BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kardiomiopati cardiomyopathy adalah istilah umum untuk gangguan otot jantung yang menyebabkan jantung tidak bisa lagi berkontraksi secara memadai.
Ada banyak penyebab kardiomiopati, penyakit jantung koroner adalah salah satunya. Konsumsi alkohol berlebihan, infeksi virus, dan hipertensi adalah
beberapa penyebab lainnya. Sesak nafas merupakan gejala yang sering ditemui berkaitan dengan kardiomiopati.
Kardiomiopati adalah kelainan fungsi otot jantung dengan penyebab yang tidak diketahui dan bukan diakibatkan oleh penyakit arteri koroner, kelainan
jantung bawaan congenital, hipertensi atau penyakit katup.
1-7
Kardiomiopati yang secara harfiah berarti penyakit miokardium, atau otot jantung, ditandai
dengan hilangnya kemampuan jantung untuk memompa darah dan berdenyut secara normal. Kondisi semacam ini cenderung mulai dengan gejala ringan,
selanjutnya memburuk dengan cepat. Pada keadaan ini terjadi kerusakan atau gangguan miokardium, sehingga jantung tidak mampu berkontraksi secara
normal. Sebagai kompensasi, otot jantung menebal atau hipertrofi dan rongga jantung membesar. Bersama dengan proses pembesaran ini, jaringan ikat
berproliferasi dan menginfiltrasi otot jantung. Miosit jantung kardiomiosit mengalami kerusakan dan kematian, akibatnya dapat terjadi gagal jantung,
aritmia dan kematian mendadak. Oleh karena itu kardiomiopati dianggap sebagai penyebab utama morbiditas dan mortilitas kardiovaskular.
Kardiomiopati adalah penyakit otot yang tidak diketahui sebabnya Jota, Shanta, 1996. Kardiomiopati adalah penyakit yang mengenai miokardium
secara primer dan bukan sebagai akiba hipertensi, kelainan congenital, katup koroner, arterial dan perikardial. Affandi Dedi, 1996 dan Winne Joshua, 2000.
B. Klasifikasi
Kardiomiopati merupakan penyakit otot jantung primer. Tidak sering ditemukan, namun juga tidak jarang terjadi. Kardiomiopati dilatasi mendasari
3
510 gagal jantung. Kardiomiopati dikelompokkan berdasarkan hasil pemeriksaan ekokardiografi.
1. Kardiomiopati Dilatasi Kardiomiopati Dilatasi dilated cardiomyopathy DCM
menyebabkan pembesaran ventrikel kiri LV sering juga ventrikel kanan RV, dan sering terjadi hipokinesia masif dan global bukan regional, yang
lebih menunjukkan penyakit jantung koroner PJK. Secara klinis, terjadi kegagalan LV atau gagal jantung kongestif, biasanya berat dan progresif,
dengan iktus kordis yang bergeser dan S3 terdengar jelas. Sering disertai regurgitasi mitral MR fungsional dan fibrilasi atrium AF. Terdapat risiko
tinggi tromboemboli. Pada foto toraks terlihat pembesaran jantung. Beberapa penyakit bisa
menyebabkan kardiomiopati dilatasi sekunder, yang tersering adalah kelebihan alkohol. DCM “idiopatik” atau “primer” merupakan diagnosis
pereksklusionam. Sepertiga kasus memiliki riwayat keluarga, menunjukan adanya kontribusi genetik yang bermakna. Terapi yang dilakukan adalah
terapi standar untuk gagal jantung. Transplantasi jantung merupakan pilihan penting bagi pasien muda dengan gagal jantung refrakter yang berat.
Kardiomiopati dilatasi adalah kardiomiopati yang ditandai dengan adanya dilatasi atau pembesaran rongga ventrikel bersama dengan penipisan
dinding otot, pembesaran atrium kiri dan statis darah dalam ventrikel. 2. Kardiomiopati hipertrofik
Merupakan penyakit yang ditandai dengan hipertrofi ventrikel kiri yang khas tanpa adanya dilatasi ruang ventrikel dan tanpa penyebab yang
jelas sebelumnya. Karena itu hipertrofi ini, bukan sekunder karena penyakit sistemik atau kardiovaskuler seperti hipertensi atau stenosis aorta yang
memperberat beban ventrikel kiri. Kardiomiopati hipertrofik hypertrophic cardiomyopathy HCM
merupakan penyakit genetik yang ditandai oleh hipertrofi miokardium ventrikel kiri yang asimetris, terutama septum. Struktur miokardnya abnormal
kekacauan miosit dan fibrosis interstisial. Hipertrofi yang berat menyababkan pengecilan rongga ventrikel kiri, disfungsi diastol dan MR
4
sekunder. Hipertrofi septum menyebabkan obstruksi saluran keluar ventrikel kiri yang dinamis. Hipertrofi dan obstruksi seringkali asimtomatik namun
berat, bisa menyebabkan sesak napas saat aktivitas, nyeri dada, atau pusing. Risiko terbesar adalah terjadinya kolaps atau kematian mendadak akibat
aritmia ventrikel, yang bisa timbul tanpa gejala dan terjadi pada pasien yang terlihat sehat. HCM disebabkan oleh mutasi pada gen yang mengkode
berbagai protein kontraktil diantaranya miosin, aktin, troponin, dan protein C pengikat miosin. Mutasi berbeda pada gen yang berbeda menyebabkan variasi
fenotipe, diantaranya usia onset, beratnya hipertrofi, dan risiko kematian mendadak akibat aritmia. Terapinya adalah :
Bloker β atau antagonis kanal kalsium digunakan untuk mengobati
gejala yang timbul saat aktivitas.
Amiodaron digunakan pada pasien yang berisiko tinggi mengalami takikardia ventrikel. Pemasangan defibrilator implan bisa dibenarkan
pada pasien dengan risiko tinggi dan atau memiliki riwayat keluarga yang kuuat untuk terjadinya kematian mendadak.
Konseling genetik dan skrining pada anggota keluarga yang
asimtomatik melalui ekokardiografi merupakan aspekpenting dalam penatalaksanaan.
3. Kardiomiopati restriktif Merupakan kelainan yang amat jarang dan sebabnya tidak diketahui.
Tanda khas kardiomiopati ini adalah adanya gangguan pada fungsi diastolik, dinding ventrikel sangat kaku dan menghalangi pengisian ventrikel.
Kardiomiopati restriktif restrictive cardiomyopathy RCM menyebabkan miokardium menjadi rigid, kaku, dan menebal, biasanya terjadi
akibat disfungsi infiltrasi miokardium oleh zat-zat abnormal atau fibrosis. Kelainan ini menyebabkan gagal jantung kongestif akibat disfungsi diastolik,
yang terutama bermanifestasi sebagai gagal ventrikel kanan. Termasuk jarang ditemukan. Penyebab yang tersering adalah amiloid amiloid primer tipe AL,
misalnya mieloma multipel, paraproteinema, atau para amiloid sekunder tipe AA, misalnya keadaan peradangan kronis. Penyebab lain di antaranya
sarkoid, skleroderma, fibrosis endomiokardial, dan sindrom hipereosinofilik.
5
RCM biasanya refrakter terhadap terapi. Amiloid jantung simtomatik memiliki prognosis yang sangat buruk. Terapi biasanya terbatas pada
pemberian diuretik untuk mengurangi gejala gagal jantung kanan.
C. Etiologi