerjaan harus merupakan barang baru dan disimpan ditempat penyimpanan bahan terlindung.
g. Direksi dapat menolak bahan baja tulangan yang datang sudah berkarat
dan kontraktor harus membawa keluar untuk ganti dengan yang baru.
4.2.6 Kawat Ikatan