Pemerintah Provinsi Banten
Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Provinsi Banten Tahun 2017-2022
| III-24 6. Peningkatan sarana dan prasarana administrasi pengelolaan keuangan,
7. Penyusunan pedoman pengelolaan keuangan, 8. Monitoring, evaluasi dan pengendalian terhadap pelaksanaan program dan
kegiatan
3.2.3. Proporsi Realisasi Belanja Daerah 3.2.3.1. Proporsi Penggunaan Anggaran
Gambaran realisasi dari kebijakan belanja daerah Provinsi Banten pada periode tahun anggaran sebelumnya digunakan sebagai bahan untuk menentukan
kebijakan pembelanjaan di masa datang dalam rangka peningkatan kapasitas pendanaan pembangunan daerah, adalah sebagai berikut:
1. Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja
Tabel 3.8 Proporsi Belanja Daerah Daerah Provinsi Banten Tahun 2012-2016
NO URAIAN
2012 2013
2014 2015
2016 RERATA
2 BELANJA DAERAH
2.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG
95 93
92 96
98,68 94.94
Belanja Pegawai 96
89 85
96 97,72
92.74 Belanja Bunga
- -
- -
- Belanja Subsidi
- -
- -
- Belanja Hibah
94 91
90 97
98,40 94.08
Belanja Bantuan Sosial 98
42 95
96 90,38
84.28 Belanja Bagi Hasil Kepada
KabKota 98
99 94
94 100
97.00 Belanja Bantuan Keuangan
Kepada KabKota dan Pemerintahan Desa
88 98
99 100
98,32 96.66
Belanja Tidak Terduga 12
14 57,04
16.61 Belanja Bantuan PILKADA
- -
- -
- -
2.2 BELANJA LANGSUNG
92 70
62 77
91,16 78.43
Belanja Pegawai 96
90 85
88 92,89
90.38 Belanja Barang dan Jasa
96 88
83 79
92,21 87.64
Belanja Modal 89
53 40
74 89,74
69.15
JUMLAH BELANJA DAERAH 94
83 79
87 95,94
87.79
Sumber : Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Banten
Pemerintah Provinsi Banten
Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Provinsi Banten Tahun 2017-2022
| III-25
2. Proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur
Tabel 3.9 Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Daerah
Provinsi Banten Tahun 2012-2016 dalam juta
NO URAIAN
2012 2013
2014 2015
A Belanja Tidak Langsung
294.424 280.475
317.796
1 Belanja Gaji dan Tunjangan
130.016 143.221
167.977 2
Belanja Tambahan Penghasilan 76.466
84.350 88.843
3 Belanja Penerimaan Anggota
dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDHWKDH
10.752 12.010
13.090 4
Belanja pemungutan Pajak Daerah
77.191 40.894
47.886
B Belanja Langsung
267.373 371.147
359.399
1 Belanja Honorarium PNS
21.092 29.393
36.804 2
Belanja Uang Lembur 1.974
1.470 1.911
3 Belanja Beasiswa Pendidikan
PNS 20
15 2.428
4 Belanja Kursus, Pelatihan,
Sosialisasi dan Bimbingan Teknis PNS
1.775 1.804
2.440 5
Belanja premi asuransi kesehatan
3.064 3.000
2.415 6
Belanja makanan dan minuman pegawai
7 Belanja pakaian dinas dan
atributnya 3.202
2.562 2.447
8 Belanja Pakaian Khusus dan
Hari-hari Tertentu 2.296
5.188 2.983
9 Belanja perjalanan dinas
92.842 107.835
135.756 10
Belanja perjalanan pindah tugas
4 11
Belanja Pemulangan Pegawai 278
560 542
12 Belanja Modal Kantor, Mobil
Dinas, Meubelair, peralatan dan perlengkapan dll
139.507 219.321
171.138
Total
560.473 651.622
676.665
Sumber : Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Banten
diolah untuk tahun 2012-2016
Pemerintah Provinsi Banten
Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Provinsi Banten Tahun 2017-2022
| III-26 Tabel 3.10
Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Daerah Provinsi Banten Tahun 2012-2016
No Uraian
Total belanja untuk pemenuhan
kebutuhan aparatur rp
Total pengeluaran belanja +
pembiayaan pengeluaran
Prosentase Rp
a b
a b x 100 1
Tahun anggaran 2012 560.472.852.985
2.438.320.941.173 22,99
2 Tahun anggaran 2013
651.622.319.373 2.839.098.528.450
22,95 3
Tahun anggaran 2014 676.664.631.895
3.916.618.114.905 17,28
4 Tahun anggaran 2015
676.664.631.895 3.916.618.114.905
17,28
Sumber : Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Banten
diolah untuk tahun 2012-2016
3. Pengeluaran Wajib Dan Mengikat Serta Prioritas Utama
Belanja periodik yang wajib dan mengikat adalah pengeluaran yang wajib dibayar serta tidak dapat ditunda pembayarannya dan dibayar setiap tahun oleh
Pemerintah Provinsi Banten. Sedangkan belanja periodik prioritas utama adalah pengeluaran yang harus dibayar setiap periodik oleh Pemerintah Provinsi Banten
dalam rangka keberlangsungan pelayanan dasar prioritas Pemerintah Provinsi Banten yaitu pelayanan kesehatan dan pendidikan. Adapun rata-rata
pertumbuhan total pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama tahun 2012-2015 sebesar 28,86 . Gambaran Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta
Prioritas Utama, tahun 2012-2015 diuraikan pada Tabel 6.11 berikut :
Pemerintah Provinsi Banten
Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Provinsi Banten Tahun 2017-2022
| III-27 Tabel 3.11
Realisasi Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Provinsi Banten tahun 2012-2015
NO URAIAN
2012 2013
2014 2015
RATA-RATA PERTUMBUHAN
Rp Rp
Rp A
Belanja Tidak
Langsung
722.173.134.586 892.000.004.469 1.197.136.437.956
28,86
1 Belanja Gaji
dan Tunjangan
130.015.884.881 143.221.149.503
167.977.378.667 13,72
2 Belanja
Penerimaan Anggota dan
Pimpinan DPRD serta
Operasional KDHWKDH
10.751.652.000 12.009.801.600
13.090.122.000 10,35
3 Belanja
Bunga 4
Belanja bagi hasil
581.405.597.705 736.769.053.366 1.016.068.937.289
32,32 B
Belanja Langsung
19.272.790.940 26.787.803.837
30.212.705.884 25,89
1 Belanja
honorarium PNS khusus
untuk guru dan tenaga
medis.
2 Belanja
Beasiswa Pendidikan
PNS 20.000.000
15.000.000 55.000.000
120,83
3 Belanja Jasa
Kantor khusus
tagihan bulanan
kantor seperti listrik, air,
telepon dan sejenisnya
15.988.335.540 21.756.634.587
25.471.282.839 26,58
4 Belanja sewa
gedung kantor yang
telah ada kontrak
jangka panjangnya
3.264.455.400 5.016.169.250
4.686.423.045 23,54
5 Belanja sewa
perlengkapan
Pemerintah Provinsi Banten
Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Provinsi Banten Tahun 2017-2022
| III-28
NO URAIAN
2012 2013
2014 2015
RATA-RATA PERTUMBUHAN
Rp Rp
Rp
dan peralatan kantor yang
telah ada kontrak
jangka panjangnya
C Pembiayaan
Pengeluaran 1
Pembentukan Dana
Cadangan
2 Pembayaran
pokok utang
TOTAL A+B+C
741.445.925.526 918.787.808.306 1.227.349.143.840
28,75
Sumber : Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Banten
diolah untuk tahun 2012-2016
3.2.3.2. Analisis Pembiayaan
Berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Pembiayaan Daerah didefinsikan sebagai semua penerimaan
yang perlu dibayar kembali danatau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran
berikutnya. Berdasarkan sumbernya, pembiayaan dibagi menjadi penerimaan
pembiayaan daerah dan pengeluaran pembiayaan daerah. Penerimaan pembiayaan merupakan semua penerimaan yang perlu dibayar kembali baik pada tahun
anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran yang akan diterima kembali baik
pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
Pembiayaan daerah meliputi semua transaksi keuangan untuk menutup defisit atau untuk memanfaatkan surplus. Dalam hal APBD diperkirakan defisit,
Pemerintah Provinsi Banten
Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Provinsi Banten Tahun 2017-2022
| III-29 ditetapkan sumber penerimaan pembiayaan untuk menutup defisit tersebut yang
di antaranya dapat bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang
dipisahkan, penerimaan pinjaman, dan penerimaan kembali pemberian pinjaman atau penerimaan piutang. Sedangkan ketika APBD diperkirakan surplus,
diutamakan untuk pembayaran pokok utang, penyertaan modal investasi daerah, pemberian pinjaman kepada pemerintah pusatpemerintah daerah lain danatau
pendanaan belanja peningkatan jaminan Tabel 3.12
Realisasi Pembiayaan Daerah Provinsi Banten Tahun 2012-2016
PEMBIAYAAN DAERAH
2012 2013
2014 2015
2016
Penerimaan Pembiayaan
Daerah Target
374.844.506.630 450.814.201.639
1.069.804.863.441 1.907.994.208.155
878.289.335.100 Realisasi
374.844.506.630 450.814.201.639
1.069.804.863.441 1.907.994.208.155
878.289.335.100 100
100 100
100 100
Pengeluaran Pembiayaan
Daerah Target
20.000.000.000 316.100.000.000
38.088.000.000 272.000.000.000
301.500.000.000 Realisasi
20.000.000.000 316.100.000.000
38.088.000.000 22.000.000.000
301.500.000.000 100
100 100
8,09 100
JUMLAH PEMBIAYAAN
DAERAH Target
354.844.506.630 134.714.201.639
1.031.716.863.441 1.635.994.208.155
828.574.818.588 Realisasi
354.844.506.630 134.714.201.639
1.031.716.863.441 1.885.994.208.155
828.574.818.588 100
100 100
115,28 100
Sumber : Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Banten
Analisis pembiayaan bertujuan untuk memperoleh gambaran dari pengaruh kebijakan pembiayaan daerah pada tahun-tahun anggaran sebelumnya terhadap
surplusdefisit belanja daerah sebagai bahan untuk menentukan kebijakan pembiayaan dimasa datang dalam rangka penghitungan kapasitas pendanaan
pembangunan daerah.
Pemerintah Provinsi Banten
Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Provinsi Banten Tahun 2017-2022
| III-30 Tabel 3.13
Sisa Kurang Pembiayaan Daerah Provinsi Banten Tahun 2012-2016
NO URAIAN
2012 2013
2014 2015
2016 1
Pendapatan Daerah
5.413.705.183.626 6.230.229.813.799
7.068.432.912.654 7.328.220.769.427
8.656.395.495.445
2 Belanja
Daerah 5.317.735.488.617
5.295.139.151.997 6.192.155.567.940
8.084.140.158.994 8.925.813.442..214
SurplusDefisit 95.969.695.009
935.090.661.802 876.277.344.714
755.919.389.567 269.417.946.769
3 Pembiayaan
daerah Penerimaan
Pembiayaan Daerah
374.844.506.630 450.814.201.639
1.069.804.863.441 1.907.994.208.155
1.130.074.818.588 Pengeluaran
Pembiayaan Daerah
20.000.000.000 316.100.000.000
38.088.000.000 22.000.000.000
301.500.000.000 Pembiayaan
Netto 354.844.506.630
134.714.201.639 1.031.716.863.441
1.885.994.208.155 828.574.818.588
Sisa LebihKurang
Pembiyaaan Tahun
Berkenaan SILPA
450.814.201.639 1.069.804.863.441
1.907.994.208.155 1.130.074.818.588
559.156.871.819
Sumber : Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Banten
Dari tabel terlihat bahwa dari kurun waktu tahun 2013 s.d 2016 terdapat kecenderungan SILPA Sisa Lebih Perhitungan Anggaran yang relatif tinggi. Pada
tahun 2016 SiLPA berada pada angka yang relative rendah. SurplusDefisit Riil adalah realisasi pendapatan daerah dikurangi realisasi belanja
daerah ditambah dengan pengeluaran pembiayaan daerah. SurplusDefisit riil APBD Provinsi Banten selama kurun waktu tahun 2012 s.d 2016 disajikan dalam
tabel dibawah ini. Tabel 3.14
SurplusDefisit Riil Daerah Provinsi Banten Tahun 2012-2016
NO URAIAN
2012 2013
2014 2015
2016
1 Realisasi Pendapatan
Daerah 5.413.705.183.626
6.230.229.813.799 7.068.432.912.654
7.328.220.769.427 8.656.395.495.445
dikurangi 2
Realisasi Belanja Daerah
5.317.735.488.617 5.295.139.151.997
6.192.155.567.940 8.084.140.158.994
8.925.813.442..214 3
Realisasi Pengeluaran Pembiayaan Daerah
20.000.000.000 316.100.000.000
38.088.000.000 22.000.000.000
301.500.000.000
SurplusDefisit Riil Daerah
75.969.695.009 618.990.661.802
838.189.344.714 777.919.389.567
570.917.946.769
Sumber : Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Banten
Pemerintah Provinsi Banten
Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Provinsi Banten Tahun 2017-2022
| III-31 Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa realisasi APBD Provinsi Banten mengalami
surplus pada tahun 2012, 2013 dan 2014. dan hanya mengalami defisit pada tahun 2015 dan tahun 2016. Hal ini berakibat semakin besarnya SILPA yang bisa
digunakan menjadi sumber pembiayaan pembangunan pada tahun-tahun berikutnya.
Berdasarkan uraian dan penyajian tabel diatas selanjutnya diuraikan kesimpulan analisis kebijakan pembiayaan daerah antara lain:
Penganggaran Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya SiLPA harus didasarkan pada penghitungan yang cermat dan rasional dengan
mempertimbangkan perkiraan realisasi anggaran Tahun Anggaran sebelumnya dalam rangka menghindari kemungkinan adanya pengeluaran pada
TahunAnggaran berjalan yang tidak dapat didanai akibat tidak tercapainya SiLPA yang direncanakan. Selanjutnya SiLPA dimaksud harus diuraikan pada
obyek dan rincian obyek sumber SiLPA Tahun Anggaran berkenaan. Pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman daerah berdasarkan peraturan perundang-
undangan dibidang pinjaman daerah. Dalam hal perhitungan penyusunan Rancangan APBD menghasilkan SILPA
Tahun Berjalan positif, pemerintah daerah harus memanfaatkannya untuk penambahan program dan kegiatan prioritas yang dibutuhkan, volume program
dan kegiatan yang telah dianggarkan, danatau pengeluaran pembiayaan. Dalam hal perhitungan SILPA Tahun Berjalan negatif, pemerintah daerah melakukan
pengurangan bahkan penghapusan pengeluaran pembiayaan yang bukan merupakan kewajiban daerah, pengurangan program dan kegiatan yang kurang
prioritas danatau pengurangan volume program dan kegiatannya.
3.3. KERANGKA PENDANAAN