Penyelidikan Proses Penanganan dan Penegakan Hukum

32 dan pemerintahan tersebut, merupakan karakteristik utama yang melekat pada konsep negara hukum. 29 Untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam KUHAP diperlukan institusi-institusi publik mulai dari tahap awal sampai dengan tingkat akhir. Dalam melaksanakan tugas dan peran dari masing-masing institusi publik tersebut berpedoman pada prinsip diferensiasi fungsional dan prinsip saling koordinasi. Kedua prinsip tersebut bertujuan untuk dapat terwujudnya suatu sistem peradilan pidana terpadu atau yang lebih dikenal dengan istilah integrated criminal justice system. 30

1. Penyelidikan

Pengertian “penyelidikan“ dimuat pada Pasal 1 butir 5 KUHAP yang berbunyi: “Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menemukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam undang- undang ini”. Dasar hukum yang memberikan kewenangan penyidikan tindak pidana korupsi kepada Kejaksaan adalah Pasal 30 ayat 1 huruf d Undang-Undang nomor 16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan Republik Indonesia yang berbunyi sebagai berikut : “Di bidang pidana, kejaksaan mempunyai tugas dan wewenang melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu” Tindak pidana yang memuat ketentuan terhadap tindak pidana tertentu disebut “tindak pidana khusus”. Tindak pidana korupsi berdasarkan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi memuat “ketentuan khusus acara pidana” antara lain : 29 Al. Wisnubroto dan G. Widiartana, Pembaruan Hukum Acara Pidana Bandung : Citra Aditya Bakti, 2005, hlm.1. 30 M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan KUHAP : Penyidikan dan Penuntutan Jakarta : Sinar grafika, 2003, hlm.47-52. 33 a. tersangka wajib memberi keterangan tentang seluruh harta benda korporasi yang diketahuinya Pasal 28. b. terdakwa mempunyai hak untuk membuktikan bahwa ia tidak bersalah Pasal 37. c. dalam hal terdakwa telah dipanggil secara sah dan tidak hadir di sidang pengadilan tanpa alasan yang sah maka perkara dapat diperiksa dan diputus tanpa kehadirannya Pasal 38. Setelah adanya data awal maka diterbitkan “Surat Perintah Penyelidikan” untuk mengetahui ada atau tidaknya tindak pidana korupsi yang terjadi, dengan diperolehnya bukti permulaan yang cukup. Tetapi dengan diterbitkan surat perintah penyelidikan, banyak orang berprasangka bahwa telah terjadi tindak pidana korupsi. Hal demikian merupakan suatu kekeliruan karena adakalanya tidak diperoleh bukti permulaan yang cukup. Jika tidak diperoleh bukti permulaan yang cukup, maka penyelidikan tersebut tidak dilanjutkan. Sedang jika ditemukan bukti permulaan yang cukup, maka penyelidikan ditingkatkan ke tahap penyidikan, dan selanjutnya diterbitkan Surat Perintah Penyidikan.